• Tidak ada hasil yang ditemukan

MEKANISME PERUBAHAN ANGGARAN RUMAH TANGGA

Dalam dokumen ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA (Halaman 22-35)

Pasal 30 PERUBAHAN ANGGARAN RUMAH TANGGA

BAB VIII PENUTUP

Halaman 1 dari 13

BAB I

KETENTUAN UMUM

Pasal 1 KETENTUAN UMUM

Anggaran Rumah Tangga ini bersumber pada Anggaran Dasar IA-ITB yang berlaku oleh karena itu tidak bertentangan dengan ketentuan dalam Anggaran Dasar.

BAB II

IDENTITAS ORGANISASI

Pasal 2

BENTUK DAN LAMBANG

1. IA-ITB berbentuk perkumpulan sebagai wadah pengembangan kapasitas dan daya guna yang bergerak melalui perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, seni dan kemanusiaan. Alumni ITB mengemban amanah untuk memelihara dan mengembangkan nilai-nilai universal berwawasan budaya dan berkepribadian Indonesia.

2. Lambang IA-ITB terdiri dari tulisan “IKATAN ALUMNI ITB” dengan jenis huruf Times New

Roman pada sisi sebelah kiri berwarna biru tua (R 102, G 127, B 181) dan litograf huruf I

berwarna biru tua (R 102, G 127, B 181) yang tertera lambang Ganesa sesuai logo resmi ITB berwarna putih, dan litograf huruf A berwarna oranye (R 229, G 110, B 25), sebagaimana tergambar di bawah ini :

BAB III KEANGGOTAAN

Pasal 3 KARTU ANGGOTA

1. Setiap anggota IA-ITB sesuai dengan pasal 8 dan 10 Anggaran Dasar IA-ITB mendaftarkan diri untuk mendapatkan kartu anggota.

2. Pendaftaran dilakukan secara tertulis atau elektronik dengan mengisi formulir pendaftaran yang disediakan oleh Pengurus IA-ITB.

Halaman 2 dari 13

3. Pengurus Pusat IA-ITB menerbitkan Kartu Anggota bagi anggota yang diterima pendaftarannya.

BAB IV ORGANISASI

Pasal 4

PENGESAHAN DAN PENETAPAN PENGURUS

1. Ketua Umum disahkan dan ditetapkan oleh Pimpinan Sidang Kongres Nasional berdasarkan suara terbanyak dalam pemilihan Ketua Umum Pengurus Pusat IA-ITB.

2. Pengurus Pusat ditetapkan oleh Ketua Umum melalui surat keputusan.

3. Ketua Pengurus Daerah, Ketua Pengurus Komisariat dan Ketua Pengurus Alumni Program Studi disahkan oleh Pimpinan Sidang dalam Kongres Daerah, Kongres Komisariat atau Kongres Alumni Program Studi berdasarkan suara terbanyak dalam pemilihan Ketua Pengurus Daerah IA-ITB, pemilihan Ketua Pengurus Komisariat atau pemilihan Ketua Pengurus Alumni Program Studi.

4. Pengurus Daerah, Pengurus Komisariat dan Pengurus Alumni Program Studi ditetapkan oleh Pengurus Pusat melalui surat keputusan, berdasarkan pengajuan dari Ketua Pengurus Daerah, Ketua Pengurus Komisariat atau Ketua Pengurus Alumni Program Studi yang terpilih.

Pasal 5

PEMBAGIAN TUGAS DAN WEWENANG PENGURUS PUSAT

Pembagian tugas dan wewenang Pengurus Pusat: 1. Ketua Umum:

a. Menyusun kepengurusan pusat selambat-lambatnya 3 (tiga) bulan kalender setelah Kongres Nasional dan diumumkan melalui media massa nasional.

b. Menyusun Dewan Penasehat selambat-lambatnya 3 (tiga) bulan kalender setelah Kongres dan diumumkan bersamaan dengan pengumuman Pengurus Pusat.

c. Memimpin organisasi IA-ITB.

d. Berwenang untuk mengganti Pengurus Pusat dan Anggota Dewan Penasehat. e. Berwenang menerima atau menolak usulan yang diajukan Dewan Penasehat. 2. Wakil Ketua Umum:

a. Membantu Ketua Umum dalam melaksanakan tugas-tugasnya. b. Mewakili Ketua Umum apabila Ketua Umum berhalangan. 3. Sekretaris Jenderal:

a. Membantu Ketua-ketua Bidang dalam mengkoordinasikan kegiatan-kegiatan Bidang tersebut.

b. Melaksanakan fungsi fasilitator organisasi IA-ITB. c. Bertanggung-jawab atas Kesekretariatan IA-ITB.

Halaman 3 dari 13

4. Bendahara Umum:

a. Membantu Ketua-ketua Bidang dalam mengkoordinasikan pendanaan kegiatan-kegiatan Bidang.

b. Merencanakan dan mengendalikan arus kas IA-ITB. c. Bertanggung-jawab atas fungsi kebendaharaan IA-ITB.

d. Menugaskan dan mengkoordinasikan Wakil atau Wakil-wakil Bendahara Umum. 5. Ketua Bidang:

a. Bersama Ketua-ketua Departemen merencanakan program kegiatan bidang.

b. Mengarahkan, membimbing dan mengawasi pelaksanaan program di departemen-departemen di bawahnya.

c. Berkoordinasi dengan Sekretaris Jenderal dan Bendahara Umum.

d. Bertanggung-jawab atas keberhasilan pelaksanaan program di bidangnya. 6. Ketua Departemen:

a. Membuat perencanaan dan melaksanakan program kegiatan departemennya. b. Bertanggung-jawab atas keberhasilan pelaksanaan program di departemennya.

Pasal 6

KETUA UMUM BERHALANGAN TETAP 1. Ketua Umum berhalangan tetap apabila:

a. Mengundurkan diri. b. Meninggal dunia.

c. Tidak mampu melaksanakan tugasnya secara terus menerus selama 6 (enam) bulan. 2. Dalam hal Ketua Umum berhalangan tetap maka Wakil Ketua Umum menjadi Ketua Umum

sampai berakhirnya masa kepengurusan.

3. Dalam hal Wakil Ketua Umum juga berhalangan tetap, maka Sekretaris Jenderal menjadi Ketua Umum sampai berakhirnya masa kepengurusan.

4. Dalam hal Sekretaris Jenderal berhalangan tetap, maka Ketua-ketua Bidang secara kolektif menjabat sebagai Ketua Umum sampai berakhirnya masa kepengurusan.

Pasal 7

PEMBAGIAN TUGAS DAN WEWENANG PENGURUS DAERAH

Pembagian tugas dan wewenang Pengurus Daerah: 1. Ketua:

a. Menyusun kepengurusan selambat-lambatnya 1 (satu) bulan kalender setelah Kongres Daerah.

b. Menyusun Dewan Penasehat Daerah selambat-lambatnya 1 (satu) bulan kalender setelah Kongres Daerah dan diumumkan bersamaan dengan pengumuman Pengurus Daerah. c. Memimpin organisasi Ikatan Alumni ITB Daerah.

d. Berwenang untuk mengganti Pengurus Daerah dan anggota Dewan Penasehat Daerah. e. Berwenang menerima atau menolak usulan yang diajukan Dewan Penasehat Daerah.

Halaman 4 dari 13

2. Wakil Ketua:

a. Membantu Ketua dalam melaksanakan tugas-tugasnya. b. Mewakili Ketua apabila Ketua berhalangan.

3. Sekretaris:

a. Membantu Ketua-ketua Bidang dalam mengkoordinasikan kegiatan-kegiatan Bidang tersebut.

b. Melaksanakan fungsi fasilitator organisasi IA-ITB Daerah. c. Bertanggung-jawab atas Kesekretariatan IA-ITB Daerah. 4. Bendahara:

a. Membantu Ketua-ketua Bidang dalam mengkoordinasikan pendanaan kegiatan-kegiatan Bidang.

b. Merencanakan dan mengendalikan arus kas IA-ITB Daerah. c. Bertanggung-jawab atas fungsi kebendaharaan IA-ITB Daerah. 5. Ketua Bidang:

a. Bersama Ketua-ketua Departemen merencanakan program-program bidang.

b. Mengarahkan, membimbing dan mengawasi pelaksanaan program di departemen-departemen di bawahnya.

c. Berkoordinasi dengan Sekretaris dan Bendahara.

d. Bertanggung-jawab atas keberhasilan pelaksanaan program di bidangnya. 6. Ketua Departemen:

a. Membuat perencanaan dan melaksanakan program kegiatan departemennya. b. Bertanggung-jawab atas keberhasilan pelaksanaan program di departemennya.

Pasal 8

KETUA IA-ITB DAERAH BERHALANGAN TETAP 1. Ketua berhalangan tetap apabila:

a. Mengundurkan diri. b. Meninggal dunia.

c. Tidak mampu melaksanakan tugasnya secara terus menerus selama 6 (enam) bulan. 2. Dalam hal Ketua berhalangan tetap maka Wakil Ketua menjadi Ketua sampai berakhirnya

masa kepengurusan.

3. Jika ada beberapa Wakil Ketua maka Wakil Ketua 1 menjadi Ketua, dalam hal Wakil Ketua 1 juga berhalangan tetap maka Wakil Ketua berikutnya menjadi Ketua sampai berakhirnya masa kepengurusan.

4. Dalam hal semua Wakil Ketua juga berhalangan tetap, maka Sekretaris menjadi Ketua sampai berakhirnya masa kepengurusan.

5. Dalam hal Sekretaris berhalangan tetap, maka Ketua-ketua Bidang secara kolektif menjabat sebagai Ketua sampai berakhirnya masa kepengurusan.

Halaman 5 dari 13

Pasal 9

PEMBAGIAN TUGAS DAN WEWENANG PENGURUS KOMISARIAT

Pembagian tugas dan wewenang Pengurus Komisariat: 1. Ketua:

a. Menyusun kepengurusan komisariat selambat-lambatnya 1 (satu) bulan kalender setelah Kongres Komisariat dan diumumkan kepada anggota.

b. Menyusun Dewan Penasehat Komisariat selambat-lambatnya 1 (satu) bulan kalender setelah Musyawarah Komisariat dan diumumkan bersamaan dengan pengumuman Pengurus Komisariat.

c. Memimpin organisasi IA-ITB Komisariat.

d. Berwenang untuk mengganti Pengurus Komisariat dan Anggota Dewan Penasehat Komisariat.

e. Berwenang menerima atau menolak usulan yang diajukan Dewan Penasehat Komisariat. 2. Wakil Ketua:

a. Membantu Ketua dalam melaksanakan tugas-tugasnya. b. Mewakili Ketua apabila Ketua berhalangan.

3. Sekretaris:

a. Membantu Ketua-ketua Bidang dalam mengkoordinasikan kegiatan-kegiatan Bidang tersebut.

b. Melaksanakan fungsi fasilitator organisasi IA-ITB Komisariat. c. Bertanggung-jawab atas Kesekretariatan IA-ITB Komisariat. 4. Bendahara:

a. Membantu Ketua-ketua Bidang dalam mengkoordinasikan pendanaan kegiatan-kegiatan Bidang.

b. Merencanakan dan mengendalikan arus kas IA-ITB Komisariat. c. Bertanggung-jawab atas fungsi kebendaharaan IA-ITB Komisariat. 5. Ketua Bidang:

a. Bersama Ketua-ketua Departemen merencanakan program-program bidang.

b. Mengarahkan, membimbing, dan mengawasi pelaksanaan program di departemen-departemen di bawahnya.

c. Berkoordinasi dengan Sekretaris dan Bendahara.

d. Bertanggung-jawab atas keberhasilan pelaksanaan program di bidangnya. 6. Ketua Departemen:

a. Membuat perencanaan dan melaksanakan program kegiatan departemennya. b. Bertanggung-jawab atas keberhasilan pelaksanaan program di departemennya.

Halaman 6 dari 13

Pasal 10

KETUA IA-ITB KOMISARIAT BERHALANGAN TETAP 1. Ketua berhalangan tetap apabila :

a. Mengundurkan diri. b. Meninggal dunia.

c. Tidak mampu melaksanakan tugasnya secara terus menerus selama 6 (enam) bulan. 2. Dalam hal Ketua berhalangan tetap maka Wakil Ketua menjadi Ketua sampai berakhirnya

masa kepengurusan.

3. Jika ada beberapa Wakil Ketua maka Wakil Ketua 1 menjadi Ketua, dalam hal Wakil Ketua 1 juga berhalangan tetap maka Wakil Ketua berikutnya menjadi Ketua sampai berakhirnya masa kepengurusan.

4. Dalam hal semua Wakil Ketua juga berhalangan tetap, maka Sekretaris menjadi Ketua sampai berakhirnya masa kepengurusan

5. Dalam hal Sekretaris berhalangan tetap, maka Ketua-ketua Bidang secara kolektif menjabat sebagai Ketua sampai berakhirnya masa kepengurusan.

Pasal 11

PEMBAGIAN TUGAS DAN WEWENANG PENGURUS ALUMNI PROGRAM STUDI Pembagian tugas dan wewenang Pengurus Komisariat:

1. Ketua :

a. Menyusun kepengurusan alumni program studi selambat-lambatnya 1 (satu) bulan Kalender setelah Kongres Alumni Program Studi dan diumumkan kepada Anggota.

b. Menyusun Dewan Penasehat Program Studi selambat-lambatnya 1 (satu) bulan Kalender setelah Musyawarah Program Studi dan diumumkan bersamaan dengan pengumuman Pengurus Program Studi.

c. Memimpin organisasi IA-ITB Program Studi.

d. Berwenang untuk mengganti Pengurus Program Studi dan Anggota Dewan Penasehat Program Studi.

e. Berwenang menerima atau menolak usulan yang diajukan Dewan Penasehat Program Studi.

2. Wakil Ketua:

a. Membantu Ketua dalam melaksanakan tugas-tugasnya. b. Mewakili Ketua apabila Ketua berhalangan.

3. Sekretaris:

a. Membantu Ketua-ketua Bidang dalam mengkoordinasikan kegiatan-kegiatan Bidang tersebut.

b. Melaksanakan fungsi fasilitator organisasi IA-ITB Program Studi. c. Bertanggung jawab atas Kesekretariatan IA-ITB Program Studi.

Halaman 7 dari 13

4. Bendahara:

a. Membantu Ketua-ketua Bidang dalam mengkoordinasikan pendanaan kegiatan-kegiatan Bidang.

b. Merencanakan dan mengendalikan arus kas IA-ITB Program Studi. c. Bertanggung-jawab atas fungsi kebendaharaan IA-ITB Program Studi. 5. Ketua Bidang:

a. Bersama Ketua-ketua Departemen merencanakan program-program bidang.

b. Mengarahkan, membimbing, dan mengawasi pelaksanaan program di departemen-departemen di bawahnya.

c. Berkoordinasi dengan Sekretaris dan Bendahara.

d. Bertanggung-jawab atas keberhasilan pelaksanaan program di bidangnya. 6. Ketua Departemen:

a. Membuat perencanaan dan melaksanakan program kegiatan departemennya. b. Bertanggung-jawab atas keberhasilan pelaksanaan program di departemennya.

Pasal 12

KETUA IA-ITB ALUMNI PROGRAM STUDI BERHALANGAN TETAP 1. Ketua berhalangan tetap apabila:

a. Mengundurkan diri. b. Meninggal dunia.

c. Tidak mampu melaksanakan tugasnya secara terus menerus selama 6 (enam) bulan. 2. Dalam hal Ketua berhalangan tetap maka Wakil Ketua menjadi Ketua sampai berakhirnya

masa kepengurusan.

3. Jika ada beberapa Wakil Ketua maka Wakil Ketua 1 menjadi Ketua, dalam hal Wakil Ketua 1 juga berhalangan tetap maka Wakil Ketua berikutnya menjadi Ketua sampai berakhirnya masa kepengurusan.

4. Dalam hal semua Wakil Ketua juga berhalangan tetap, maka Sekretaris menjadi Ketua sampai berakhirnya masa kepengurusan.

5. Dalam hal Sekretaris berhalangan tetap, maka Ketua-ketua Bidang secara kolektif menjabat sebagai Ketua sampai berakhirnya masa kepengurusan.

Pasal 13

DEWAN PENGAWAS BERHALANGAN TETAP 1. Dewan Pengawas berhalangan tetap apabila:

a. Mengundurkan diri. b. Meninggal dunia.

c. Tidak mampu melaksanakan tugasnya secara terus menerus selama 6 (enam) bulan. 2. Dalam hal Dewan Pengawas berhalangan tetap maka penggantinya dipilih oleh unsur yang

sama sampai berakhir masa kepengawasannya. Pengertian unsur yang sama adalah jika yang berhalangan tetap itu merupakan pilihan Ketua-Ketua Pengurus Daerah maka penggantinya adalah orang yang dipilih oleh Ketua-Ketua Pengurus Daerah juga, demikian pula dengan unsur Komisariat dan Alumni Program Studi.

Halaman 8 dari 13

BAB V RAPAT

Pasal 14 AGENDA KONGRES 1. Kongres Nasional membahas agenda sebagai berikut:

a. Pembahasan dan Pengesahan Perubahan AD/ART.

b. Laporan Pertanggungjawaban Kepengurusan sebelumnya. c. Membahas Kebijakan Umum Organisasi.

d. Pemilihan Ketua Umum IA-ITB periode berikutnya.

e. Pengesahan dan Penetapan Anggota Dewan Pengawas Pusat hasil pemilihan Pengurus Daerah, Pengurus Komisariat dan Pengurus Alumni Program Studi.

2. Kongres Daerah, Kongres Komisariat dan Kongres Alumni Program Studi membahas agenda sebagai berikut:

a. Laporan Pertanggungjawaban Kepengurusan sebelumnya.

b. Pemilihan Ketua Pengurus Daerah, Ketua Pengurus Komisariat atau Ketua Pengurus Alumni Program Studi.

Pasal 15

KEWENANGAN KONGRES 1. Kongres Nasional memiliki kewenangan untuk:

a. Menetapkan perubahan dan atau penyempurnaan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga.

b. Menerima atau menolak laporan pertanggungjawaban Pengurus Pusat IA-ITB periode berjalan

c. Menetapkan kebijakan umum organisasi IA-ITB.

d. Mengesahkan Ketua Umum hasil pemilihan oleh Pimpinan Sidang.

e. Mengesahkan dan menetapkan Anggota Dewan Pengawas hasil pemilihan oleh Pengurus Daerah, Pengurus Komisariat dan Pengurus Alumni Program Studi.

2. Kongres Daerah, Kongres Komisariat dan Kongres Alumni Program Studi memiliki kewenangan untuk:

a. Menerima atau menolak laporan pertanggungjawaban Pengurus Daerah IA-ITB periode berjalan.

b. Mengesahkan Ketua Pengurus IA-ITB Daerah, Ketua Pengurus IA-ITB Komisariat atau Ketua Pengurus IA-ITB Alumni Program Studi hasil pemilihan oleh Pimpinan Sidang.

Pasal 16

MEKANISME KONGRES 1. Pengurus IA-ITB menentukan waktu dan agenda Kongres.

Halaman 9 dari 13

a. Panitia Kongres Nasional dibentuk selambat-lambatnya 3 (tiga) bulan sebelum pelaksanaan.

b. Panitia Kongres Daerah, Kongres Komisariat atau Kongres Alumni Program Studi dibentuk selambat-lambatnya 1 (satu) bulan sebelum pelaksanaan.

c. Panitia Kongres mengundang anggota IA-ITB dengan mengumumkannya melalui media massa nasional untuk Kongres Nasional selambat-lambatnya 1 (satu) bulan sebelum pelaksanaan.

d. Panitia Kongres Daerah, Panitia Kongres Komisariat dan Panitia Kongres Alumni Program Studi mengundang anggota IA-ITB dengan mengumumkannya melalui media komunikasi lainnya untuk Kongres Daerah, Kongres Komisariat dan Kongres Alumni Program Studi serta memberitahukannya kepada Pengurus Pusat selambat-lambatnya 15 (lima belas) hari sebelum pelaksanaan.

3. Kongres dinyatakan sah apabila dihadiri oleh ½ (satu perdua) dari jumlah anggota. Apabila jumlah yang hadir tidak mencapai kuorum, maka Kongres ditunda sekurang-kurangnya 1 (satu) jam dan setelah itu dapat dilanjutkan tanpa memperhatikan jumlah anggota yang hadir dan dapat mengambil keputusan yang sah.

4. Setiap keputusan dalam Kongres diambil berdasarkan musyawarah untuk mufakat dan apabila tidak tercapai kemufakatan maka dilakukan pemungutan suara dan keputusan sah berdasarkan suara terbanyak.

Pasal 17 PEMILIHAN UMUM

1. Pemilihan Ketua Umum dilaksanakan dalam Kongres Nasional, pemilihan Ketua Pengurus Daerah dilaksanakan dalam Kongres Daerah, pemilihan Ketua Pengurus Komisariat dilaksanakan dalam Kongres Komisariat dan pemilihan Ketua Pengurus Alumni Program Studi dilaksanakan dalam Kongres Alumni Program Studi.

2. Ketua Umum, Ketua Pengurus Daerah, Ketua Pengurus Komisariat dan Ketua Pengurus Alumni Program Studi dapat dipilih sebanyak-banyaknya untuk 2 (dua) kali masa kepengurusan.

3. Pemilihan Ketua Umum, Ketua Pengurus Daerah, Ketua Pengurus Komisariat dan Ketua Pengurus Alumni Program Studi diambil berdasarkan suara terbanyak dari seluruh anggota yang mendaftar untuk memilih dan tidak kehilangan hak pilih dengan hak 1 (satu) suara bagi setiap anggota yang sudah terdaftar sebagai pemilih.

4. Apabila anggota yang sudah terdaftar sebagai pemilih tidak bisa hadir dalam Kongres maka Panitia Kongres memfasilitasi anggota tersebut untuk memilih melalui remote voting.

5. Mekanisme, tata cara, syarat mengenai pemilihan dan remote voting serta syarat-syarat calon Ketua Umum, calon Ketua Pengurus Daerah, calon Ketua Pengurus Komisariat atau calon Ketua Pengurus Alumni Program Studi ditetapkan oleh Panitia Kongres.

Halaman 10 dari 13

Pasal 18

KONGRES LUAR BIASA

Dalam hal khusus Pengurus Pusat IA-ITB setelah berkonsultasi melalui Rapat Pimpinan dan dengan persetujuan Pengurus IA-ITB Daerah, Pengurus IA-ITB Komisariat dan Pengurus IA-ITB Alumni Program Studi di Rapat Kerja Nasional, maka dapat diadakan Kongres Luar Biasa dengan agenda khusus sesuai usulan yang mempunyai kewenangan sama dengan Kongres.

Pasal 19

AGENDA RAPAT KERJA

Rapat Kerja Nasional, Rapat Kerja Daerah, Rapat Kerja Komisariat dan Rapat Kerja Alumni Program Studi membahas agenda program kerja tahunan yang diselenggarakan 1 (satu) kali dalam setahun dengan ketentuan sebagai berikut:

1. Rapat Kerja Nasional dihadiri oleh Pengurus Pusat, Wakil Pengurus Daerah, Wakil Pengurus Komisariat dan Wakil Pengurus Alumni Program Studi.

2. Rapat Kerja Daerah, Rapat Kerja Komisariat dan Rapat Kerja Alumni Program Studi dihadiri oleh masing-masing Pengurus Daerah, Pengurus Komisariat atau Pengurus Alumni Program Studi serta masing-masing perwakilan anggota.

Pasal 20

KEWENANGAN RAPAT KERJA

Rapat Kerja Nasional, Rapat Kerja Daerah, Rapat Kerja Komisariat dan Rapat Kerja Alumni Program Studi berwenang mengevaluasi dan merencanakan program kerja tahunan.

Pasal 21

MEKANISME RAPAT KERJA

1. Pengurus IA-ITB menentukan waktu dan agenda sesuai dengan jenis dari Rapat Kerja. 2. Pengurus IA-ITB membentuk panitia Rapat Kerja.

3. Rapat Kerja dianggap sah dan dapat mengambil keputusan apabila dihadiri oleh sekurang-kurangnya ½ (satu perdua) dari jumlah peserta. Apabila jumlah yang hadir tidak mencapai kuorum, maka rapat akan ditunda sekurang-kurangnya 15 (lima belas) menit dan setelah itu rapat dilanjutkan tanpa memperhitungkan jumlah yang hadir dan dapat mengambil keputusan yang sah.

4. Setiap keputusan dalam Rapat Kerja diambil berdasarkan musyawarah untuk mufakat dan apabila tidak tercapai kemufakatan maka dilakukan pemungutan suara dan keputusan sah berdasarkan suara terbanyak.

Halaman 11 dari 13

Pasal 22

AGENDA RAPAT PIMPINAN

Rapat Pimpinan Pusat, Rapat Pimpinan Daerah, Rapat Pimpinan Komisariat dan Rapat Pimpinan Alumni Program Studi membahas agenda kebijakan umum organisasi, yang dihadiri oleh:

1. Unsur Dewan Penasehat meliputi Ketua dan Anggota, unsur Pengurus Pusat meliputi Ketua Umum, Wakil Ketua Umum, Sekretaris Jenderal, Bendahara Umum dan Para Ketua Bidang Pengurus Pusat serta unsur Dewan Pengawas meliputi Ketua dan Anggota, untuk Rapat Pimpinan Pusat.

2. Unsur Dewan Penasehat meliputi Ketua dan Anggota, unsur Pengurus meliputi Ketua, Wakil Ketua, Sekretaris, Bendahara dan Para Ketua Bidang Pengurus organisasi IA-ITB serta unsur Dewan Pengawas meliputi Ketua dan Anggota, untuk Rapat Pimpinan Daerah, Rapat Pimpinan Komisariat atau Rapat Pimpinan Alumni Program Studi.

3. Rapat Pimpinan dapat mengundang narasumber di luar peserta rapat apabila diperlukan. Pasal 23

KEWENANGAN RAPAT PIMPINAN

Rapat Pimpinan memiliki kewenangan dalam memutuskan hal-hal yang terkait kebijakan umum organisasi.

Pasal 24

MEKANISME RAPAT PIMPINAN 1. Pengurus IA-ITB menentukan waktu dan agenda Rapat Pimpinan.

2. Rapat Pimpinan dianggap sah dan dapat mengambil keputusan apabila dihadiri oleh sekurang-kurangnya ½ (satu perdua) dari jumlah peserta. Apabila jumlah yang hadir tidak mencapai kuorum, maka rapat akan ditunda selama-lamanya 1 (satu) jam dan setelah itu rapat tetap dilaksanakan tanpa memperhitungkan jumlah yang hadir, dan dapat mengambil keputusan yang sah. Keputusan rapat dianggap sah apabila disetujui oleh sekurang-kurangnya setengah lebih satu dari jumlah yang hadir.

Pasal 25

AGENDA RAPAT PENGURUS

Rapat Pengurus mengagendakan hal-hal yang berhubungan dengan rencana dan pelaksanaan program kerja.

Pasal 26

KEWENANGAN RAPAT PENGURUS

Rapat Pengurus memiliki kewenangan dalam memutuskan hal-hal yang terkait rencana dan pelaksanaan program kerja.

Halaman 12 dari 13

Pasal 27

MEKANISME RAPAT PENGURUS 1. Rapat Pengurus dipimpin oleh:

a. Ketua Umum atau Wakil Ketua Umum atau Pengurus yang diamanatkan oleh Ketua Umum untuk Rapat Pengurus Pusat.

b. Ketua atau Wakil Ketua atau Pengurus yang diamanatkan oleh Ketua untuk Rapat Pengurus Daerah, Rapat Pengurus Komisariat atau Rapat Pengurus Alumni Program Studi. 2. Peserta Rapat Pengurus:

a. Rapat Pengurus Harian:

i. Pengurus Pusat dihadiri oleh Ketua Umum, Wakil Ketua Umum, Sekretaris Jenderal, Bendahara Umum dan Ketua-ketua Bidang.

ii. Pengurus Daerah, Pengurus Komisariat atau Pengurus Alumni Program Studi dihadiri oleh Ketua, Wakil Ketua, Sekretaris, Bendahara dan Ketua-ketua Bidang.

b. Rapat Pengurus Inti:

i. Pengurus Pusat dihadiri oleh Ketua Umum, Wakil Ketua Umum, Sekretaris Jenderal, Wakil Sekretaris Jenderal, Bendahara Umum, Wakil Bendahara Umum, Ketua-ketua Bidang dan Ketua-ketua Departemen.

ii. Pengurus Daerah, Pengurus Komisariat atau Pengurus Alumni Program Studi dihadiri oleh Ketua, Wakil Ketua, Sekretaris, Bendahara, Ketua-ketua Bidang dan Ketua-ketua Departemen.

c. Rapat Pengurus Pleno:

i. Pengurus Pusat dihadiri oleh seluruh Anggota Pengurus Pusat.

ii. Pengurus Daerah, Pengurus Komisariat atau Pengurus Alumni Program Studi dihadiri oleh seluruh Anggota Pengurus Daerah, Anggota Pengurus Komisariat atau Anggota Pengurus Alumni Program Studi.

3. Rapat Pengurus Harian dilaksanakan sekurang-kurangnya 1 (satu) kali dalam sebulan, Rapat Pengurus Inti dilaksanakan sekurang-kurangnya 1 (satu) kali dalam tiga (3) bulan, dan Rapat Pleno dilaksanakan sekurang-kurangnya 1 (satu) kali dalam 6 (enam) bulan.

4. Rapat Pengurus dapat mengundang pihak lain di luar peserta rapat apabila diperlukan. 5. Rapat Pengurus dianggap sah dan dapat mengambil keputusan apabila dihadiri oleh

sekurang-kurangnya ½ (satu perdua) dari jumlah Pengurus diluar dari narasumber yang diundang sebagai peserta. Apabila jumlah yang hadir tidak mencapai kuorum, maka rapat akan ditunda selama-lamanya 1 (satu) jam dan setelah itu rapat dilanjutkan tanpa memperhitungkan jumlah yang hadir dan dapat mengambil keputusan yang sah.

6. Setiap keputusan dalam Rapat Pengurus diambil berdasarkan musyawarah untuk mufakat dan apabila tidak tercapai kemufakatan maka dilakukan pemungutan suara dan keputusan sah berdasarkan suara terbanyak.

BAB VI KEUANGAN

Pasal 28 IURAN ANGGOTA

Halaman 13 dari 13

Ketentuan tentang pemberlakuan, besaran dan mekanisme pembayaran iuran anggota ditetapkan oleh Pengurus.

Pasal 29 ALOKASI DANA

Alokasi dana untuk IA-ITB Daerah, IA-ITB Komisariat, dan IA-ITB Program Studi ditetapkan oleh Pengurus Pusat berdasarkan Keputusan Rapat Kerja Nasional.

BAB VII

MEKANISME PERUBAHAN ANGGARAN RUMAH TANGGA

Pasal 30

PERUBAHAN ANGGARAN RUMAH TANGGA

1. Anggaran Rumah Tangga ini dapat diubah berdasarkan usulan Dewan Penasehat Pusat, Pengurus Pusat atau Dewan Pengawas dan perubahannya diputuskan dalam Kongres Nasional atau Kongres Luar Biasa Nasional.

2. Usulan perubahan Anggaran Rumah Tangga ini harus mendapat persetujuan dari 1/2 (satu perdua) anggota atau 2/3 (dua pertiga) dari jumlah ITB Daerah, ITB Komisariat dan IA-ITB Alumni Program Studi, agar dapat diadakan Kongres Nasional atau Kongres Luar Biasa

Dalam dokumen ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA (Halaman 22-35)

Dokumen terkait