• Tidak ada hasil yang ditemukan

SPACE MATRIX SPACE Matrix merupakan Matriks yang terdiri dari kerangka 4 kuadran yang mengindikasikan

Dalam dokumen Matrix.kalbefarma (Halaman 33-42)

SPACE Matrix merupakan Matriks yang terdiri dari kerangka 4 kuadran yang mengindikasikan apakah agresif, konservatif, defensif, atau strategi kompetitif yang paling sesuai untuk Kalbe Farma.

Tabel 2. 9

Tabel rating SPACE Matrix

No. Financial Position (FP) Ratings

1 Current Ratio PT Kalbe Farma 298,70 % 7

2 Return on Asset PT Kalbe Farma 14,33% 5

3 Return on Equity PT Kalbe Farma 21,55% 4

4 Fixed Asset Turnover Ratio sebesar 6,5 kali 2

5 Working Capital Turnover Ratio PT Kalbe Farma adalah sebesar 1,46% 3

6 Debt to Equity Ratio sebesar 36,52% 5

7 Total Pendapatan Usaha pada tahun 2009 Sebesar Rp924,004 Milyar,

mengalami kenaikan sebesar 31,43% dari tahun 2008 6

8 Gross Profit Margin sebesar 49,65%, mengalami kenaikan 1,37% dari tahun

2008 4

9 Operating Margin pada tahun 2009 16,19%, naik 1,23% dari laba bersih tahun

2008 5

10 Earning Per Share meningkat menjadi Rp 97 per lembar saham 6

11 Price Earning Ratio sebesar 12,37 kali 6

12 Saldo Kas dan Setara Kas PT Kalbe Farma pada akhir tahun 2009 turun/naik

dari Rp1.562.664.177.408 diawal tahun menjadi Rp1.321.797.625.299 3

FP Ratings Average 4,67

No. Industry Position (IP) Ratings

1 Struktur permodalan sebagian besar didanai dari saham 4 2 Pasar farmasi Indonesia tumbuh rata-rata per tahun 11% sejak tahun 2003

sampai dengan estimasi 2010 5

3 Terdapat 199 perusahaan farmasi yang beroperasi di Indonesia 4

4 Persentase piutang usaha dalam Neraca cukup besar 5

5 PT Kalbe, selain divisi nutrisi, cenderung mendominasi market share di

indonesia 6

6 Pertumbuhan pasar obat herbal Indonesia selama 5 tahun terakhir rata-rata

sekitar 15% 2

IP Ratings Average 4,33

No. Competitive Position (CP) Ratings

1 Market leader produk kesehatan dan obat-obatan di Indonesia dengan market

share terbesar pada obat resep (13%) dan obat bebas (16%) -1

2

Meraih beberapa penghargaan bergengsi dan sertifikasi kualitas produk, brand, distribusi, dan kepuasan pelanggan serta beberapa penghargaan lainnya

-2

3 Sebagian besar bahan baku produksi masih diimpor -6

5 Pionir dalam teknologi medis dan paradigma pengobatan masa depan -2 6 Dalam kegiatan promosi dan pengenalan produk menempati peringkat kedua

setelah Tempo Group -4

7 Investasi Kalbe dalam riset dan pengembangan (R&D) pada tahun 2009

mencapai Rp78,8 miliar atau meningkat 8,4% -2

CP Ratings Average -2,71

No. Stability Position (SP) Ratings

1 Laju inflasi tahun 2009 sangat rendah, yakni sebesar 2,78% -1

2 Pertumbuhan ekonomi pada tahun 2009 sebesar 4,5% -3

3 Peningkatan permintaan obat murah seiring dengan meningkatnya populasi

dan sarana pelayanan kesehatan -2

4 Kebijakan pemerintah yang memberatkan perusahaan asing masuk ke pasar

indonesia -2

5 Tingginya angka pemalsuan obat mencapai 20% dari penjualan produk

farmasi -6

SP Ratings Average -2,80

Competitive Position

1. Market Leader Produk Kesehatan dan Obat-Obatan Di Indonesia dengan Market Share Terbesar pada Obat Resep (13%) dan Obat Bebas (16%)

Kalbe merupakan market leader untuk produk kesehatan masyarakat dan market leader untuk produk ethical. Produk-produknya merupakan leading brand dengan berbagai segmentasi pasar yang spesifik. Selain itu produknya merupakan inovator, dengan mengembangkan obat-obatan serta rumusan kimia baru baik dengan kemampuan sendiri ataupun melalui aliansi strategis dengan mitra internasional, serta banyak menghasilkan produk-produk baru yang berbasis teknologi tinggi. Kalbe menguasai pasar obat resep dengan market share sebesar 13%. Selain itu Kalbe juga menguasai pasar obat bebas dengan market share 16%.

Sumber: Annual Report 2009

2. Meraih Beberapa Penghargaan Bergengsi dan Sertifikasi Kualitas Produk, Brand, Distribusi, dan Kepuasan Pelanggan serta Beberapa Penghargaan Lainnya

Kalbe Farma meraih berbagai penghargaan bergengsi selama tahun 2009. Penghargaan yang diperoleh Kalbe Farma terkait pertumbuhan, brand, distribusi, dan kepuasan pelanggan. Beberapa penghargaan dimaksud adalah:

a. 2009 Asia Pacific Excellence in Growth Award dari Frost & Sullivan;

b. Asia’s 200 Most-Admired Companies and The Indonesia’s Top 10 Companies dari The Wall Street Journal Asia;

c. Top Brand Award 2009 dari Frontier dan Majalah Marketing untuk Promag, Mixagrip, Fatigon, Neo Entrostop, Komix dan Extra Joss;

d. Top Brand Award For Kids 2009 dari Frontier dan Majalah Marketing untuk Entrostop; e. Indonesia Best Brand Award – Best Brand Platinum dari SWA dan MARS untuk

Promag, Cerebrovit dan Cerebrofort;

dan Extra Joss;

g. The Most Powerful Distribution Performance – Distribution Performance dari SWA, MIX, QASA untuk Mixagrip, Komix dan Extra Joss;

h. Gold Medal Indonesia Quality Convention 2009 dari PMMI – IQMA untuk QCC Flavettes – Bintang Toedjoe; dll

i. PT Bintang Toedjoe memperoleh sertifikasi ISO 9001:2000 dan ISO 14001:2004dari Lloyd’s Register Quality Assurance (LRQA)

j. PT Bintang Toedjoe memperoleh sertifikasi ISO 9001:2000 dari Lloyd’s Register Quality Assurance (LRQA), sebuah institusi pemberi sertifikasi terbesar yang telah diakui di dunia.

ISO 9001:2000 menggabungkan tiga standar 9001, 9002, dan 9003 menjadi satu, yang disebut 9001. Desain dan prosedur pengembangan diperlukan hanya jika perusahaan terlibat dalam penciptaan produk baru. Versi 2000 berupaya untuk membuat perubahan radikal dalam berpikir dengan benar-benar menempatkan konsep dari proses manajemen pusat dalam pemantauan dan mengoptimalkan tugas perusahaan, dan bukan hanya memeriksa produk akhir. Versi 2000 juga menuntut keterlibatan oleh eksekutif atas, dalam rangka mengintegrasikan kualitas ke dalam sistem bisnis dan menghindari pendelegasian fungsi kualitas untuk administrator level junior. Tujuan lain adalah untuk meningkatkan efektivitas melalui metrik kinerja proses - pengukuran numerik efektivitas tugas dan kegiatan.

ISO 14001:2004 adalah suatu standar pengelolaan lingkungan. Ini menentukan satu set persyaratan manajemen lingkungan untuk lingkungan manajemen sistem. Tujuan dari standar ini adalah untuk membantu semua jenis organisasi untuk melindungi lingkungan, untuk mencegah polusi, dan untuk meningkatkan kinerja lingkungan mereka.

Sumber: Annual Report 2009

3. Sebagian Besar Bahan Baku Produksi Masih Diimpor

Tingkat ketergantungan Kalbe Farma terhadap bahan baku impor masih sangat tinggi. Kondisi ini kurang menguntungkan terutama pada saat melemahnya nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing. Selain itu, kondisi keamanan dan isu politik negara pemasok berpotensi menjadi kendala distribusi bahan baku.

Sumber: Annual Report 2009

4. Memiliki Jaringan Distribusi Terluas di Indonesia

Kalbe memiliki jaringan distribusi paling luas di Indonesia. Sebagai perusahaan farmasi terbesar, melalui PT Enseval Putera Megatrading Tbk (“Enseval”) dan anak perusahaannya, Kalbe memiliki jaringan distribusi paling luas di Indonesia didukung oleh 2 Pusat Distribusi Regional di kota Jakarta dan Surabaya, serta 64 cabang sehingga mampu menjangkau 1.000.000 outlet di seluruh Indonesia secara langsung dan tidak langsung. Selain mendistribusikan produk Grup Kalbe, Perseroan juga mendistribusikan produk-produk perusahaan kesehatan terkemuka bertaraf internasional. Dalam rangka mendekatkan diri ke konsumen, selama tahun 2009 Enseval membuka 4 cabang baru yaitu di Jakarta Selatan, Bengkulu, Gorontalo dan Palangkaraya. Hal tersebut menjadikan Enseval sebagai perusahaan distribusi dan logistik produk kesehatan yang terbesar di Indonesia.

Sumber: Annual Report 2009

5. Pionir dalam Teknologi Medis dan Paradigma Pengobatan Masa Depan

Bisnis pionir yang dikembangkan Kalbe sebagai antisipasi perkembangan teknologi medis dan paradigma pengobatan masa depan targeted therapy, yaitu bisnis biofarmasi. Di dalam lanskap bisnis baru ini tercakup penelitian sel punca untuk pengobatan berbagai penyakit, serta layanan diagnostik molekular untuk pengobatan kanker yang mengarah ke personalized medicine.

Sumber: Annual Report 2009

6. Dalam Kegiatan Promosi dan Pengenalan Produk Menempati Peringkat Kedua Setelah Tempo Group

Selama tahun 2009 Kalbe farma telah melakukan beberapa kegiatan promosi untuk memeperkenalkan produknya, misalnya untuk meningkatkan penjualan obat resep pada tahun 2009 antara lain adalah mengembangkan merek dagang yang kuat melalui kegiatan ilmiah seperti seminar dan pameran, serta kerjasama lebih erat antara Divisi Obat Resep dengan unit bisnis Kalbe lainnya melalui pembentukan pelayanan komprehensif atau holistik kepada konsumen. Pada tahun ini Kalbe Farma telah mengeluarkan dana sebesar Rp547,36 Miliar untuk kegiatan promosi. Sementara itu PT Tempo Scan Pacific dalam mengalokasikan dana sebesar Rp579,296 Miliar untuk kegiatan yang sama. PT Indofarma, PT Sanbe Farma, PT dan PT Kimia Farma masing-masing mengalokasikan dananya sebesar Rp112 miliar, 63,108 miliar, dan 78,41 miliar. Sedangkan Biofarma melakukan kegiatan promosi dengan melaksanakan kegiatan pameran di berbagai event, pemasangan iklan di berbagai media, dan melakukan beberapa pengadaan media promosi dalam bentuk brosur dan flyer. Namun Biofarma tidak merincikan berapa dana yang dialokasikan dalam kegiatan promosi mereka.

Sumber: Annual Report 2009

7. Investasi Kalbe dalam Riset dan Pengembangan (R&D) pada Tahun 2009 Mencapai Rp78,8 Miliar atau Meningkat 8,4%

Inovasi dan semangat wirausaha telah menjadi ciri khas Kalbe sejak berdirinya lebih dari 40 tahun yang lalu. Di tahun 2009, Kalbe terus melanjutkan langkah-langkah strategis menjadi inovator dalam penciptaan produk baru yang semakin canggih dan bernilai tinggi. Pengembangan kapabilitas strategis ini dilakukan Perseroan melalui riset sendiri, di bawah lisensi pihak ketiga atau kerja sama dan aliansi dengan mitra-mitra lokal maupun internasional, seperti institusi riset, universitas dan perusahaan lain, atau dengan kata lain meliputi unsur akademis, bisnis dan pemerintahan.

Investasi Kalbe dalam riset dan pengembangan (R&D) pada tahun 2009 mencapai Rp 78,8 miliar atau meningkat 8,4% dari investasi Rp 72,7 miliar yang dilakukan pada tahun 2008. Dibandingkan dengan kompetitor-kompetitor terpilih, Kalbe Farma telah menginvestasikan dana yang jauh lebih besar, dimana Sanbe Farma sebagai pesaing terdekat hanya menginvestasikan dananya sebesar 47,88 Milliar, disusul dengan Biofarma yang menginvestasikan dananya untuk R&D sebesar 24,17 Milliar, kemudian Kimia Farma sebesar 8,92 Milliar.

Sumber: Annual Report 2009

1. Laju Inflasi Tahun 2009 Sangat Rendah, Yakni Sebesar 2,78%

Inflasi sepanjang tahun 2009 sebesar 2,78% (sumber:BPS) tercatat sebagai yang terendah sepanjang sejarah Indonesia. Sebelumnya, pemerintah menargetkan laju inflasi sepanjang 2009 mencapai 4,5 persen. Selama ini, inflasi Indonesia cenderung berada di angka 5 persen. Dengan rendahnya inflasi tersebut, daya beli masyarakat masih tetap terjaga dan industri dapat tumbuh dengan cukup baik.

Sumber:

http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2010/01/04/14553668/Menkeu.Inflasi.2009.Terendah.Sepa njang.Sejarah

2. Pertumbuhan Ekonomi Pada Tahun 2009 Sebesar 4,5%

Meskipun masih dilanda krisis keuangan global, namun Indonesia masih bisa mencatatkan pertumbuhan sebesar 4,5% (sumber:BPS) pada tahun 2009. Belanja pemerintah yang tumbuh 15,7% merupakan salah satu penyebab pertumbuhan itu bisa tercapai. Faktor lain yang menyebabkan pertumbuhan ekonomi tahun 2009 mencapai 4,5 persen adalah tumbuhnya konsumsi rumah tangga yang meningkat 4,9 persen. Begitu juga investasi yang dilaporkan masih tumbuh 3,3 persen dibandingkan tahun 2008.

Sumber:

http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2010/02/10/13085158/BPS.Pertumbuhan.Ekonomi.2009.4.5 .Persen

3. Peningkatan Permintaan Obat Murah Seiring dengan Meningkatnya Populasi Dan Sarana Pelayanan Kesehatan

Pasar farmasi Indonesia tumbuh rata-rata per tahun atau compounded annual growth rate sebesar 11% sejak tahun 2003 sampai dengan estimasi 2010. Pertumbuhan ini dipengaruhi oleh peningkatan konsumsi produk farmasi yang selaras dengan proyeksi pertumbuhan penduduk Indonesia. Permintaan akan obat resep khususnya obat resep murah akan semakin meningkat seiring dengan peningkatan sarana pelayanan kesehatan di seluruh wilayah Indonesia.

4. Kebijakan Pemerintah yang Memberatkan Perusahaan Asing Masuk ke Pasar Indonesia Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 1010/Menkes/Per/XI/2008 yang diterbitkan 3 November 2008 itu menyebutkan perusahaan farmasi berstatus Pedagang Besar Farmasi yang tidak memiliki fasilitas pabrik di Indonesia tidak bisa mendaftarkan obat-obatan baru ke Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). Selain itu, perusahan Pedagang Besar Farmasi harus menyerahkan izin statusnya ke perusahaan yang memiliki pabrik di Indonesia. Kebijakan tersebut relatif menguntungkan perusahaan dalam negeri dan memberatkan perusahaan asing untuk masuk ke pasar Indonesia

5. Tingginya Angka Pemalsuan Obat Mencapai 20% dari Penjualan Produk Farmasi

Menurut Business Monitor International, angka pemalsuan obat di Indonesia masih sangat tinggi, yakni mencapai 20% dari penjualan produk farmasi. Hal tersebut menjadi penghalang utama para investor untuk masuk ke industri ini khususnya investor asing.

Financial Position

Analisis terhadap Current Ratio dapat digunakan untuk mengetahui seberapa likuid perusahaan, kaitannya dengan kemampuan untuk melunasi utang jangka pendek yang jatuh tempo pada tahun berjalan. Skor 298,70% artinya perusahaan masih memiliki sisa aset lancar setelah digunakan untuk melunasi semua kewajiban lancar. Dalam hal ini rasio PT Kalbe Farma masih tertinggi dan berada diatas pesaing-pesaingnya.

2. Return on Asset (ROA) PT Kalbe Farma adalah 14,43%

Return on Asset adalah rasio untuk mengukur Earning Before Interest and Taxes (EBIT) yang dapat dihasilkan dari setiap rupiah aset yang dimiliki. Pada tahun 2009, PT Kalbe Farma memiliki ROA sebesar 14,43% terbesar kedua diantara empat perusahaan farmasi yang dianalisis. Untuk maksimalisasi income dari penggunaan aset, PT Kalbe Farma masih kalah dari Bio Farma.

3. Return on Equity (ROE) PT Kalbe Farma adalah 21,55%

Return on Equity PT Kalbe Farma berada pada skor standar dengan kedua kompetitornya yakni Kimia Farma dan Indo Farma, namun masih dibawah dari Bio Farma. ROE dapat digunakan sebagai indikator profitabilitas yang bagus dari perusahaan. Tiap saham yang diinvestasikan perusahaan menghasilkan EBIT sebesar 21,55%. Struktur pendanaan PT Kalbe masih sebagian besar berasal dari saham.

4. Fixed Asset Turnover Ratio sebesar 6,50 kali

Rasio ini membandingkan antara besar pendapatan usaha yang dihasilkan dari penggunaan aset tetap. Analisis terhadap Fixed Asset Turnover Ratio dapat memberikan gambaran terhadap investor seberapa baik perusahaan mendayagunakan aset tetapnya untuk menghasilkan pendapatan. Gambaran lain yang bisa dilihat adalah indikasi apakah perusahaan terlalu besar menginvestasikan modalnya pada aset tetap sehingga akan menyulitkan perusahaan ketika akan melunasi kewajiban yang sifatnya insidental atau tiba-tiba (penjualan aset akan memakan waktu dan tidak dapat melunasi kebutuhan kas yang mendadak).

Rasio PT Kalbe di tahun 2009 menempati posisi ketiga dari empat perusahaan farmasi yang kami analisa. Dalam hal ini kami mencermati bahwa PT Kalbe masih kurang efektif dalam memanfaatkan aset tetapnya dalam menjalankan operasi perusahaan. Ini cukup memprihatinkan karena total aset PT Kalbe Farma berada diurutan pertama dari para pesaing-pesaingnya.

5. PT Kalbe Farma memiliki Working Capital Turnover Ratio sebesar 1,46 kali

Working Capital Turnover Ratio PT Kalbe ada di posisi ketiga dari empat perusahaan farmasi yang kami analisis. Kami berpendapat bahwa PT Kalbe Farma kurang mampu memanfaatkan modal kerja yang tersedia (aset lancar setelah dikurangi kewajiban lancar) untuk menghasilkan pendapatan untuk perusahaan, dibanding dengan para kompetitornya. 6. Debt to Equity Ratio adalah 36,52%

Rasio ini berfungsi untuk mengetahui persentase keseluruhan dana yang berasal dari hutang dengan yang berasal dari pemilik. Dalam hal ini rasio dari PT Kalbe adalah 36,52% yang mana artinya komposisi hutang dari PT Kalbe hanya sebesar 36,52% dari total equitasnya.

7. Persentase Laba Bersih tahun 2009 naik 31,43% dari tahun 2008

Total Pendapatan Usaha pada tahun 2009 Sebesar 924,004 milyar, mengalami kenaikan sebesar 31,43% dari tahun 2008.

8. Gross Profit Margin sebesar 49,65%, mengalami kenaikan 1,37% dari tahun 2008

Gross Profit PT Kalbe Farma berada di posisi kedua setelah Bio Farma dengan nilai 49,65%. Nilai ini kurang sebanding dengan besarnya perusahaan. Perusahaan kurang dapat melakukan efisiensi biaya-biaya seperti bahan baku, tenaga kerja dan biaya lainnya untuk dapat meningkatkan profit perusahaan.

9. Operating Margin pada tahun 2009 16,19%, naik 1,23% dari laba bersih tahun 2008 Untuk menghitung Operating Margin terdapat komponen pendapatan usaha, beban kontrak dan beban usaha. Perusahaan dari hasil tersebut dapa melakukan penilaian apakah beban usaha (Operating Expense) terlalu besar sehingga dapat memperkecil laba. Dari analisis kami, Operating Margin PT Kalbe berada di urutan kedua dari kompetitornya.

10. Earning Per Share meningkat menjadi Rp97 per lembar saham

EPS adalah alat untuk melakukan penilaian atas profitabilitas suatu perusahaan. EPS PT Kalbe dibandingkan dengan kompetitornya (Kimia Farma) yang sama-sama sudah listing di bursa jauh berada diatasnya. Kimia Farma berada pada posisi kedua dengan EPS sebesar RP11,25

11. Price Earning Ratio (PER) sebesar 12,37 kali

Price Earning Ratio adalah indikator ketertarikan investor terhadap perusahaan di pasar modal. Pada akhir tahun 2009, PT Kalbe memiliki PER sebesar 12,37 kali, yang mana ini berarti bahwa investor hendak membeli tiap lembar saham PT Kalbe dengan harga 12,37 kali dari nilai Earning per Share nya (EPS).

12. Cash Flow

Dari laporan arus kas PT Kalbe di tahun 2009, nilai arus kas dari kegiatan operasi positif, arus kas dari kegiatan investasi negatif, dan arus kas dari pendanaan juga negatif. Secara umum ini berarti bahwa perusahaan mampu membiayai kegiatan investasi dan pendanaannya dari hasil kegiatan operasinya. Free Cash Flow adalah kas yang tersedia dari kegiatan operasi setelah digunakan untuk memelihara atau menambah aset perusahaan. Dana kas yang tersedia ini sangat penting untuk memungkinkan perusahaan melakukan terobosan seperti mengembangkan produk baru, melakukan akuisisi; atau melakukan pembayaran atas kewajiban-kewajibannya seperti membayar deviden atau hutang. PT Kalbe memiliki Cash Flow yang bisa dilihat dari arus kas kegiatan operasi yang bernilai positif.

Industrial Position

1. Struktur permodalan sebagian berasal dari saham

PT Kalbe Farma Tbk memenuhi kebutuhan permodalan perusahaannya sebagian besar dari penjualan sahamnya, dikombinasikan dengan melakukan pinjaman. Hal ini sangat bagus karena pendanaan dengan saham lebih fleksibel daripada pendanaan melalui hutang. Hal yang menjadi perhatian perusahaan adalah kemungkinan kewajiban pembayaran deviden. 2. Pasar farmasi Indonesia tumbuh rata-rata per tahun 11% sejak tahun 2003 sampai

Dengan posisi market share Kalbe saat ini, diyakini bahwa pertumbuhan pasar farmasi tersebut berdampak signifikan terhadap pendapatan PT Kalbe Farma Tbk secara keseluruhan.

3. Terdapat 199 perusahaan farmasi yang beroperasi di Indonesia

Saat ini ada 199 jumlah perusahaan farmasi yang beroperasi di Indonesia. Dari jumlah tersebut sebanyak 35 perusahaan adalah PMA (Penanaman Modal Asing) dengan pangsa pasar yang diperkirakan mencapai 29.5%. Empat perusahaan lain adalah BUMN dengan pangsa pasar sebesar 7,0% dan sisanya PMDN (Penanaman Modal Dalam Negeri) dengan pangsa pasar 63.5%. Sebanyak 10 besar perusahaan Farmasi di tahun 2010 umumnya didominasi oleh 9 perusahaan lokal yaitu Sanbe Farma, Kalbe Farma, Dexa Medica, Bintang Toedjoe, Tempo Scan Pacific, Kimia Farma, Konimex, Phapros, Indofarma dan 1 perusahaan PMA yaitu Pfizer. Market share dari 10 perusahaan terbesar ini kurang lebih 40%.

Tabel 2.10

Perbandingan Posisi Keuangan Kompetitor (dalam Jutaan rupiah)

Balance Sheet Kalbe

Farma

Kimia Farma

Indo

Farma Bio Farma

Cash & Cash Equivalents 1.563 164 111 315

Receivables 1.318 45 180 156

Inventories 1.561 437 142 136

Advances 0 1 21 12

Tax Paid in Advance 0 92 127 46

Prepaid expense 0 15 0 1

Due from related parties 4 4 0 0

Penyertaan Saham 0 1 0 0

Deffered Tax Assets 29 28 24 0

Fixed Assets 1.398 402 101 545

Trade Payables 482 357 213 109

Tax Payables 273 27 12 32

Stock Capital 508 555 310 450

Add Paid in Capital 0 436 75 26

Income Statements

Sales 9.087 2.854 1.125 1.183

Cost of Good Sold 4.575 2.066 820 480

Gross Profit 4.512 788 305 703

Total Operating Expense 2.946 676 259 362

Income from operation 1.566 112 46 341

Other expense (95) (12) (33) (30)

Earning before interest and tax 1.471 100 13 311

Income Tax Expense (421) 37 (11) (93)

Net Income 929 63 2 218

Basic Earning per Share 97 11,25 0 0

Ratios

Debt to Equity 36,52% 36,82% 126,18% 23,86%

Current Ratio 298,70% 199,84% 154,21% 284,00%

Quick/Acid Test Ratio 199,51% 114,22% 116,54% 198,00%

Cash Ratio 99,27% 32,07% 29,42% 133,00%

Gross Profit Margin 49,65% 27,62% 27,08% 59,45%

Operating Margin Ratio 16,19% 3,49% 1,13% 28,82%

Net Profit Margin 10,22% 2,19% 0,19% 18,40%

Return on Equity 21,55% 21,55% 21,55% 29,57%

Fixed Asset Turnover 6,50 7,10 11,14 2,17

Return on Asset 14,33% 7,16% 6,31% 27,16%

Figure 2.10 SPACE Matrix

Tabel 2.11 Perhitungan Koordinat

Strategic Position Average Directional Vector Coordinate Coordinate

FP 4,67 1,87 y-axis (1,87) , (1,62) SP -2,80 IP 4,33 1,62 x-axis CP -2,71

Dari posisi KALBE pada SPACE Matrix di atas, dapat diketahui bahwa KALBE berada pada Kuadran I, yaitu posisi Aggressive. Pada posisi ini, strategi yang tepat buat KALBE adalah:

1. Backward, forward, horizontal integration 2. Market Penetration

3. Market Development 4. Product Development

5. Diversification (related and unrelated)

Kuadran I

Dalam dokumen Matrix.kalbefarma (Halaman 33-42)

Dokumen terkait