• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II LANDASAN TEORI

2.4. Mekanisme Transisi

IPv6 yang merupakan versi terbaru dari Internet Protokol tidak kompatibel dengan versi sebelumnya yaitu IPv4, yang berarti bahwa jaringan IPv6 tidak dapat berkomunikasi dengan jaringan IPv4, tidak bisa saling mengirimkan paket.

Untuk mengatasi masalah komunikasi antara jaringan IPv4 dan jaringan IPv6, Internet Engineering Task Force (IETF) dan Next Generation Transition (NGtrans) membentuk mekanime transisi dari IPv4 ke IPv6 untuk mendukung co-existensi protokol. Mekanisme transisi dilakukan karena penerapan IPv6 secara massive mustahil dilakukan dalam waktu singkat. Strategi transisi menggunakan beberapa metode untuk menyediakan koneksi antar IPv6 menggunakan infrastrukutr IPv4 diantaranya adalah

Tunnel : Strategi ini digunakan ketika dua jaringan yang menggunakan IP yang sama namun dipisahkan oleh jaringan lain yang memiliki IP yang berbeda. Metode tunneling membentuk virtual link melalui jaringan dengan menyediakan koneksi diantara mereka

Dualstack : Metode ini digunakan agar perangakat

memahami IPv4 dan IPv6 secara bersamaan. Tidak peduli protokol mana yang digunakan, ketika node tersebut menerima paket dia dapat merespon.

Translation : Metode ini mirip dengan NAT, seperti perubahan peket IP dari IPv4 ke IPv6 dan sebaliknya, tergantung pada source dan destination.

2.4.1. Tunneling

Tunneling adalah proses encapsulasi satu protokol ke protokol lainnya. Dilakukan dengan membungkus paket IPv6 kedalam paket IPv4 seperti yang ditunjukkan dalam gambar dibawah.

Gambar 2.4.1 Tunneling IPv6 ke IPv4

Dengan menggunakan metode tunneling, paket dapat dibawa oleh jaringan yang sebelumnya tidak kompatible dan diteruskan ke jaringan tujuan. Mekanisme tunneling dapat digunakan untuk membuat koneksi antar jaringan IPv6 yang terisolasi atau terpisah oleh jaringan IPv4. Tunneling dapat diimplementasikan dalam berbagai cara, diantaranya

Host-to-host, IPv6/IPv4 host yang saling terhubung dengan jaringan IPv4 bertugas meng-tunnel paket IPv6.

Host-to-router, IPv6/IPv4 host bertanggung jawab meng-tunnel paket IPv6 sampai ke tunnel end point pada router IPv6/IPv4

Router-to-router, IPv6/IPv4 router yang saling terhubung dengan jaringan IPv4 bertugas meng-tunnel paket IPv6

Router-to-host, IPv6/IPv4 router bertanggung

jawab meng-tunnel paket IPv6 sampai ke tunnel end point pada host IPv6/IPv4

2.4.2. Manual Tunneling

Disebut ‘manual tunneling/configured tunneling’ jika network administrator mengkonfigurasi secara explisit tunnel interface sampai end node/node tujuan. Tunnel ini seperti virtual point to point. Node yang mengencapsulasi harus menyimpan alamat interface tunnel end point untuk setiap tunnel yang dikonfigurasi. Informasi konfigurasi yang disimpan di router digunakan untuk menentukan Dalam hal ini router yang digunakan dalam proses enkapsulasi dan dekapsulasi harus mendukung dual-stack. Manual tunneling mudah diatur dalam topologi jaringan yang kecil, namun akan susah di maintain untuk topologi jaringan yang besar karena perlu konfigurasi tunnel secara manual.

Manual tunneling dapat digunakan dalam semua kasus yang dijelaskan pada sub-bab sebelumnya, tetapi kebanyakan cara yang digunakan adalah Router-to-router dengan alasan lebih praktis dilakukan di router-to-router.

Mekanisme yang mendasari proses tunneling adalah sebagai berikut

 Node yang bertugas meng-tunnel paket IPv6 (enkapsulator) akan membuat sebuah IPv4 header enkapsulasi dan mengirimkan paket yang sudah dienkapsulasi kedalam tunnel

 Node end-point tunnel (dekapsulator) menerima paket dan akan dilakukan reassembles paket jika diperlukan, kemudian menghapus header IPv4 dan memporses kembali paket IPv6 yang diterima dan dikirimkan ke alamat tujuan.

Gambar 2.4.2 Implementasi Manual Tunneling

2.4.3. Tunneling Otomatis 6to4

6to4 adalah mekanime untuk site IPv6 agar dapat berkomunikasi satu sama lain dengan memanfaatkan infrastruktur jaringan IPv4 tanpa mengatur tunnel secara explisit. Router 6to4 digunakan untuk proses enkapsulasi dan dekapsulasi paket. Satu satunya persyaratan adalah router yang berbatasan mempunyai alamat global IPv4 yang unik untuk interface yang terhubung ke jaringan IPv4

Mekanisme 6to4 menggunakan metode alamat IPv6 dengan prefix khusus dan dengan alamat IPv4 dalam notasi heksadesimal didalamnya.

Pada mekanime 6to4, setiap ujung tunnel dikonfigurasi secara otomatis antar perangkat. Format dari alamat 6to4 dengan awalan 2002::/16 dengan diikuti dengan interface alamat IPv4 yang sebagai interface tunnel sehingga menggunakan prefix 48, seperti pada contoh dibawah untuk alamat IPv4 192.168.99.1 akan di ubah

kedalam bentuk notasi heksadesimal c0a8:6301, maka alamat 6to4nya akan menjadi 2002:c0a8:6301::/48

Gambar 2.4.3 alamat 6to4

Paket IPv6 dari site 6to4 akan dienkapsulasi dalam paket IPv4 ketika paket tersebut memasuki jaringan IPv4. Paket IPv6 yang ditransmisikan dalam paket IPv4 dengan menggunakan protokol 41. Router 6to4 akan mengadvertise perfix 2002:IPV4::/48 sama seperti prefix /48 pada alamat IPv6 biasa. Berikut ini adalah contoh dari komunikasi yang terjadi pada gambar 2.4.2 diatas :

 Ketika Host A mentransmisikan paket dengan Host B sebagai Tujuannya, setiap header paket memiliki 6to4 source dan destinaton address

 6to4 Router 1 menerima paket dan membuat tunnel melalui jaringan IPv4 ke Host B dengan mengenkapsulasi paket dengan Header IPv4

 Router yang membawa paket akan mengguanakan source dan destination alamat IPv4 untuk proses forwarding paket

 Paket dari Host A akan sampai ke 6to4 Router 2, yang bertugas medecapsulasi paket dari header IPv4

 Router tersebut kemundian menggunakan destination address dalam header IPv6 untuk memforward paket ke penerima yaitu Host B

Gambar 2.4.4 Proses komunikasi antar 6to4 Host

2.4.4. DualStack

Cara yang paling mudah agar IPv6 untuk tetap kompatibel dengan infrastruktur IPv4 adalah dengan menyediakan implementasi lengkap IPv4 dan IPv6 atau biasa disebut dengan DualStack/Dual IP Layer/IPv4/IPv6 nodes. Dualstack mempunyai kemampuan untuk mengirim dan menerima kedua paket IPv4 dan IPv6. Dualstack bisa langsung beroperasi dengan IPv4 dan juga IPv6 secara bersamaan. Meskipun dualstack dapat mendukung kedua internet protokol, salah satu dari kedua internet protokol mungkin dinonaktifkan karena alasan operasional. Dualstack dengan IPv4 enabled akan beroperasi seperti native IPv6, begitu pula sebaliknya. Maka dualstack node dapat beroperasi pada satu dari tiga mode yaitu :

 Dengan IPv4 stack enabled dan IPv6 disabled

 Dengan IPv6 stack enabled dan IPv4 disabled

 Dengan kedua internet protokol enabled

Dokumen terkait