• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

B. Pembahasan

4. Media Pembelajaran keterampilan Menulis

juga mempunyai pengalaman yang nyata dalam pembelajaran keterampilan menulis sehingga keterampilan tersebut akan lebih lama diingat oleh siswa dari pada hanya berupa teori saja.

4. Media Pembelajaran Keterampilan Menulis

Melalui pengamatan yang dilakukan diketahui bahwa guru hanya menggunakan salah satu jenis media. Media yang diguanakan guru dalam proses pembelajaran adalah media visual yang tidak diproyeksikan.

Media visual yang tidak diproyeksikan yang digunakan dalam pembelajaran menulis laporan adalah media papan tulis dan mind mapping.

Sedangkan media yang digunakan dalam pembelajaran menulis surat dinas adalah papan tulis dan print out contoh surat dinas. Pada pembelajaran menulis kreatif

naskah drama satu babak dengan memperhatikan keaslian ide dan menulis kreatif naskah drama satu babak dengan memperhatikan kaidah penulisan adalah papan tulis, print out dan mind mapping.

Berikut akan disajikan tabel mengenai penggunaan media dalam pembelajaran keterampilan menulis.

Tabel 6: Media Pembelajaran Keterampilan Menulis.

NO. Media Hasil Pengamatan

KD 4.1 KD 4.2 KD 8.1 & 8.2

1. Media visual yang tidak

dapat diproyeksiakan a. Papan tulis b. Mind mapping c. Print out √ √ - √ - √ √ √ √

5. Evaluasi Pembelajaran Keterampilan Menulis

Evaluasi pembelajaran keterampilan menulis disesuaikan dengan KD yang dipelajari. Guru kemudian menuangkan penilaian pembelajaran pada RPP yang telah dibuat sebelum pelaksanaan pembelajaran.

Evaluasi pembelajaran KD 4.1 menulis laporan dengan bahasa yang baik dan benar dilakukan secara lisan maupun tertulis. Evaluasi lisan dilakukan di awal dan di akhir proses pembelajaran. Evaluasi lisan di awal pelajaran dilakukan untuk mengetahui pengetahuan awal siswa terhadap materi yang akan dipelajari. Sedangkan evaluasi lisan di akhir pembelajaran dilakukan untuk melatih keberanian siswa berbicara di depan umum dan melihat isi laporan yang telah dibuat oleh siswa. Evaluasi lisan yang dilakukan oleh guru adalah berupa beberapa pertanyaan sebagai berikut.

a. Apa yang kalian ketahui mengenai laporan? b. Apakah kalian pernah menulis sebuah laporan? c. Biasanya laporan ditulis untuk keperluan apa? d. Untuk siapa seseorang menulis laporan?

e. Bacalah hasil teks laporan yang telah kalian buat di depan kelas! f. Apa saja bentuk dari teks laporan?

Siswa secara bergantian menjawab pertanyaa-pertanyaan yang diberikan oleh guru. Siswa dengan antusias menjawab pertanyaan tersebut. Siswa juga saling membantu apabila ada siswa yang menjawab kurang tepat. Hasil dari evaluasi tersebut dijadikan sebagai tolak ukur pengetahuan siswa. Evaluasi tertulis dilakukan pada saat proses pembelajaran. Dalam proses pembelajaran, evaluasi

51

pembelajaran dilakukan dengan cara siswa membuat teks laporan sebagai tugas individu. Penilaian yang dilakukan berupa penilaian otentik, yaitu menilai karya siswa. Penilaian tersebut berdasarkan kriteria berikut.

Tabel 7: Kriteria Penilaian Otentik Menulis Laporan.

No. Aspek Kriteria Skor

1. Bahasa Efektif Kurang efektif Tidak efektif 5 3 1 2. Keruntutan Runtut Cukup runtut Kurang runtut Tidak runtut 5 4 3 1 3. EYD Tepat Kurang tepat Tidak tepat 5 3 1

4. Kesesuaian isi Sesuai

Cukup sesuai Kurang sesuai Tidak sesuai 5 4 3 1 Skor maksimal 20

Bentuk instrumen yang digunakan adalah soal uraian. Soal tersebut terdiri dari tiga butir soal sebagai berikut: (a) sebutkan pokok-pokok laporan, (b) buatlah kerangka laporan perjalanan dengan pola-pola tertentu, dan (c) kembangkan kerangka tersebut menjadi sebuah laporan perjalanan.

Selanjutnya, evaluasi yang diterapkan dalam pembelajaran KD 4.2 menulis surat dinas berkenaan dengan kegiatan sekolah dengan sistematika yang tepat dan bahasa baku adalah evaluasi lisan dan tulis. Evaluasi lisan dilakukan di awal pertemuan dan pada saat proses pembelajaran. Siswa diminta untuk mengungkapkan pengetahuan dan pengalaman mereka menulis surat dinas dan menentukan bagian-bagian pada contoh surat dinas. Evluasi tulis dilakukan selama proses pembelajaran, siswa diminta untuk menulis surat dinas berpedoman

pada contoh-contoh yang diberikan. Penilaian yang dilakukan oleh guru berupa penilaian otentik yaitu dengan menilai karya siswa. Penilaian dilakukan dengan kriteria berikut.

Tabel 8: Kriteria Penilaian Otentik Menulis Surat Dinas.

No. Aspek Kriteria Nilai

1. Diksi Tepat Kurang tepat Tidak tepat 4 2 1 2. Ejaan Tepat Kurang tepat Tidak tepat 4 2 1 3. Tanda baca dan huruf kapital Tepat

Kurang tepat Tidak tepat

4 2 1 4. Sistematika penulisan Lengkap dan tepat

Lengkap dan kurang tepat

Kurang lengkap dan kurang tepat Tidak lengkap dan tidak tepat

4 3 2 1

5. Format penulisan Lengkap

Kurang lengkap Tidak lengkap 4 2 1 Skor maksimal 20

Bentuk instrumen yang digunakan adalah soal uraian. Soal tersebut terdiri dari, tentukan sistematika penulisan surat dinas dan buatlah sebuah surat dinas berkaitan dengan kegiatan sekolah dengan memperhatikan segi bahasa, penulisan, dan sistematika.

Evaluasi yang diterapkan dalam pembelajaran KD 8.1 menulis kreatif naskah drama satu babak dengan memperhatikan keaslian ide dan KD 8.2 menulis kreatif naskah drama satu babak dengan memperhatikan kaidah penulisan naskah drama adalah evluasi secara lisan dan tertulis. Evaluasi lisan dilakukan di awal dan di akhir proses pembelajaran. Evaluasi lisan di awal pelajaran dilakukan untuk mengetahui pengetahuan awal siswa terhadap materi yang akan dipelajari.

53

Sedangkan evaluasi lisan di akhir pembelajaran dilakukan untuk melatih keberanian siswa berbicara di depan umum dan melihat hasil pekerjaan siswa secara lisan. Guru menggunakan penilaian otentik dengan menilai karya siswa. Penilaian tersebut dilakukan dengan kriteria sebagai berikut.

Tabel 9: Kriteria Penilaian Menulis Kretif Naskah Drama.

No. Aspek Kriteria Skor

1. Kesesuaian isi dengan ide Isi cerita sesuai dengan ide asli Isi cerita cukup sesuai dengan ide asli Isi cerita kurang sesuai dengan ide asli Isi cerita tidak sesuai dengan ide asli

5 4 3 1

2. Kaidah penulisan Tepat

Cukup tepat Kurang tepat Tidak tepat 5 4 3 1 3. Penggunaan tanda baca

dan ejaan Tepat Kurang tepat Tidak tepat 5 3 1 Skor maksimal 15

Bentuk instrumen yang digunakan adalah soal uraian. Soal tersebut terdiri dari, buatlah drama satu babak dengan judul tertentu dan susunlah naskah drama tersebut sesuai dengan sistematika penulisan.

Evaluasi yang diterapkan oleh guru dalam penilaian keterampilan menulis adalah penilaian otentik. Penilaian ini cocok digunakan dalam keterampilan menulis dimana dapat digunakan untuk menilai bagaimana siswa belajar dilihat dari hasil karya siswa.

Dilihat dari data hasil pengamatan, evaluasi yang dilakukan oleh guru mencakup ranah afektif, kognitif, dan psikomotorik. Ranah kognitif dalam

pembelajaran dapat dilihat saat guru melakukan apersepsi untuk mengetahui ingatan maupun pemahaman siswa mengenai materi. Sedangkan ranah afektif terlihat pada tingkah laku siswa saat berinteraksi dengan teman lain, berdiskusi, menanggapi materi, dan berbicara. Ranah psikomotorik terlihat saat siswa berunjuk kerja untuk mengerjakan tugas menulis atau mempresentasikan hasil di depan kelas. Rincian evaluasi pembelajaran keterampilan menulis adalah sebagai berikut.

Tabel 10: Evaluasi Pembelajaran Keterampilan Menulis.

No. Evaluasi Hasil Pengamatan

KD 4.1 KD 4.2 KD 8.1 & 8.2 1. Cara evaluasi a. Lisan b. Tulis √ √

2. Waktu pelaksanaan evaluasi a. Sebelum pembelajaran b. Dalam proses pembelajaran c. Setelah proses pembelajaran

√ √ √ √ √ - √ √ √ 3. Ranah a. Kognitif b. Afektif c. Psikomotorik √ √ √ √ √ √ √ √ √ B. Pembahasan

Pada bagian pembahasan akan mengulas hasil penelitian yang dikaitkan dengan teori yang sudah ada sehingga lebih mendalam dan jelas. Hal yang akan diulas meliputi, materi pembelajaran, tujuan pembelajaran, metode pembelajaran, media pembelajaran, dan evaluasi pembelajaran pada empat KD menulis.

1. Tujuan Pembelajaran

Tujuan pembelajaran merupakan tolak ukur dari keberhasilan proses pembelajaran. Dalam Permendiknas Nomor 4 Tahun 2007 tentang Standar Proses

55

disebutkan bahwa tujuan pembelajaran adalah proses dan hasil belajar yang diharapkan dicapai oleh siswa sesuai dengan Kompetensi Dasar (KD). Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, guru telah mencantumkan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai ke dalam RPP daan Silabus yang disesuaikan dengan Kompetensi Dasar (KD).

Tujuan pembelajaran dari KD 4.1 menulis laporan dengan bahasa yang baik dan benar adalah sebagai berikut.

1. Siswa dapat menyusun kerangka laporan berdasarkan urutan ruang, waktu, dan topik.

2. Siswa dapat mengembangkan kerangka laporan yang telah disusun dengan bahasa yang baik dan benar.

Tujuan pembelajaran tersebut telah dilaksanakan oleh guru dan siswa dalam pelaksanaan pembelajaran keterampilan menulis. Guru dan siswa telah berupaya untuk mencapai tujuan pembelajaran tersebut. Upaya guru yang telah dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut adalah dengan meminta siswa untuk menyusun kerangka laporan sesuai dengan urutan ruang, waktu, dan topik. Selanjutnya, siswa dimintaa untuk menulis laporan sesuai dengan kerangka yang telah dibuat sebelumnya. Kegiatan menulis tersebut dilakukan secara individu.

Tujuan tersebut telah dicapai oleh siswa. Keberhasilan tersebut dapat dilihat dari siswa yang mampu untuk menyusun kerangka laporan dan mengembangkan kerangka menjadi laporan dengan bahasa yang baik dan benar. Semua tujuan pembelajaran telah dirumuskan didalam RPP.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan tujuan dari KD 4.2 menulis surat dinas berkenaan dengan kegiatan sekolah dengan sistematika yang tepat dan bahasa baku telah tercapai. Ketercapaian tersebut ditunjukan dengan tercapainya tujuan pembelajaran sesuai dengan yang tercantum dalam RPP, yaitu sebagai berikut.

1. Siswa dapat menentukan bagian-bagian dari contoh surat dinas. 2. Siswa dapat menentukan sistematika surat dinas.

3. Siswa dapat menulis surat dinas berkenaan dengan kegiatan sekolah dengan bahasa baku.

Dalam pelaksanaan pembelajaran keterampilan menulis tujuan pembelajaran tersebut telah dicapai oleh guru dan siswa. Guru berupaya untuk mencapai tujuan tersebut dengan meminta siswa untuk mencermati dan menentukan bagian-bagian dari contoh surat dinas yang diberikan. Selanjutnya, siswa diminta untuk menentukan sistematika surat dinas. Kegiatan tersebut dilakukan secara kelompok.

Selanjutnya, siswa dapat menulis surat dinas berkenaan dengan kegiatan sekolah dengan bahasa baku. Siswa menulis surat dinas secara individu. Dalam menulis surat dinas siswa diberikan acuan atau contoh surat dinas yang dapat dijadikan model dalam menulis surat dinas. Setelah itu, siswa menyerahkan hasil tulisannya kepada guru. Berdasarkan deskripsi tersebut terlihat bahwa siswa Kelas VIIIA dan VIIIB dengan bimbingan guru mencoba untuk mencapai tujuan pembelajaran.

57

Selanjutnya tujuan dari KD 8.1 menulis kreatif naskah drama satu babak dengan memperhatikan keaslian ide dan KD 8.2 menulis kreatif naskah drama satu babak dengan memperhatikan kaidah penulisan naskah drama juga telah tercapai. Ketercapaian tersebut dilihat dari tercapainya tujuan dari pembelajaran, yaitu sebagai berikut.

1. Siswa dapat mendata cerita untuk diangkat sebagai dasar penulisan naskah drama.

2. Siswa menyusun kerangka cerita drama berdasarkan cerita yang sudah dipilih.

3. Siswa dapat menulis naskah drama satu babak berdasarkan kerangka naskah drama dengan memperhatikan kaidah penulisan naskah drama.

Tujuan pembelajaran tercapai dengan adanya usaha dari guru dan siswa. Usaha yang dilakukan adalah dengan cara guru meminta siswa untuk mendata cerita yang dapat diangkat sebagai dasar cerita. Siswa diminta untuk mendata cerita baik yang mereka alami sendiri atau berdasarkan cerita orang lain. Setelah itu, siswa diminta untuk menentukan cerita yang akan dibuat naskah drama dan menyusun kerangka cerita. Selanjutnya, siswa diminta untuk menulis naskah drama satu babak berdasarkan kerangka naskah drama dengan memperhatikan kaidah penulisan. Berdasarkan hal tersebut dapat dikatakan bahwa tujuan pembelajaran telah tercapai selama proses pembelajaran.

Semua tujuan yang tercantum dalam RPP dan Silabus telah tercapai oleh guru dan siswa selama pelaksanaan pembelajaran keterampilan menulis. Akan tetapi, masih terdapat siswa yang kurang mampu untuk memahami atau

memenuhi tujuan tersebut. Hal tersebut menjadi wajar karena setiap siswa mempunyai tingkat pemahaman dan penguasaan yang berbeda-beda.

Pada pembelajaran keterampilan menulis, guru telah berupaya untuk mencapai semua tujuan baik menulis kebahasaan maupun menulis sastra. Dari wawancara yang dilakukan, guru berharap dengan pembelajaran keterampilan menulis siswa mampu menuangkan pola pikirnya dalam bentuk tulisan, siswa terbiasa menulis, dan siswa cinta menulis. Seperti yang diungkapkan oleh Abidin (2012: 187), terdapat tiga tujuan utama dalam pembelajaran keterampilan menulis yang dilaksanakan di sekolah, yaitu menumbuhkan kecintaan menulis pada siswa, mengembangkan kemampuan siswa menulis, dan membina jiwa kreativitas para siswa untuk menulis.

2. Materi Pembelajaran

Berdasarkan hasil penelitian, materi pelajaran yang diajarkan kepada siswa di dalam kelas sebelumnya telah disiapkan melalui RPP dan silabus yang di dalamnya memuat Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD). Materi tersebut telah disesuaikan dengan kompetensi dasar. Hal tersebut telah sesuai dengan Permendiknas nomor 41 Tahun 2007 tentang standar proses, materi ajar merupakan fakta, konsep, prinsip, dan prosedur yang relevan dan ditulis dalam bentuk butir-butir sesuai dengan kompetensi dasar.

Dalam menentukan sumber materi yang digunakan guru menekankan pada kualitas dan kuantitas dari materi yang menunjang dalam pemahaman siswa. Selain itu, sumber materi tersebut lebih baik memuat banyak latihan untuk meningkatkan kemampuan ataupun kompetensi berbahasa dan bersastra siswa.

59

Hal tersebut sejalan dengan pendapat Suryaman, Sodiq, dan Prasetyo (2006: 2) materi pembelajaran merupakan pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang bertujuan untuk meningkatkan kompetensi berbahasa dan bersastra. Meskipun guru mempunyai kriteria tersendiri dalam menentukan sumber materi yang akan diajarkan, akan tetapi guru tidak membatasi siswa untuk mencari materi dari sumber lain.

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan sumber materi yang digunakan dalam KD 4.1 menulis laporan dengan bahasa yang baik dan benar adalah LKS, buku paket, dan apresiasi langsung atau lingkungan sekitar. Materi yang diajarkan guru telah mencakup teori yang dibutuhkan siswa, yaitu pengertian, bentuk laporan, fungsi laporan, dan hal penting yang terdapat dalam laporan. Pemilihan materi tersebut telah disesuaikan dengan tujuan pembelajaran yang terdapat dalam RPP dan silabus, juga disesuaikan dengan KD yang dipelajari.

Kemudian materi pembelajaran pada KD 4.2 menulis surat dinas berkenaan dengan kegiatan sekolah dengan sistematika dan bahasa baku menggunakan beberapa sumber materi, seperti LKS, buku paket, dan print out.

Materi yang disampaikan telah disesuaikan dengan KD dan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. Materi tersebut meliputi pengertian surat dinas, bagian-bagian dalam surat dinas, dan sistematika penulisan surat dinas.

Selanjutnya, materi yang digunakan pada pembelajaran menulis kreatif naskah drama satu babak berasal dari beberapa sumber, yaitu LKS, buku paket, print out dan lingkungan sekitar. Materi-materi menulis kreatif naskah drama

yaitu langkah-langkah menulis drama dan struktur drama. Sedangkan materi yang berasal dari lingkungan sekitar berupa contoh-contoh percakapan yang terjadi sehari-hari di lingkungan sekitar. Materi tersebut telah disesuaikan dengan tujuan dari pembelajaran.

Selama proses pembelajaran menulis teks laporan, surat dinas, dan naskah drama satu babak materi pembelajaran diajarkan secara sistematis. Pada awal pembelajaran guru terlebih dahulu melakukan apersepi dan menyampaikan tujuan pembelajaran. Selanjutnya, guru menyampaikan materi kepada siswa. Materi juga disusun berdasarkan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai. Pemilihan materi yang tepat akan mempengaruhi hasil pembelajaran. Tanpa materi yang tepat maka tujuan pembelajaran tidak dapat tercapai secara optimal.

Di SMP IP BS Tunas Bangsa guru dan siswa menggunakan LKS Excellent Bahasa Indonesia untuk Kelas VIII yang diterbitkan oleh Tujuh Samudera dan sebagian besar menggunakan buku paket Buku Mandiri Bahasa Indonesia kelas VIII karangan E.Kosasih dan Restuti penerbit Erlangga. Semua materi tidak hanya berpatokan pada LKS atau buku baket saja, akan tetapi juga berasal dari pengadaan sendiri berupa print out dan juga lingkungan sosial.

Dalam memilih setiap materi yang akan diajarkan guru selalu berupaya untuk menyesuaikan dengan kurikulum dan tingkat pendidikan, selain itu juga bersifat faktual dan konseptual. Hal tersebut terlihat dalam proses pembelajaran. Upaya guru dalam menentukan materi pembelajaran sesuai dengan pendapat Iskandarwassid dan Sunendar (2008: 219) yang mengatakan bahwa untuk menetapkan materi pembelajaran perlu memperhatikan kurikulum dan tingkat

61

pendidikan, terorganisasi secara sistematik dan berkesinambungan, dan mencakup hal-hal yang bersifat faktual maupun konseptual.

3. Metode Pembelajaran

Dalam pembelajaran keterampilan menulis guru tidak hanya menerapkan satu metode saja. Pembelajaran keterampilan menulis menggabungkan sebuah metode dengan metode-metode yang lainnya. Hal tersebut dilakukan untuk membuat siswa lebih memahami materi dan dapat mencapai tujuan pembelajaran. Sesuai dengan apa yang dikemukakan oleh Djamarah (2010: 46) metode merupakan cara yang digunakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Metode yang dikombinasikan adalah metode inkuiri, penugasan, diskusi, integratif, dan pemodelan.

Pembelajaran menulis laporan mengkombinasikan metode inkuiri, penugasan, diskusi, dan integratif. Metode inkuiri diterapkan di awal untuk mengetahui pemahaman siswa. Kemudian metode diskusi digunakan untuk mendiskusikan materi pelajaran yang dilanjutkan dengan metode penugasan. Pembelajaran ini di akhiri dengan metode integratif dimana siswa diminta untuk memaparkan hasil pekerjaannya di depan kelas. Metode yang diterapkan tersebut menyenangkan dan mudah diterima oleh siswa.

Pembelajaran menulis surat dinas menerapkan metode inkuiri, diskusi, penugasan, dan pemodelan. Pembelajaran diawali dengan metode inkuiri untuk mengetahui pemahaman siswa. Kemudian dilanjutkan dengan metode diskusi untuk membangun pengetahuan baru mengenai surat dinas dan dilanjutkan

dengan metode pemodelan memberikan contoh-contoh surat dinas pada siswa. Pembelajaran diakhiri dengan metode penugasan.

Kolaborasi dari beberapa metode-metode tersebut disesuaikan dengan tujuan, kondisi siswa, dan situasi. Pemilihan metode-metode tersebut dimaksudkan untuk mempermudah pemahaman siswa terhadap materi. Selain itu, suasana pembelajaran juga lebih menyenangkan.

Selanjutnya, pembelajaran menulis kreatif naskah drama satu babak, mengkolaborasikan metode inkuiri, diskusi, penugasan, dan sedikit metode integratif. Pembelajaran diawali dengan metode inkuiri, guru menanyakan pengetahuan siswa tentang drama dan menggali rasa ingin tahu siswa. Selanjutnya, guru menerapkan metode diskusi untuk menggali lebih dalam materi mengenai drama. Kemudian dilanjutkan dengan metode penugasan. Siswa diberi tugas untuk membuat kerangka dan menyusunnya menjadi naskah drama satu babak secara berkelompok. Pembelajaran diakhiri dengan metode integratif. Siswa mengkombinasikan kemampuannya berbicara, mendengarkan, dan memberikan pendapat mereka.

Metode-metode yang dipilih guru dalam pembelajaran ini disesuaikan dengan situasi dan kondisi siswa. Menurut guru, dengan metode-metode tersebut materi lebih mudah dipahami oleh siswa. Suasana kelas juga tidak membosankan maupun monoton.

Pemilihan metode pembelajaran sudah disesuaikan dengan tujuan, kondisi siswa, situasi, fasilitas, dan kemampuan guru. Hal tersebut sesuai dengan apa yang dikemukakan oleh Surakhmad (dalam Djamarah, 2010: 46), ada lima faktor

63

yang mempengaruhi penggunaan metode pembelajran, yaitu: 1) tujuan yang banyak jenis dan fungsinya, 2) anak didik dengan berbagai tingkat kematangannya, 3) situasi dengan berbagai keadaannya, 4) fasilitas dengan berbagai kualitas dan kuantitasnya, dan 5) pribadi guru serta kemampuan profesionalnya yang berbeda-beda. Selain itu, pembelajaran juga disesuaikan dengan tujuan pembelajaran yang tercantum dalam RPP sesuai dengan KD. Hal tersebut karena pencapaian tujuan menjadi tolak ukur keberhasilan sebuah pembelajaran.

Metode pembelajaran yang diterapkan tidak sesuai dengan metode yang tercantum dalam RPP. Ketidaksesuaian metode yang tercantum dalam RPP dengan metode yang diterapkan dalam pembelajaran menjadi catatan tersendiri bagi guru. Metode pembelajaran dapat dikatakan kurang baik dalam penerapannya karena kurang sesuai dengan perencanaannya.

4. Media Pembelajaran

Media menurut Sadiman, dkk. (2008: 7) merupakan segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan minat serta perhatian siswa sehingga proses pembelajaran terjadi. Dalam proses pembelajaran guru telah menggunakan media pembelajaran. Media yang digunakan oleh guru adalah media visual yang tidak dapat diproyeksikan berupa papan tulis, mind mapping, dan print out.

Media yang digunakan dalam pembelajaran keterampilan menulis laporan adalah media visual yang tidak dapat diproyeksikan berupa papan tulis dan mind

sudah mampu menarik perhatian siswa. Media tersebut juga membuat siswa lebih paham pada materi yang disampaikan. Penggunaan media membuat kelas tidak membosankan.

Guru menggunakan media dalam pembelajaran menulis surat dinas yaitu papan tulis dan print out yang merupakan media visual yang tidak dapat

diproyeksikan. Pemilihan media tersebut dianggap sudah tepat karena media dapat membantu penyampaian materi dari guru kepada siswa.

Pembelajaran menulis kreatif naskah drama satu babak menggunakan media visual yang tidak dapat diproyeksikan, yaitu papan tulis, print out, dan

mind mapping. Menurut guru biasanya pembelajaran menggunakan media video,

akan tetapi media tersebut sedang tidak digunakan. Penggunaan media papan tulis, print out, dan mind mapping dipilih untuk menarik minat siswa dalam

menulis naskah drama satu babak, sehingga materi lebih mudah dipahami.

Pemilihan media yang digunakan oleh guru telah disesuaikan dengan materi pembelajaran, tujuan pembelajaran, dan kondisi siswa. Penggunaan media dalam proses pembelajaran telah membuat proses pembelajaran menjadi lebih efektif. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Arsyad (2011: 15), bahwa penggunaan media pembelajaran akan sangat membantu keefektifan proses pembelajaran dan penyampaian pesan dan isi pelajaran pada saat itu. Media yang digunakan selama proses pembelajaran sudah efektif karena dapat membantu guru dalam menyampaikan materi pembelajaran sehingga siswa mampu memahami materi dan mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan. Akan tetapi, media yang digunakan kurang variatif

65

5. Evaluasi Pembelajaran

Penilaian dapat diartikan sebagai sebuah proses untuk mengukur kadar pencapaian tujuan (Nurgiantoro, 2010: 6). Berdasarkan data yang diperoleh selama melakukan penelitian, diketahui bahwa evaluasi yang dilakukan oleh guru pada pembelajaran menulis laporan, surat dinas, maupun menulis kreatif naskah

Dokumen terkait