• Tidak ada hasil yang ditemukan

Memahami sikap anak terhadap suatu perintah dari orang tua Tingkat tanggung jawab masing-masing individu berbeda-beda apabila

KEPRIBADIAN ANAK

B. Hasil Penelitian

6. Memahami sikap anak terhadap suatu perintah dari orang tua Tingkat tanggung jawab masing-masing individu berbeda-beda apabila

mendapatkan suatu perintah. Anak yang tumbuh dalam proses pendewasaan diri atau remaja sudah bisa mendapatkan sedikit tanggung jawab yang besar.

Penerimaan suatu perintah dari orang tua pastilah mendapat tanggapan yang berbeda-beda dari setiap anak.

a. Informan S1

“Ya semua anak-anak saya terbuka dengan dunia luar, karena mereka memang lebih suka di luar daripada dirumah. Ketiga anak laki-laki kan hobinya main keluar dan saya rasa mereka juga sudah cukup dewasa ubtuk membedakan mana yang baik dan mana yang buruk dalam setiap interaksi. Sudah tentu masih ada pengawasan saya dengan papahnya”

Uraian Peneliti:

Informan pertama mengatakan bahwa ketiga putranya selalu terbuka dengan interaksi dunia luar dan pada dasarnya lebih tertarik dengan dunia luar. Mengamati kegemaran serta kepribadian mereka, dapat disimpulkan bahwa mereka sangat tebuka denagn dunia luar yang tanpa tetalalu dibatasi. Informan juga menjeaskan bahwa ketiga anaknya sudah bisa dikatakan dewasa dan mampu

Orang tua masih memegang peranan penting dalam pengawasan pergaulan serta interasi anak-anak terhadap dunia luar. Sebebas apapun anak daa berinteraksi, berkomunikasi ataupun bersosialisasi tidak ada jaminan bahwa setiap interaksi yang dilakukan selalu ke arah positif. Maka dari itu, orang tua tidak boleh lepas kontrol pada anak-anak seperti yang dikatakan informan.

b. Informan S2

“Anak-anak saya batasi dalam interaksi dunia luar, yah maklumlah namanya juga anak-anak saya perempuan semua. Jadi sedikit tertutup pada interaksi dunia luar. Paling mereka berhubungan dalam dunia luar itu hanya di sekolah, kalau main- main itu jarang sekali. Anak-anak saya lebih sering mengajak temannya berkumpul di rumah. Jadi selain saya dapat menjaga anak, saya juga bisa

mengetahui siapa saja teman-teman anak saya. Memang pada dasarnya juga anak- anak lebih suka di rumah.”

Uraian Peneliti:

Informan kedua mengatakan bahwa kedua anaknya sedikit tertutup pada dunia luar. Adanya kecemasan terhadap efek negatif dunia luar terutama pada anak perempuan juga dipaparkan oleh informan. Interaksi terjadi ketika anak-anak berada di sekolah kemudian sering adanya acara berkumpul dengan teman-teman sebaya di rumah. Informan juga mengatakan bahwa seringnya anak

mengumpulakan teman-temannya dapat memberikan efek positif. Selain dapat menjaga anak, orang tua juga dapat mengetahui siapa saja teman-temannya.

Informan juga menambahkan bahwa anak-anaknya juga lebih suka di rumah. Belum adanya rasa percaya sepenuhnya dari informan kepada kedua putrinya terhadap interaksi dunia luar membuat informan harus bisa membatasi ruang untuk terbuka pada dunia luar.

c. Informan S3

“Semua anak-anak saya terbuka dengan dunia luar, karena saya dan bapaknya juga suka berinteraksi dengan dunia luar. Karena saya mendidik anak supaya bisa melihat bagaimana kehidupan diluar tetapi sesuai dengan batasan yang kami terapkan.”

Uraian Peneliti:

Informan ketiga mengatakan bahwa kedua anaknya terbuka dengan dunia luar. Hal ini di buktikan denga seringnya mengikuti kegiatan keagamaan serta hobi bermain bola untuk anak laki-laki informan. Informan juga menjelaskan bahwa adanya sifat terbuka anak-anak dilihat dari orang tua yag juga lebih suka terbuka dan berinteraksi dengan orang lain atau dunia luar.

Kebebasan dalam berinteraksi dengan dunia luar juga dibatasi oleh informan karena kedua anaknya masih belum bisa untuk terlalu bebas.

d. Informan S4

“Anak-anak saya ajarkan untuk selalu berinteraksi dengan dunia luar karena setiap hari mereka akan berhubungan dengan orang lain. Saya takut apabila anak saya terlalu menjadi pendiam, karena memungkinkan sulit berkomunikasi dan

Uraian Peneliti:

Informan keempat mengatakan bahwa anak-anak diajarkan untuk berinteraksi dengan dunia luar. Menurut informan, setiap hari anak-anak selalu berhubungan dengan orang lain bagimanapun keadaannya. Rasa takut jika anak-anak tertutup pada dunia luar adalah rasa canggung dan timbulnya sulit berkomunikasi dan bersosialisasi dengan orang lain.

Penjelasan informan juga dapat diamati bahwasanya anak-anak informan sellau dilibatkan secara aktif dalam kegiatan supaya dapat melatih diri dalam anak-anak untuk bisa mengamati bagaimana dunia luar itu serta cara berkomunkasi serta bersosialisasi dengan orang lain.

e. Informan S5

“Anak-anak saya mah terbuka dengan interaksi dunia luar. Anak laki-laki kan paling gak suka dikekang. Apalagi anak saya kembar yang memang jarang betah di rumah. Saya juga mengerti interaksi atau pergaulan sekarang sudah beda dengan jaman saya dahulu, tapi tetap saya perhatikan karena saya gak mau anak saya terlibat masalah yang negatif akibat terlalu luas berinteraksi. Mereka juga baru kelas 2 SMA jadi saya lebih menekankan pada belajar mereka walau sedikit susah. Jangan terlalu fokus pada kesibukan dengan teman-temannya yang kurang penting.”

Uraian Peneliti:

Informan kelima mengatakan bahwa anak kembarnya terbuka pada dunia luar. Perhatian apada perubahan jaman pergaulan membuat informan juga menjelaskan adanya pengawasan secara tidak langsung. Informan juga menjelaskan bahwa anak-anak masih perlu di tekankan pada fokus untuk tetap belajar. Konsekuensi yang harus diambil oleh orang tua ataupun anak-anak. Perlu adanya kedisiplinan pembagian waktu antara pendidikan dan pergaulan.

Tidak suka dikekang perlu adanya pendekatan secara emosional dari orang tua terhadap anak. Anak pun bisa menjadi lebih paham serta mengerti sedikit demi sedikit tentang pembatasan ineraksi dunia luar. Tidak dibatasi tetapi perlu dicermati tentang apa saja dampak dari berinteraksi atau bersosialisasi.

7. Memahami pentingnya sosialisasi bahasa dan komunikasi di rumah.