• Tidak ada hasil yang ditemukan

KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Pustaka 1. Penguasaan Konsep 1.Penguasaan Konsep

2. Media Pembelajaran

a. Pengertian Media Pembelajaran

Media Pembelajaran terdiri atas dua kata, yakni media dan pembelajaran, media berasal dari bahasa latin medius yang secara harfiah berarti perantara (Arsyad, 2004). Secara lebih khusus, pengertian media dalam proses belajar mengajar cenderung diartikan sebagai alat-alat grafis, photografis, atau elektronik untuk menangkap, memproses, dan menyusun kembali informasi visual atau verbal. Newby (2006) mengatakan bahwa media pembelajaran adalah peralatan untuk menyediakan lingkungan belajar yang kaya tentang rangsangan atau dorongan (misalnya multimedia, video, teks, dan benda asli).

Pengertian media dalam konteks pembelajaran adalah semua jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat merangsang untuk belajar, sementara dalam buku yang sama terdapat bahwa media merupakan segala alat fisik yang dapat menyajikan pesan serta merangsang siswa untuk belajar (Sadiman, 2005). Wibawa (2001) mengemukakan bahwa media adalah pembawa pesan yang berasal dari suatu sumber pesan (yang dapat berupa orang atau benda) kepada penerima pesan, penerima pesan itu ialah siswa. Pembawa pesan atau media itu berinteraksi dengan siswa melalui indera mereka. Siswa dirangsang oleh media itu untuk menggunakan inderanya untuk menerima informasi. Proses pembelajaran pada hakikatnya merupakan komunikasi, maka media pembelajaran bisa dipahami sebagai media komunikasi yang digunakan dalam proses komunikasi tersebut.

b. Peran Media Pembelajaran terhadap Penguasaan Konsep

Media Pembelajaran memegang peranan penting dalam proses pembelajaran dimana media dapat membantu pendidik dalam penyampaian materi belajar. Keberhasilan pembelajaran sangat ditentukan oleh dua komponen utama yaitu metode mengajar dan media pembelajaran, kedua komponen ini saling berkaitan dan tidak bisa dipisahkan (Ali, 2009).

Penggunaan dan pemilihan salah satu metode mengajar tertentu mempunyai konsekuensi pada penggunaan jenis media pembelajaran yang sesuai.

Gambar 2.1. Fungsi media dalam pembelajaran

Fungsi media dalam proses pembelajaran ditunjukkan pada gambar 2.1. Gambar tersebut menunjukkan posisi media sebagai pembawa informasi dari sumber (guru) menuju penerima (siswa), Sedangkan metode adalah prosedur untuk membantu siswa dalam menerima dan mengolah informasi guna mencapai tujuan pembelajaran. Gambar 2.1 memperlihatkan hubungan ketiganya antara metode, guru, dan siswa, guru menggunakan suatu metode pembelajaran berupa peggunaan media yang berfungsi sebagai perantara pesan kepada siswa (Sumindar, 2016).

Penggunaan media juga memiliki fungsi pendukung selain sebagai perantara pesan dalam proses belajar yakni sangat membantu keaktifan proses pembelajaran, membangkitkan motivasi, dan meningkatkan minat belajar siswa (Utami, 2011). Minat dan motivasi belajar siswa meningkat disebabkan oleh informasi yang rumit dapat disajikan dengan berbagai media misalnya tabel, grafik yang menarik dan terpercaya (Guttormsen.,et al, 2005). Efektifitas penggunaan media pembelajaran memiliki hasil signifikan terhadap ketersampaian materi belajar karena media memiliki pengaruh yang besar bagi indera dan lebih dapat menjamin pemahaman, sebagai contoh orang yang mendengarkan saja tidaklah sama tingkat pemahamannya dan lamanya bertahan apa yang dipahaminya dibandingkan dengan mereka yang melihat, atau melihat dan mendengarkannya. Groot et. al (2014) menjelaskan betapa pentingnya media pemebelajaran karena media pemebelajaran

METODE

MEDIA PESAN SISW

A GURU

membawa dan membangkitkan rasa senang dan gembira bagi murid-murid dan memperbaharui semangat mereka, membantu memantapkan pengetahuan pada benak para siswa serta menghidupkan pelajaran.

Gambar 2.2. Kerucut pengalaman Dale

Pengaruh Media pembelajaran dapat dilihat dari jenjang pengalaman belajar yang akan diterima siswa seperti Gambar 2.2. Menurut Jackson (2016) pengaruh media terhadap pengalaman belajar tergambar dalam Edgar Dale and Cone Experience, Dale menggambar bentuk kerucut, hasil belajar seseorang diperoleh mulai dari pengalaman langsung (konkret), kenyataan yang ada dilingkungan kehidupan seseorang kemudian melalui benda tiruan, sampai pada lambang verbal yang abstrak. Kerucut pengalaman Dale memberikan implikasi tertentu terhadap pemilihan metode dan bahan pembelajaran, kerucut ini merupakan upaya awal untuk memberikan alasan antara teori dengan penggunaan media.

Fungsi media pembelajaran menurut Yamin (2007), khususnya media visual, yaitu: fungsi atensi, fungsi afektif, fungsi kognitif, fungsi kompensatoris. Fungsi atensi media visual merupakan inti, yaitu menarik dan mengarahkan 7 perhatian siswa untuk berkonsentrasi kepada isi pelajaran yang berkaitan dengan makna visual yang ditampilkan atau menyertai teks materi pelajaran. Peserta didik pada awal pelajaran seringkali tidak tertarik dengan materi pelajaran atau mata kuliah yang tidak disenangi oleh mereka sehingga mereka tidak memperhatikan.

Fungsi atensi berarti media dapat menenangkan dan mengarahkan perhatian mereka kepada mata pelajaran yang akan mereka terima sehingga peserta didik memiliki kemungkinan besar untuk memperoleh dan mengingat isi materi pelajaran. Fungsi afektif media visual dapat terlihat dari tingkat kenikmatan peserta didik ketika belajar atau membaca teks yang bergambar. Gambar atau lambang visual dapat menggugah emosi dan sikap siswa, Misalnya informasi yang menyangkut masalah sosial atau ras. Fungsi kognitif media visual terlihat dari lambang visual atau gambar memperlancar pencapaian tujuan untuk memahami dan mengingat informasi atau pesan yang terkandung dalam gambar. Fungsi kompensatoris media pembelajaran terlihat dari hasil penelitian bahwa media visual yang memberikan konteks untuk memahami teks membantu siswa yang lemah dalam membaca untuk mengorganisasikan informasi dalam teks dan mengingatnya kembali (Yamin, 2007).

Faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan terhadap pemilihan prioritas pengadaan media pembelajaran adalah relevansi, kelayakan dan kemudahan pengadaan media pembelajaran. Faktor lain yang perlu dipertimbangkan dalam pemilihan media ada 4, yaitu : (1) ketersediadan sumber; (2) ketersediaan dana, tenaga dan fasilitasnya; (3) keluwesan, kepraktisan dan ketahanan media untuk waktu yang lama; (4) efektifitas biaya dalam jangka waktu yang panjang (Sadiman, 2005).

c. Media Statis dan Media Dinamis

Media dapat dikategorikan berdasarkan perbedaan karakteristik, seperti kepekaan sensorik (auditori dan visual), modalities (teks dan grafik), tingkat abstraksi (konkrit dan abstrak), dimensi (2 dan 3 dimensi), dan jenis informasinya (kualitatif dan kuantitatif), meskipun telah terbagi berdasarkan kategori tertentu, beberapa representasi juga dikategorikan menjadi beberapa tipe yang memiliki karakteristik yang sama, sebagai contoh media statis dan media dinamis (Wu, 2013).

Karakteristik yang dapat membedakan antara representase statis dan dinamis adalah isi representase yang berubah seiring waktu, sedangkan representase statis adalah bingkai tunggal dan gambar yang dibingkainya tidak berubah seiring waktu (Mešić.,et al, 2015). Representase dinamis seperti animasi dan video mengandung serangkaian frame dan setiap frame hanya ada untuk sementara untuk diganti dengan frame berikutnya, karena bersifat temporal maka representase dinamis dapat menunjukkan perubahan dari waktu kewaktu seperti proses, mekanisme, dan gerakan, sebaliknya media statis yang tidak memiliki sifat temporal dapat membantu siswa meringkas atau mendiskripsikan secara detail mengenai topik tertentu. Media statis dan dinamis memiliki karakteristik berbeda yang dapat melengkapi satu dengan yang lain, media statis dapat mejelaskan fakta dengan detail sementara dinamis dapat menjelaskan prosesnya (Wu.,et al, 2013).

Media statis seperti gambar dan teks dapat menunjukkan peserta didik suatu tempat, orang, suasana lingkungan, dan segala sesuatu dari daerah yang jauh dari jangkauan pembelajar. Gambar dapat memberikan gambaran masa lampau maupun potret masa yang akan datang. Gambar atau fotografi dapat memberikan gambaran tentang segala sesuatu seperti binatang, orang, tempat atau peristiwa (Smaldino, 2005). Gambar dapat mengalihkan pengalaman belajar dengan lambang atau kata ke taraf yang lebih konkrit (pengalaman langsung). Misalnya guru akan menjelaskan proses terjadi suatu gempa bumi, maka pelajar akan mudah menangkap gambar daripada uraian menggunakan

kata-kata. Penggunaan Media gambar memiliki kelebihan dan kelemahan yang tergambar pada Tabel 2. 2.

Tabel 2.2. Tabel kelebihan dan kelemahan media gambar

Media Gambar

Kelebihan Kelemahan

- dapat menerjemahkan ide-ide yang bersifat abstrak kedalam bentuk yang nyata.

- banyak tersedia dalam buku atau sumber belajar yang lain, mudah dalam pemakaian. - relatif tidak mahal, dan dapat

dipakai untuk berbagai tingkat pelajaran dan bidang studi.

- Kadang terlampau kecil untuk ditunjukkan dikelas yang besar

- Tidak dapat menunjukkan gerak

- Pebelajar tidak selalu mengetahui bagaimana membaca

(menginterpretasi) gambar berjalan.

(Wibawa, 2001)

Teknologi Komputer Grafis yang berkembang terus menerus mempermudah lingkungan belajar dengan format format presentasi canggih (Subangkit, 2015). Penggunaan media visual dinamis memiliki pengaruh yang realistis dan membentuk pemahaman siswa, efektivitas diantara keduanya menunjukkan bahwa peserta didik dengan visualisasi dinamis mengungguli peserta didik dengan visualisasi statis, selain itu terdapat interaksi antara visospatial peserta didik dan tingkat realism dalam visualisasi. Peserta didik dengan visualisasi yang rendah akan menunjukkan kemampuan visuospatial secara skematis, namun peserta didik yang memiliki visuospatial lebih baik akan menggambarkan hal yang sifatnya lebih realistis (Brucker.,et al, 2014).

Dokumen terkait