• Tidak ada hasil yang ditemukan

B. Melaksanakan Wawancara

Di dalam pengumpulan data melalui wawancara, ada dua kegiatan yang sangat mendasar dan saling terkait, yaitu mengembangkan hubungan baik (rapport) dan mengejar perolehan informasi. Keduanya penting dan menuntut perhatian khusus peneliti. Dalam pengumpulan data, jangan sampai terjadi kegiatan yang satu mengorbankan kegiatan aspek lain. Misalnya, karena peneliti khawatir data yang akan dikumpulkan tidak lengkap, maka ia mengabaikan aspek-aspek yang berkenaan dengan pembinaan hubungan yang baik dengan informan dengan maksud agar waktu yang dipergunakan wawancara dapat dipergunakan secara efektif. Sebaliknya juga tidak boleh terjadi, lantaran sangat menaruh perhatian didalam pembinaan hubungan yang harmonis dengan informan, data yang dikumpulkan menjadi sangat sedikit dan tidak lengkap, karena waktu yang tersedia lebih banyak untuk melakukan sesuatu yang diarahkan untuk menciptakan hubungan baik tersebut. Oleh sebab itu secara garis besarnya ada tiga kegiatan yang berkaitan dengan pelaksanaan wawancara, yaitu: (1) memulai wawancara, (2) mengajukan pertanyaan pokok sekaligus perekaman data, dan (3) mengakhiri wawancara.

1. Memulai wawancara

Jika Anda akan melakukan wawancara, sebaiknya terlebih dahulu Anda meluangkan waktu sejenak untuk mengkaji kembali pedoman atau panduan wawancara yang telah dipersiapkan. Kegiatan ini bertujuan agar ketika wawancara telah mulai Anda laksanakan, Anda dapat menanyakan butir-butir pertanyaan dengan lancar tanpa harus melihat berulang-ulang panduan tersebut, karena hal itu

dapat mengganggu kelancaran wawancara yang Anda lakukan. Bahkan jika panduan wawacara sudah Anda persiapkan dengan baik dan Anda telah memahami garis-garis besar pertanyaan dengan baik, Anda tidak harus membaca kembali panduan tersebut ketika mengajuan pertanyaan sehingga suasana wawancara akan terasa lebih rileks. Hal lain yang perlu Anda perhatikan kembali adalah kesiapan alat-alat yang akan dipergunakan didalam mendukung kelancaran wawancara, seperti buku catatan, alat-alat tulis, alat-alat perekam data lainnya jika hal itu diperlukan. Kesiapan seperti ini nampaknya sederhana, akan tetapi akan sangat mengganggu bilamana peralatan tersebut tidak tersedia, sementara Anda membutuhkannya ketika wawancara telah berlangsung.

Ketika mengawali wawancara, hal penting yang Anda lakukan adalah membina hubungan baik, saling menghargai dan saling percaya, sebagaimana sekilas telah kita bahas sebelumnya. Rapport tidak harus diartikan sebagai hubungan yang sangat rapat. Baik peneliti maupun informan adalah partisipan penelitian yang harus memiliki rasa saling percaya yang besar agar terjadi arus informasi yang lebih lancar dalam proses pengumpulan data. Pada tahap awal wawancara ini Anda dapat mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang mendorong terciptanya keakraban, keterbukaan dan suasana yang tidak formal. Jika hal ini telah Anda lakukan, kemudian Anda melihat bahwa suasana telah mendukung untuk dimulainya wawancara, Anda dapat memulainya dari pertanyaan-pertanyaan yang sederhana.

2. Mengajukan pertanyaan

Mungkin di antara Anda ada yang pernah terlibat didalam melakukan wawancara. Pengalaman Anda didalam membina hubungan baik dengan informan, cara-cara Anda mengajukan pertanyaan dan sikap Anda didalam mendengar dan memberikan respon kembali terhadap jawaban informan menjadi hal sangat berarti untuk mendukung kelancaran wawancara. Dalam kaitan dengan butir pertanyaan yang diajukan, Kerlinger (1993):

a. Apakah pertanyaan yang akan Anda ajukan berkaitan dengan masalah penelitian dan sasaran-sasaran penelitian? Selain pertanyaan-pertanyaan yang diajukan

diarahkan untuk memperoleh informasi faktual, semua butir di dalam panduan wawancara Anda harus mempunyai fungsi tertentu dalam masalah penelitiannya. Hal ini juga berarti bahwa semua butir pertanyaan yang terdapat di dalam panduan wawancara Anda adalah untuk menggali informasi yang dapat dipergunakan untuk menjawab masalah penelitian dan atau menguji hipotesis.

b. Tepatkah tipe pertanyaan yang akan Anda ajukan? Jika Anda menggunakan

bentuk-bentuk pertanyaan terbuka, mungkin Anda akan mendapatkan informasi tentang sikap, perilaku, atau tentang pandangan informan Anda tentang sesuatu secara lebih rinci. Sebaliknya informasi-informasi lain mungkin dapat diperoleh dengan lebih cepat dan efisien bila Anda menggunakan pertanyaan-pertanyaan tertutup. Sebagai contoh, bilamana informan Anda minta untuk mengungkapkan atau pilihan sesuatu yang lebih disukai di antara dua alternatif atau lebih, sedangkan alternatif itu dapat diungkapkan secara lugas, maka bentuk pertanyaan-pertanyaan terbuka cenderung tidak tepat bahkan mungkin dinilai terlalu boros.

c. Apakah butir pertanyaan jelas dan tidak mengundang penafsiran ganda? Suatu

pertanyaan atau butir pertanyaan yang ambigu atau ganda adalah butir pertanyaan yang tidak mengundang penafsiran yang berlainan serta jawaban yang berbeda-beda dari penafsiran yang majemuk tersebut. Ada beberapa kaidah didalam menyusun pertanyaan untuk menghindari ambiguitas. Pertama, kita harus menghindari pertanyaan yang memuat lebih dari satu gagasan yang dapat direaksi oleh responden. Pertanyaan seperti; “Apakah Anda yakin bahwa tujuan pembelajaran yang Anda rumuskan sudah cukup baik jika dikaji dari dimensi peserta didik dan dikaji dari tujuan institusional sekolah Anda?” Contoh tersebut adalah ambigius, karena informan ditanya sekaligus tentang tujuan pembelajaran dan tujuan institusional sekaligus dalam satu pertanyaan. Kedua, hindari kata-kata atau ungkapan yang ambigu, misalnya “Bagaimana pendapat dan saran Anda tentang butir-butir soal tes ini?” Atau “Bagaimana pandangan Anda tentang disiplin siswa jika dikaji dari peran Anda sebagai guru dan sebagai orang tua?” Perlu juga diperhatikan bahwa mungkin pada saat tertentu kata-kata ambigu diperlukan bilamana Anda sengaja bermaksud memancing kerangka pikir yang berbeda dari para informan.

d. Apakah butir pertanyaan yang Anda rumuskan menggiring informan untuk memberikan alternatif jawaban tertentu? Pertanyaan-pertanyaan yang sengaja menggiring informan untuk memberikan jawaban tertentu yang Anda inginkan, hal itu merupakan ancaman terhadap validitas wawancara Anda. Contoh: “Apakah Anda telah membaca catatan-catatan yang saya tulis?” Atau “Apakah

Anda telah menyusun langkah-langkah kegiatan sesuai dengan prosedur yang sudah kita bahas?” Mungkin Anda akan mendapatkan sebagian besar informan Anda menjawab “Ya” yang kemungkinan besar tidak proporsional, karena pertanyaan tersebut menyiratkan tidak baik jika informan belum membaca catatan yang ia buat seperti contoh pertanyaan pertama, atau tidak menyusun langkah-langkah kegiatan sesuai prosedur yang telah dibahas bersama seperti pada contoh pertanyaan kedua.

e. Apakah pertanyaan yang Anda susun menuntut pengetahuan dan informasi yang tidak dimiliki oleh responden? Untuk menjaga agar tidak ada butir pertanyaan yang tidak valid, karena kurangnya pengetahuan informan tentang masalah yang ditanyakan, maka akan lebih baik bilamana pewawancara menggunakan pertanyaan-pertanyaan saringan. Misalnya ketika informan bermaksud menanyakan pendapat informan tentang Peraturan Pemerintah berkenaan dengan Standar Nasional Pendidikan, akan lebih baik jika diajukan pertanyaan apakah informan mengetahui tentang peraturan pemerintah dimaksud. Ada kemungkinan pewawancara menjelaskan terlebih dahulu secara singkat tentang hal yang ditanyakan tersebut, baru kemudian menanyakan pendapat responden?

f. Apakah pertanyaan yang Anda susun menuntut hal-hal yang bersifat pribadi dan peka sehingga informan Anda menolak menjawabnya? Jika pertanyaan menyentuh hal-hal tersebut, maka Anda harus lebih selektif dan berhati-hati. Pertanyaan-pertanyaan tentang penghasilan atau hal-hal lain yang bersifat pribadi hendaknya diletakkan pada bagian belakang dalam wawancara, yaitu setelah tercapainya hubungan baik dan keakraban (rapport) antara pewawancara dan informan.

g. Apakah pertanyaan yang Anda ajukan menyiratkan hal-hal yang dianggap baik atau buruk oleh masyarakat? Pada umumnya orang-orang cenderung memberikan jawaban sesuai dengan yang dipandang baik oleh umum, jawaban-jawaban yang menunjukkan atau menyiratkan kesetujuan pada tindakan-tindakan atau ikhwal yang dipandang baik. Misalnya kita menanyakan kepada seseorang mengenai perasaannya terhadap anak-anak terlantar. Setiap orang diharapkan memiliki simpati terhadap anak-anak terlantar. Jika kita tidak berhati-hati kita hanya akan mendapatkan jawaban stereotip atau klise tentang perasaannya terhadap anak-anak terlantar tersebut.

Beberapa pertanyaan di atas perlu Anda pahami dengan baik sebagai bahan kajian ketika Anda mengajukan pertanyaan kepada informan. Cobalah Anda lakukan latihan merumuskan beberapa pertanyaan, kemudian bandingkan dengan beberapa rambu pertanyaan yang telah kita bahas bersama di atas.

3. Menutup wawancara

Jika wawancara telah selesai Anda lakukan, Anda harus menahan diri beberapa saat untuk tidak meninggalkan informan. Hubungan akrab, saling percaya yang telah Anda bina sejak awal dilakukan wawancara, hendaknya dapat Anda pertahankan sampai wawancara benar-benar berakhir. Informan Anda harus merasakan kepuasan yang Anda rasakan. Jika Anda merasa ada bagian-bagian tertentu dari pertanyaan Anda belum dijawab secara tuntas, tidak selayaknya Anda menunjukkan sikap ketidakpuasan Anda dihadapan informan, karena bilamana Anda telah membina hubungan baik, Anda dapat meminta kesediaan informan untuk memberikan informasi melalui wawancara selanjutnya. Ucapkan terima kasih dengan sikap tulus dan hangat bilamana informasi yang diberikan informan Anda telah dirasa cukup. Kemukakan secara terbuka bahwa informasi yang disampaikannya benar-benar bermakna bagi penelitian yang Anda lakukan.

Latihan

Untuk mendalami materi yang telah dibahas dalam subunit ini, kerjakan beberapa latihan berikut. Jika ada hal-hal yang Anda rasa belum jelas disarankan agar Anda mencermati kembali pada subunit ini atau berdiskusi dengan rekan-rekan Anda!

1. Coba Anda tentukan salah satu aspek kegiatan pembelajaran yang dapat diamati melalui observasi, kemudian tentukan langkah-langkah pelaksanaan observasi yang akan Anda lakukan!

2. Identifikasi beberapa bentuk wawancara dan temukan perbedaan mendasar di antara beberapa bentuk tersebut!

3. Susunlah contoh pedoman wawancara yang akan Anda pergunakan untuk pengumpulan data PTK Anda!

Dokumen terkait