• Tidak ada hasil yang ditemukan

Mekanisme PK Guru, PKKS dan PKPS

a. Proses dan Prosedur PKG

Proses PKG dilakukan melalui empat tahapan persiapan, pelaksanaan (pengumpulan fakta), penilaian dan pelaporan. Secara umum dapat dilihat dari gambar berikut.

Daftar Gambar: 1 Mekanisme PKG, PKKS DAN PKPS

1) Tahap Persiapan

Dalam tahap persiapan, hal-hal yang harus dilakukan oleh penilai maupun guru yang akan dinilai.

• memahami Pedoman PKG, terutama tentang sistem yang diterapkan dan posisi PKG,dalam kerangka pembinaan dan pengembangan profesi guru

• memahami pernyataan kompetensi guru yang telah dijabarkan dalam bentuk indikator kinerja;

• memahami penggunaan instrumen PKG,dan tata cara penilaian yang akan dilakukan, termasuk cara mencatat semua hasil pengamatan dan pemantauan, serta mengumpulkan dokumen dan bukti fisik lainnya yang memperkuat hasil penilaian; dan • memberitahukan rencana pelaksanaan PKG,kepada guru yang

akan dinilai sekaligus menentukan rentang waktu jadwal pelaksanaannya

2) Tahap Pelaksanaan

Beberapa tahapan PKG,yang harus dilalui oleh penilai sebelum menetapkan nilai untuk setiap kompetensi, adalah sebagai berikut.

• Sebelum Pengamatan

Pertemuan awal antara penilai dengan guru yang dinilai sebelum dilakukan pengamatan dilaksanakan di ruang khusus tanpa ada orang ketiga. Pada pertemuan ini, penilai mengumpulkan dokumen pendukung dan melakukan diskusi tentang berbagai hal yang tidak mungkin dilakukan pada saat pengamatan. Semua hasil diskusi, wajib dicatat dalam format laporan dan evaluasi per kompetensi (Lampiran 1B) sebagai bukti penilaian kinerja. Untuk pelaksanaan tugas tambahan yang relevan dengan fungsi sekolah/madrasah dapat dicatat dalam lembaran lain karena tidak ada format khusus yang disediakan untuk proses pencatatan ini

Selama pengamatan di kelas dan/atau di luar kelas, penilai wajib mencatat semua kegiatan yang dilakukan oleh guru dalam pelaksanaan proses pembelajaran atau pembimbingan, dan/atau dalam pelaksanaan tugas tambahan yang relevan dengan fungsi sekolah/madrasah. Dalam konteks ini, penilaian kinerja dilakukan dengan menggunakan instrumen yang sesuai untuk masing-masing penilaian kinerja. Untuk menilai guru yang melaksanakan proses pembelajaran atau pembimbingan, penilai menggunakan instrumen PKG,pembelajaran atau pembimbingan. Pengamatan kegiatan pembelajaran dapat dilakukan di kelas selama proses tatap muka tanpa harus mengganggu proses pembelajaran. Pengamatan kegiatan pembimbingan dapat dilakukan selama proses pembimbingan baik yang dilakukan dalam kelas maupun di luar kelas, baik pada saat pembimbingan individu maupun kelompok. Penilai wajib mencatat semua hasil pengamatan pada format laporan dan evaluasi per kompetensi tersebut (Lampiran 1B) atau lembar lain sebagai bukti penilaian kinerja. Jika diperlukan, proses pengamatan dapat dilakukan lebih dari satu

• Setelah Pengamatan

Pada pertemuan setelah pengamatan pelaksanaan proses pembelajaran, pembimbingan, atau pelaksanaan tugas tambahan yang relevan dengan fungsi sekolah/madrasah, penilai dapat mengklarifikasi beberapa aspek tertentu yang masih diragukan. Penilai wajib mencatat semua hasil pertemuan pada format laporan dan evaluasi per kompetensi tersebut (Lampiran 1B) atau lembar lain sebagai bukti penilaian kinerja. Pertemuan dilakukan di ruang khusus dan hanya dihadiri oleh penilai dan guru yang dinilai

• Penilaian

Pada tahap ini penilai menetapkan nilai untuk setiap kompetensi dengan skala nilai 1, 2, 3, atau 4. Sebelum pemberian nilai tersebut, penilai terlebih dahulu memberikan skor 0, 1, atau 2 pada masing-masing indikator untuk setiap kompetensi. Pemberian skor ini harus didasarkan kepada catatan hasil pengamatan dan pemantauan serta bukti-bukti berupa dokumen lain yang dikumpulkan selama proses PKG,. Pemberian nilai untuk setiap kompetensi dilakukan dengan tahapan sebagai berikut.

Pemberian skor 0,1, atau 2 untuk masing-masing indikator setiap kompetensi. Pemberian skor ini dilakukan dengan cara membandingkan rangkuman catatan hasil pengamatan dan pemantauan di lembar format laporan dan evaluasi per kompetensi dengan indikator kinerja masing-masing kompetensi .Aturan pemberian skor untuk setiap indikator adalah:

Skor 0 : menyatakan indikator tidak dilaksanakan, atau tidak menunjukkan bukti,

Skor 1 : menyatakan indikator dilaksanakan sebagian, atau ada bukti tetapi tidak lengkap

Skor 2 : menyatakan indikator dilaksanakan sepenuhnya, atau ada bukti yang lengkap.

Tabel : 1 Contoh Pemberian Nilai

Contoh Pemberian Nilai Kompetensi tertentu pada proses PKG Kelas/Mata Pelajaran/Bimbingan Konseling/Konselor Penilaian Kompetensi 1:

Mengenal karakteristik peserta didik

Indikator Skor

1. Guru dapat mengidentifikasi karakteristik belajar setiap

peserta didik di kelasnya. 0 2 2. Guru memastikan bahwa semua peserta didik

mendapatkan kesempatan yang sama untuk berpar

tisipasi aktif dalam kegiatan pembelajaran. 0 1 3. Guru dapat mengatur kelas untuk memberikan

kesempatan belajar yang sama pada semua peserta didik dengan kelainan fisik dan kemampuan belajar yang berbeda.

0 1

4. Guru mencoba mengetahui penyebab penyimpangan perilaku peserta didik untuk mencegah agar perilaku

tersebut tidak merugikan peserta didik lainnya. 1 2 5. Guru membantu mengembangkan potensi dan

mengatasi kekurangan peserta didik. 0 1 6. Guru memperhatikan peserta didik dengan kelemahan

fisik tertentu agar dapat mengikuti aktivitas

pembelajaran, sehingga peserta didik tersebut tidak termarginalkan (tersisihkan, diolok-olok, minder, dsb.).

0 1 2

Total skor yang diperoleh 1 + 2 + 2 + 0 + 2 + 0 = 7 Skor Maksimum Kompetensi =banyaknya indikator

dikalikan dengan skor tertinggi 6 x 2 = 12 Persentase skor kompetensi = total skor yang diperoleh

dibagi dengan Skor Maksimum Kompetensi dikalikan 100% 7/12 x 100% = 58.33% Konversi Nilai Kompetensi (0 % < X ≤ 25 % = 1; 25 % <X ≤

50 % = 2; 50 % < X ≤ 75 % = 3; dan 75 % < X ≤ 100 % = 4)

58.33% berada pada rentang 50 %

< X ≤ 75 %, jadi kompetensi 1 ini nilainya 3

Perolehan skor untuk setiap kompetensi tersebut selanjutnya dijumlahkan dan dihitung persentasenya dengan cara total skor yang diperoleh dibagi dengan total skor maksimum kompetensi dan mengalikan dengan 100%.

Perolehan persentase skor pada setiap kompetensi ini kemudian dikonversikan ke skala nilai 1, 2, 3, atau 4. Konversi skor 0, 1 dan 2 ke dalam nilai kompetensi sesuai tabel berikut Kemudian, nilai setiap kriteria/indikator dijumlahkan dan hitung rata-ratanya. 1 2 2 0 2 0

Tabel 2: Tabel Konversi Nilai

Rentang Total Skor “X” Nilai Kompetensi

0% < X ≤ 25% 1

25% < X ≤ 50% 2

50% < X ≤ 75% 3

75% < X ≤ 100% 4

Nilai setiap kompetensi tersebut kemudian direkapitulasi dalam format hasil penilaian kinerja guru (Lampiran 1C) untuk mendapatkan nilai total PKG. Untuk penilaian kinerja guru. Nilai total ini selanjutnya dikonversikan ke dalam skala nilai sesuai Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi No. 16 Tahun 2009. Konversi ini dilakukan dengan menggunakan rumus sebagai berikut.

Keterangan

• Nilai PKG (skala 100) maksudnya nilai PKG Kelas/Mata Pelajaran, Bimbingan dan Konseling/Konselor atau tugas tambahan yang relevan dengan fungsi sekolah/madrasah dalam skala 0 - 100 menurut Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 16 Tahun 2009.

• Nilai PKG adalah nilai PKG Kelas/Mata Pelajaran, yang diperoleh dalam proses PKG sebelum diubah dalam skala 0 – 100 menurut Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 16 Tahun 2009.

• Nilai PKG Tertinggi adalah nilai tertinggi PKG yang dapat dicapai, yaitu 56 (=14 x 4) bagi P PKG pembelajaran (14 kompetensi)

Berdasarkan hasil konversi nilai PKG ke dalam skala nilai sesuai dengan PermenegPAN dan RB Nomor 16 tahun 2010 tentang Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya, selanjutnya dapat ditetapkan sebutan dan persentase angka kreditnya sebagaimana tercantum dalam tabel 1.

Tabel 3: Konversi Nilai Kinerja Hasil PKG ke persentase Angka Kredit

Nilai Hasil PK GURU Sebutan Persentase Angka kredit

91 – 100 Amat baik 125% 76 – 90 Baik 100% 61 – 75 Cukup 75% 51 – 60 Sedang 50% ≤ 50 Kurang 25% 4) Tahap Pelaporan

Setelah nilai PKG formatif dan sumatif diperoleh, penilai wajib melaporkan hasil PKG kepada pihak yang berwenang untuk menindaklanjuti hasil PKG tersebut. Hasil PKG formatif dilaporkan kepada kepala sekolah/koordinator PKB sebagai masukan untuk merencanakan kegiatan PKB tahunan. Hasil PKG sumatif dilaporkan kepada tim penilai tingkat kabupaten/kota, tingkat provinsi, atau tingkat pusat sesuai dengan kewenangannya. Laporan PKG sumatif ini digunakan oleh tim penilai tingkat kabupaten/kota, provinsi, atau pusat sebagai dasar perhitungan dan penetapan angka kredit (PAK) tahunan yang selanjutnya dipertimbangkan untuk kenaikan pangkat dan jabatan fungsional guru. Laporan mencakup: (1) Laporan dan evaluasi per kompetensi sesuai format; (ii) Rekap hasil PKG sesuai format; dan (iii) dokumen pendukung lainnya.

5) Konversi Nilai Hasil PKG ke Angka Kredit

Nilai kinerja guru hasil PKG perlu dikonversikan ke skala nilai menurut Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 16 Tahun 2009 tentang Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya. Hasil konversi ini selanjutnya digunakan untuk menetapkan sebutan hasil PKG dan persentase perolehan angka kredit sesuai pangkat dan jabatan fungsional guru. Sebelum melakukan pengkonversian hasil PKG ke angka kredit, tim penilai harus melakukan verifikasi terhadap hasil

PKG. Kegiatan verifikasi ini dilaksanakan dengan menggu-nakan berbagai dokumen (Hasil PKG yang direkapitulasi dalam Format Rekap Hasil PKG, catatan hasil pengamatan, studi doku-men, wawancara, dan sebagainya yang ditulis dalam Format La-poran dan Evaluasi per kompetensi beserta dokumen pendu-kungnya) yang disampaikan oleh sekolah untuk pengusulan

penetapan angka kredit. Jika diperlukan dan dimungkinkan, kegiatan verifikasi hasil PKG dapat mencakup kunjungan ke sekolah/madrasah oleh tim penilai tingkat kabupaten/kota, provinsi, atau pusat. Pengkonversian hasil PKG ke Angka Kredit adalah tugas Tim Penilai Angka Kredit kenaikan jabatan fungsional guru di tingkat kabupaten/kota, provinsi, atau pusat. Penghitungan angka kredit dapat dilakukan di tingkat sekolah, tetapi hanya untuk keperluan estimasi perolehan angka kredit guru. Angka kredit estimasi berdasarkan hasil perhitungan PKG yang dilaksanakan di sekolah, selanjutnya dicatat dalam format penghitungan angka kredit yang ditanda-tangani oleh penilai, guru yang dinilai dan diketahui oleh kepala sekolah. Bersama-sama dengan angka angka kredit dari unsur utama lainnya (pengembangan diri, publikasi ilmiah dan karya inovatif) dan unsur penunjang, hasil perhitungan PKG yang dilakukan oleh tim penilai tingkat kabupaten/kota, provinsi, atau pusat akan direkap dalam Daftar Usulan Penetapan Angka Kredit (DUPAK) untuk proses penetapan angka kredit kenaikan jabatan fungsional guru Konversi nilai PKG bagi guru tanpa tugas tambahan yang relevan dengan fungsi sekolah/madrasah Konversi nilai PKG ke angka kredit dilakukan berdasarkan Tabel 1 di atas. Selanjutnya berda-sarkan Permenneg PAN dan RB Nomor 16 Tahun 2009, perole-han angka kredit untuk pembelajaran atau pembimbingan setiap tahun bagi guru diperhitungkan dengan rumus sebagai berikut:

Keterangan:

• AKPKB adalah angka kredit PKB yang diwajibkan (subunsur pengembang an diri, karya ilmiah, dan/atau karya inovatif).

• AKP adalah angka kredit unsur penunjang sesuain ketentuan PermenegPAN dan RB Nomor 16 Tahun 2009.

• JM adalah jumlah jam mengajar (tatap muka) guru di sekolah/madrasah atau jumlah konseli yang dibimbing oleh guru BK/Konselor per tahun. • JWM adalah jumlah jam wajib mengajar (24 – 40 jam tatap muka per

minggu) bagi guru pembelajaran

• NPK adalah persentase perolehan angka kredit sebagai hasil penilaian kinerja.

• 4 adalah waktu rata-rata kenaikan pangkat reguler, (4 tahun).

• JM/JWM = 1 bagi guru yang mengajar 24-40 jam tatap muka per minggu. • JM/JWM = JM/24 bagi guru yang mengajar kurang dari 24 jam tatap muka

per minggu

AKK, AKPKB dan AKP yang dipersyaratkan untuk guru dengan jenjang/ pangkat tertentu ditetapkan berdasar Pasal 18 Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi No. 16 Tahun 2009. Menurut peraturan ini, jenjang jabatan fungsional guru terdiri dari; Guru Pertama, Guru Muda, Guru Madya, dan Guru Utama. Seorang Guru yang akan dipromosikan.

b. Proses dan Prosedur PKKS 1) Proses Penilaian

Penilaian kinerja kepala sekolah/madrasah dilaksanakan oleh pengawas yang ditunjuk oleh Kepala Dinas Propinsi/Kabupaten/ Kota sesuai dengan kewenangannya, sesuai dengan pendekatan penilaian 360°. Penilaian kinerja kepala sekolah/madrasah harus dilakukan dengan menggali informasi dari unsur-unsur pemangku kepentingan (stakeholders) yang meliputi komite sekolah/ madrasah, guru, tenaga kependidikan, dan peserta didik bila diperlukan. Penilaian dilakukan dengan cara memberikan skor

pada setiap kriteria berdasarkan kelengkapan dan keabsahan bukti yang releven dan teridentifikasi.

Bukti-bukti dapat berupa data, dokumen, kondisi lingkungan fisik sekolah/madrasah, perilaku dan budaya, dan lain-lain yang dapat diidentifikasi oleh Penilai melalui pengkajian, pengamatan, dan penggalian informasi dari pihak-pihak yang terkait di sekolah/madrasah seperti guru, pegawai, komite sekolah/ madrasah, dan peserta didik.

Penilai mencatat semua bukti yang teridentifikasi pada tempat yang disediakan pada setiap kriteria penilaian. Bukti-bukti yang dimaksud dapat berupa:

bukti yang teramati (tangible evidences) seperti: · dokumen-dokumen tertulis.

· kondisi sarana/prasarana (hardware dan/atau software) dan lingkungan sekolah/madrasah.

· foto, gambar, slide, video. · produk-produk peserta didik.

bukti yang tidak teramati (intangible evidences) seperti · sikap dan perilaku kepala sekolah/madrasah.

· budaya dan iklim sekolah/madrasah.

Bukti-bukti ini dapat diperoleh melalui pengamatan, wawancara dengan pemangku kepentingan pendidikan (guru, komite, peserta didik, mitra dunia usaha dan dunia industri Pemberian skor harus didasarkan kepada catatan hasil pengamatan dan pemantauan serta bukti-bukti berupa dokumen lain yang dikumpulkan selama proses penilaian kinerja kepala sekolah/madrasah. Pemberian nilai untuk setiap kompetensi dilakukan dengan tahapan angka 4, 3, 2, atau 1 dengan ketentuan sebagai berikut:

• Skor 4 diberikan apabila kepala sekolah/madrasah mampu menunjukkan buktiǦbukti yang lengkap dan sangat meyakinkan bahwa kepala sekolah/madrasah yang bersangkutan berkinerja sesuai dengan setiap kriteria komponen yang dinilai.

• Skor 3 diberikan apabila kepala sekolah/madrasah mampu menunjukkan buktiǦbukti yang lengkap dan cukup meyakin kan bahwa kepala sekolah/madrasah yang bersangkutan berkinerja sesuai dengan setiap kriteria komponen yang dinilai.

• Skor 2 diberikan apabila kepala sekolah/madrasah menunjukkan buktiǦbukti yang kurang lengkap dan cukup meyakinkan bahwa yang bersangkutan berkinerja sesuai dengan setiap kriteria komponen yang dinilai.

• Skor 1 diberikan apabila ditemukan bukti yang sangat terbatas dan kurang meyakinkan atau tidak ditemukan bukti bahwa kepala sekolah/madrasah yang bersangkutan berkinerja sesuai dengan setiap kriteria komponen yang dinilai.

2) Instrumen Penilaian

Penilaian kinerja kepala sekolah/madrasah dilakukan dengan menggu nakan Instrumen Penilaian Kinerja Kepala Sekolah (IPKKS) sebagai mana Lampiran 1. Instrumen ini terdiri atas enam Komponen penilaian dengan menggunakan skala penilaian 1 (satu) sampai dengan 4 (empat) dengan rentang skor antara 6 (enam) sampai dengan 24 (dua puluh empat).

Untuk menyesuaikan skala panilaian dengan Permenpan nomor 16 tahun 2009 diperlukan konversi skor dengan menggunakan rumus sebagai berikut

NKKS =

ேூ௉௄௄ௌ

Keterangan:

NKKS = Nilai Kinerja Kepala Sekolah

NIPKKS = Skor Instrumen Penilaian Kinerja Kepala 3) Kategori Hasil Penilaian

Sesuai dengan Permenpan nomor 16 Tahun 2009, konversi hasil penilain dengan IPKKS dikonversikan kedalam Kategori Hasil Penilaian yang dinyatakan dalam rentang nilai 1 sampai dengan 100 dan dibedakan menjadi lima kategori penilaian yaitu ‘Amat Baik’, ‘Baik’, ‘Cukup’, ‘Sedang’ dan ‘Kurang’ dengan ketentuan sebagai berikut:

Tabel 4: Tabel Konversi Nilai

Nilai IPKKS Kategori

91,0 – 100 Amat Baik 76,0 – 90,9 Baik 61,0 – 75,9 Cukup 51,0 – 60,9 Sedang Kurang dari 51 Kurang

4) Nilai Perolehan Kinerja

Nilai perolehan kinerja (NPK) adalah persentase angka kredit unsur pembelajaran/bimbingan yang diperoleh yang dihitung berdasarkan kategori hasil penilaian berdasarkan IPKKS. Setiap kategori akan berimplikasi angka kredit yang diperoleh. Ketentuan NPK untuk setiap kategori hasil penilaian adalah sebagai berikut

Tabel 5: Bobot Nilai Perolehan Kinerja Kategori NPK Amat Baik 125% Baik 100% Cukup 75% Sedang 50% Kurang 25% 5) Pelaporan

Setelah nilai penilaian kinerja kepala sekolah/madrasah diperoleh, penilai wajib melaporkan hasil penilaian kinerja kepala sekolah/madrasah kepada pihak yang berwenang untuk menindak lanjuti hasil penilaian kinerja kepala sekolah/madrasah tersebut. Hasil penilaian kinerja kepala sekolah/madrasah dilaporkan kepada Kepala Dinas sebagai masukan untuk merencanakan kegiatan promosi, periodisasi, dan PKBG tahunan. Laporan juga diberikan kepada penilai tingkat kabupaten/kota, sesuai dengan kewenangannya.

6) Konversi Nilai Hasil Penilaian Kinerja ke Angka Kredit

Perolehan angka kredit unsur pembelajaran/bimbingan guru yang mendapat tugas tambahan sebagai kepala sekolah/madrasah ditentukan berdasarkan hasil penilaian yang bersangkutan sebagai guru dengan menggunakan IPKG dan sebagai kepala sekolah/ madrasah dengan menggunakan IPKKS dengan pembobotan masing-masing 25% dan 75%. Perhitungan perolehan angka kredit dilakukan dengan menggunakan persamaan sebagai berikut.

Keterangan:

AK Perolehan angka kredit per tahun

AKK Angka kredit kumulatif minimal yang dipersyaratkan

AKPKB Angka kredit unsur pengembangan profesional berkelanjutan AKP Angka kredit unsur penunjang

JM Jumlah jam mengajar per minggu

JWM Jumlah wajib mengajar per minggu (6 jam untuk kepala sekolah) NPK Nilai perolehan hasil kinerja sebagai guru

NPKKS Nilai perolehan hasil kinerja sebagai kepala sekolah c. Proses dan Prosedur PKPS

Penilaian kinerja pengawas sekolah dilaksanakan dalam beberapa tahap, yaitu: (1) persiapan, (2) pelaksanaan penilaian, (3) verifikasi, (4) analisis hasil, (5) penarikan kesimpulan dan rekomendasi dan (6) Pelaporan

1) Persiapan

Persiapan yang dilakukan untuk melakukan penilaian kinerja pengawas sekolah/madrasah adalah sebagai berikut.

• Dinas Pendidikan Provinsi atau Kabupaten/Kota menetapkan program penilaian pengawas sekolah/madrasah yang akan dinilai dalam tiap akhir tahun.

• Dinas Pendidikan Provinsi atau Kabupaten/Kota membentuk Tim Penilai Kinerja Pengawas Sekolah/Madrasah yang terdiri atas unsur Dinas Pendidikan, APSI, Korwas, Pengawas Senior, disesuaikan dengan kedudukan dan jenis pengawas sekolah/madrasah yang akan dinilai.

• Koordinator Pengawas Provinsi atau Kabupaten/Kota menyiapkan administrasi penilaian, mengkoordinir pelaksanaan penilaian, dan mengolah data yang dibantu oleh tim penilai. • Dinas Pendidikan Provinsi atau Kabupaten/Kota membentuk

Tim Pengolah Data.

AK = ቀ଴ǡଶହ௫ሺ஺௄௄ି஺௄௉௄஻ି஺௄௉ሻ௫ቀ ಻ಾ

಻ೈಾቁ௫ே௉௄ቁା଴ǡ଻ହ௫൫ሺ஺௄௄ି஺௄௉௄஻ି஺௄௉ሻ௫ே௉௄௄ௌ൯

2) Pelaksanaan Penilaian a) Petunjuk Penilaian

• Penilaian kinerja pengawas sekolah merupakan penila ian berbasis bukti.

• Bukti-bukti dapat berupa data, dokumen, perilaku dan lain-lain yang dapat diidentifikasi oleh penilaian melalui pengkajian, pengamatan, dan penggalian informasi dari pihak-pihak yang terkait .

• Penilai harus mencatat semua bukti yang teridentifikasi dan mencocokkan pada instrumen setiap kriteria penilaian. Bukti-bukti yang dimaksud dapat berupa: bukti yang teramati (tangible evidences) seperti: dokumen-dokumen tertulis, kondisi sarana/ prasarana (hardware dan/atau software)

• Bukti-bukti ini dapat diperoleh melalui pengkajian dokumen, pengamatan, atau wawancara dengan pengawas sekolah .

• Penilaian dilakukan dengan cara memberikan skor pada setiap kriteria berdasarkan kelengkapan dan keabsahan bukti yang releven dan teridentifikasi.

• Skor penilaian dinyatakan dengan angka 4, 3, 2, atau 1 dengan ketentuan sebagai berikut:

o Skor 4 diberikan apabila pengawas sekolah mampu menunjukkan buktiǦbukti yang sangat lengkap bahwa pengawas sekolah yang bersangkutan berkinerja sesuai dengan masing-masing kriteria komponen yang dinilai.

o Skor 3 diberikan apabila pengawas sekolah mampu menunjukkan buktiǦbukti yang lengkap dan bahwa pengawas sekolah yang bersangkutan berkinerja sesuai dengan masing-masing kriteria komponen yang dinilai. o Skor 2 diberikan apabila pengawas sekolah menunjukkan

buktiǦbukti yang kurang lengkap dan bahwa yang bersangkutan berkinerja sesuai dengan masing-masing kriteria komponen yang dinilai.

o Skor 1 diberikan apabila tidak lengkap atau tidak ditemukan bukti bahwa pengawas sekolah yang bersangkutan berkinerja sesuai dengan masing-masing kriteria komponen yang dinilai

3) Verifikasi Data

Data hasil penilaian yang telah diperoleh perlu diverifikasi kebenarannya. Verifikasi dapat dilakukan dengan berbagai cara, misalnya dengan melakukan kunjungan sekolah untuk mengkonfirmasi kebenaran isian dokumen dengan kondisi objektif di lapangan. Dalam kasus-kasus tertentu, penilai dapat melakukan wawancara dengan pihak-pihak yang terkait.

4) Pengolahan Hasil Penilaian a) Pelaksana Pengolahan Hasil

Tim yang melaksanakan pengolahan hasil penilaian kinerja pengawas sekolah/madrasah ditunjuk oleh Dinas Pendidikan Provinsi atau Kabupaten/Kota. Tim pengolah hasil diketuai oleh seorang staf Dinas Pendidikan Provinsi atau Kabupaten/Kota dan beranggotakan beberapa staf tenaga pengolah data Dinas Pendidikan Provinsi atau Kabupaten/Kota.

b) Waktu Pelaksanaan Pengolahan Hasil

Waktu pelaksanaan kegiatan pengolahan hasil dilakukan selambat-lambatnya satu minggu setelah kegiatan penilaian selesai.

c) Langkah-langkah Pemberian Skor

Pemberian skor untuk setiap pengawas sekolah/madrasah yang dinilai, dilakukan dengan menggunakan langkah-langkah berikut.

• Setiap penilai memberikan skor untuk setiap butir pengukuran sesuai dengan ketentuan yang ada.

• Dari sejumlah penilai yang ada, setelah dilakukan penyamaan dalam skala 100, secara menyeluruh, kinerja pengawas dinilai dari 4 (empat) tugas pokok pengawas sekolah yang meliputi : (1) penyu sunan program pengawasan, (2) pelaksanaan program pengawasan, (3) evaluasi hasil pelaksanaan program pengawasan, (4) pembimbing dan pelatihan profesional guru dan/atau kepala sekolah.

• Berilah skor pada setiap komponen dengan cara memberi tanda silang pada kolom skor 1, 2, 3, 4 sesuai dengan kriteria setiap komponen, dengan format:

Tabel 5: Pengolahan Hasil Penilaian Kinerja Pengawas Sekolah/madrasah

NO. KOMPONEN BOBOT RATA-2 SKOR NK NA

PREDI KAT 1 Penyusunan program pengawasan (K

1) 10

2 Pelaksanaan program pengawasan (K

2) 50

3 Evaluasi hasil pelaksanaan program pengawasan (K

3) 10

4 Melaksanakan pembimbingan dan pelatihan profesional guru

dan/atau kepala sekolah (K4) 30

Jumlah Skor Nilai Akhir (NA)

Predikat Nilai

Keterangan:

N : Komponen

NK : Nilai Kompetensi NA : Nilai Akhir

5) Pengambilan Keputusan dan Rekomendasi

Kriteria yang digunakan untuk pengambilan keputusan mengenai prestasi kinerja seorang pengawas sekolah/madrasah sebagai hasil penilaian kinerja menggunakan transformasi dari skala 100 ke kualifikasi prestasi kinerja berikut.

Tabel 6: Transformasi dari Rentang Skor ke Nilai

Rentang Skor Akhir Nilai (Huruf) Klasifikasi Prestasi Kinerja

91 – 100 A Amat Baik 76 – 90 B Baik 61 – 75 C Cukup 51 – 60 D Sedang 0 – 50 E Kurang Rumus

NK = Bobot Komponen X Skor Rata-rata NA = ∑NK : Skor Tertinggi(400) X 100

Hasil penilaian kinerja pengawas sekolah/madrasah digunakan untuk keperluan pembinaan, pengembangan, rotasi jabatan, atau keperluan lain. Misalnya, untuk pengawas sekolah yang memperoleh klasifikasi hasil penilaian berprestasi baik atau sangat baik diusulkan untuk mendapatkan kenaikan pangkat lebih cepat (misalnya 2 tahun) atau penghargaan lainnya. Di sisi lain, untuk pengawas sekolah yang memperoleh klasifikasi hasil penilaian berprestasi kurang atau sangat kurang diusulkan untuk mendapat pembinaan dalam rangka memperbaiki aspek kinerja yang mendapat penilaian kurang atau sangat kurang. Hasil Penilaian Kinerja Pengawas Sekolah/Madrasah disampaikan kepada Asesi . 6) Pelaporan

Masing–masing asesor melakukan pengolahan nilai hasil Penilaian Kinerja Pengawas Sekolah/Madrasah, menyusun laporan sesuai

Dokumen terkait