• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II LANDASAN TEORI

2. Media Pembelajaran

Arsyad (2007:3) menyebutkan bahwa kata media berasal dari bahasa Latin medius yang secara harfiah berarti tengah, perantara, atau pengantar. Dalam bahasa Arab, media adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim kepada penerima pesan. Beliau menjelaskan secara garis besar, guru, buku teks, atau lingkungan sekolah merupakan media. Sedangkan secara khususnya, pengertian media belajar adalah alat-lat grafis, photografis, atau elektronis untuk menangkap, memproses dan

menyusun kembali informasi visual atau verbal. Anitah (2009:5-6) menjelaskan bahwa media adalah setiap orang, bahan, alat, atau peristiwa yang dapat mencipakan kondisi yang memungkinkan pembelajar menerima pengetahuan, keterampilan, dan sikap. Dari penjelasan ini, media bukan hanya alat atau bahan, tetapi juga orang atau peristiwa termasuk media. Hal ini karena orang (pendidik) dan peristiwa menjadi sarana dalam menyampaikan dan mengaitkan pembelajaran. Pendidik berfungsi membimbing peserta didik dan menyalurkan pengetahuan kepada peserta didik. Sedangkan peristiwa dapat digunakan untuk mengaitkan suatu pelajaran, misalnya pengalaman. Kustandi dan Sutjipto (2011:9) menjelaskan media pembelajaran adalah alat yang dapat membantu proses belajar mengajar dan berfungsi untuk memperjelas makna pesan yang disampaikan, sehingga dapat mencapai tujuan pembelajaran dengan lebih baik dan sempurna.

Jadi dapat disimpulkan media belajar adalah segala sarana yang digunakan pendidik dalam membantu memudahkan proses pembelajaran dalam menyampaikan materi pembelajaran, sehingga peserta didik dapat dengan mudah memahami dan menangkap materi yang dipelajari.

b. Jenis

Sanaky (2015:44-45) mengemukakan bahwa pembagian jenis dan karakteristik media pembelajaran, sebagai berikut:

1) Media pembelajaran dilihat dari sisi aspek bentuk fisik, dengan membagi jenis dan karakteristiknya, sebagai berikut:

a) Media elektronik, seperti televisi, film, radio, slide, video, VCD, DVD, LCD, komputer, internet, dll.

b) Media non-elektronik, seperti buku, handout, modul, modul,diktat, media grafis, dan alat peraga.

2) Ada pula yang melihat dari aspek panca indera dengan membagi menjadi tiga yaitu:

a) Media audio (dengar)

b) Media visual (melihat), termasuk media grafis c) Media audio-visual (dengar-melihat)

3) Ada yang melihat dari aspek alat dan bahan yang digunakan, yaitu: a) Alat perangkat keras (hardware) sebagai sarana yang

menampilkan pesan

b) Perangkat lunak (software) sebagai pesan atau informasi.

4) Kumpulan benda-benda (material collection), yaitu berupa peninggalan sejarah, dokumentasi, bahan-bahan yang memiliki nilai sejarah, jenis kehidupan, mata pencaharian, industri, perbankan, perdagangan, pemerintahan, agama, kebudayaan, politik, dan lain-lain.

5) Contoh-contoh kelakuan, perilaku pengajar. Pengajar memberi contoh perilaku atau suatu perbuatan. Misalnya, mencontohkan suatu perbuatan dengan gerakan tangan dan kaki, gerakan badan, mimik,

dan lain-lain. Media pembelajaran dalam bentuk ini, sangat tergantung pada inisitif, rekayasa, Dan kreasi pengajar itu sendiri. Jenis media seperti ini hanya dapat dilihat dan ditirukan oleh pembelajar.

Dari apa yang dikemukakan Sanaky, media pembelajaran dapat disederhanakan menjadi media konvensional dan ICT. Media konvensional itu sendiri merupakan media yang dalam penggunaannya tidak membutuhkan program/aplikasi tertentu. Seperti gambar yang langsung diberikan pada siswa, benda-benda real yang berkaitan dengan materi pelajaran, atau pun media yang dapat dibuat dengan benda-benda yang ada disekitar kita. Sedangkan media ICT merupakan kebalikan dari media konvensional, dimana penggunaannya membutuhkan aplikasi/program tertentu yang berbasis elektronik. Media ICT berkaitan dengan media yang dioperasikan dengan program/aplikasi tertentu di komputer. Gambar juga termasuk dalam media ICT, apabila penggunaannya ditampilkan melalui program komputer, seperti powerpoint.

c. Manfaat

Sanaky (2015:42) mengemukakan bahwa manfaat media pembelajaran adalah sebagai berikut:

1. Lebih menarik perhatian

2. Menumbuhkan motivasi belajar

4. Metode pembelajaran dapat bervariasi 5. Menyenangkan dan tidak membosankan 6. Pembelajar banyak melakukan kegiatan belajar

Media pembelajaran memiliki banyak manfaat seperti yang diungkapkan Sanaky, maka dalam pembelajaran diperlukan media pembelajaran. Dengan adanya media pembelajaran ini, pembelajaran akan terasa lebih menyenangkan bagi pelajar (peserta didik). Satu hal yang penting adalah dengan adanya media pembelajaran, akan membuat peserta didik lebih memahami apa yang dipelajari.

d. Kriteria Media yang Digunakan

Suyanto dan Djihad (2013:125) mengemukakan bahwa dalam memilih/membuat alat peraga yang memperoleh hasil yang baik, harus mempertimbangkan beberapa persyaratan,antara lain:

1. Tahan lama (dibuat dari bahan-bahan yang cukup kuat) 2. Bentuk dan warnanya menarik perhatian siswa

3. Sederhana dan mudah dikelola

4. Ukurannya sesuai dengan ruang belajar-mengajar

5. Dapat menyajikan konsep baik berbentuk real, gambar, atau diagram

6. Sesuai dengan konsep yang akan dibahas

7. Dapat memperjelas konsep dan bukan sebaliknya

8. Peragaan itu harus mampu menjadi dasar bagi tumbuhnya konsep berpikir abstrak bagi siswa

9. Menjadikan siswa belajar aktif dan mandiri dengan memanipulasi dan merekayasa alat peraga

10.Bila mungkin alat peraga tersebut bisa mempunyai banyak faedah dalam proses pembelajaran

Selain itu, Munadi (2010:187-194) menjelaskan dasar atau kriteria pemilihan media adalah sebagai berikut:

1. Karakteristik siswa.

Ada tiga hal yang berkaitan dengan karakteristik siswa, yakni: a) Karakteristik atau keadaan yang berkenaan dengan kemampuan

awal atau prerequisite skills, yakni kemampuan yang diperlukan untuk mencapai tujuan pembelajaran. Kemampuan ini merupakan hasil dari berbagai pengalaman masing-masing siswa.

b) Karakteristik yang berhubungan dengan latar belakang, lingkungan hidup, dan status sosial (sociocultural).

c) Karakteristik yang berkenaan dengan perbedaan-perbedaan kepribadian, seperti taraf intelegensi, motivasi belajar, perhatian/konsentrasi, sikap, persaan, minat, mau pun perkembangan kepribadian.

Pengetahuan mengenai karakteristik siswa ini dapat membuat guru merekonstruksi dan mengorganisasikan materi pelajaran sedemikian rupa, memilih dan menentukan metode dan media yang lebih tepat, sehingga akan terjadi proses interaksi dari masing-masing komponen belajar mengajar secara optimal.

2. Tujuan belajar.

Hasil belajar meliputi: a) hal ihwal keilmuan dan pengetahuan, konsep atau fakta (kognitif), b) hal ihwal personal, kepribadian atau sikap (afektif), c) hal ihwal kelakuan, keterampilan atau penampilan (psikomotorik). Dalam sebuah rencana pembelajaran, hendaknya guru melakukan pilihan-pilihan media yang sesuai dengan tujuan, yakni yang dapat membantu pencapaian hal ihwal berkenaan ranah kognitif, afektif, atau psikomotorik.

3. Sifat bahan ajar.

Isi pelajaran atau bahan ajar memiliki keragaman dari sisi-sisi tugas yang ingin dilakukan siswa. Tugas-tugas tersebut biasanya menuntut adanya aktivitas dari para siswanya. Setiap kategori pembelajaran itu menuntut aktivitas atau perilaku yang berbeda-beda, dan dengan demikian akan mempengaruhi pemilihan media beserta teknik pemanfaaannya.

Jika berbagai macam kegiatan didukung oleh media pembelajaran yang tepat, tentunya lingkungan belajar pun akan lebih dinamis, tidak membosankan, dan benar-benar menjadi pusat aktivitas belajar yang maksimal dan bahkan akan memperlancar peranannya sebagai pusat dan transformasi kebudayaan.

4. Pengadaan media

Dilihat dari segi pengadaannya, Sadiman dalam Munadi (2010:191-192), membagi media menjadi dua, yakni:

a) Media yang sudah menjadi komoditi perdagangan. Walaupun hemat waktu, hemat tenaga, dan hemat biaya bila dilihat dari kestabilan materi dan penggunaannya, namun kecil kemungkinan sesuai dengan tujuan pembelajaran. Hal ini disebabkan, tujuan pembuatan media (oleh produser/perusahaan) tidak khusus untuk mencapai tujuan pembelajaran yang spesifik seperti yang biasa terjdi di kelas, tetapi tujuan tersebut dibuat lebih umum untuk kelompok sasaran yang umum juga.

b) Media rancangan (by design), yaitu media yang dirancang secara khusus untuk mencapai suatu tujuan pembelajaran tertentu. Oleh karena itu, media ini besar kemungkinan sesuai dengan tujuan pembelajaran.

Aspek teknis lainnya yang butuh perhatian adalah dan menjadi pertimbangan pemilihan media adalah kemampuan biaya, ketersediaan waktu, tenaga, fasilitas, dan peralatan pendukung. 5. Kemudahan memperoleh media. Artinya media yang dibuat mudah

diperoleh, setidak-tidaknya mudah dibuat oleh guru pada waktu mengajar. Media grafis umumnya dapat dibuat guru tanpa biaya yang mahal, disamping sederhana dan praktis penggunaannya. 6. Sifat pemanfaatan media.

Dalam pemilihan media untuk proses belajar mengajar perlu juga mempertimbangkan sifat pemanfaatannya. Dilihat dari sifat pemanfaatannya, media pembelajaran terdapat dua macam, yakni: a) Media primer, yakni media yang diperlukan atau harus

digunakan guru untuk membantu siswa dalam proses pembelajarannya. Media semacam ini biasanya dimanfaatkan guru dalam proses pengajaran di kelas, yakni sebagai alat bantu proses belajar mengajar.

b) Media sekunder, media ini bertujuan untuk memberikan pengayaan materi. Media sekunder ini bisa juga disebut sebagai media pembelajaran dalam arti luas, yakni dapat dijadikan sumber belajar dimana para siswa dapat belajar secara mandiri atau berkelompok. Guru hendaknya mengetahui potensi media, maka dengan demikian harus terlebih dahulu mengetahui karakteristik masing-masing jenis media.

Dalam membuat media pembelajaran, kita perlu memperhatikan kriteria yang dikemukakan oleh pakar di atas. Peneliti menyimpulkan kriteria pembuatan atau pemilihan media pembelajaran adalah sebagai berikut:

1. Media pembelajaran harus sesuai dengan konsep yang akan dibahas.

2. Media pembelajaran harus menarik, tetapi aspek kemenarikannya tidak boleh berlebihan.

3. Media belajar yang digunakan harus sesuai dengan karakteristik siswa.

4. Media yang digunakan mudah diperoleh alat atau bahan pembuatannya

5. Media pembelajaran mampu membuat siswa aktif

6. Media pembelajaran dapat digunakan dalam jangka waktu yang lama (tahan lama)

7. Ukuran media pembelajaran sesuai dengan jumlah siswa atau ruang kelas

8. Media pembelajaran mudah dalam penggunaannya

9. Tidak membutuhkan biaya yang besar.

10.Media belajar bersifat konkrit.

11.Media yang digunakan dapat menunjang tercapainya tujuan belajar

12.Tidak berbahaya bagi siswa

e. Media Pembelajaran Konvensional

Media pembelajaran itu sendiri terbagi kedalam 2 jenis, yaitu media pembelajaran konvensional dan media pembelajaran ICT. Media pembelajaran konvensional itu sendiri merupakan media pembelajaran yang dalam pengoperasiannya tidak menggunakan program/aplikasi tertentu, berbeda dengan media ICT. Dalam hal ini, media pembelajaran

konvensional tidak menggunakan program komputer dalam penggunaannya. Media pembelajaran yang termasuk dalam media konvensional adalah gambar yang telah dicetak (bukan ditampilkan lewat program/aplikasi komputer) dan benda-benda konkret yang dalam penggunaanya dapat disentuh dan digunakan langsung oleh pendidik dan peserta didik.

Sadiman dkk (2014:28-49) menjelaskan beberapa jenis media grafis. Media grafis itu sendiri adalah media visual yang berfungsi untuk menyalurkan pesan dari sumber ke penerima pesan. Saluran yang dipakai menyangkut indera penglihatan. Pesan yang akan disampaikan dituangkan kedalam simbol-simbol komunikasi visual. Simbol-simbol tersebut perlu dipahami benar artinya agar proses penyampaian pesan dapat berhasil dan efisien. Selain fungsi umum tersebut, secara khusus grafis berfungsi pula untuk menarik perhatian, memperjelas sajian ide, mengilustrasikan atau menghiasi fakta yang mungkin akan cepat dilupakan atau diabaikan bila tidak digrafiskan. Selain sederhana dan mudah pembuatannya media grafis termasuk media yang relatif murah ditinjau dari segi biayanya. Beberapa jenis media grafis yang dikemukakan Sadiman (2014:29:49) adalah sebagai berikut:

1. Gambar/foto

Gambar/foto adalah media yang paling umum dipakai yang mana merupakan bahasa umum, yang dapat dimengerti dan dinikmati dimana-mana.

Beberapa kelebihan media gambar/foto yang dijelaskan sebagai berikut:

b) Sifatnya konkret. Gambar/foto lebih realistis menunjukkan pokok masalah dibandingkan dengan media verbal semata. c) Gambar dapat mengatasi batasan ruang dan waktu. Tidak semua

benda, objek atau peristiwa dapat dibawa ke kelas, dan tidak selalu bisa anak-anak dibawa ke objek/peristiwa tersebut.

d) Media gambar/foto dapat mengatasi keterbatasan pengamatan. Sel atau penampang daun yang tak mungkin kita lihat dengan mata telanjang dapat disajikan dengan jelas dalam bentuk gambar atau foto.

e) Foto dapat memperjelas suatu masalah, dalam bidang apa saja dan untuk tingkat usia berapa saja, sehingga dapat mencegah atau membetulkan kesalahpahaman.

f) Foto harganya murah dan gampang didapat serta digunakan, tanpa memerlukan peralatan khusus.

Selain kelebihan-kelebihan tersebut, gambar/foto mempunyai beberapa kelemahan yaitu:

a) Gambar/foto hanya menekankan persepsi indera mata

b) Gambar/foto benda yang terlalu kompleks kurang efektif untuk kegiatan pembelajaran

Ada enam syarat yang perlu dipenuhi oleh gambar/foto yang baik sehingga dapat dijadikan sebagai media pendidikan:

a) Autentik.

Gambar tersebut harus secara jujur melukiskan situasi seperti kalau orang melihat benda sebenarnya.

b) Sederhana.

Komposisi gambar hendaknya cukup jelas menunjukkan poin-poin pokok dalam gambar.

c) Ukuran relatif

Apabila gambar/foto tentang benda/objek yang belum dikenal atau pernah dilihat anak, maka sulitlah membayangkan berapa besar benda atau objek tersebut. Untuk menghindari itu, hendaknya dalam foto tersebut terdapat sesuatu yang telah dikenal anak-anak sehingga anak dapat membantu membayangkan gambar.

2.Sketsa

Sketsa adalah gambar yang sederhana atau draft kasar yang melukiskan bagian-bagian pokoknya tanpa detail. Karena setiap orang yang normal dapat belajar menggambar, setiap guru yang baik haruslah dapat menuangkan ide-idenya kedalam bentuk sketsa. 3. Diagram

Sebagai suatu gambar sederhana yang menggunakan garis-garis dan simbol-simbol, diagram atau skema menggambarkan struktur

dari objek secara garis. Diagram menunjukkan hubungan yang ada antar komponennya atau sifat-sifat proses yang ada di situ.

Diagram yang baik sebagai media pendidikan adalah:

a) Benar, diagram rapi, diberi title, label, dan penjelasan-penjelasan yang perlu.

b) Cukup besar dan ditempatkan secara straegis.

c) Penyusunannya disesuaikan dengan pola membaca yang umum yaitu dari kiri ke kanan dan dari atas ke bawah.

4. Bagan/chart

Bagan/chart termasuk media visual. Fungsinya adalah menyajikan ide-ide atau konsep-konsep yang sulit bila hanya disampaikan secara tertulis atau lisan secara visual.

Kriteria bagan sebagai media yang baik adalah sebagai berikut: a) Dapat dimengerti anak.

b)Sederhana dan lugas, tidak rumit atau berbelit-belit.

c)Diganti pada waktu tertentu agar selain tetap termasa (up to date), juga tak kehilangan daya tarik.

5. Grafik (graphs)

Grafik adalah gambar sederhana yang menggunakan titik-titik, garis atau gambar.

Media grafik dikatakan media pendidikan yang baik apabila memenuhi ketentuan sebagai berikut:

b) Hanya menyajikan satu ide setiap grafik

c) Ada jarak/ruang kosong antar kolom-kolom bagiannya d) Warna yang digunakan kontras dan harmonis.

e) Berjudul dan ringkas 6. Kartun

Kartun adalah suatu gambar interpretatif yang menggunakan simbol-simbol untuk menyampaikan suatu pesan secara cepat dan ringkas atau sesuatu sikap terhadap orang, situasi, atau kejadian-kejadian tertentu.

7. Poster.

Poster berfungsi untuk mempengaruhi orang-orang membeli produk dari suatu perusahaan, untuk mengikuti program Keluarga Berencana atau untuk menyayangi binatang dapat dituangkan lewat poster. Poster dapat dibuat dari kertas, kain, batang kayu, seng, dan semacamnya.

Secara umum poster yang baik memiliki kriteria sebagai berikut: a) Sederhana

b) Menyajikan satu ide dan untuk mencapai satu tujuan pokok. c) Berwarna

d) Slogannya ringkas dan jitu e) Tulisannya jelas

8. Peta dan globe

Pada dasarnya peta dan globe berfungsi untuk menyajikan data-data lokasi.

Kelebihan peta dan globe adalah sebagai berikut:

a) Memungkinkan siswa mengerti posisi dari kesatuan politik, daerah kepulauan, dan lain-lain

b) Merangsang minat siswa terhadap penduduk dan pengaruh-pengaruh geografis

c) Memungkinkan siswa memperoleh gambaran tentang imigrasi dan distribusi penduduk, tumbuh-tumbuhan, dan kehidupan hewan, serta bentuk bumi yang sebenarnya.

9. Papan flanel/flannel board

Papan flanel adalah media grafis yang efektif sekali untuk menyajikan pesan-pesan tertentu kepada sasaran tertentu pula. Papan yang berlapis kain flanel ini dapat dilipat sehingga praktis. Gambar-gambar yang akan disajikan dapat dipasang dan dicopot dengan mudah sehingga dapat dipakai berkali-kali.

10.Papan buletin (bulletin board)

Papan buletin ini tidak dilapisi kain flanel tetapi langsung ditempeli gambar-gambar atau tulisan-tulisan. Fungsinya selain menerangkan sesuatu, papan buletin dimaksudkan untuk memberitahukan kejadian dalam waktu tertentu.

Beberapa jenis media grafis di atas merupakan media konvensional. Penggunaan beberapa media grafis di atas tidak menggunakan aplikasi atau program komputer. Penggunaannya dilakukan secara manual.

Hainstock (2002:29-33) menjelaskan beberapa media pembelajaran untuk muatan pelajaran matematika, khususnya untuk materi perkalian dan pembagian, yang dijelaskan sebagai berikut:

1.Bagan perkalian

Bagan perkalian terdapat dua dimana sebuah bidang persegi dibagi menjadi 100 bidang persegi yang lebih kecil. Bilangan 1 sampai 10 ditulis secara mendatar di bagian atas dan menurun di bagian sisi kiri. Salah satu bagan sudah berisi dengan jawaban. Bagan yang lain dibiarkan kosong. Kertas poster atau kertas pembungkuas berukuran sekitar 8 inchi sampai 10 inchi persegi, yang dibagi kedalam bidang-bidang yang lebih kecil dengan ukuran persegi juga yang memadai. Bagan ini disebut juga sebagai bagan rangkuman perkalian dan bisa juga disebut dengan tabel pitagoras.

2.Papan perkalian

Papan ini merupakan sebuah persegi kayu atau kardus dengan sepuluh deretan, masing-masing deretan berisi sepuluh lubang. Di pertengahan bujur sisi paling kiri terdapat sebuah bidang persegi dimana dapat diselipkan kartu-kartu kecil bertuliskan angka. Sebilah papan beserta tempat gantungan yang terpaku padanya sangat bagus

untuk membuat papan ini. Kartu-kartu kecil berukuran inchi dapat dipotong dari kertas dan diletakkan di ruang yang telah disediakan pada sisi kiri papan.

Dalam hal ini, seratus pasak atau pun manik-manik digunakan dan sebuah piringan atau kancing baju bisa dimanfaatkan sebagai alat penghitung. Sebuah kertas poster persegi juga dapat digunakan, dengan tanda-tanda titik sebagai pengganti lubang, dan butiran kacang diberlakukan sebagai pasak.

3.Kartu-kartu penjumlahan perkalian

Kartu rangkuman ini dibuat dari selembar kertas dengan beragam susunan perkalian yang ditulis di atasnya, tanpa disertai dengan jawaban. Sejumlah lapisan kertas tersendiri berisi kombinasi perkalian juga dapat digunakan.

4. Papan pembagian pendek

Papan pembagian pendek terbuat dari bahan kayu, kardus atau pun papan pasak dengan sembilan kolom lubang sebanyak sembilan buah. Terdapa sembilan lubang yang lebih besar di bagian atas papan yang bertuliskan angka 1 sampai 9 juga ditulis menurun di sisi kiri papan.

Benda-benda yang diperlukan antara lain tiga kotak kardus, masing-masing berwarna merah, biru dan hijau, dan benda lainnya dapat berupa pion halma atau alat penanda lainnya seperti biji kacang atau kancing baju.

5.Bagan pembagian

Dua bagian pembagian hendaknya dibuat dari kertas kardus atau pun kertas tebal lainnya. Bahan ini berukuran sekitar 24 x 8 inchi bersama dengan bidang-bidang yang berukuran inchi . Angka-angka yang dicantumkan harus dapat dibagi, dan pembagi-pembaginya dari 1:1 sampai 81:9. Salah satu bagan dikosongkan, sedang yang lain diisi jawaban sebagaimana pada bagan rangkuman pembagian.

6. Kartu-kartu penjumlahan pembagian

Kartu-kartu rangkuman pembagian terbuat dari lembaran kertas (slip) kecil, di atasnya ditulisi kombinasi pembagian dari soal-soal yang benar-benar dapa dibagi (misalnya 20:4, 6:2, dan sebagainya).

Semua media pembelajaran yang dijelaskan pakar-pakar di atas merupakan media konvensional. Media pembelajaran dalam uraian di atas merupakan media yang penggunaannya tidak terlalu rumit. Media pembelajaran di atas juga dapat dibuat dengan kreativitas atau dikembangkan oleh pendidik, sebab bahan atau alat dalam pembuatanya tidaklah sulit didapatkan. Selain itu, terdapat media dua dimensi yang dijelaskan oleh Sadiman dkk. Sementara yang tergolong media tiga dimensi adalah media pembelajaran Montessori yang dijelaskan oleh Hainstock, kecuali media kartu penjumlahan perkalian dan kartu penjumlahan pembagian. Media dua dimensi dan tiga dimensi merupakan media konvensional yang dalam penggunaannya tanpa bantuan proyeksi atau bantuan komputer.

Dokumen terkait