• Tidak ada hasil yang ditemukan

KAJIAN PUSTAKA

A. Penelitian Relevan

2. Media Pembelajaran

a. Definisi Media Pembelajaran

Rossi dan Breidle (Sanjaya, 2008:204) mengemukakan bahwa media pembelajaran adalah seluruh alat dan bahan yang dapat dipakai untuk tujuan pendidikan, seperti radio, televisi, buku, koran, majalah, dan sebagainya. Media pembelajaran (Kustandi dan Bambang, 2011:9) adalah sarana untuk meningkatkan kegiatan proses belajar mengajar. Mengingat banyaknya bentuk-bentuk media, maka guru harus dapat memilihnya dengan cermat, sehingga

dapat digunakan dengan tepat. Gagne (Sanaky, 2013:4) mengatakan bahwa media pembelajaran adalah pelbagai komponen yang ada dalam lingkungan siswa yang dapat merangsangnya untuk belajar.

Penggunaan media dalam pembelajaran saat ini diperlukan untuk meningkatkan pengetahuan siswa terhadap mata pelajaran yang dipelajari. Berdasarkan teori-teori di atas, dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran adalah alat, bahan, dan lingkungan yang dapat digunakan untuk menunjang proses kegiatan belajar mengajar. Oleh karena itu, pengajar saat ini perlu memahami dan dapat menggunakan media pembelajaran.

b. Tujuan dan Manfaat Media Pembelajaran 1) Tujuan Media Pembelajaran

Media pembelajaran sangat berguna untuk proses kegiatan belajar mengajar, maka dari itu tujuan media pembelajaran (Sanaky, 2013:5) sebagai alat bantu pembelajaran yaitu:

a) Mempermudah proses pembelajaran di kelas b) Meningkatkan efisiensi proses pembelajaran

c) Menjaga relevansi antara materi pelajaran dengan tujuan belajar d) Membantu konsentrasi pembelajar dalam proses pembelajaran 2) Manfaat Media Pembelajaran

Manfaat media pembelajaran baik secara umum maupun khusus sebagai alat bantu pembelajaran bagi pengajar dan pembelajar. Jadi manfaat media pembelajaran (Sanaky, 2013:5-6) sebagai berikut.

a) Pengajaran lebih menarik perhatian pembelajar sehingga dapat menumbuhkan motivasi belajar,

b) Bahan pengajaran akan lebih jelas maknanya, sehingga dapat lebih dipahami pembelajar, serta memungkinkan pembelajar menguasai tujuan pengajaran dengan baik,

c) Metode pembelajaran bervariasi, tidak semata-mata hanya komunikasi verbal melalui penuturan kata-kata lisan pengajar, pembelajar tidak bosan, dan pengajar tidak kehabisan tenaga,

d) Pembelajar lebih banyak melakukan kegiatan belajar, sebab tidak hanya mendengarkan penjelasan dari pengajar saja, tetapi juga aktivitas lain yang dilakukan seperti: mengamati, melakukan, mendemonstrasikan, dan lain-lain. Selain manfaat media pembelajaran secara umum ada manfaat media pembelajaran secara khusus bagi pengajar dan pembelajar. Manfaat secara khusus dalam media pembelajaran adalah sebagai berikut:

(1) Manfaat Media Pembelajaran bagi Pengajar, sebagai berikut: (a) Memberikan pedoman, arah untuk mencapai tujuan pembelajaran. (b) Menjelaskan struktur dan urutan pengajara secara baik.

(c) Memberikan kerangka sistematis mengajar secara baik.

(d) Memudahkan kendali pengajar terhadap materi pembelajaran. (e) Membantu kecermatan, ketelitian dalam penyajian materi pelajaran. (f) Membangkitkan rasa percaya diri seorang pengajar.

(g) Meningkatkan kualitas pengajaran.

(i) Menyajikan inti informasi, pokok-pokok secara sistematik, sehingga memudahkan penyampaian, dan

(j) Menciptakan kondisi dan situasi belajar yang menyenangkan dan tanpa tekanan.

(2) Manfaat Media Pembelajaran bagi Pembelajar, sebagai berikut: (a) Meningkatkan motivasi belajar pembelajar

(b) Memberikan dan meningkatkan variasi belajar bagi pembelajar (c) Memudahkan pembelajar untuk belajar

(d) Merangsang pembelajar untuk berfikir dan beranalisis

(e) Pembelajar dalam kondisi dan situasi belajar yang menyenangkan dan tanpa tekanan, dan

(f) Pembelajar dapat memahami materi pelajaran secara sistematis yang disajikan.

c. Fungsi Media Pembelajaran

Fungsi media pembelajaran menurut Livie dan Letz dalam Kustandi dan Bambang (2011:20-22) mengemukakan empat fungsi media pembelajaran yang khususnya pada media visual, yaitu fungsi atensi, fungsi afektif, fungsi kognitif, dan fungsi kompensatoris. Masing-masing fungsi tersebut, dapat dijelaskan sebagai berikut.

1) Fungsi atensi, media visual merupakan inti, menarik, dan mengarahkan perhatian pembelajar untuk berkonsentrasi kepada isi pelajaran yang berkaitan dengan makna visual yang ditampilkan atau menyertai teks materi pelajaran.

2) Fungsi afektif, media visual dapat terlihat dari tingkat kenikmatan pembelajar ketika belajar membaca teks bergambar. Gambar atau lambang visual akan dapat menggugah emosi dan sikap pembelajar, misalnya informasi yang menyangkut masalah sosial atau ras.

3) Fungsi kognitif, media visual mengungkapkan bahwa lambang visual memperlancar pencapaian tujuan untuk memahami dan mendengar informasi atau pesan yang terkandung dalam gambar.

4) Fungsi kompensatoris, media visual memberikan konteks untuk memahami teks membantu pembelajar yang lemah dalam membaca untuk mengorganisasikan informasi dalam teks dan mengingatkannya kembali.

Berbeda dengan pendapat Livie dan Letz, Kemp dan Dayton (Kustandi dan Bambang, 2011:23), mengatakan bahwa media pembelajaran dapat memenuhi tiga fungsi utama apabila media itu digunakan untuk perorangan, kelompok, atau kelompok yang besar jumlahnya, yaitu dalam hal (1) memotivasi minat atau tindakan, (2) menyajikan informasi, dan (3) memberi intruksi. Untuk memenuhi fungsi motivasi, media pembelajaran dapat direalisasikan dengan teknik drama atau hiburan. Sedangkan untuk tujuan informasi, media pembelajaran dapat digunkan dalam rangka penyajian informasi di hadapan sekelompok siswa. Isi dan bentuk penyajian bersifat sangat umum, berfungsi sebagai pengantar, ringkasan laporan, atau pengetahuan latar belakang. Penyajian dapat pula berbentuk hiburan, drama, atau teknik motivasi.

d. Klasifikasi dan Macam-macam Media Pembelajaran

Media pembelajaran dapat diklasifikasikan menjadi beberapa klasifikasi tergantung dari sudut mana melihatnya (Sanjaya, 2008:211).

1) Dilihat dari sifatnya, media dapat dibagi menjadi tiga, yaitu sebagai berikut: a) Media auditif, yaitu media yang hanya dapat didengar saja, atau media yang

hanya memiliki unsur suara, seperti radio dan rekaman suara.

b) Media visual, yaitu media yang hanya dapat dilihat saja, tidak mengandung unsur suara. Unsur-unsur yang termasuk ke dalam media ini adalah film slide, foto, transparansi, lukisan, gambar, dan berbagai bentuk bahan yang dicetak seperti media grafis.

c) Media audiovisual, yaitu jenis media yang selain mengandung unsur suara juga mengandung unsur gambar yang dapat dilihat, seperti rekaman video, berbagai ukuran film, slide suara, dan lain sebagainya. Kemampuan media ini dianggap lebih baik dan lebih menarik, sebab mengandung kedua unsur jenis media yang pertama dan kedua.

2) Dilihat dari kemampuan jangkauannya, media dapat pula dibagi menjadi dua, yaitu sebagai berikut:

a) Media yang memiliki dapat liput yang luas dan serentak seperti radio dan televisi. Melalui media ini siswa dapat mempelajari hal-hal atau kejadian-kejadian yang aktual secara serentak tanpa harus menggunakan ruangan khusus.

b) Media yang mempunyai daya liput yang terbatas oleh ruang dan waktu, seperi film slide, film, video, da lain sebagainya.

3) Dilihat dari cara atau teknik pemakaiannya, media dapat dibagi menjadi dua, yaitu sebagai berikut.

a) Media yang diproyeksikan, seperti film, slide, film strip, transparansi, dan lain sebagainya. Jenis media yang demikian memerlukan alat proyeksi khusus, seperti film projector untuk memproyeksikan film, slide projector untuk memproyeksikan film slide, Over Head Projector (OHP) untuk memproyeksikan transparansi. Tanpa dukungan alat proyeksi semacam ini, maka media semacam ini tidak akan berfungsi apa-apa.

b) Media yang tidak diproyeksikan, seperti gambar, foto, lukisan, radio, dan lain sebagainya.

Klasifikasi media menurut Sanjaya membagi menjadi tiga sesuai dengan sudut pandang. Berbeda dengan Rudy Brets yang membagi klasifikasi media menjadi tujuh (Sanjaya, 2008: 212), yaitu:

a. Media audiovisual gerak, seperti: film suara, pita video, film tv. b. Media audiovisual diam, seperti: film rangkaian suara.

c. Audio semigerak, seperti: tulisan jauh bersuara. d. Media visual bergerak, seperti: film bisu.

e. Media visual diam, seperti: halaman cetak, foto, microphone, slide bisu. f. Media audio, seperti: radio, telepon, pita radio.

Klasifikasi pengelompokan media oleh Anderson berbeda dengan Sanjaya dan Rudy Brets. Klasifikasi pengelompokan media oleh Anderson (Sanjaya, 2008: 2013), yaitu sebagai berikut.

Tabel 2.1Klasifikasi Pengelompokan Media oleh Anderson

No Kelompok media Media Instruksional

1 Audio Pita audio (rol atau kaset)

Piringan audio

Radio (rekaman siaran) 2 Cetak Buku teks terprogram

Buku pegangan/manual

Buku tugas

3 Audio-Cetak Buku latihan dilengkapi kaset

Gambar/poster (dilengkapi audio) 4 Proyek Visual Diam Film bingkai (slide)

Film rangkaian (berisi pesan verbal) 5 Proyek Visual Diam

dengan Audio

Film bingkai (slide) suara

Film rangkai suara

6 Visual Gerak Film bisu dengan judul (caption) 7 Visual Gerak dengan

Audio

Film suara

Video/vcd/dvd 8 Benda Benda nyata

Model tiruan (mock-up)

9 Komputer Media berbasis komputer; CAI (Computer Assisted Intructional) & CMI (Computer Managed Intructional).

e. Multimedia

Dokumen terkait