• Tidak ada hasil yang ditemukan

Setelah faktor-faktor strategis internal suatu perusahaan diidentifikasi, suatu tabel IFAS (International Strategis Factors Analysis Summary) disusun untuk merumuskan faktor-faktor strategis internal tersebut dalam kerangka Strengths and Weaknessperusahaan. Tahapannya adalah :

1. Tentukan faktor-faktor yang menjadi kekuatan serta kelemahan perusahaan pada kolom 1.

2. Beri bobot masing-masing faktor dalam kolom 2, mulai dari 1,0 (sangat penting) sampai dengan 0,0 (tidak penting). Berdasarkan pengaruh faktor-faktor tersebut terhadap posisi strategis perusahaan. Semua bobot tersebut jumlahnya tidak boleh melebihi skor total 1,0.

3. Hitung rating (dalam kolom 3) untuk masing-masing faktor dengan memberi skala mulai dari 4 (outstanding) sampai dengan 1 (poor) berdasarkan pengaruh faktor tersebut terhadap kondisi perusahaan yang bersangkutan. Variabel yang bersifat positif (semua variabel yang termasuk kategori kekuatan) diberi nilai mulai +1 sampai dengan

+4 (sangat baik) dengan membandingkannya dengan rata-rata industri atau dengan pesaing utama. Sedangkan variabel yang bersifat negatif, kebalikannya. Contohnya, jika kelemahan perusahaan besar sekali dibandingan dengan rata-rata industri, nilainya adalah 1, sedangkan jika kelemahan perusahaan di bawah rata-rata industri, nilainya adalah 4. 4. Kalikan bobot pada kolom 2 dengan rating pada kolom 3, untuk

memperoleh faktor pembobotan dalam kolom 4. Hasilnya berupa skor pembobotan untuk masing-masing faktor yang nilainya bervariasi mulai dari 4,0 (outstanding) sampai dengan 1,0 (poor).

5. Jumlahkan skor pembobotan (pada kolom 4), untuk memperoleh total skor pembobotan bagi perusahaan yang bersangkutan. Nilai total ini menunjukkan bagaimana perusahaan tertentu bereaksi terhadap faktor-faktor strategis internalnya. Total skor ini dapat digunakan untuk membandingkan perusahaan ini dengan perusahaan lainnya dalam kelompok industri yang sama (Rangkuti, 1997 : 24-25).

Tahap Analisis

Setelah mengumpulkan semua informasi yang berpengaruh terhadap kelangsungan perusahaan, tahap selanjutnya adalah memanfaatkan semua informasi tersebut dalam model-model kuantitatif perumusan strategi. Dalam hal ini digunakan model matrik SWOT (Rangkuti,1997 : 30).

Matrik TOWS atau SWOT

Analisis SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematika untuk merumuskan strategi perusahaan. Analisis didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan (Strengths) dan peluang (Oppurtunities), namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (Weaknesses) dan ancaman (Threats) (Rangkuti, 1997 : 18-19).

Matriks ini dapat menggambarkan secara jelas bagaimana peluang dan ancaman eksternal yang dihadapi perusahaan disesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan yang dimilikinya. Matriks ini dapat menghasilkan empat set kemungkinan alternatif strategis seperti yang ditunjukkan pada Gambar 4. berikut:

SW OT STRENGTHS (S) Tentukan 5-10 faktor-faktor kekuatan internal WEAKNESSES (W) Tentukan 5-10 faktor-faktor kelemahan internal OPPORTUNITIES (O) Tentukan 5-10 faktor-faktor peluang eksternal STRATEGI SO

Ciptakan strategi yang menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang

STRATEGI WO

Ciptakan strategi yang meminimalkan kelemahan untuk memanfaatkan peluang THREATS (T) Tentukan 5-10 faktor-faktor ancaman eksternal STRATEGI ST

Ciptakan strategi yang menggunakan kekuatan untuk mengatasi ancaman

STRATEGI WT

Ciptakan strategi yang meminimalkan kelemahan untuk menghindari ancaman

Gambar 4. Matrik SWOTStrategi SO

Strategi ini dibuat berdasarkan jalan pikiran perusahaan, yaitu dengan memanfatkan seluruh kekuatan untuk merebut dan memanfaatkan peluang sebesar-besarnya.

Strategi ST

Ini adalah strategi dalam menggunakan kekuatan yang dimiliki perusahaan untuk mengatasi ancaman.

Strategi WO

Strategi ini diterapkan berdasarkan pemanfaatan peluang yang ada dengan cara meminimalkan kelemahan yang ada.

Strategi WT

Strategi ini berusaha meminimalkan kelemahan yang ada serta menghindari ancaman (Rangkuti, 1997 : 31-32).

K

KeerraannggkkaaPPeemmiikkiirraann

Koperasi merupakan kumpulan orang-orang atau badan hukum yang berwatak sosial dan bertujuan untuk perbaikan sosial ekonomi anggotanya. Kegiatan usaha koperasi pastilah yang mendukung terhadap kegiatan sehari-hari seperti simpan pinjam untuk mendapatkan kredit, sarana produksi pertanian, warung serba ada, pelayanan, dll.

Koperasi dikatakan aktif jika rutin mengadakan rapat anggota yang lazimnya diadakan sekali dalam setahun. Perkembangan koperasi dapat dilihat dari perkembangan jumlah anggota, jumlah modal, pendapatan volume usaha dan jumlah SHU.

Ketersediaan modal adalah merupakan hal mutlak dalam pembangunan pertanian dan kesulitan mendapatkan modal tunai dapat membuat kegagalan dalam pertanian. Oleh sebab itu Kopdit dan KUD berusaha bergerak dalam bidang penyediaan modal bagi anggota, petani dan masyarakat dengan ketentuan yang berlaku pada setiap bentuk organisasi koperasi.

Kopdit dan KUD merupakan gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan atas azas kekeluargaan, bukan sebagai perkumpulan modal. Kopdit dan KUD mempunyai tujuan yang sama yaitu untuk meningkatkan kesejahteraan anggotanya dan masyarakat pada umumnya melalui pelayanan kebutuhan anggota. Namun pada dasarnya organisasi Kopdit dan KUD sangat berbeda, terutama ditinjau dari aspek kelembagaannya.

Perkembangan kehidupan berkoperasi sekarang ini dapat dikatakan masih jauh ketinggalan apabila dibandingkan dengan perkembangan usaha swasta lainnya. Hal ini disebabkan adanya masalah-masalah yang dihadapi koperasi,

yang meliputi kepercayaan dan partisipasi anggotanya yang belum optimal, alat kelengkapan koperasi (rapat anggota, pengurus, badan pemeriksa) belum sepenuhnya berfungsi dengan baik, juga masalah pengawasan yang belum memadai. Koperasi juga belum mampu memanfaatkan kesempatan/peluang usaha dengan baik yang disebabkan kualitas pengelolanya masih belum memadai serta lemahnya permodalan.

Melalui analisis SWOT maka akan dapat dibuat perbandingan antara Koperasi Simpan Pinjam (Kopdit) dengan Koperasi Unit Desa (KUD). Analisis ini didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan (Strengths) dan peluang (Opportunities), namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (Weaknesses) dan ancaman (Threats).

Adapun skema kerangka pemikiran dapat dilukiskan sebagai berikut : K KOOPPEERRAASSIIUUNNIITTDDEESSAA ( (KKUUDD)) K KOOPPEERRAASSIISSIIMMPPAANNPPIINNJJAAMM ( (KKOOPPDDIITT)) Perkembangan Koperasi Jumlah Anggota Jumlah Modal

Pendapatan Volume Usaha

Sisa Hasil Usaha (SHU)

Analisis Perbandingan Masalah yang dihadapi Upaya-upaya yang dilakukan untuk

mengatasi masalah yang dihadapi K

2

2..44.. HHiippootteessiissPPeenneelliittiiaann

1. Ada perkembangan Koperasi Simpan Pinjam (Kopdit) dan Koperasi Unit Desa (KUD) ditinjau dari jumlah anggota, jumlah modal, pendapatan volume usaha dan jumlah SHU di daerah penelitian.

2. Ada masalah-masalah yang dihadapi Koperasi Simpan Pinjam (Kopdit) dan Koperasi Unit Desa (KUD) di daerah penelitian.

3. Ada upaya-upaya yang dilakukan untuk mengatasi masalah-masalah yang dihadapi Koperasi Simpan Pinjam (Kopdit) dan Koperasi Unit Desa (KUD) di daerah penelitian.

4. Ada perbedaan Koperasi Simpan Pinjam (Kopdit) dan Koperasi Unit Desa (KUD) ditinjau dari aspek kelembagaan di daerah penelitian

I

IIIII..MMEETTOODDEEPPEENNEELLIITTIIAANN 3.1. Metode Penentuan Lokasi Penelitian

Daerah penelitian ditentukan secara purposive berdasarkan tujuan penelitian yakni Kopdit UNAM di Kelurahan Gundaling I Kecamatan Berastagi dan KUD Sada Kata di Desa Tanjung Barus Kecamatan Barus Jahe, Kabupaten Karo. Adapun alasan pemilihan daerah penelitian adalah kedua koperasi tersebut cukup potensial untuk mengalami kemajuan ataupun kemunduran, yang merupakan pertimbangan saran dari Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Kabupaten Karo, Sumatera Utara.

Berikut ini tabel jumlah Koperasi Simpan Pinjam (Kopdit) dan Koperasi Unit Desa (KUD) di Kabupaten Karo tahun 2005:

Tabel 3. Jumlah Koperasi Simpan Pinjam (KOPDIT) dan Koperasi Unit Desa (KOPDIT) di Kabupaten Karo (2005)

No. Kecamatan Jlh Kop.KOPDITJlh KUD

Anggota Jlh Kop. AnggotaJlh

1. Mardingding - - 1 679 2. Leubaleng - - 1 1.450 3. Tiga Binanga - - 4 2.041 4. Juhar - - 1 1.720 5. Munte - - 4 3.298 6. Kutabuluh - - 3 1.743 7. Payung - - 2 2.824 8. Simpang Empat 1 1.286 3 2.430 9. Kabanjahe 5 1.427 1 1.319 10. Berastagi 2 2.310 1 895 11. Tiga Panah 3 2.265 5 3.302 12. Merek - - 1 411 13. Barusjahe 1 25 4 2.273 12 7.313 31 24.385

3.2. Metode Penarikan Sampel

Penarikan sampel dilakukan secarapurposive yaitu di Kopdit UNAM dan KUD Sada Kata. Adapun alasan pemilihan sampel adalah kedua koperasi tersebut cukup potensial untuk mengalami kemajuan ataupun kemunduran, dan dirasakan mampu mewakili sejumlah Kopdit dan KUD di Kabupaten Karo. Pertimbangan lain dalam pemilihan sampel adalah koperasi-koperasi tersebut didukung oleh akses transportasi yang lancar, waktu dan dana yang relatif terjangkau serta informan yang mendukung.

3.3. Metode Pengumpulan Data

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data primer dan sekunder. Data primer diperoleh dari wawancara langsung pada responden dengan menggunakan daftar kuesioner yang telah dibuat terlebih dahulu. Sedangkan data sekunder diperoleh melalui lembaga atau instansi terkait seperti Badan Pusat Statistik, Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Kabupaten Karo, dan buku-buku literatur pendukung penelitian. Jenis dan sumber data yang akan dikumpulkan dapat dilihat pada Tabel 4. berikut ini.

Tabel 4. Spesifikasi Pengumpulan Data

No Jenis Data Sumber WawanMetode

cara Observasi 1. Perkembangan Koperasi Simpan Pinjam

(Kopdit) dan Koperasi Unit Desa (KUD) Kantor Koperasi SimpanPinjam (Kopdit) dan Koperasi Unit Desa (KUD) 2. Masalah-masalah yang dihadapi Koperasi

Simpan Pinjam (Kopdit) dan Koperasi Unit Desa (KUD)

Kantor Koperasi Simpan Pinjam (Kopdit) dan Koperasi Unit Desa (KUD) 3. Upaya-upaya yang dilakukan untuk

mengatasi masalah-masalah yang dihadapi Koperasi Simpan Pinjam (Kopdit) dan Koperasi Unit Desa (KUD)

Kantor Koperasi Simpan Pinjam (Kopdit) dan

Koperasi Unit Desa (KUD) -4. Perbandingan Koperasi Simpan Pinjam

(KOPDIT) dan Koperasi Unit Desa (KUD) ditinjau dari Aspek kelembagaan

Kantor Koperasi Simpan Pinjam (Kopdit) dan

-3.4. Metode Analisis Data

Analisis data dilakukan setelah data-data dikumpulkan secara lengkap. Adapun hal-hal yang dianalisis dalam penelitian ini adalah :

Untuk menguji hipotesis 1 dianalisis dengan analisa deskriptif, dengan mengamati perkembangan Koperasi Simpan Pinjam (Kopdit) dan Koperasi Unit Desa (KUD) selama 5 tahun terakhir (2003-2007) ditinjau dari jumlah anggota, jumlah modal, pendapatan volume usaha, dan jumlah SHU di daerah penelitian.

Untuk menguji hipotesis 2, dianalisis dengan analisa deskriptif dengan mengamati masalah-masalah yang dihadapi Koperasi Simpan Pinjam (Kopdit) dan Koperasi Unit Desa (KUD) di daerah penelitian.

Untuk menguji hipotesis 3, dianalisis dengan analisa deskriptif dengan mengamati upaya-upaya yang dilakukan Koperasi Simpan Pinjam (Kopdit) dan Koperasi Unit Desa (KUD) di daerah penelitian.

Untuk menguji hipotesis 4, dianalisis dengan analisa SWOT yaitu dengan membandingkan total skor pembobotan faktor eksternal yaitu peluang (Oppurtunities) dan ancaman (Threats), serta total skor pembobotan faktor internal yaitu kekuatan (Strengths) dan kelemahan (Weaknesses) dari Kopdit UNAM dan KUD Sada Kata.

3.5. Defenisi dan Batasan Operasional 3.5.1. Defenisi

1. Koperasi Simpan Pinjam (Kopdit) adalah koperasi yang kegiatan usahanya hanya simpan pinjam, memberikan kesempatan masyarakat mendapatkan pinjaman dengan mudah dan bunga yang ringan, serta membebaskan para anggotanya dari jeratan para rentenir .

2. Koperasi Unit Desa (KUD) adalah lembaga sosial ekonomi desa yang merupakan wadah bagi masyarakat umumnya dan petani khususnya yang berfungsi untuk menyediakan kebutuhan sehari-hari dan mengkoordinir pemeliharaan, panen, transport dan menjual hasil produksi petani kepada perusahaan.

3. Anggota koperasi adalah orang/masyarakat yang melakukan tindakan hukum, menerima landasan idiil azas dan sendi dasar koperasi serta bersedia dan sanggup memenuhi kewajiban-kewajiban tertentu yang diatur dalam Undang-Undang, Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga serta peraturan koperasi lainnya.

4. Modal koperasi adalah sejumlah uang yang diperoleh dari simpanan-simpanan, pinjaman-pinjaman, penyisihan-penyisihan dari hasil usahanya termasuk cadangan serta sumber-sumber lainnya yang sah.

5. Pendapatan volume usaha merupakan bina usaha yang diperoleh dari pengadaan atau pengorbanan untuk menjalankan usaha yang dikelola koperasi.

6. Sisa Hasil Usaha (SHU) adalah pendapatan koperasi yang diperoleh selama satu tahun buku yang setelah dikurangi dengan penyusutan dan biaya dari tahun buku yang bersangkutan.

3.5.2. Batasan Operasional

1. Lokasi penelitian adalah di Kopdit UNAM dan KUD Sada Kata di Kabupaten Karo.

D

DAAFFTTAARRPPUUSSTTAAKKAA

Anoraga, P.danWidiyanti, N. 1997.Dinamika Koperasi. Jakarta : Rineka Cipta. Anoraga, P. dan Sudantoko, D. 2002. Koperasi, Kewirausahaan, dan Usaha

Kecil. Jakarta : Rineka Cipta.

Baswir, R. 2000. Koperasi Indonesia. Ed.1, Cet 2. Yogyakarta : BPFE Yogyakarta.

Djamin, Z. 1993. Perekonomian Indonesia. Ed.2. Jakarta : Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.

Downey, W. D. dan Steven, P.E. 1992. Manajemen Agribisnis. Jakarta : Erlangga.

Firdaus dan A. Susanto. 2002. Perkoperasian: Sejarah, Teori, dan Praktek. Jakarta: Ghalia Indonesia

Hendar dan Kusnadi, 1999. Ekonomi Koperasi untuk Perguruan Tinggi. Jakarta : Lembaga Penerbit FE-UI

Hendrojogi, 1997. Koperasi Azas-Azas, Teori dan Praktek. Jakarta : Raja Grafindo.

Hudiyanto, 2002. Koperasi : Idiologi dan Pengelolaannya. Jakarta : Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional.

Kartasapoetra, dkk. 2000. Koperasi Indonesia yang Berlandaskan Pancasila dan UUD 1945.Jakarta : Rineka Cipta.

Kusnadi, H. 2005. Ekonomi Koperasi Untuk Perguruan Tinggi. Jakarta : Lem baga Penerbit Fakultas Ekonomi UI.

Rangkuti, F. 1997. Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis. Jakarta : PT Garamedia Pustaka Utama.

Sitio, A.danH.Tamba. 2001.Koperasi: Teori dan Praktik. Jakarta : Erlangga. SubyaktodanCahyono, B.T. 1983.Ekonomi Koperasi. Yogyakarta : Liberty. Sudarsono dan Edilius. 2000. Manajemen Koperasi Indonesia. Jakarta :

PT Rineka Cipta.

Sukamdiyo, Ign. 1997. Manajemen Koperasi : Pasca UU No. 25 Tahun 1992. Jakarta : Erlangga.

Dokumen terkait