• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II. KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Teori

3. Media Pembelajaran

Secara umum, media merupakan semua bentuk perantara yang dipakai oleh penyebar ide sehingga gagasan itu sampai pada penerima. Kata media berasal dari bahasa Latin medius yang secara harfiah berarti ‘tengah’,

‘perantara’ atau ‘pengantar’. Pengertian media dalam proses pembelajaran cenderung diartikan sebagai alat-alat grafis, fotografis atau elektronis untuk menangkap, memproses dan menyusun kembali informasi visual atau verbal (Azhar Arsyad, 2011: 3).

Secara umum media mempunyai kegunaan sebagai berikut ini: a. Memperjelas pesan agar tidak terlalu verbalistis.

b. Mengatasi keterbatasan ruang, waktu tenaga dan daya indra.

c. Menimbulkan gairah belajar, interaksi lebih langsung antara murid dengan sumber belajar.

d. Memungkinkan anak belajar mandiri sesuai dengan bakat dan kemampuan visual, auditori& kinestetiknya.

e. Memberi rangsangan yang sama, mempersamakan pengalaman dan menimbulkan persepsi yang sama.

Menurut Arif Sadiman (2003: 6) pengertian media adalah perantara atau penghantar pesan dari pengirim kepada penerima pesan. Sementara itu John D. Latuheru (1988: 14) mengatakan bahwa media pendidikan atau media

pembelajaran adalah semua alat (bantu) atau benda yang digunakan dalam menyampaikan pesan (informasi) dari sumber (guru maupun sumber lain) kepada penerima atau siswa.

Gagne’ dan Briggs (1975) dalam Azhar Arsyad (2011: 4-5), secara

implisit mengatakan bahwa media pembelajaran meliputi alat yang secara fisik digunakan untuk menyampaikan isi materi pengajaran yang terdiri dari antara lain buku, tape recorder, kaset, video camera, video recorder, film, slide

(gambar bingkai), foto, gambar, grafik, televisi dan komputer. Dengan kata lain, media adalah komponen sumber belajar atau wahana fisik yang mengandung materi instruksional di lingkungan siswa yang dapat merangsang siswa untuk belajar.

Mulyati Arifin (2005: 149) mengatakan bahwa penggunaan media dalam proses pembelajaran dapat membantu guru dalam mempermudah, menyederhanakan, dan mempercepat keberlangsungan proses pembelajaran, penyajian informasi secara utuh dan lengkap, serta membantu merancang lingkup materi pembelajaran secara sistematis sesuai dengan tingkat kemampuan dan alokasi waktu. Media juga membantu siswa dalam mengaktifkan fungsi psikologis dalam dirinya, meliputi pemusatan perhatian dan mempertahankan perhatian, memelihara keseimbangan mental (otak) dan fisik (indera), serta mendorong belajar mandiri (mempercepat konstruksi/ rekonstruksi kognitifnya).

Adanya media pembelajaran dapat membantu peserta didik dalam memberikan pengalaman yang bermakna bagi peserta didik serta dapat mempermudah peserta didik dalam memahami sesuatu yang abstrak menjadi

lebih konkrit. Menurut Nana Sudjana dan Ahmad Rivai (2005: 2), beberapa manfaat penggunaan media pembelajaran antara lain sebagai berikut:

a. Pembelajaran akan lebih menarik perhatian peserta didik sehingga dapat menumbuhkan motivasi belajar peserta didik.

b. Materi pembelajaran akan lebih jelas untuk dipahami oleh peserta didik. c. Metode pembelajaran lebih bervariasi, tidak hanya komunikasi verbal yang

terkadang monoton sehingga peserta didik mengalami kejenuhan.

d. Peserta didik lebih aktif dalam pembelajaran karena tidak hanya mendengarkan pemaparan dari pendidik. Peserta didik bisa mengembangkan aktivitas belajarnya menjadi lebih luas.

Adapun menurut Daryanto (2010: 5) secara umum media mempunyai kegunaan, antara lain sebagai berikut ini:

a. Memperjelas agar tidak terlalu verbalis

b. Mengatasi keterbatasan ruang, waktu, tenaga, dan daya indera.

c. Menimbulkan gairah belajar, interaksi lebih langsung antara murid dengan sumber belajar.

d. Memungkinkan anak belajar mandiri sesuai dengan bakat dan kemampuan visual, auditori, dan kinestetiknya.

e. Memberi rangsangan yang sama, mempersamakan pengalaman, dan menimbulkan persepsi yang sama.

f. Proses pembelajaran mengandung lima komponen komunikasi, guru (komunikator), bahan pembelajaran, siswa (komunikan), dan pembelajaran.

Untuk memahami peran media dalam proses mendapatkan pengalaman belajar bagi siswa, Edgar Dale melukiskannya dalam sebuah kerucut yang

kemudian dinamakan kerucut pengalaman (cone of experience). Kerucut pengalaman Edgar Dale ini pada saat ini dianut secara luas untuk menentukan alat bantu atau media apa yang sesuai agar siswa memperoleh pengalaman belajar secara mudah (Retno Dwi Suyanti, 2010: 85). Berikut ini merupakan kerucut pengalaman Edgar Dale pada Gambar 2:

Gambar 2. Kerucut Pengalaman Edgar Dale

Media pembelajaran yang dalam penggunaannya diintegrasikan dengan tujuan dan materi pembelajaran bertujuan meningkatkan mutu kegiatan pembelajaran. Agar media pembelajaran dapat memberikan manfaat yang maksimal, maka perlu memperhatikan kriteria dalam memilih media pembelajaran (Nana Sudjana dan Ahmad Rivai, 2005: 4), antara lain sebagai berikut ini: Keterangan : 1. pengalaman langsung 2. pengalaman tiruan 3. dramatisasi 4. demonstrasi 5. darmawisata 6. pameran 7. gambar hidup, TV 8. gambar mati, radio 9. lambang visual 10.lambang verbal 10 9 8 7 6 5 4 3 2 1

a. Ketepatan dengan tujuan pembelajaran. Media dipilih atas dasar tujuan instruksional yang berisi unsur pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis dan sebagainya.

b. Jenis materi yang disampaikan mempengaruhi bentuk media yang digunakan dalam pembelajaran.

c. Keterampilan pendidik dalam menggunakan media pembelajaran. d. Kemudahan memperoleh media pembelajaran.

e. Ketersediaan waktu untuk menggunakan media yang dipilih.

f. Kesesuaian dengan taraf berpikir peserta didik sehingga makna dalam materi lebih mudah dipahami.

Adanya kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi menambah jenis media pembelajaran semakin meluas.

Menurut Wina Sanjaya (2006: 170-171) media pembelajaran dapat diklasifikasikan menjadi beberapa klasifikasi tergantung dari sudut mana melihatnya.

a. Dilihat dari sifatnya, media dapat dibagi ke dalam:

1) Media Auditif, yaitu media yang hanya dapat didengar saja, atau media yang hanya memiliki unsur suara, seperti radio dan rekaman suara.

2) Media Visual, yaitu media yang hanya dapat dilihat saja, tidak mengandung unsur suara. Yang termasuk dalam media ini adalah film slide, foto, transparansi, lukisan, gambar, dan berbagai macam bentuk yang dicetak seperti media grafis dan lain sebagainya.

3) Media audio visual, yaitu jenis media yang selain mengandung unsur suara juga mengandung unsur gambar yang bisa dilihat, misalnya

rekaman video, berbagai ukuran film, slide suara, dan lain sebagainya. Kemampuan media ini dianggap lebih baik dan lebih menarik, sebab mengandung kedua unsur jenis media yang pertama dan kedua.

b. Dilihat dari kemampuan jangkauannya, media dapat pula dibagi ke dalam:

1) Media yang memiliki daya liput luas dan serentak seperti radio dan televisi. Melalui media ini siswa dapat mempelajari hal- hal atau kejadian- kejadian yang aktual secara serentak tanpa harus menggunakan ruangan khusus.

2) Media yang mempunyai daya liput yang terbatas oleh ruang dan waktu seperti film slide, film, video, dan lain sebagainya.

c. Dilihat dari cara atau atau teknik pemakaiannya, media dapat dibagi ke dalam:

1) Media yang diproyeksikan seperti film, slide, film strip, transparansi, dan lain sebagainya. Jenis media yang demikian memerlukan alat proyeksi khusus seperti film projector untuk memproyeksikan film slide,

operhead projector (OHP) untuk memproyeksikan transparansi. Tanpa dukungan alat proyeksi semacam ini, maka media semacam ini tidak akan berfungsi apa- apa.

2) Media yang tidak diproyeksikan seperti gambar, foto, lukisan, radio, dan lain sebagainya.

Dokumen terkait