• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN TEORI

B. Landasan Teori

1. Media pembelajaran

Belajar adalah suatu proses yang kompleks yang terjadi pada semua orang dan berlangsung seumur hidup, sejak dia masih bayi hingga ke liang lahat nanti (Sadiman, 2008: 2). Proses pembelajaran era sekarang dan era dulu sangat jauh berbeda terutama dalam hal sumber belajar. Sumber belajar era dulu masih berpusat pada guru sedangkan sumber belajar era sekarang mencakup berbagai aspek. Edgar Dale (Dewi: 2012) berpendapat bahwa sumber belajar adalah segala sesuatu yang dapat dimanfaatkan untuk memfasilitasi belajar seseorang. Association Educational Communication and Technology (AECT) (1977) menyatakan bahwa semua sumber baik berupa data, orang, dan wujud tertentu dapat digunakan siswa dalam belajar baik secara terpisah maupun terkombinasi yang akan mempermudah siswa dalam mencapai tujuan belajar.

Pernyataan di atas menunjukkan bahwa gaya belajar era dulu sudah tidak relevan lagi digunakan sebagai gaya belajar di era sekarang. Bitter dan Legacy (Pranowo, 2015: 1294) menjelaskan bahwa teknologi saat ini menjadi rekan kerja para pengajar, administrator, dan orang tua. Maka dari itu, sumber-sumber belajar perlu diubah sesuai dengan era sekarang. Sumber-sumber belajar selain guru disebut sebagai penyalur atau penghubung pesan ajar yang diadakan dan/atau diciptakan secara terencana oleh para guru atau pendidik, biasanya dikenal sebagai media pembelajaran (Munadi, 2010: 5).

a. Pengertian media pembelajaran

Gagne dan Briggs (Arsyad, 2014: 4) secara implisit mengatakan bahwa media pembelajaran, meliputi alat yang secara fisik digunakan untuk menyampaikan isi materi pengajaran yang terdiri dari buku, tape recorder, kaset, video camera, video recorder, film, slide (gambar bingkai), foto, gambar, grafik, televisi, dan komputer.

Berdasarkan pendapat dari para ahli, pengetian media pembelajaran adalah alat bantu yang memiliki fungsi untuk membantu dalam menyampaikan bahan ajar/materi dari pendidik kepada peserta didik. Penyampaian bahan ajar melalui alat-alat bantu seperti buku, tape recorder, kaset video, film, slide, foto, gambar, televisi, dan komputer. Penyampaian bahan ajar melalui alat-alat bantu tersebut disebut media pembelajaran.

b. Manfaat media pembelajaran

Kemp dan Dayton (Arsyad, 2014: 25-26) mengemukakan beberapa hasil penelitian yang menunjukkan dampak positif dari penggunaan media sebagai bagian integral pembelajaran di kelas atau sebagai cara utama pembelajaran langsung sebagai berikut.

1) Penyampaian pelajaran menjadi lebih baku. Setiap pelajar yang melihat atau mendengar penyajian melalui media menerima pesan yang sama. Meskipun para guru menafsirkan isi pelajaran dengan cara yang berbeda-beda dengan penggunaan media ragam hasil tafsiran itu dapat dikurangi sehingga informasi yang sama dapat disampaikan kepada siswa sebagai landasan untuk pengkajian, latihan, dan aplikasi lebih lanjut.

2) Pembelajaran bisa lebih menarik. Media dapat diasosiasikan sebagai penarik perhatian dan membuat siswa tetap terjaga dan memperhatikan. Kejelasan dan keruntutan pesan, daya tarik image yang berubah-ubah, penggunaan efek khusus yang dapat menimbulkan keingintahuan menyebabkan siswa tertawa dan berpikir, yang kesemuanya menunjukkan bahwa media memiliki motivasi dan meningkatkan minat.

3) Pembelajaran menjadi lebih interaktif dengan diterapkannya teori belajar dan prinsip-prinsip psikologis yang diterima dalam hal partisipasi siswa, umpan balik, dan penguatan.

4) Lama waktu pembelajaran yang diperlukan dapat dipersingkat karena kebanyakan media hanya memerlukan waktu singkat untuk mengantarkan

pesan-pesan dan isi pelajaran dalam jumlah yang cukup banyak dan kemungkinannya dapat diserap oleh siswa.

5) Kualitas hasil belajar dapat ditingkatkan bilamana integrasi kata dan gambar sebagai media pembelajaran dapat mengomunikasikan elemen-elemen pengetahuan dengan cara terorganisasikan dengan baik, spesifik, dan jelas. 6) Pembelajaran dapat diberikan kapan dan di mana diinginkan atau diperlukan

terutama jika media pembelajaran dirancang untuk penggunaan secara individu.

7) Sikap positif siswa terhadap apa yang mereka pelajari dan terhadap proses belajar dapat ditingkatkan.

8) Peran guru dapat berubah ke arah yang lebih positif; beban guru untuk penjelasan yang berulang-ulang mengenai isi pelajaran dapat dikurangi bahkan dihilangkan sehingga ia dapat memusatkan perhatian kepada aspek penting lain dalam proses belajar mengajar, misalnya sebagai konsultan atau penasihat siswa.

c. Media pembelajaran bermanfaat bagi proses pembelajaran

Media pembelajaran juga mempunyai manfaat bagi proses pembelajaran menurut Commission on Instructional Technology (Sudjana, 2007:10-11). Manfaat tersebut adalah sebagai berikut.

1) Membuat pendidikan lebih produktif; 2) menunjang pengajaran individual; 3) kegiatan pengajaran lebih ilmiah; 4) pengajaran lebih maksimal;

5) kegiatan belajar lebih menghubungkan dengan realita; 6) Mempercepat pendidikan dengan memperkaya teknologi.

Pernyataan Commission on Instructional Technology ini mengindikasikan bahwa media pembelajaran mampu menciptakan pembelajaran di kelas yang lebih baik daripada tanpa menggunakan media pembelajaran. Media pembelajaran menjadi solusi untuk menciptakan pembelajaran yang tidak lagi bersumber pada guru. Media pembelajaran menjadi tanda bahwa gaya belajar di kelas seiring berjalannya waktu berubah ke arah yang lebih baik.

d. Klasifikasi media pembelajaran

Klasifikasi media pembelajaran yang tepat untuk pembelajaran pada Anak Berkebutuhan Khusus adalah taksonomi Briggs. Taksonomi ini mengarah pada karakteristik menurut stimulus atau rangsangan yang dapat ditimbulkan dari media sendiri, yaitu kesesuaian rangsangan tersebut dengan karakteristik siswa, tugas pembelajaran, bahan, dan transmisinya (Sadiman, 2008: 23).

Briggs mengidentifikasi 13 macam media yang dipergunakan dalam proses belajar mengajar, yaitu objek, model, suara langsung, rekaman audio, media cetak, pembelajaran terprogram, papan tulis, media transparansi, film rangkai, film bingkai, film, televisi, dan gambar (Sadiman, 2008: 23). Jika dikaitkan dengan media pembelajaran “Scrabble”, media tersebut masuk pada karakteristik model, media cetak, dan gambar. Berdasarkan taksonomi Briggs, media “Scrabble” termasuk media yang memiliki beberapa karakteristik. Pertama, “Scrabble” merupakan benda nyata. Jika disesuaikan dengan karakteristik siswa, benda nyata sesuai dengan kelompok berjumlah 2-30 orang dan individual. Benda

nyata memiliki kesesuaian dengan karakteristik siswa yang menyukai belajar secara visual, pendengaran, mandiri, dan gerakan. Benda nyata juga sesuai dengan karakteristik siswa yang tergantung pada kecepatan belajar.

Kedua, “Scrabble” merupakan model. “Scrabble” termasuk model permainan yang dapat digunakan sebagai media pembelajaran. Berdasarkan taksonomi Briggs, jenis media model memiliki kesamaan karakteristik dengan benda nyata. Sadiman (2008: 75) menjelaskan bahwa permainan (games) adalah setiap kontes antara para pemain yang berinteraksi satu sama lain dengan mengikuti aturan-aturan tertentu untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu pula. Maka dari itu, media “Scrabble” termasuk model permainan yang memiliki komponen, yaitu pemain, lingkungan berinteraksi, aturan, dan tujuan tertentu. Model permainan memiliki beberapa kelebihan sebagai berikut.

1) Permainan adalah sesuatu yang menyenangkan untuk dilakukan dan sesuatu yang menghibur.

2) Permainan memungkinkan adanya partisipasi aktif dari siswa untuk belajar. 3) Permainan dapat memberikan umpan balik langsung.

4) Permainan memungkinkan penerapan konsep-konsep ataupun peran-peran ke dalam situasi dan peranan yang sebenarnya di masyarakat.

5) Permainan bersifat luwes.

6) Permainan dapat dengan mudah dibuat dan diperbanyak (Sadiman, 2008: 78- 81).

Ketiga, “Scrabble” merupakan gambar (grafis). Berdasarkan taksonomi Briggs, media tersebut lebih disesuaikan pada karakteristik siswa yang menyukai

belajar secara visual, kecepatan belajar, dan respon. Media gambar juga sesuai dipakai baik secara berkelompok yang terdiri dari 2-30 orang maupun individual. Sadiman (2008: 29-31) menjabarkan beberapa kelebihan media gambar sebagai berikut.

1) Sifatnya konkret; Gambar/foto lebih realistis menunjukkan pokok masalah dibandingkan dengan media verbal semata.

2) Gambar dapat mengatasi batasan ruang dan waktu.

3) Media gambar/foto dapat mengatasi keterbatasan pengamatan kita.

Selain kelebihan-kelebihan tersebut, gambar/foto mempunyai beberapa kelemahan, yaitu:

1) Gambar/foto hanya menekankan persepsi indera mata.

2) Gambar/foto benda yang terlalu kompleks kurang efektif untuk kegiatan pembelajara.

3) Ukurannya sangat terbatas untuk kelompok besar (Sadiman, 2008: 31).

Penjelasan di atas memberikan gambaran jelas tentang media “Scrabble” berdasarkan taknosomi Briggs. Taksonomi Briggs menjadi tolok ukur dalam pengembangan media “Scrabble” sehingga media ini dapat digunakan secara baik dan tepat guna.

Dokumen terkait