• Tidak ada hasil yang ditemukan

Membangun Sistem Pertanian-Bioindustri dengan Memanfaatkan Sumberdaya Hayati Pertanian dan

Dalam dokumen KONSEP STRATEGI INDUK PEMBANGUNAN PERTANIAN (Halaman 57-60)

PRASYARAT KEBERHASILAN

A. PRINSIP DASAR

5. Membangun Sistem Pertanian-Bioindustri dengan Memanfaatkan Sumberdaya Hayati Pertanian dan

Kelautan Tropika

Landasan Sistem Pertanian-Bioindustri ialah pemanenan matahari sebagai sumber energi primer dan mengkonversikannya menjadi biomassa melalui proses fotosintesa pada sistem usahatani agroekologi berbasis lahan maupun perairan. Biomassa yang dihasilkan selanjutnya diolah melalui biorefinery, yang dalam hal ini disebut sistem bioindustri menjadi berbagai produk bahan pangan, obat-obatan, pakan, energi, bahan kimia dan berbagai bioproduk lainnya. Indonesia yang merupakan negara kepulauan dan terletak di daerah tropis memiliki keunggulan komparatif dalam pengembangan Sistem Pertanian-Bioindustri. Sistem pertanian Indonesia yang kini masih berorientasi pada produksi dan pemanfaatan sebagian saja dari hasil biomassa dengan mengandalkan input eksternal usahatani yang sangat tinggi harus diubah menjadi berorientasi pada produksi maksimum dan pemanfataan menyeluruh biomassa melalui pemanenan energi matahari atau proses fotosintesa dengan input eksternal seminimum mungkin.

Pembangunan Sistem Pertanian-Bioindustri Berkelanjutan berada di setiap daerah karena di daerahlah sumberdaya pertanian terpadu berada. Pembangunan Sistem Pertanian-Bioindustri Berkelanjutan pada hakekatnya merupakan pembangunan ekonomi daerah. Hal ini sesuai dengan esensi otonomi daerah yakni melakukan desentralisasi dan pemerataan pembangunan yang berkeadilan. Sejalan dengan kerangka otonomi daerah, pembangunan sistem pertanian terpadu akan mengandalkan kreativitas dan partisipasi masyarakat di daerah, sedangkan pemerintah lebih berperan memfasilitasi, mendorong, dan memberdayakan kemampuan kreativitas masyarakat.

Pembangunan ekonomi Indonesia ke depan adalah pembangunan yang berlandaskan kemandirian. Dalam konteks ini pembangunan Sistem Pertanian-Bioindustri Berkelanjutan haruslah bertumpu pada sumberdaya lokal/nasional. Termasuk di dalamnya bukan hanya menyangkut sumberdaya alam, tetapi juga menyangkut teknologi dan ilmu pengetahuan yang diperlukan untuk membangun Sistem Pertanian-Bioindustri Berkelanjutan. Saat ini sistem usahatani masih ditandai ketergantungan pasokan benih/bibit serta pakan dari luar negeri. Hal ini menandakan kita belum mandiri dari segi teknologi. Demikian pula halnya dengan mekanisasi pertanian, kita belum mampu mandiri. Harus ada upaya khusus untuk mengubah hal-hal tersebut. Untuk itu sangat diperlukan kebijakan yang mendukung. 6. Membangun Sistem Pertanian-Bioindustri

Berkelanjutan dengan Menerapkan Inovasi Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Maju

Saat ini pertanian Indonesia masih berada pada tahap konvensional yakni tahap pembangunan pertanian yang digerakkan oleh kelimpahan faktor produksi yakni sumberdaya alam dan tenaga kerja yang tidak terdidik. Hal ini dapat dilihat baik dari segi teknologi maupun dari segi struktur produksinya. Dari segi teknologi produksi, peningkatan produksi masih didominasi oleh peningkatan jumlah penggunaan sumberdaya alam dan tenaga kerja tidak terdidik. Sedangkan dari segi struktur produksi akhir, pada umumnya masih menghasilkan produk yang didominasi oleh komoditas primer yang bernilai tambah rendah dan tidak berdaya saing. Sistem pertanian konvensional ini harus sesegera mungkin dimodernisasi, yakni transformasi menuju Sistem Pertanian-Bioindustri Berkelanjutan. Produk-produk pangan yang sehat dan bernilai tinggi dalam jumlah yang cukup dan beragam harus dihasilkan secara berkelanjutan melalui penerapan inovasi ilmu pengetahuan dan teknologi maju. Sistem Pertanian-Bioindustri Berkelanjutan ini didasarkan pada kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi berbasis bioscience dan

bioengineering. Pada tataran praksis, transformasi menuju Sistem Pertanian-Bioindustri Berkelanjutan memerlukan pentahapan-pentahapan titik berat pengembangan.

Pada tahap pertama, pembangunan Sistem Pertanian-Bioindustri Berkelanjutan akan dititikberatkan pada pengembangan Sistem Pertanian-Energi Terpadu (SPET). Pada subsistem usahatani primer, SPET didasarkan pada inovasi bioteknologi yang mampu menghasilkan biomassa setinggi mungkin untuk dijadikan sebagai feedstock dalam menghasilkan bioenergi. Pada subsistem bioindustri, SIPE didasarkan pada inovasi bioengineering untuk mengolah feedstock yang dihasilkan pada subsistem usahatani primer menjadi energi dan bioproduk, termasuk pupuk yang selanjutnya digunakan pada usahatani. Dengan strategi demikian maka kondisi pertentangan (trade-off) dalam mewujudkan ketahanan pangan dan ketahanan energi dapat dihindarkan. Pengembangan SPET juga merupakan strategi yang tepat untuk meningkatkan kesejahteraan rumah tangga tani skala kecil dan pengentasan kemiskinan di perdesaan.

Pada tahap kedua, pembangunan Sistem Pertanian-Bioindustri Berkelanjutan akan dititikberatkan pada pengembangan sistem bioindustri (primer dan sekunder) yang terpadu dengan sistem pertanian agroekologi di perdesaan. Pada tahapan ini dikembangkan industri biorefinery primer utamanya yang menghasilkan karbohidrat yang sangat diperlukan untuk mensubstitusi produk-produk impor dalam rangka mewujudkan kedaulatan pangan. Pada tahapan ini dikembangkan pula biorefinery sekunder yang mensubstitusi produk-produk berbasis fosil dan

tidak terbarukan dengan bioproduk. Pada akhir tahapan kedua ini, perekonomian Indonesia telah mengalami transformasi

78 79 menjadi perekonomian berbasis

bioindustri.

Pada tahap ketiga, pembangunan Sistem Pertanian-Bioindustri Berkelanjutan akan dititikberatkan pada pengembangan sektor

bio-services atau agro-services. Bioservices adalah usaha jasa

berkaitan dengan bioekonomi seperti jasa penelitian dan pengembangan, jasa konstruksi

biorefinery, jasa pengembangan biobisnis, jasa biomedis, jasa

bioremediasi lingkungan, jasa amenity dan kultural, jasa pengujian dan standardisasi bioproduk dan biotools, dan sebagainya. Sektor jasa sangat padat ilmu pengetahuan hayati (bioscience) dan bioengineering termaju.

Tahap berikutnya adalah tahap pembangunan Sistem Pertanian-Bioindustri Berkelanjutan yang berimbang dan berbasis ilmu pengetahuan dan teknologi maju (science and technology bio-based

economy).

Bila visi yang diuraikan sebagaimana di atas tercapai, maka perekonomian Indonesia mengalami revolusi bioekonomi. Pada kondisi ini diharapkan terwujud masyarakat Indonesia yang bermartabat, mandiri, maju, adil dan makmur.

C. MISI

Untuk mewujudkan visi tersebut maka misi pembangunan pertanian Indonesia 2013-2045 dijabarkan sebagai berikut:

a. Mengembangkan penataan ruang dan reforma agraria sebagai landasan Pembangunan Sistem Pertanian-Bioindustri Berkelanjutan;

b. Mengembangkan sistem usahatani pertanian tropika agroekologi yang berkelanjutan dan terpadu dengan bioindustri melalui perlindungan, pelestarian, pemanfaatan dan pengembangan sumberdaya genetik, serta perluasan, pengembangan dan konservasi lahan pertanian;

c. Mengembangkan kegiatan ekonomi input produksi, informasi, dan teknologi dalam Sistem Pertanian-Bioindustri Berkelanjutan melalui perlindungan dan pemberdayaan insan pertanian dan perdesaan;

d. Membangun sistem pengolahan pertanian melalui perluasan dan pendalaman pasca panen, agro-energi dan bioindustri berbasis perdesaan guna menumbuhkan nilai tambah;

e. Mengembangkan sistem pemasaran dan pengelolaan rantai nilai produk-produk pertanian, baik domestik maupun global melalui pengembangan lingkungan pemberdaya agribisnis dan perkarantinaan pertanian;

f. Membangun sistem pembiayaan pertanian baik perbankan maupun non perbankan melalui pengembangan insentif investasi dan usaha pertanian sebagai basis koridor pembangunan ekonomi;

g. Mengembangkan sistem penelitian untuk pembangunan berbasis inovasi pertanian spesifik lokasi, pengembangan sumberdaya manusia yang berkualitas, peningkatan entrepreneur pertanian dan penguatan modal sosial untuk mengakselerasi pertumbuhan produktivitas total faktor produksi pertanian;

h. Membangun dan memelihara infrastruktur pertanian dan perdesaan untuk memperlancar proses transformasi pertanian dan perekonomian; serta

i. Menyelenggarakan program legislasi, regulasi dan manajemen yang imperatif dalam pembangunan Sistem Pertanian-Bioindustri Berkelanjutan secara nasional.

Dalam dokumen KONSEP STRATEGI INDUK PEMBANGUNAN PERTANIAN (Halaman 57-60)