• Tidak ada hasil yang ditemukan

Mekanisme Pembinaan, Pengawasan dan Koordinasi Program Kemitraan

VI. STRATEGI DAN PROGRAM PENGEMBANGAN KEMITRAAN SYARIAH

6.3. Mekanisme Pembinaan, Pengawasan dan Koordinasi Program Kemitraan

Sebuah program yang telah direncanakan dengan baik, biasanya tidak akan berjalan lama jika tidak disertai koordinasi yang baik dengan sistem pembinaan dan pengawasan yang periodic dan berkelanjutan. Mekanisme pembinaan dan pengawasan program kemitraan dalam penguatan peran usaha mikro dan kecil dengan pemberian pembiayaan secara tanggung renteng pada satu kelompok pelaku usaha melalui sinergi Bank Syariah dan LKMS (Lembaga Keuangan Mikro Syariah) dapat digambarkan sebagai berikut.

Gambar 6.3.1. Sistem Pembinaan dan Pengawasan Kemitraan Usaha Mikro

- PENGURUS KELOMPOK - MANAJER PROYEK - TEAM PENDAMPING BANK SYARIAH LKMS KELOMPOK USAHAMIKRO PELAKU USAHAMIKRO PEMDA BERKUNJUNG 2 x 1 BULAN BERKUNJUNG 1 x 1 MINGGU BERKUNJUNG 1 x 1 BULAN MANAJER PROYEK 1 X 1 MINGGU 1 X 1 MINGGU LAPORAN 1 X 1 BULAN

Pelaku Usaha Mikro yang tergabung dalam suatu kelompok tanggung rente ng diwajibkan menghadiri pertemuan yang diselenggarakan setiap minggu. Pertemuan tersebut dihadiri oleh seluruh anggota kelompok berikut pengurus, manajer proyek dan team pendamping personal, pejabat Bank Syariah (1 kali dalam sebulan). Pada pertemuan ini agenda yang dibahas adalah:

- Perkembangan kegiatan Pelaku Usaha Mikro;

- Mengumpulkan tabungan Pelaku Usaha Mikro dalam rangka pemupukan modal sendiri;

- Pembahasan kendala-kendala pelaku dan kelompok usaha serta upaya penanggulangan di lapangan;

- Laporan Keuangan Bulan Terakhir Kelompok Usaha Mikro, khusus untuk pertemuan minggu pertama setiap bulan;

- Keterkaitan LKMS dengan Kelompok dan Pelaku Usaha Mikro;

- Advance Personal Development dari Team Pendamping kepada Pelaku Usaha Mikro.

Hasil pertemuan dilaporkan secara tertulis kepada Bank Syariah yang turut dalam pembiayaan kepada Kelompok Usaha Mikro. Koordinasi tingkat kelompok usaha mikro, dapat digambarkan sebagai berikut.

Gambar 6.3.2. Koordinasi Tingkat Kelompok Usaha Mikro

Koordinasi kelompok-kelompok usaha mikro dengan LKMS, sebagai perpanjangan tangan Bank Syariah, dilakukan setiap minggu. Pertemuan tersebut dihadiri oleh Pengurus Kelompok Usaha Mikro yang dibina oleh LKMS, Team Pendamping dan Manajer Proyek, Wakil Pejabat Pemda (1 kali dalam sebulan), Pejabat Bank Syariah (2 kali dalam sebulan). Agenda yang dibahas dalam pertemuan ini adalah:

- Perkembangan Kelompok Usaha Mikro;

- Pembinaan Kelompok Usaha Mikro oleh Team Pendamping atau Lembaga Terkait dengan usaha yang dijalankan oleh Kelompok;

- Pembahasan kendala-kendala dan upaya penanggulannya di lapangan; PENGURUS

KELOMPOK USAHA MIKRO MANAJER PROYEK/

LKMS P E L A K U - P E L A K U U S A H A M I K R O PERTEMUAN

PELAKU USAHA MIKRO BANK SYARIAH PEJABAT

TEAM PENDAMPING/ LEMBAGA TERKAIT Agenda :

- Perkembangan Kegiatan Pelaku Usaha Mikro

- Mengumpulkan tabungan Pelaku Usaha Mikro dalam rangka pemupukan modal sendiri - Pembahasan kendala dan upaya penanggulangan di lapangan

- Laporan Keuangan Bulan Terakhir Kelompok Usaha Mikro - Keterkaitan LKMS dengan Kelompok dan Pelaku Usaha Mikro - Advance Personal Development kepada Pelaku Usaha Mikro

- Laporan Keuangan bulan terakhir Kelompok Usaha Mikro;

- Keterkaitan LKMS dengan Kelompok dalam pelayanan kepada Pelaku Usaha Mikro;

- Manajemen Qolbu Pengurus Kelompok Usaha Mikro.

Hasil pertemuan dilaporkan secara tertulis kepada Bank Syariah yang turut serta dalam pembiayaan kepada Kelompok Usaha Mikro. Koordinasi kelompok usaha mikro dengan LKMS dapat digambarkan sebagai berikut.

Gambar 6.3.3. Koordinasi Kelompok Usaha Mikro dengan LKMS KELOMPOK USAHA MIKRO 1 RAPAT KOORDINASI PENGURUS KELOMPOK USAHA MIKRO MANAJER PROYEK/ LKMS PEJABAT

BANK SYARIAH WAKIL PEMDA/ INVESTOR

Agenda :

- Perkembangan Kelompok Usaha Mikro

- Pembinaan Kelompok Usaha Mikro oleh Team Pendamping atau Lembaga Terkait

- Pembahasan kendala & upaya penanggulangannya

- Laporan Keuangan Bulanan Terakhir Kelompok Usaha Mikro

- Keterkaitan LKMS dengan kelompok dalam pelayanan kepada Pelaku Usaha Mikro

- Manajemen Qolbu Pengurus Kelompok Usaha Mikro

KELOMPOK USAHA MIKRO 2 KELOMPOK USAHA MIKRO 3 KELOMPOK USAHA MIKRO 4 KELOMPOK USAHA MIKRO 5 KELOMPOK USAHA MIKRO 6 TEAM PENDAMPING/ LEMBAGA TERKAIT

Koordinasi Lembaga Keuangan Mikro Syariah (LKMS) dengan Bank Syariah satu kali dalam sebulan. Pertemuan ini dihadiri oleh semua LKMS yang bersinergi dengan Bank Syariah, Team Pendamping, Pejabat Pemda dan Investor Khusus, serta manajemen Bank Syariah. Agenda yang dibahas dalam pertemuan koordinasi ini adalah:

- Perkembangan proyek pembiayaan usaha mikro sesuai program kemitraan; - Laporan Keuangan bulan terakhir dari setiap LKMS;

- Pembahasan kendala LKMS dan upaya penanggulangannya serta rencana pengembangan;

- Petunjuk teknis serta pola pembinaan dan pengawasan kelompok dan pelaku usaha mikro;

- Manajemen Qolbu untuk Manajer Proyek.

Hasil pertemuan koordinasi tersebut dilaporkan secara tertulis kepada Pemerintah Dearah dan lembaga lain yang bertindak sebagai Investor Khusus. Koordinasi antara LKMS dengan Bank Syariah beserta Pemda dan atau Investor Khusus, dapat digambarkan sebagai berikut.

Dengan berjalannya pembinaan, pengawasan, dan koordinasi secara periodic dan berkelanjutan, maka diharapkan program kemitraan ini dapat berjalan dengan baik. Apabila program kemitraan yang melibatkan semua stake holder dalam memperkuat peran usaha mikro berhasil, maka diharapkan pembangunan ekonomi daerah dapat dirasakan oleh seluruh lapisan masyarakat. Keberhasilan pembangunan yang melibatkan semua lapisan masyarakat, akan dapat membawa visi masyarakat sejahtera lahir bathin berlandaskan iman taqwa dapat terwujud.

Sebagaimana teori Dinamika Sosial Ekonomi Syariah, yang menyatakan bahwa Pemerintah tidak dapat memperoleh kekuasaan kecuali dari masyarakat, masyarakat tidak dapat ditopang kecuali oleh kekayaan, kekayaan tidak dapat ditopang oleh pembangunan, pembangunan tidak dapat dicapai kecuali melalui keadilan, maka kesejahteraan yang bisa diciptakan oleh Pemerintah yang adil kepada masyakatnya akan membawa dampak majunya sebuah pemerintahan. Keadilan merupakan standar yang akan dievaluasi Allah kepada setiap umatnya. Pemerintah Daerah sebagai pemegang amanah dibebankan dengan adanya tanggung jawab dalam mewujudkan keadilan. Untuk mewujudkan kekuatan Pemerintah, maka Peraturan Hukum (Syariah) harus dapat diimplemetasikan. Sedangkan Hukum (Syariah) tidak dapat dilaksanakan kecuali oleh Pemerintahan. Oleh karena itu, untuk pewujudan kesejahteraan masyarakat, harus tercipta kesadaran semua stakeholder untuk bersama -sama menyadari dan bertanggung jawab terhadap pembangunan seusai dengan porsinya masing-masing.