• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Deskripsi Teori

2. Media Pembelajaran

Media pembelajaran memiliki arti yang sangat luas, uraian di bawah ini akan sedikit menjelaskan tentang media pembelajaran.

a. Pengertian dan Landasan Teori Media Pembelajaran

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (versi buku elektronik) kata media berarti perantara; penghubung; yang terletak di antara dua pihak (orang,

golongan, dsb). Kata “media” berasal dari bahasa Latin dan merupakan bentuk jamak dari kata medium yang berarti perantara atau pengantar. Media dalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim ke penerima (Arief S. Sadiman, 2002: 6).

Kata media merupakan bentuk jamak dari kata medium, medium dapat didefinisikan sebagai perantara atau pengantar terjadinya komunikasi dari pengirim menuju penerima (Heinich et.al., 2002, Ibrahim 1997, Ibrahim et.al., 2001) yang dikutip Daryanto (2010: 4). Media merupakan salah satu komponen komunikasi, yaitu sebagai pembawa pesan dari komunikator menuju komunikan (Criticos, 1996) yang dikutip Daryanto (2010: 5).

Gerlach dan Ely (1971) yang dikutip Arsyad Azhar (2011: 3) bahwa media apabila dipahami secara garis besar adalah manusia, materi, atau kejadian yang membangun kondisi yang membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan, atau sikap. Secara lebih khusus, pengertian media dalam proses belajar mengajar cenderung diartikan alat-alat grafis, photografis, atau elektronis untuk menangkap, memproses, dan menyusun kembali informasi visual dan verbal.

Latuheru (1988: 14) mengemukakan bahwa media pembelajaran adalah bahan, alat, maupun metode/teknik yang digunakan dalam kegiatan belajar mengajar, dengan maksud agar proses interaksi komunikasi edukatif antara guru dan anak didik/warga belajar dapat berlangsung secara tepatguna dan berdayaguna. Gagne dalam Sadiman, dkk., (2010: 6) menyatakan bahwa media

adalah berbagai jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat merangsangnya untuk belajar.

Briggs dalam sadiman, dkk., (2010: 6) berpendapat bahwa media adalah segala alat fisik yang dapat menyajikan pesan serta merangsang siswa untuk belajar buku, film, kaset, dan film bingkai adalah contoh-contohnya. Oemar Hamalik (1986: 23) mengemukakan bahwa media pendidikan adalah alat, metode dan teknik yang digunakan dalam rangka lebih mengefektifkan komunikasi antara guru dan siswa dalam proses pembelajaran di sekolah.

AECT (Assosiation of Education and Communication Technology), memberikan batasan media sebagai segala bentuk saluran yang dipergunakan untuk menyampaikan pesan atau informasi (Sadiman, dkk. 2010: 6). National Education Association/NEA memberikan definisi media sebagai bentuk-bentuk komunikasi baik tercetak maupun audio-visual dan peralatannya, dengan demikian, media dapat dimanipulasi, dilihat, didengar, atau dibaca (Sadiman, dkk. 2010: 7).

Dari berbagai pendapat yang telah diuraikan di atas, media pembelajaran dapat diartikan sebagai suatu alat bantu yang digunakan pada proses pembelajaran dengan maksud menyampaikan materi ajar dari guru kepada penerima (siswa), sehingga dapat efisien dalam mencapai tujuan pembelajaran. Gambaran yang dapat dijadikan acuan sebagai landasan teori penggunaan media dalam proses belajar adalah kerucut pengalaman Edgar Dale. Kerucut ini menggambarkan taraf berpikir manusia mengikuti tahap perkembangan dimulai

dari berfikir kongkrit menuju ke berfikir abstrak, dimulai dari berfikir sederhana menuju ke berfikir kompleks (Azhar Arsyad, 2011: 10).

Gambar 1. Kerucut Pengalaman Edgar Dale (Azhar Arsyad, 2011: 11)

Hasil belajar seseorang diperoleh mulai dari pengalaman langsung (kongkrit), kenyataan yang ada di lingkungan kehidupan seseorang kemudian melalui benda tiruan,sampai kepada lambang-lambang verbal (abstrak). Semakin ke atas di puncak kerucut semakin abstrak media penyampai pesan itu.

Abstrak Kongkrit Lam- Bang kata LamBang Visual Gambar diam, rekaman radio Gambar hidup pameran Televisi Karyawisata Dramatisasi

Benda tiruan/ Pengamatan

Tetapi urut-urutan ini tidak berarti proses belajar dan interaksi belajar mengajar harus selalu dimulai dari pengalaman langsung, tetapi dimulai sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan kelompok siswa yang dihadapi dengan mempertimbangkan situasi belajarnya (Azhar Arsyad, 2011: 10).

b.Ciri-Ciri Media Pembelajaran

Azhar Arsyad (2011: 6) merumuskan ciri-ciri umum yang terkandung dalam media pembelajaran, antara lain:

1) Media pembelajaran memiliki pengertian fisik yang dewasa ini dikenal sebagai hardware (perangkat keras), yaitu suatu benda yang dapat dilihat, didengar, atau diraba dengan pancaindera.

2) Media pembelajaran memiliki pengertian nonfisik yang dikenal sebagai software (perangkat lunak), yaitu kandungan pesan yang terdapat dalam perangkat keras yang merupakan isi yang ingin disampaikan kepada siswa. 3) Penekanan media pembelajaran terdapat pada visual dan audio

4) Media pembelajaran memiliki pengertian alat bantu pada proses belajar baik di dalam maupun di luar kelas.

5) Media pembelajaran digunakan dalam rangka komunikasi dan interaksi guru dan siswa dalam proses pembelajaran.

6) Media pembelajaran dapat digunakan secara massal (misalnya: radio, televisi), kelompok besar dan kelompok kecil (misalnya: film, slide, video, OHP), atau perorangan (misalnya: modul, komputer, radio tape/kaset, video recorder).

7) Sikap, perbuatan, organisasi, strategi, dan manajemen yang berhubungan dengan penerapan suatu ilmu.

Gerlach & Ely (1971) yang dikutip dalam Azhar Arsyad (2011: 12), mengemukakan tiga ciri media yang merupakan petunjuk mengapa media digunakan dan apa saja yang dapat dilakukan oleh media yang mungkin guru tidak mampu (kurang efisien) melakukannya yaitu:

1) Ciri Fiksatif (Fixative Property)

Ciri ini menggambarkan kemampuan media merekam, menyimpan, melestarikan, dan merekonstruksi suatu peristiwa atau obyek. Suatu peristiwa atau obyek dapat diurut dan disusun kembali dengan media seperti fotografi, video tape, audio tape, disket komputer, dan film. Suatu obyek yang telah diambil gambarnya (direkam) dengan kamera atau video kamera dengan mudah dapat direproduksi kapan saja diperlukan. Dengan ciri fiksatif ini, media memungkinkan suatu rekaman kejadian atau obyek yang terjadi pada satu waktu tertentu ditransportasikan tanpa mengenal waktu. Demikian pula kegiatan siswa dapat direkam untuk dianalisis dan dikritik oleh siswa sejawat baik secara perorangan maupun secara kelompok.

2) Ciri Manipulatif (Manipulative Property)

Transformasi suatu kejadian atau obyek dimungkinkan karena media memiliki ciri manipulatif. Kejadian yang memakan waktu berhari-hari dapat disajikan kepada siswa dalam waktu dua atau tiga menit dengan teknik pengambilan gambar time-lapse recording. Misalnya, bagaimana proses larva menjadi kepompong kemudian menjadi kupu-kupu dapat dipercepat dengan

teknik rekaman fotografi tersebut. Di samping dapat dipercepat, suatu kejadian dapat pula diperlambat pada saat menayangkan kembali hasil suatu rekaman video. Misalnya, proses loncat galah atau reaksi kimia dapat diamati melalui bantuan kemampuan manipulatif dari media. Pada rekaman gambar hidup (video, motion film), kejadian dapat diputar mundur. Media (rekaman video atau audio) dapat diedit sehingga guru hanya menampilkan bagian-bagian penting/utama dari ceramah, pidato, atau urutan suatu kejadian dengan memotong bagian-bagian yang tidak diperlukan. Kemampuan media dari ciri manipulatif memerlukan perhatian sungguh-sungguh oleh karena apabila terjadi kesalahan dalam pengaturan kembali urutan kejadian atau pemotongan bagian-bagian yang salah, maka akan terjadi pula kesalahan penafsiran yang tentu saja akan membingungkan dan bahkan menyesatkan sehingga dapat mengubah sikap mereka ke arah yang tidak diinginkan.

3) Ciri Distributif (Distributive Property)

Ciri distributif dari media memungkinkan suatu obyek atau kejadian ditransformasikan melalui ruang, dan secara bersamaan kejadian tersebut disajikan kepada sejumlah besar siswa dengan stimulus pengalaman yang relatif sama mengenai kejadian itu. Dewasa ini, distribusi media tidak hanya terbatas pada satu kelas atau beberapa kelas pada sekolah-sekolah di dalam suatu wilayah tertentu, tetapi juga media itu misalnya rekaman video, audio, disket komputer dapat disebar ke seluruh penjuru tempat yang diinginkan kapan saja.

c. Fungsi dan Manfaat Media Pembelajaran

Daryanto (2010: 8) mengemukakan bahwa dalam proses pembelajaran, media memiliki fungsi sebagai pembawa informasi dari sumber (guru) menuju penerima (siswa).

Daryanto (2010: 5) mengungkapkan beberapa fungsi media pembelajaran, antara lain:

1) Memperjelas pesan agar tidak terlalu verbalistis.

2) Mengatasi keterbatasan ruang, waktu, tenaga, dan daya indra.

3) Menimbulkan gairah belajar, interaksi lebih langsung antara murid dengan sumber belajar.

4) Memungkinkan anak belajar mandiri sesuai dengan bakat dan kemampuan visual, auditori, dan kinestetiknya.

5) Memberi rangsangan yang sama, mempersamakan pengalaman dan menimbulkan persepsi yang sama.

6) Proses pembelajaran mengandung lima komponen komunikasi, guru (komunikator), bahan pembelajaran, media pembelajaran, siswa (komunikan), dan tujuan pembelajaran. Jadi media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan (bahan pembelajaran), sehingga dapat merangsang perhatian, minat, pikiran, dan perasaan siswa dalam kegiatan belajar untuk mencapai tujuan pembelajaran.

Sadiman, dkk., (2010: 17) mengemukakan bahwa secara umum media pendidikan mempunyai kegunaan-kegunaan sebagai berikut :

1) Memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat verbalistis (dalam bentuk kata-kata tertulis atau lisan belaka). 2) Mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan daya indera, seperti

misalnya:

a) objek yang terlalu besar bisa digantikan dengan realita, gambar, film bingkai, film, atau model;

b) objek yang kecil dibantu dengan proyektor mikro, film bingkai, film, atau gambar;

c) gerak yang terlalu lambat atau terlalu cepat, dapat dibantu dengan timelapse atau high-speed photography;

d) kejadian atau peristiwa yang terjadi di masa lalu bisa ditampilkan lagi lewat rekaman film, video, film bingkai, foto maupun secara verbal;

e) objek yang terlalu kompleks (misalnya mesin-mesin) dapat disajikan dengan model, diagram, dan lain-lain, dan

f) konsep yang terlalu luas (gunung berapi, gempa bumi, iklim, dan lain-lain) dapat divisualkan dalam bentuk film, film bingkai, gambar, dan lainlain.

3) Penggunaan media pendidikan secara tepat dan bervariasi dapat mengatasi sikap pasif anak didik. Dalam hal ini media pendidikan berguna untuk:

a) menimbulkan kegairahan belajar;

b) memungkinkan interaksi yang lebih langsung antara anak didik dengan lingkungan dan kenyataan;

c) memungkinkan anak didik belajar sendiri-sendiri menurut kemampuan dan minatnya.

4) Dengan sifat yang unik pada tiap siswa ditambah lagi dengan lingkungan dan pengalaman yang berbeda, sedangkan kurikulum dan materi pendidikan ditentukan sama untuk setiap siswa, maka guru banyak mengalami kesulitan bilamana semuanya itu harus diatasi sendiri. Hal ini akan lebih sulit bila latar belakang lingkungan guru dengan siswa juga berbeda. Masalah ini dapat diatasi dengan media pendidikan, yaitu dengan kemampuannya dalam:

a) memberikan perangsang yang sama; b) mempersamakanpengalaman; c) menimbulkan persepsi yang sama.

Kemp and Dayton (1985) yang dikutip Daryanto (2010: 6) merumuskan delapan fungsi media pembelajaran, antara lain:

1) Penyampaian pesan pembelajaran dapat lebih terstandar 2) Pembelajaran dapat lebih menarik

3) Pembelajaran menjadi lebih interaktif dengan menerapkan teori belajar. 4) Waktu pelaksanaan pembelajaran dapat diperpendek

6) Proses pembelajaran dapat berlangsung kapanpun dan dimanapun diperlukan.

7) Sikap positif siswa terhadap materi pembelajaran serta proses pembelajaran dapat ditingkatkan.

8) Peran guru mengalami perubahan ke arah yang positif.

Levie dan Lentz yang dikutip Arsyad Azhar (2011: 16) menyampaikan empat fungsi media pembelajaran khususnya media visual, yaitu:

1) Fungsi Atensi

Fungsi atensi media visual merupakan inti, yaitu menarik dan mengarahkan perhatian siswa untuk berkonsentrasi kepada isi pelajaran yang berkaitan dengan makna visual yang ditampilkan atau menyertai teks materi pelajaran.

2) Fungsi Afektif

Fungsi afektif media visual dapat terlihat dari tingkat kenikmatan siswa ketika belajar (atau membaca) teks yang bergambar.

3) Fungsi Kognitif

Fungsi kognitif media visual terlihat dari temuan-temuan penelitian yang mengungkapkan bahwa lambang visual atau gambar memperlancar pencapaian tujuan untuk memahami dan mengingat informasi atau pesan yang terkandung dalam gambar.

4) Fungsi Kompensatoris

Fungsi kompensatoris media pengajaran terlihat dari hasil penelitian bahwa media visual yang memberikan konteks untuk memahami teks membantu

siswa yang lemah dalam membaca untuk mengorganisasikan informasi dalam teks dan mengingatnya kembali. Dengan kata lain, media pengajaran berfungsi untuk mengakomodasi siswa yang lemah dan lambat menerima dan memahami isi pelajaran yang disajikan dengan teks atau disajikan secara verbal.

Dari berbagai pendapat di atas, fungsi media pembelajaran lebih mengacu pada pendapat Daryanto dan Kemp and Dayton, yaitu:menyampaikan pesan agar lebih terstandar; mengatasi keterbatasan ruang, waktu, tenaga, dan daya indra; pembelajaran menjadi lebih interaktif; kualitas pembelajaran dapat ditingkatkan; dan mempersamakan pengalaman dan menimbulkan persepsi yang sama.

Nana Sudjana dan Ahmad Rivai (1990: 2) mengemukakan bahwa manfaat media pembelajaran dalam proses belajar siswa adalah sebagai berikut :

1) Pembelajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat menumbuhkan motivasi belajar.

2) Bahan pembelajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih dipahami oleh siswa dan memungkinkannya menguasai dan mecapai tujuan pembelajaran.

3) Metode mengajar akan lebih bervariasi, tidak semata-mata komunikasi verbal melalui penuturan kata-kata oleh guru, sehingga siswa tidak bosan dan guru tidak kehabisan tenaga, apalagi kalau guru mengajar pada setiap jam pelajaran.

4) Siswa dapat lebih banyak melakukan kegiatan belajar sebab tidak hanya mendengarkan uraian guru, tetapi juga aktivitas lain seperti mengamati, melakukan, mendemonstrasikan, memerankan, dan lain-lain.

Arsyad Azhar (2011: 26) mengemukakan manfaat praktis dari penggunaan media pengajaran didalam proses belajar mengajar antara lain :

1) Media pembelajaran dapat memperjelas penyajian pesan dan informasi sehingga dapat memperlancar dan meningkatkan proses dan hasil belajar. 2) Media pembelajaran dapat meningkatkan dan mengarahkan perhatian anak

sehingga dapat menimbulkan motivasi belajar, interaksi yang lebih langsung antara siswa dan lingkungannya, dan kemungkinan siswa untuk belajar sendiri-sendiri sesuai dengan kemampuan dan minatnya.

3) Media pengajaran dapat mengatasi keterbatasan indera, ruang dan waktu: (a) obyek atau benda yang terlalu besar untuk ditampilkan langsung di ruang kelas dapat diganti dengan gambar, foto, slide, realita, film, radio, atau model; (b) obyek atau benda yang terlalu kecil yang tidak tampak oleh indera dapat disajikan dengan bantuan mikroskop, film, atau gambar; (c) kejadian langka yang terjadi di masa lalu atau terjadi sekali dalam puluhan tahun dapat ditampilkan melalui rekaman video, film, foto, slide; (d) obyek atau proses yang amat rumit seperti peredaran darah dapat ditampilkan secara kongkret melalui film, gambar, slide, atau simulasi komputer; (e) kejadian atau percobaan yang dapat membahayakan dapat disimulasikan dengan media seperti komputer, film, dan video; (f) peristiwa alam seperti terjadinya letusan gunung berapi atau proses yang dalam kenyataan

memakan waktu lama seperti proses kepompong menjadi kupu-kupu dapat disajikan dengan teknik-teknik rekaman seperti time-lapse untuk film, video, slide, atau simulasi komputer.

4) Media pengajaran dapat memberikan kesamaan pengalaman kepada siswa tentang peristiwa-peristiwa di lingkungan mereka, serta memungkinkan terjadinya interaksi langsung dengan guru, masyarakat, dan lingkungannya.

Oemar Hamalik (1986: 27) merumuskan beberapa manfaat dari media pembelajaran, yaitu:

1) Media pembelajaran melampaui batas pengalaman pribadi siswa. Kesempatan untuk memperoleh pengalaman dibatasi oleh faktor-faktor perorangan dan kondisi yang ada dalam masyarakat.

2) Media pembelajaran melampaui batas-batas ruangan kelas. Banyak hal yang tidak mungkin dialami dalam kelas, disebabkan berbagai faktor :

a) Terlalu besar, benda yang terlampau besar tidak mungkin dibawa ke dalam ruangan kelas.

b) Beberapa objek organisme atau benda yang terlalu kecil.

c) Gejala-gejala yang terlalu lambat geraknya tidak mungkin dilihat.

d) Benda-benda dan hal-hal yang proses terjadinya terlalu cepat, sukar diamati.

e) Hal-hal yang terlalu kompleks dapat disederhanakan. f) Bunyi suara yang telalu halus tidak mungkin didengar.

g) Hal-hal lain yang dapat dilihat proses terjadinya dengan menggunakan media pembelajaran tertentu.

3) Media pembelajaran memungkinkan terjadinya interaksi langsung antara siswa dan lingkungannya.

4) Media pembelajaran memberikan uniformitas/kesamaan dalam pengamatan. 5) Media pembelajaran akan memberikan pengertian/konsep yang sebenarnya

secara realistis dan teliti.

6) Media pembelajaran membangkitkan keinginan dan minat-minat yang baru. Melalui alat/media para siswa akan memperoleh pengalaman lebih luas dan lebih kaya.

7) Media pembelajaran membangkitkan motivasi dan perangsang kegiatan belajar.

8) Media pembelajaran memberikan pengalaman yang menyeluruh.

Dari beberapa pendapat tersebut dapat dirumuskan manfaat dari penggunaan media pembelajaran adalah sebagai berikut:

1) Media pembelajaran akan memperjelas materi pelajaran yang disampaikan oleh guru sehingga dapat meningkatkan hasil belajar.

2) Media pembelajaran dapat mempermudah siswa dalam memahami materi. 3) Media pembelajaran dapat meningkatkan motivasi belajar dan perhatian

dalam proses pembelajaran.

4) Media pembelajaran memberikan variasi dalam proses pembelajaran dan mempersingkat waktu penyampaian materi.

d.Klasifikasi Media Pembelajaran

Azhar Arsyad (2011: 29) merumuskan jenis-jenis media pembelajaran ke dalam 4 kelompok, yaitu:

1) Media Teknologi Cetak adalah cara untuk menghasilkan atau menyampaikan materi, seperti buku dan materi visual statis terutama melalui proses pencetakan mekanis atau fotografis.

2) Media Teknologi Audio-Visual adalah cara menghasilkan atau menyampaikan materi dengan menggunakan mesin-mesin mekanis dan elektronik untuk menyajikan pesan-pesan audio dan visual.

3) Media Teknologi Berbasis Komputer merupakan cara menghasilkan atau menyampaikan materi dengan mengunakan sumber-sumber yang berbasis mikro-prosesor.

4) Media Teknologi Gabungan adalah cara untuk menghasilkan dan menyampaikan materi yang menggambungkan pemakaian beberapa bentuk media yang dikendalikan oleh komputer.

Seels & Glasgow dalam Azhar Arsyad (2011: 33) mengelompokan jenis-jenis media dilihat dari segi perkembangan teknologi ke dalam dua kategori, yaitu:

1) Pilihan Media Tradisional

a) Visual diam yang diproyeksikan, meliputi: proyeksi opaque (tak-tembus pandang), proyeksi overhead, slides, dan filmstrips.

b)Visual yang tidak diproyeksikan, meliputi: gambar, poster, foto, chart, grafik, diagram, pameran, papan info, dan papan-bulu.

c) Audio, meliputi: rekaman piringan,pita kaset, reel, dan catridge.

d)Penyajian multimedia, meliputi: slide plus suara (tape), dan multi-image. e) Visual dinamis yang diproyeksikan, meliputi: film, televise, dan video.

f) Cetak, meliputi: buku teks, modul, teks terprogram, workbook, majalah ilmiah, dan lembaran lepas (hand-out).

g)Permainan, meliputi: teka-teki, simulasi, dan permainan papan

h)Realita, meliputi: model, specimen (contoh), dan manipulatif (peta, boneka).

2) Pilihan Media Teknologi Digital Mutakhir a) Media berbasis telekomunikasi

(a) Teleconference adalah suatu teknik komunikasi dimana kelompok-kelompok yang berada di lokasi geografis berbeda menggunakan mikrofon dan amplifier khusus yang dihubungkan satu dengan lainnya sehingga setiap orang berpartisipasi dengan aktif dalam suatu pertemuan.

(b) Kuliah jarak jauh (telelecture) adalah suatu teknik pengajaran dimana seorang ahli dalam suatu bidang ilmu tertentu menghadapi sekelompok pendengar yang mendengarkan melalui amplifier telepon.

b) Media berbasis mikroprosesor

(a) Computer-assisted instruction adalah suatu sistem penyampaian materi pelajaran yang berbasis mikroprosesor yang pelajarannya dirancang dan diprogram ke dalam sistem tersebut.

(b) Permainan komputer

(c) Sistem tutor intelijen adalah siswa maupun komputer dapat bertanya atau memberi jawaban.

(d) Interactive video adalah suatu sistem penyampaian pengajaran dimana materi video rekaman disajikan dengan pengendalian komputer kepada penonton (siswa), tapi penonton juga memberikan respon yang aktif dan respon itu menetukan kecepatan dan frekuensi penyajian.

(e) Hypermedia adalah menggabungkan media lain ke dalam teks. (f) Compact video disc adalah sistem penyampaian dan rekaman video

dimana signal audio-video direkam pada disket plastik, bukan pada pita magnetik.

Allen yang dikutip Daryanto (2010: 18) mengelompokkan media ke dalam sembilan jenis, yaitu: visual diam, film, televisi, obyek tiga dimensi, rekaman, pelajaran terprogram, demonstrasi, buku teks cetak, dan sajian lisan. Selain hal tersebut, Allen juga mengkaitkan antara jenis media pembelajaran dan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Media pembelajaran tertentu memiliki kelebihan untuk tujuan belajar tertentu, tetapi lemah untuk tujuan belajar yang lain. Setiap jenis media memiliki perbedaan kemampuan untuk mencapai tujuan belajar: ada tinggi, sedang, dan rendah.

Wahono (2006) mengemukakan bahwa ada sepuluh kriteria aspek komunikasi visual yang harus dipenuhi oleh media pembelajaran, yaitu:

1) Komunikatif: visualisasi mendukung materi ajar, agar mudah dicerna oleh siswa.

2) Kreatif: visualisasi diharapkan disajikan secara unik dan tidak klise (sering digunakan), agar menarik perhatian.

3) Sederhana: visualisasi tidak rumit, agar tidak mengurangi kejelasan isi materi ajar dan mudah diingat.

4) Unity: menggunakan bahasa visual yang harmonis, utuh, dan senada, agar materi ajar dipersepsi secara utuh (komprehensif).

5) Penggambaran objek dalam bentuk image yang representatif.

6) Pemilihan warna yang sesuai, agar mendukung kesesuaian antara konsep kreatif dan topik yang dipilih.

7) Tipografi (font dan susunan huruf), untuk memvisualisasi bahasa verbal agar mendukung isi pesan, baik secara fungsi keterbacaan maupun fungsi psikologisnya.

8) Tata letak (lay-out): peletakan dan susunan unsur-unsur visual terkendali dengan baik, agar memperjelas peran dan hirarki masing-masing unsur tersebut.

9) Unsur visual bergerak (animasi dan/atau movie), animasi dapat dimanfaatkan untuk mensimulasikan materi ajar dan video untuk mengilustrasikan materi secara nyata.

10)Navigasi (icon) yang familiar dan konsisten agar efektif dalam penggunaannya.

Berdasarkan pemahaman mengenai jenis-jenisdan kriteria media pembelajaran tersebut akan mempermudah para guru dalam memilih media pembelajaran yang tepat sesuai dengan karakteristik siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran. Pemilihan media pembelajaran yang sesuai dengan tujuan,

materi, dan karakteristik siswa akan sangat menunjang kualitas belajar maupun hasil belajar.

Dokumen terkait