• Tidak ada hasil yang ditemukan

Mekanisme Evolusi

Dalam dokumen sma12bio Biologi Subardi (Halaman 86-89)

Bab 4. Pola-Pola Hereditas

C. Mekanisme Evolusi

Tidak ada makhluk hidup yang sama persis meskipun berada dalam satu spesies. Keberadaan macam-macam karakteristik yang dimiliki individu berperan sebagai pembeda antara individu yang satu dengan yang lain. Sifat-sifat yang berbeda yang terdapat pada individu-individu dalam satu spesies disebut variasi. Individu yang mengalami variasi disebut varian. Jika satu spesies hidup pada suatu tempat yang berbeda dari asal-usulnya, keturunan-keturunan berikutnya akan mengalami perubahan sehingga spesies tersebut tidak sama dengan spesies dari asal-usulnya, dengan demikian muncul varian.

Sifat dan karakteristik yang dimiliki suatu individu ditentukan oleh gen. Perubahan yang terjadi pada gen menyebabkan terja-dinya perubahan sifat pada individu. Faktor-faktor apa saja yang menyebabkan perubahan gen? Perubahan gen disebabkan ada-nya mutasi gen dan rekombinasi gen. Mutasi gen adalah perubah-an susunperubah-an kimia dari suatu gen. Mutasi gen merupakperubah-an meka-nisme evolusi yang sangat penting. Pewarisan sifat dari induk ke generasi berikutnya terjadi melalui gamet induk. Kenyataan itu menyebabkan setiap gamet mengandung beribu-ribu gen, setiap individu menghasilkan beribu-ribu gamet, sehingga jumlah gene-rasi yang terjadi sedemikian banyak selama masih adanya spesies tersebut. Berdasarkan kenyataan tersebut, dapat diprediksi jumlah mutasi gen melalui laju mutasi gen dari suatu spesies.

Pemunculan mutasi gen seakan-akan terjadi secara spontan, misalnya di antara seribu biji yang normal ditemukan satu biji yang tidak normal. Biji yang tidak normal tersebut menghasilkan embrio yang abnormal. Hal ini terjadi melalui mutasi gen sehingga laju mutasi spontan pada biji tersebut dikatakan 1 : 1.000 atau 10–3. Laju mutasi suatu spesies adalah angka-angka yang me-nunjukkan jumlah gen-gen yang bermutasi di antara seluruh gamet yang dihasilkan oleh satu individu dari suatu spesies.

Angka laju mutasi gen yang menguntungkan sangat kecil, yaitu sekitar 1 : 1.000. Akan tetapi, karena jumlah generasi selama spesies tersebut hidup cukup besar, maka jumlah mutasi yang menguntungkan mencapai angka yang cukup besar pula. Misal-nya terdapat data sebagai berikut.

1. Angka laju mutasi per gen adalah 1 : 200.000.

2. Jumlah gen dalam individu yang mampu bermutasi sebesar 1.000.

3. Perbandingan antara mutasi gen yang menguntungkan

de-ngan mutasi yang terjadi adalah 1 : 1.000. 4. Jumlah populasi spesies 100.000.000.

5. Jumlah generasi selama spesies itu ada sebesar 5.000. Untuk mengetahui mutasi gen yang menguntungkan selama spesies itu masih ada adalah sebagai berikut.

1. Jumlah gen yang bermutasi = 1

200.000 u1.000 = 1 200gen. Jumlah mutasi yang menguntungkan dari gen yang bermutasi = 1

200u 1

1.000 = 1 200.000

2. Dalam setiap generasi mutasi gen yang menguntungkan = 1

200.000 u 100.000.000 = 500 gen

3. Selama spesies itu ada (5.000 generasi) akan terjadi mutasi gen yang menguntungkan sebesar = 500 u 5.000 = 2.500.000 gen.

Apabila mutasi yang menguntungkan cukup besar, hal ini memberi peluang munculnya spesies yang adaptif menjadi besar pula. Adanya peristiwa mutasi gen yang menguntungkan, memun-culkan spesies dengan sifat:

1. lebih adaptif;

2. daya fertilitas dan daya ketahanan spesies meningkat; 3. sifat baru yang menguntungkan.

Evolusi terjadi lebih berpeluang disebabkan adanya mutasi gen yang menguntungkan pada individu setiap spesies. Seperti halnya suksesi (persebaran kronologi makhluk dalam suatu daerah), evolusi memunculkan individu-individu (spesies-spesies) yang berbeda pada setiap masanya. Awal mula suksesi, spesies yang hidup pada suatu tempat dan waktu tertentu hanya dihuni oleh beberapa spesies yang mampu beradaptasi terhadap lingkungan awalnya. Pada tahap berikutnya, spesies-spesies yang lama akan mati meninggalkan materi-materi fisik tertentu. Proses

pelapukan maupun penambahan unsur hara mengakibatkan ter-jadinya perubahan kondisi fisik lingkungan. Perubahan itu me-mungkinkan hidupnya spesies-spesies baru yang lebih cocok un-tuk adaptasi terhadap lingkungan tersebut. Sama halnya dengan evolusi, munculnya mutasi gen yang menguntungkan akan muncul pula individu-individu baru dengan daya adaptasi yang tinggi terhadap perubahan lingkungan yang terjadi.

Adanya perubahan lingkungan yang terjadi dari masa ke masa, mengakibatkan individu-individu yang hidup pada masa-masa tersebut mengalami perubahan pula. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa spesies-spesies yang hidup dari masa ke masa mengalami perubahan-perubahan. Demikianlah yang menjadi dasar terjadinya evolusi.

Evolusi juga didukung adanya faktor-faktor sebagai berikut.

1. Seleksi Alam

Alam mengadakan seleksi terhadap makhluk hidup yang ada di dalamnya. Hanya makhluk hidup yang dapat beradaptasi yang mampu bertahan hidup dan berkembang biak, sedangkan yang tidak mampu beradaptasi akan punah dan gagal melangsungkan kehidupannya.

2. Migrasi

Migrasi adalah perpindahan spesies-spesies ke tempat-tempat baru. Perpindahan tersebut menghasilkan pola kehi-dupan baru yang mendukung terjadinya perubahan pada spesies-spesies tersebut. Pada tempat yang baru generasi-generasi yang muncul akan berbeda dari spesies-spesies nenek moyang asal-usulnya.

3. Rekombinasi Gen

Rekombinasi gen terjadi melalui perkawinan yang me-nyebabkan perubahan frekuensi gen pada generasi berikut-nya. Melalui perkawinan silang, akan dihasilkan varietas baru. Varietas baru ini terjadi akibat pembuahan atau penyer-bukan dari individu lain sehingga terjadi rekombinasi gen. Re-kombinasi gen-gen yang disebabkan oleh perkawinan silang merupakan dasar terjadinya evolusi, karena melalui rekom-binasi memungkinkan adanya variasi baru.

Apabila varietas-varietas baru yang terbentuk menempati daerah yang sangat berbeda dan tidak memungkinkan terjadinya interhibridisasi, dua varietas baru tersebut akan mengalami perubahan-perubahan yang pada akhirnya akan menjadi dua spesies yang berbeda.

Perubahan habitat seiring dengan perubahan lingkungan. Dua abad lalu di Inggris hidup ngengat berbintik yang sayapnya berwarna cerah. Warna ini mirip dengan batang pohon habitatnya hingga burung pemangsa sukar mengenalnya. Setelah revolusi industri, asap cerobong pabrik mengubah warna batang pohon menjadi lebih gelap, hingga ngengat itu mudah dikenali. Lama-kelamaan muncul ngengat baru berwarna gelap, hingga dapat menyamar dengan baik pada batang pohon itu.

Sumber: Ensiklopedi Populer Anak, 2001

Proses pembentukan spesies baru ini disebut spesiasi. Spesiasi dipengaruhi oleh beberapa faktor sebagai berikut.

1. Isolasi Reproduksi

Apabila dua spesies yang asal-usulnya sama, kemudian terjadi perubahan yang mendasar sehingga mengakibatkan tidak terjadinya kesamaan alat reproduksi dan tidak terjadi interhibridisasi, maka spesies tersebut menjadi dua kelompok populasi simpatrik (populasi yang berbeda spesies).

2. Isolasi Geografis

Isolasi geografis merupakan pemisahan kedua spesies simpatrik karena letak geografis yang mengakibatkan tidak terjadinya interhibridisasi.

3. Domestikasi

Penjinakan hewan-hewan liar menjadi hewan peli-haraan disebut domestikasi. Domestikasi menyebabkan ter-jadinya penyimpangan dari keadaan aslinya sehingga menga-rah pada terbentuknya spesies baru. Secara alami, hewan-hewan peliharaan akan memisahkan diri dari hewan-hewan-hewan-hewan liar dan mempersempit peluang terjadinya interhibridisasi.

4. Peristiwa Poliploidi

Poliploidi adalah suatu keadaan yang tidak normal, di mana jumlah kromosom menjadi berlipat ganda sehingga tidak mewarisi sifat dari induknya dan menyebabkan terbentuknya spesies baru. Peristiwa poliploidi antara lain dipengaruhi oleh radiasi dan zat kimia tertentu.

Dalam dokumen sma12bio Biologi Subardi (Halaman 86-89)

Dokumen terkait