• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN TEORITIS

2.4 Komunikasi

2.4.3 Jenis Media Komunikasi

2.4.3.1 Media Komunikasi

2.4.3.1.1 Media Cetak (The Printed Word)

Media cetak disebut “printed page” adalah meliputi segala barang yang dicetak, yang ditujukan untuk umum atau untuk suatu publik tertentu. Media cetak termasuk didalamnya barang-barang tercetak, gambar-gambar atau lukisan-lukisan yang dalam kehidupan sehari-hari kita kenal misalnya buku, pamphlet, surat kabar, brosur, majalah dan lain-lain.

Menurut Adji (2007: 1) bahwa “Media cetak merupakan suatu media yang bersifat statis dan mengutamakan pesan-pesan visual. Media ini terdiri dari lembaran kertas dengan sejumlah kata, gambar, atau foto dengan tata warna dan halaman putih”.

Sedangkan menurut Rumanti (2002: 154) bahwa “Media cetak adalah sarana media yang dicetak dan di terbitkan rutin atau berkala”.

Jadi, media cetak merupakan media yang mengutamakan pesan visual dan rekaman peristiwa yang ditangkap dan diubah dalam bentuk kata-kata, gambar, foto, dan sebagainya yang diterbitkan secara berkala.

Sehubungan dengan hal di atas Shakuntala (2003: 16) mengemukakan bahwa ada keuntungan menggunakan media cetak antara lain:

1. Ada catatannya sehingga data dan informasi tetap utuh tidak dapat berkurang atau bertambah seperti informasi lisan.

2. Memberi waktu untuk dipelajari isinya, cara penyusunannya, dan rumusan kata-katanya.

Dari pendapat di atas dapat dikemukakan bahwa keuntungan dari media cetak adalah ada catatan sehingga data dan informasi tetap utuh dan memberi waktu untuk dipelajari isinya.

2.4.3.1.1.1 Majalah

Majalah adalah segala jenis penerbitan berkala yang memuat informasi padat tentang berbagai hal yang diperlukan oleh pihak yang berkepentingan. Majalah adalah terbitan berkala tentang berbagai liputan jurnalistik.

Menurut Dominick dalam Phyrman (2009: 3) klasifikasi majalah dibagi kedalam lima kategori utama, yakni:

1. General consumer magazine (majalah konsumen umum), 2. Business publication (majalah bisnis),

3. Literacy reviews and academic journal (kritik sastra dan majalah ilmiah),

4. Newsletter (majalah khusus terbitan berkala), 5. Public relations magazines (majalah humas).

Sedangkan menurut Yusup (2009: 443) berikut ini klasifikasi dan contoh majalah atau jenis berkala, antara lain:

1) Majalah umum Contoh:

 Intisari. 1973 sampai sekarang. Bulanan untuk umum.  Tempo. 1985 sampai sekarang. Mingguan berita. 2) Majalah khusus/ profesi

Contoh:

 Majalah ilmiah. 1992 sampai sekarang. Tengah tahunan. (Jenis majalah ilmiah ini tidak dibatasi bidang kajiannya).

 Jurnal teknologi. 1980 sampai sekarang.

 Majalah Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi. 1980 sampai sekarang.

Kedua pendapat di atas menyatakan bahwa majalah dapat dibagi/ diklasifikasi kedalam kategori utama yaitu: majalah konsumen umum, majalah bisnis, kritik sastra dan majalah ilmiah, majalah khusus/ profesi terbitan berkala, dan majalah humas.

Sebagai media komunikasi majalah mempunyai kekuatan dan kelemahan. Menurut Rumanti (2002: 126-127) menyatakan bahwa kekuatan dan kelemahan dari majalah antara lain:

1) Kekuatan majalah:

1. Publik sasaran, majalah dapat menjangkau segmen pasar tertentu yang terspesialisasi.

Contoh: Majalah kartini, majalah wanita, berita dan artikel yang dimuatnya adalah yang dibutuhkan oleh kaum wanita atau berhubungan dengan dunia wanita, seperti: mode busana tahun 1998 dan seterusnya. Majalah warta ekonomi, berita yang dimuatnya adalah berita mengenai bisnis dan ekonomi, seperti: perkembangan bank-bank di Indonesia, perusahaan-perusahaan dengan kemajuannya, dan sebagainya.

2. Long life span, memiliki usia edar lebih panjang.

3. Kualitas visual, lebih menarik karena kertas maupun cetakkannya berkualitas, terutama beritanya.

4. Promosi penjualan, sebagai media yang efektif untuk menyiarkan pesan iklan, cenderung ke promosi penjualan, seperti kupon, contoh produk, kartu-kartu petunjuk.

2) Kelemahan majalah: 1. Biaya tinggi

Karena majalah pada umumnya menggunakan kertas kualitas baik dan eksemplar terbatas, ini menyebabkan biaya produksi lebih tinggi.

2. Distribusi

Banyak majalah yang peredarannya lambat sehingga hanya menumpuk di toko-toko. Hal ini terjadi jika suatu majalah tidak memiliki jaringan distribusi yang tepat. Khusus untuk daerah-daerah pedalaman harga bisa bertambah mahal karena biaya pengiriman yang tinggi.

Berdasarkan pendapat di atas dapat dikemukakan bahwa kekuatan dari majalah adalah majalah dapat menjangkau segmen pasar tertentu yang terspesialisasi, usia edar lebih panjang, dan cetakannya berkualitas. Dan kelemahannya adalah biaya produksi lebih tinggi dan biaya pengiriman yang tinggi.

2.4.3.1.1.2 Surat Kabar

Surat kabar bertujuan untuk mempromosikan organisasi dalam rangka untuk menciptakan citra yang baik dari publiknya. Menurut Rumanti (2002: 154) bahwa “Surat kabar adalah lembaran-lembaran kertas bertuliskan kabar atau berita, terbit setiap hari atau periodik”.

Sedangkan menurut Ajick (2008: 1) bahwa:

Surat kabar, harian, koran merupakan terbitan yang berupa lembaran-lembaran yang diterbitkan setiap hari, berisi berita, pengumuman, laporan, pemikiran yang aktual, atau hal-hal yang perlu diketahui masyarakat secara cepat.

Jadi, surat kabar adalah salah satu media yang berisi kabar berita, pengumuman, laporan, pemikiran yang aktual, atau hal-hal yang perlu diketahui masyarakat secara cepat yang terbit setiap hari.

Menurut Agee dalam Phyrman (2009: 1) surat kabar memiliki tiga fungsi utama dan fungsi sekunder adalah:

1) Fungsi utama media surat kabar adalah:

1. To inform (menginformasikan kepada pembaca secara objektif tentang apa yang terjadi dalam suatu komunitas, negara dan dunia),

2. To comment (mengomentari berita yang disampaikan dan

mengembangkannya ke dalam fokus berita),

3. To provide (menyediakan keperluan informasi bagi pembaca yang membutuhkan barang dan jasa melalui pemasangan iklan di media).

2) Fungsi sekunder media surat kabar adalah:

1. Untuk mengkampanyekan proyek-proyek yang bersifat kemasyarakatan, yang diperlukan sekali untuk membantu kondisi-kondisi tertentu,

2. Memberikan hiburan kepada pembaca dengan sajian cerita komik, kartun dan cerita-cerita khusus,

3. Melayani pembaca sebagai konselor yang ramah, menjadi agen informasi dan memperjuangkan hak.

Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa fungsi utama media surat kabar adalah menginformasikan, mengomentari, dan menyediakan. Dan fungsi sekunder media surat kabar adalah mengkampanyekan, memberikan hiburan, dan melayani pembaca.

Surat kabar dibaca segala lapisan masyarakat sampai mereka yang hanya lulus kursus buta huruf sekalipun. Menggunakan bahasa yang sederhana dan mudah ditangkap. Beberapa pedoman yang perlu diperhatikan dalam menggunakan bahasa surat kabar antara lain:

1) Meskipun sederhana harus tetap teratur dan mudah dipahami. 2) Tidak menggunakan bahasa yang muluk-muluk.

3) Hindari bahasa buku yang meyebabkan kaku. Sebab, bahasa buku tidak biasa didengar dalam pembicaraan

4) Hindari kata-kata salah. Tiap perkataan yang dipahami harus benar dan tepat pengggunaannya.

5) Susunan bahasa harus hidup agar menarik perhatian. Gaya bahasa harus baik dan menyenangkan, wajar, dan tidak dibuat-buat.

(Rumanti, 2002: 132).

Menurut Phyrman (2009: 3) surat kabar dapat di kategorisasikan, sebagai berikut:

1. Dilihat dari ruang lingkupnya: surat kabar nasional, regional, dan lokal.

2. Ditinjau dari bentuknya : ada surat kabar biasa dan tabloid.

3. Dilihat dari bahasa yang digunakan: ada surat kabar berbahasa Indonesia, bahasa Inggris dan bahasa Daerah.

Kedua pendapat di atas dapat diuraikan bahwa pedoman dalam menggunakan bahasa surat kabar yaitu haruslah jelas susunan bahasanya sehingga dapat dipahami pembaca yang berkemampuan membaca paling minim. Dan kategorisasi pada surat kabar yaitu dapat dilihat dari ruang lingkupnya, bentuknya, dan bahasa yang digunakan.

Rumanti (2002: 125) menyatakan bahwa kekuatan dan kelemahan dari surat kabar antara lain:

1) Kekuatan surat kabar:

1. Market coverage, surat kabar dapat menjangkau daerah-daerah perkotaan sesuai cakupan pasarnya (lokal, regional, nasional). 2. Catalog value (comparleon shopping), menyangkut kebiasaan

konsumen membawa surat kabar sebagai referensi untuk memilih suatu barang.

3. Positive consumer attitudes, konsumen memandang surat kabar memuat hal-hal yang aktual yang perlu segera diketahui oleh banyak pembacanya.

4. Mengutamakan pesan-pesan yang bersifat visual, berita-berita tertulis, gambar-gambar, foto dengan warna dan tata letak yang khusus.

2) Kelemahan surat kabar:

1. Short life span, sekalipun jangkauannya bersifat massal, surat kabar dibaca orang dalam waktu singkat dan biasanya hanya sekali dibaca, selain itu surat kabar juga cepat basi.

2. Clutter, isi yang dipaksakan di halaman surat kabar yang tidak punya manajemen redaksi dan tata letak yang baik bisa mengacaukan mata dan daya serap membaca.

3. Limited coverage of certain groups, sekalipun surat kabar

mempunyai sirkulasi yang luas, beberapa kelompok pasar tertentu tetap tidak dapat dilayani dengan baik.

Pendapat di atas menyatakan bahwa kekuatan dari surat kabar yaitu surat kabar dapat menjangkau daerah perkotaan, surat kabar sebagai referensi untuk memilih suatu barang, dan pesan yang bersifat visual. Dan kelemahannya yaitu surat kabar cepat basi, tidak punya manajemen redaksi dan tata letak yang baik, dan beberapa kelompok pasar tertentu tetap tidak dapat dilayani dengan baik

2.4.3.1.1.3 Booklets dan pamphlets

Booklets adalah isinya lebih tebal dan juga isinya dapat memberikan informasi secara detail tentang perusahaan atau organisasi.

Menurut Wibowo (2000: 3) menyatakan bahwa:

Booklets merupakan barang cetakan yang berisikan gambar dan tulisan (lebih dominan) yang berupa buku kecil setebal 10-25 halaman, dan paling banyak 50 halaman. Booklet ini dimaksudkan untuk mempengaruhi pengetahuan dan keterampilan sasaran tetapi pada tahapan menilai, mencoba dan menerapkan.

Sedangkan menurut Arimurti (2008: 1) bahwa “Booklet merupakan salah satu media yang sering digunakan oleh suatu perusahaan atau lembaga untuk mempresentasikan tentang sebuah produk, profil, laporan, dsb”.

Jadi, booklets adalah media cetakan berupa buku kecil setebal 10-25 atau 50 halaman paling banyak dan digunakan oleh perusahaan untuk mempengaruhi pengetahuan dan keterampilan, mempresentasikan tentang sebuah produk, profil, dan laporan.

Pamphlet disebut juga dengan surat sebaran. Pamflet adalah salah satu media komunikasi atau publisitas yang berupa selebaran. Selebaran ini dapat pula berbentuk lipatan.

Menurut Yusup (2009: 443) bahwa “Pamflet yaitu sejenis media cetak yang biasanya memuat berita atau informasi lain yang perlu diketahui oleh masyarakat tentang keadaan seseorang atau badan yang menerbitkan selebaran ini”.

Pendapat lain tentang pamphlet dikemukakan oleh Wibowo (2000: 3) bahwa:

Pamflet atau selebaran yaitu barang cetakan yang berupa se-lebar kertas bergambar atau bertulisan yang dibagi-bagikan oleh penyuluh secara langsung kepada sasarannya, disebarkan ke jalan raya atau disebarkan dari

udara melalui pesawat terbang atau helikopter. Alat peraga seperti ini dimaksudkan untuk menumbuhkan kesadaran dan minat sasarannya meskipun demikian, jika berisi informasi yang lebih lengkap dapat dimanfaatkan oleh sasaran pada tahapan menilai dan mencoba.

Kedua pendapat di atas menyatakan pamflet merupakan media cetak berupa se-lebar kertas bergambar atau bertulisan memuat berita untuk diketahui oleh masyarakat dan dimanfaatkan oleh sasaran pada tahapan menilai dan mencoba.

2.4.3.1.1.4 Pedoman

Pedoman adalah acuan bersifat umum, yang harus dijabarkan lebih lanjut dan dapat disesuaikan dengan karakteristik dan kemampuan daerah setempat.

Definisi pedoman adalah:

1. Alat untuk menunjukkan arah atau mata angin (biasanya seperti jam yang berjarum besi berani); kompas: sebelum ada -- , orang menggunakan bintang untuk menentukan arah perjalanan perahu.

2. Kumpulan ketentuan dasar yang memberi arah bagaimana sesuatu harus dilakukan.

3. Hal (pokok) yang menjadi dasar (pegangan, petunjuk, dsb) untuk menentukan atau melaksanakan sesuatu: di samping syarat-syarat yang lain, para penyunting perlu menguasai – ejaan.

4. Pemimpin (yang menerangkan cara menjalankan atau mengurus perkumpulan): surat edaran dari – besar.

2.4.3.1.1.5 Surat-Surat dan Bulletin

Surat-Surat merupakan mempunyai arti yang sangat penting bagi organisasi sehingga surat harus dibuat serapih dan sebaik mungkin karena dapat mewakili lembaga dalam pelaksanaan kegiatan komunikasi.

Menurut Effendy (1992: 158) “Surat-surat adalah media komunikasi yang oleh banyak organisasi dipergunakan sebagai sarana promosi yang disebarkan kepada orang-orang tertentu atau instansi-instansi tertentu”.

Sedangkan menurut Cangara (2007: 124) menyatakan bahwa:

Surat-surat adalah media komunikasi antarpribadi yang makin banyak digunakan, terutama dengan makin meningkatnya sarana pos serta makin banyaknya penduduk yang dapat menulis dan membaca. Surat dapat menampung pesan-pesan yang sifatnya pribadi, tertutup, dan tak terbatas oleh waktu dan ruang.

Sebagaimana menurut Awondatu (2008: 9) bahwa:

Surat merupakan media penyampaian informasi secara tertulis, dapat berupa surat konvensional maupun surat elektronik (e-mail), karena surat merupakan media komunikasi yang efektif apabila pihak-pihak yang terkait tidak dapat berhubungan secara langsung atau lisan.

Dari ketiga pendapat di atas dapat diketahui bahwa surat-surat adalah media penyampaian informasi secara tertulis yang dipergunakan sebagai media komunikasi yang sifatnya pribadi, tertutup, dan tak terbatas oleh waktu dan ruang yang dapat berhubungan secara langsung atau lisan.

Meskipun teknologi komunikasi berkembang begitu cepat seperti telepon, televisi, radio, faksimile, dan komputer namun surat nampaknya masih merupakan sarana komunikasi yang sangat penting bagi seseorang, kelompok, maupun organisasi pemerintah dan bisnis. Selain sebagai sarana komunikasi, surat juga memiliki berbagai fungsi sebagai berikut:

1. Alat untuk menyampaikan pemberitahuan, permintaan atau permohonan, buah pikiran atau gagasan.

2. Tanda bukti tertulis, misalnya surat perjanjian jual-beli, surat nikah, surat akte kelahiran, kartu penduduk, surat izin mengemudi, surat izin usaha.

3. Alat untuk pengingat, misalnya surat-surat yang diarsipkan.

4. Dokumen historis dari suatu kegiatan, misalnya surat-surat bersejarah (surat perintah sebelas maret).

5. Pedoman untuk kerja, misalnya surat tugas dan surat perintah. (Herimanto, 2005: 214).

Pendapat di atas menyatakan bahwa fungsi surat adalah sebagai alat untuk menyampaikan pemberitahuan dan pengingat, tanda bukti tertulis, dokumen historis, dan pedoman untuk kerja.

Ada beberapa keuntungan dan kerugian surat-surat sebagaimana dikemukakan menurut Effendy (1992: 158) bahwa ada beberapa keuntungan dan kerugian mengirimkan surat akan tampak sebagai berikut:

1) Keuntungannya:

1. Dapat mengadakan pilihan. 2. Ada keanekaragaman 3. Bersifat khusus

4. Terdapat penekanan pada pesan 5. Ada kekhasan dalam bentuk

2) Kerugiannya:

1. Ongkos kirim per mailing unit mahal, mungkin demikian untuk perusahaan kecil, tetapi bagi perusahaan besar yang bertaraf

nasional atau internasional, tidak akan menjadi problem, asal hasilnya memuaskan.

2. Mengganggu orang yang dikirim, surat langsung dan menarik disebabkan oleh bentuk dan mutunya, mungkin tidak akan menyebabkan si terkirim merasa terganggu.

3. Bersifat ofensif, terhadap terkirim sebenarnya bergantung pada kelihaian si pengirim dalam memilih kata-kata dan menyusun kalimat.

Pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa keuntungan mengirimkan surat yaitu bersifat khusus karena ada kekhasan dalam bentuk. Dan kerugiannya adalah biaya ongkos kirim mahal, dapat mengganggu orang yang dikirim, dan bersifat ofensif.

Buletin adalah bacaan yang diterbitkan secara berkala oleh suatu organisasi untuk para anggotanya. Buletin adalah publikasi organisasi yang mengangkat perkembangan suatu topik atau aspek tertentu dan diterbitkan/ dipublikasikan secara teratur (berkala) dalam waktu yang relatif singkat (harian hingga bulanan).

Menurut Widjaja (1993: 83) bahwa:

Bulletin adalah salah satu media komunikasi visual yang berbentuk kumpulan lembaran-lembaran atau buku-buku diusahakan secara teratur oleh suatu organisasi atau instansi. Dalam bulletin dimuat pertanyaan-pertanyaan resmi dan singkat yang berguna bagi publik.

Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bulletin merupakan media komunikasi visual berbentuk kumpulan buku yang teratur untuk organisasi atau instansi yang berguna bagi publik.

2.4.3.1.1.6 Papan Pengumuman, Poster, dan Reklame

Papan pengumuman adalah salah satu media komunikasi kelompok yang biasanya ditujukan untuk target sasaran dalam lingkup tertentu. Menurut Anggoro (2000: 219) bahwa:

Papan pengumuman adalah dapat ditempatkan pada berbagai lokasi yang ramai atau yang sering disinggahi, agar segenap pegawai dapat memperoleh informasi yang sama dalam waktu yang bersamaan pula. Wujud fisiknya bisa bermacam-macam, mulai dari poster cetakan yang

mudah dipasang dan diganti sampai dengan papan permanen yang terbagi atas sejumlah kolom sesuai dengan jenis berita yang sering diumumkan. Sedangkan Awondatu (2008: 10) menyatakan bahwa “Papan pengumuman merupakan media yang murah dan praktis dalam menyampaikan informasi penting kepada seluruh karyawan, karena segala informasi dapat dipasang bergantian di tempat yang sama”.

Kedua pendapat di atas menjelaskan bahwa papan pengumuman adalah media yang murah dan praktis dan mampu memperoleh informasi pada setiap lembaran pengumuman dalam bentuk yang menarik sesuai dengan berita yang akan diumumkan.

Menurut Opi (2007: 2) bahwa keuntungan media papan pengumuman adalah:

1) Dapat dibuat sendiri sesuai keinginan.

2) Dapat merangsang pengunjung untuk membacanya bila pemasangan tepat.

3) Menghemat waktu dan dapat mengarahkan pembaca untuk membaca informasi yang disajikan sesuai urutan.

4) Dapat mengajak pembaca untuk mengetahui program atau informasi yang dianggap perlu, seperti prosedur pembuatan larutan gula garam, askes, dan sebagainya.

5) Sebagai salah satu cara untuk mengingat kembali tentang sesuatu yang telah diinformasikan.

Menurut pendapat di atas bahwa keuntungan media papan pengumuman adalah dapat mengajak pembaca untuk mengetahui informasi tentang sesuatu yang telah diinformasikan melalui papan pengumuman.

Poster adalah karya seni atau desain grafis yang memuat komposisi gambar dan huruf di atas kertas berukuran besar. Pengaplikasiannya dengan ditempel di dinding atau permukaan datar lainnya dengan sifat mencari perhatian mata sekuat mungkin. Karena itu poster biasanya dibuat dengan warna-warna kontras dan kuat.

Menurut Alma (2000: 140) bahwa “Poster yaitu berupa tulisan singkat tentang apa yang dipromosikan di atas kertas atau kain. Gambarnya agak mencolok”.

Sedangkan menurut Rokhman (2004: 19) bahwa:

Poster adalah metode penyuluhan yang menggunakan gambar dan sedikit kata-kata yang dicetak pada sehelai kertas/ bahan lain yang berukuran tidak kurang dari 45cm x 60 cm, dan ditempelkan pada tempat-tempat yang sering dilalui orang atau yang sering digunakan sebagai tempat orang berkumpul di luar suatu ruangan.

Kedua pendapat di atas menyatakan bahwa poster adalah berupa tulisan singkat dan gambar yang dirancang sedemikian rupa sehingga menarik perhatian, dicetak pada sehelai kertas/ bahan lain yang ditempelkan pada tempat tertentu supaya laku.

Menurut Mustafa (1996: 81-84) dalam rangka membuat sendiri poster yang efektif dan murah ada beberapa langkah yang harus dilakukan antara lain:

1. Menentukan tema dan kata-kata poster

Poster harus mempunyai tema yang sangat spesifik. Poster yang menyampaikan pesan terlalu umum tidak akan efektif.

2. Merancang poster

Dalam membuat poster biasanya kita tidak dapat menghasilkan suatu rancangan yang lebih baik dalam sekali kerja. Karena itu cobalah membuat beberapa rancangan, lalu mnita orang lain menilai, mengkritik, dan memberi saran untuk perbaikan.

3. Memperbanyak dan memasang poster.

Informasi yang dituliskan pada poster cenderung cepat usang. Karena itu sesungguhnya perkiraan umur pemasangan poster sesungguhnya tidak perlu lama-lama.

Menurut pendapat di atas bahwa langkah membuat sendiri poster yang efektif dan murah adalah menentukan tema dan kata-kata, merancang, memperbanyak dan memasang poster.

Menurut Rokhman (2004: 19) terdapat keunggulan dan kelemahan dari poster yaitu :

1. Keunggulan:

Mendorong orang untuk menyokong, mengingat dan menyadari, sehingga akan berbuat mengikuti ide dalam poster tersebut.

2. Kelemahan:

a. Kurang lengkap memberikan keterangan.

b. Bila dibuat dari kertas akan mudah rusak, sedangkan bila dibuat dari bahan tahan lama biayanya mahal.

Pendapat diatas mengemukakan bahwa keunggulan dari poster yaitu mendorong orang untuk menyadari sehingga akan berbuat mengikuti ide dalam

poster. Dan kelemahannya yaitu kurang lengkap memberi keterangan dan bila dari kertas mudah rusak sedangkan bila dari bahan tahan lama biaya mahal.

Reklame adalah media periklanan besar, yang biasa ditempatkan pada area yang sering dilalui, misalnya pada sisi persimpangan jalan raya yang padat.

Menurut Rumanti (2002: 155) bahwa “Reklame adalah pemberitahuan kepada umum tentang barang dagangan tertentu”. Sedangkan menurut Rosalinda (2009: 1) bahwa:

Reklame adalah benda atau alat, media atau perbuatan yang menurut bentuk susunan dan corak ragamnya, bertujuan komersil yang dipergunakan untuk memperkenalkan, menganjurkan suatu barang atau jasa, untuk menarik perhatian umum, dimana dapat dilihat atau dibaca serta didengar semua orang dari suatu tempat yang umum.

Kedua pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa reklame adalah media yang digunakan sebagai bentuk perkenalan tentang barang dagangan kepada konsumen.

2.4.3.1.1.7 Iklan

Iklan adalah salah satu bentuk dari komunikasi impersonal yang digunakan oleh perusahaan baik barang/jasa. Iklan merupakan salah satu alat yang umum digunakan oleh perusahaan untuk mengarahkan kepada pembeli, dengan demikian maka iklan menurut Kotler dalam Laksana (2008: 140) bahwa “Advertising is any paid form of non personal presentation and promotion of ideas, goods, or services by an identified sponsor”. Pendapat tersebut dapat diartikan, periklanan adalah segala bentuk penyajian non personal dan promosi ide, barang, atau jasa oleh suatu sponsor tertentu yang memerlukan pembayaran.

Sedangkan menurut Tondowidjojo (2002: 6) bahwa “Iklan adalah kegiatan organisasi lewat media dengan imbalan biaya sehingga dapat secara mudah membina hubungan dengan pemesan dan pemakai”.

Kedua pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa iklan adalah segala bentuk kegiatan dalam bentuk penyajian non personal, promosi ide, barang, dan lewat media oleh sponsor dengan imbalan biaya.

Menetapkan tujuan periklanan adalah langkah pertama dalam membuat suatu program periklanan. Menurut Lupiyoadi (2001: 108-109) penetapan tujuan iklan digolongkan menjadi empat (4), yaitu:

1) Iklan yang bersifat memberikan informasi (Informative advertising), adalah:

Iklan yang secara panjang lebar menerangkan produk jasa dalam tahap rintisan (perkenalan) guna menciptakan permintaan atas produk tersebut.

2) Iklan membujuk (Persuasive advertising), adalah:

Iklan menjadi penting dalam situasi persaingan, dimana sasaran perusahaan adalah menciptakan permintaan yang selektif akan merek tertentu.

3) Iklan pengingat (Reminder advertising), adalah:

Iklan ini akan sangat penting dalam tahap kedewasaan (maturity) suatu produk untuk menjaga agar konsumen selalu ingat akan produk tersebut.

4) Iklan pemantapan (Reinforcement advertising), adalah:

Dokumen terkait