• Tidak ada hasil yang ditemukan

Media Pembelajaran di Taman Kanak-kanak

Dalam dokumen BUKU AJAR DAN MEDIA PEMBELAJARAN (Halaman 100-104)

PEMANFAATAN MEDIA DAN SUMBER BELAJAR PEMBELAJARAN DI TK

2. Media Pembelajaran di Taman Kanak-kanak

Dalam kerucut pengalaman Edgar Dele pengalaman langsung menempati persentase yang paling besar, kemudian disusul dengan pengalaman melalui benda tiruan. Oleh karena keterbatasan waktu, tempat dan biaya, maka media pembelajaran yang dibuat sebagai benda tiruan sangatlah penting dalam sebuah pembelajaran di taman kanak-kanak. Media pembelajaran yang digunakan di taman kanak-kanak terdiri dari dua jenis, yaitu alat peraga dan alat permainan. Alat peraga adalah semua alat yang

101 dipergunakan oleh pendidik untuk menerangkan/memperagakan bahan pelajaran dalam proses belajar mengajar. Sedangkan alat permainan adalah semua alat yang dipergunakan anak untuk memenuhi naluri bermainnya sehingga anak dapat melakukan proses belajar dengan cara yang menyenangkan.

Dalam pembuatan media pembelajaran di taman kanak-kanak ini ada beberapa prinsip yang harus diperhatikan :

a. Media pembelajaran yang dibuat hendaknya multiguna. Multiguna disini maksudnya adalah bahwa media tersebut dapat digunakan untuk pengembangan berbagai aspek perkembangan anak.

b. Bahan mudah didapat di lingkungan sekitar lembaga taman kanak-kanak dan murah atau bisa dibuat dari bahan bekas/sisa.

c. Tidak menggunakan bahan yang berbahaya bagi anak.

d. Dapat menimbulkan kreativitas, dapat dimainkan sehingga menambah kesenangan bagi anak, menimbulkan daya khayal dan daya imajinasi serta dapat digunakan untuk bereksperimen dan bereksplorasi.

e. Sesuai dengan tujuan dan fungsi sarana.

f. Dapat digunakan secara individual, kelompok, dan klasikal.

g. Dibuat sesuai dengan tingkat perkembangan anak. Tingkat perkembangan anak yang berbeda berpengaruh terhadap jenis permainan yang akan dibuat oleh guru.

Ada beberapa karakteristik media pembelajaran yang dapat dijadikan dasar dalam pemilihan media pendidikan diantaranya :

1. Fixative property

Media mampu menangkap, menyimpan, dan merekomendasikan suatu objek atau peristiwa yang telah terjadi di masa lampau. Misalnya foto/kamera, film, video, film bingkai, dll.

2. Manipulative property

Media dapat mengubah objek, waktu, dan perstiwa menjadi 3 hal yaitu :

(a) Close Up (objek yang terlalu kecil terlihat lebih besar) misalnya dengan media proyektor mikro, mikroskop, luv / loop, film bingkai, film, model dan gambar.

102 (b) Time Lapse / High-Speed Photograph (gerak yang terlalu lambat dapat ditampilkan lebih cepat) misalnya gerakan tumbuhnya bunga dipercepat dengan media film / kamera film.

(c) Slow Motion (gerak yang terlalu cepat dapat ditampilkan lebih lambat) misalnya gerakan elang memangsa ayam yang cepat dapat diperlambat dengan film. (d) Object yang terlalu besar seperti rumah, gajah, pesawat, dapat ditampilkan

bentuk kecilnya dengan model maket, miniatur, gambar, atau film

(e) Object yang terlalu kompleks misalnya mesin-mesin dapat disajikan menjadi bentuk yang sederhana dengan model diagram, bagan dll

3. Distributive Property

Media dapat menyajikan suatu peristiwa dalam radius yang luas seperti gunung berapi, gempa bumi, iklim, kepulauan, dll. Sehingga dapat divisualkan dalam bentuk film bingkai, gambar, peta / globe, radio, dll.

Menurut Nana Sudjana prinsip pemilihan media untuk kepentingan pengajaran sebaiknya memperhatikan hal-hal berikut :

1. Ketepatan dengan tujuan pengajaran, artinya media pengajaran dipilih atas dasar tujuan-tujuan intruksional yang ditetapkan

2. Dukungan terhadap isi bahan pelajaran

3. Kemudahan memperoleh media, artinya media yang diperlukan mudah diperoleh, setidak-tidaknya mudah dibuat oleh guru pada waktu mengajar

4. Keterampilan guru dalam menggunakannya, apapun jenis media yang diperlukan syarat utama adalah guru dapat menggunakannya dalam proses pengajaran

5. Tersedianya waktu untuk menggunakannya, sehingga media tersebut dapat bermafaat bagi siswa selama pengajaran berlangsung

6. Sesuai dengan taraf berpikir siswa, memilih media pendidikan harus sesuai dengan taraf berpikir siswa, sehingga makna yang terkandung didalamnya dapat dipahami oleh para siswa.

Dengan kriteria pemilihan media tersebut, guru dapat lebih mudah menggunakan media mana yang dianggap tepat untuk membantu mempermudah tugas- tugasnya sebagai pendidik. Kehadiran media dalam kegiatan pembelajaran jangan

103 dipaksakan sehingga mempersulit tugas guru, tapi harus sebaliknya yakni mempermudah guru dalam menjelaskan bahan pembelajaran.

Secara singkat dalam pemilihan media pembelajaran bahwa media tersebut harus sesuai dengan karakteristik siswa dan kompetensi pembelajaran yang akan dicapai. Siswa taman kanak-kanak berusia 4-6 tahun dimana anak pada fase praoperasional dimulai dengan penguasaan bahasa yang sistematis, permainan simbois, imitasi (tidak langsung) serta bayangan mental. Semua proses ini menunjukkan bahwa anak suadah mampu untuk melakukan tingkah laku simbolis, sehingga dalam kegiatan pembelajaran guru bisa memilih media yang sesuai dengan tema yang diajarkannya. Oleh karena itu media seperti kartun, model, komik adalah media yang bisa digunakan dalam pembelajaran di taman kanak-kanak.

3.Kriteria Pemilihan Media dan Sumber Belajar

Kriteria yang paling utama dalam pemilihan media adalah bahwa media adalah harus dengan tujuan pembelajaran atau kompetensi yang ingin dicapai. Misalnya bila tujuan atau kompetensi siswa bersifat menghafalkan kata-kata tentunya media audio yang tepat untuk digunakan. Jika tujuan atau kompetensi yang dicapai bersifat memahami isi bacaan maka media cetak yang lebih tepat digunakan. Kalau tujuan pembelajaran bersifat motorik (gerak dan aktivitas), maka media film dan video bisa digunakan. Selain pertimbangan tersebut Sanjaya (2008) mengungkapkan sejumlah pertimbangan lain yang dapat kita gunakan dalam memilih media pembelajaran yang tepat, yakni dengan menggunakan kata ACTION (Access, Cost, Technology, Interactivity, Organization, Novelty).

1. Access, artinya bahwa kemudahan akses menjadi pertimbangan pertama dalam pemilihan media. Apakah media yang diperlukan itu tersedia, mudah dan dapat dimanfaatkan?. Akses juga menyangkut aspek kebijakan, apakah media tersebut diijinkan untuk digunakan?

2. Cost, hal ini menyangkut pertimbangan biaya. Biaya yang dikeluarkan untuk penggunaan suatu media harus seimbang dengan manfaatnya.

104 3. Technology, dalam pemilihan media perlu juga dipertimbangkan ketersediaan

teknologiya dan kemudahan dalam penggunaannnya.

4. Interactivity, media yang baik adalah media yang mampu menghadirkan komunikasi dua arah atau interaktifitas.

5. Organization, menyangkut pertimbangan dukungan organisasi atau lembaga dan bagaimana pengorganisasiannya.

6. Novelty, menyangkut pertimbangan aspek kebaruan dari media yang dipilih. Media yang lebih baru biasanya lebih menarik dan lebih baik.

Kriteria diatas mungkin juga berlaku untuk mempertimbangkan pemilihan sumber belajar. Sudrajat (2008) lebih lanjut mengemukakan lima kriteria dalam pemilihan sumber belajar, yaitu:

1. Ekonomis, sumber belajar yang digunakan tidak harus terpatok pada harga yang mahal.

2. Praktis, sumber belajar yang dipilih tidak memerlukan pengelolaan yang rumit, sulit dan langka.

3. Mudah, sumber belajar harus dekat dan tersedia di sekitar lingkungan kita.

4. Fleksibel, artinya sumber belajar dapat dimanfaatkan untuk berbagai tujuan instruksional

5. Sesuai dengan tujuan, sumber belajar harus dapat mendukung proses dan pencapaian tujuan belajar, dapat membangkitkan motivasi dan minat belajar siswa.

Dalam dokumen BUKU AJAR DAN MEDIA PEMBELAJARAN (Halaman 100-104)