• Tidak ada hasil yang ditemukan

Mekanisme Pendaftaran Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak Secara Jabatan

GAMBARAN DATA PRAKTIK 3.1. KETENTUAN UMUM

3.3. MEKANISME PENDAFTARAN PENGUKUHAN PENGUSAHA KENA PAJAK (PKP)

3.3.2. Mekanisme Pendaftaran Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak Secara Jabatan

Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak secara Jabatan adalah pemberian Nomor Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak (NPPKP) yang dilakukan terhadap Pengusaha Kena Pajak yang telah memenuhi syarat untuk dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak tetapi tidak memenuhi kewajiban untuk mendaftarkan diri dan atau melaporkan usahanya berdasarkan data-data yang diperoleh dan dimliki oleh Direktorat Jenderal Pajak.

Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 20/PMK.03/2008 tanggal 6 Februari 2008, Pengusaha Kena Pajak dikukuhkan secara Jabatan apabila :

1. Wajib Pajak orang pribadi yang menjalankan usaha atau melakukan pekerjaan bebas dan Wajib Pajak badan, paling lama 1 (satu) bulan setelah saat usaha mulai dijalankan dan memenuhi ketentuan sebagai Pengusaha kena Pajak, wajib melaporkan usahanya untuk dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak sebelum melakukan penyerahan Barang kena Pajak dan/atau Jasa Kena Pajak. 2. Pengusaha Kecil yang tidak memilih sebagai Pengusaha Kena Pajak tetapi

sampai dengan suatu bulan dalam satu tahun buku jumlah nilai peredaran bruto atas Penyerahan Barang Kena Pajak atau Jasa Kena Pajak telah melampaui batasan yang ditentukan sebagai Pengusaha Kecil, wajib melaporkan usahanya untuk dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak.

Mekanisme Pendaftaran Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak secara Jabatan :

I. Petugas pendaftaran pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama mempunyai tugas :

a. Menerima data Pengusaha Kena Pajak yang telah memenuhi syarat untuk dikukuhkan secara jabatan dari petugas yang melaksanakan kegiatan ekstensifikasi, maupun dari Kantor Penyuluhan Pajak.

b. Meneliti administrasi Kantor Pelayanan Pajak Pratama untuk mengetahui apakah wajib pajak sudah terdaftar atau belum.

c. Mengisi formulir permohonan pendaftaran perubahan data wajib pajak (KP.PDIP.4.1-00) dari yang diterima.

d. Menandatangani formulir permohonan perubahan data wajib pajak (KP.PDIP.4.1-00) pada kolom diisi oleh petugas pajak dalam hal pengukuhan Pengusaha Kena Pajak secara Jabatan.

e. Merekam data wajib pajak dari formulir pendaftaran dan perubahan data wajib pajak (KP.PDIP.4.1-00) sesuai dengan tata cara yang telah ditentukan, mencetak Lembar Pengawasan Arus Dokumen (LPAD) untuk digabungkan dengan formulir permohonan perubahan data wajib pajak (KP.PDIP.4.1-00).

f. Dalam hal pengukuhan Pengusaha Kena Pajak petugas mengisi dan merekam Berita Acara Hasil Pembuktian Alamat (KP.PDIP.4.7-00) dari data yang diterima.

g. Mencetak Surat Keterangan Terdaftar (KP.PDIP.4.2-00) dan Pengusaha Kena Pajak (KP.PDIP.4.3-00) dan kemudian diteruskan kepada Kepala Seksi Tata Usaha Perpajakan untuk ditandatangani. h. Menyampaikan Surat Keterangan Terdaftar (KP.PDIP.4.2-00) dan

surat Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak (KP.PDIP.4.3-00) kepada wajib pajak melalui pos tercatat paling lama pada hari berikutnya.

i. Mencantumkan Surat Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak dan perubahan data pajak (KP.PDIP.4.1-00), selanjutnya membuat berkas sementara yang berisi dokumen pendaftaran pengukuhan Pengusa Kena Pajak dan surat lainnya untuk diteruskan ke Sub Seksi Ketetapan dan Arsip (Tapsip).

II. Bentuk dan jenis formulir yang digunakan

a. (KP.PDIP.4.1-00) : Formulir permohonan pendaftaran perubahan data wajib pajak. b. (KP.PDIP.4.2-00) ; Surat Keterangan Terdaftar.

c. (KP.PDIP.4.3-00) : Surat Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak.

d. (KP.PDIP.4.4-00) : Kartu Nomor Pokok Wajib Pajak. e. (KP.PDIP.4.7-00) : Berita Acara Hasil Pembuktian Alamat. 3.3.3. Mekanisme Pendaftaran Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak

Dengan Sistem E-Registration.

Dengan adanya perkembangan teknologi informasi dalam rangka meningkatkan pelayanan kepada Wajib Pajak dan/atau Pengusaha Kena Pajak untuk mendaftarkan diri/melaporkan kegiatan usahanya melalui jaringan sistem informasi yang tergabung secara online dengan Direktorat Jenderal Pajak, ditetapkan peraturan Direktorat Jenderal Pajak No.24/PJ/2009 tentang Tata Cara Pendaftaran NPWP dan/atau

Pengusaha Kena Pajak dan Perubahan Data Pajak dan/atau Pengusaha Kena Pajak dengan sistem E-Registration.

a. Bagi Pengusaha Kena Pajak

1. Membuka situs Direktorat Jenderal Pajak dengan alamat http://www.pajak.go.id.

2. Memilih menu sistem e-Registration.

3. Membuat account dengan melakukan login pada sistem e-Registration.

4. Login ke sistem e-Registration dengan mengisi username dan password yang telah dibuat.

5. Memilih menu “permohonan pendaftaran NPWP dan/atau Pengukkuhan Pengusaha Kena Pajak”.

6. Memilih jenis pajak yang sesuai (Orang Pribadi, Badan atau Bendahara).

7. Mengisi formulir permohonan pada layar komputer dengan lengkap dan benar.

8. Memilih tombol “daftar” untuk mengirim Formulir Permohonan Pendaftaran NPWP dan/atau Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak. 9. Mencetak formulir permohonan yang sudah diisi secara lengkap

dan Surat Keterangan Terdaftar Sementara (SKTS) melalui aplikasi e-Registration.

10.Menerima Surat Keterangan Terdaftar (SKT), Surat Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak (SPPKP) dari Kantor Pelayanan Pajak Pratama dimana wajib pajak terdaftar.

b. Petugas Pendaftaran Wajib Pajak pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama tempat Wajib Pajak seharusnya terdaftar.

1. Memantau informasi pemohonan Wajib Pajak pada sistem e-Registration.

2. Menerima, memproses dan melakukan filtering atas isian Formulir Permohonan Pendaftaran NPWP dan/atau Pengukuhan

Pengusaha Kena Pajak yang disampaikan melalui sistem e-Registration.

3. Menerbitkan Surat Keterangan Terdaftar dan Surat Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak paling lama 1 (satu) hari kerja sejak informasi pendaftaran pengukuhan PKP diisi secara lengkap. 4. Menyampaikan SKT dan SPPKP kepada Wajib Pajak.

5. Setelah menerbitkan SKT dan SPPKP, Kepala Kantor dalam jangka waktu paling lama 1 (satu) tahun menugaskan petugas konfirmasi lapangan untuk melakukan konformasi lapangan dengan prioritas sesuai tingkat resiko Wajib Pajak dalam rangka membuktikan kebenaran pengisian formullir permohonan yang disampaikan wajib pajak.

a. Wajib Pajak yang dikirimi surat tetapi “kembali dari pos (kempos)” dengan dibubuhi catatan dari Kantor Pos berupa : 1. Nama tidak dikenal; atau

2. Alamat tidak ditemukan; atau 3. Rumah/gedung tidak dihuni. b. Tidak menyampaikan SPT.

c. Wajib Pajak yang sering berpindah Kantor Pelayanan Pajak Pratama tempat terdaftar.

d. Wajib Pajak yang sering berpindah alamat tempat tinggal atau tempat kedudukan atau tempat usaha.

e. Wajib Pajak yang melaporkan adanya kegiatan ekspor.

f. Wajib Pajak yang melakukan kegiatan impor (terlihat dari adanya pembayaran pajak dalam rangka impor) tetapi tidak berststus sebagai PKP.

g. Wajib Pajak mengajukan Restitusi.

h. Wajib Pajak yang tidak berstatus sebagai PKP tetapi menyampaikan SPT Masa PPN.

i. Wajib Pajak baru berdiri langsung melakukan penyerhan dalam jumlah besar tetapi jumlah kurang bayarnya relatif kecil.

j. Wajb Pajak badan yang akte pendiriannya dibuat dihadapan notaris yang sama tanggal dan pendiriannya pada waktu yang bersamaan atau berdekatan.

k. Wajib Pajak yang memiliki nama yang aneh.

l. Wajib Pajak lain yang menurut pertimbangan Kepala KPP Pratama termasuk Wajib Pajak berisiko.

7. Dalam hal konfirmasi lapangan menunjukkan bahwa data yang disampaikan oleh PKP terdaftar tidak benar, KPP Pratama menerbitkan Surat Pencabutan SKT dan/atau Surat Pencabutan SPPKP secara jabatan untuk disampaikan kepada PKP.

3.4. MEKANISME PENCABUTAN PENGUKUHAN PENGUSAHA KENA

Dokumen terkait