METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan Lokasi Penelitian
B. Penerapan Dakwah Bi Al-Qalam Dalam Aktivitas Organisasi Forum Lingkar Pena
1. Membentuk program kerja yang membangun kompetensi dakwah bi al-qalam
Dalam setiap program yang berhubungan dengan kepenulisan, konsep dakwah
bi al-qalam akan ditanamkan. Karena tujuan FLP Ranting UIN Alauddin Makassar
adalah menghasilkan kader yang mampu menulis untuk memberikan pencerahan kepada masyarakat. Hal ini berdasarkan kutipan wawancara berikut :
“Terkhusus FLP UIN Alauddin sendiri, kami senantiasa mengingatkan akan pentingnya dakwah, bukan hanya di atas mimbar (lisan) akan tetapi bisa juga lewat lembar (tulisan). Adapun program kerja yang dilakukan dalam membangun kompetensi dakwah bi al-qalam mahasiswa, antara lain dengan mengikut-sertakan nilai-nilai keislaman ke dalam program kerja kami di FLP, seperti halnya program kerja Kajian Keislaman, dimana peserta diberikan materi seputar islam, yakni bagaimana pandangan islam dalam menanggapi masalah tertentu hingga cara mengatasinya. Hal ini dilakukan guna memperkaya keilmuan sekaligus sebagai bahan referensi untuk kader ke depannya”.8
Dakwah bi al-qalam adalah misi FLP yang harus dihadirkan dalam setiap karya-karyanya. Dalam setiap program kepenulisan yang dijalankan oleh FLP Ranting UIN Alauddin Makassar, ketiga pilar ini terutama pilar keislaman selalu ditekankan kepada penulis-penulisnya terutama kepada penulis yang baru bergabung dengan FLP Ranting UIN Alauddin Makassar.
Program-program yang relevan dengan cara yang digunakan FLP Ranting UIN Alauddin Makassar dalam membangun kompetensi dakwah bi al-qalam adalah :
8Muhammad Syakir Fadhil (22 Tahun), Ketua FLP Ranting UIN Alauddin Makassar Periode 2016-2017, Wawancara, Samata, 13 Juli 2017.
a. SekMen (Sekolah Menulis)
“Program ini merupakan program inti yang diadakan setelah perekrutakan anggota baru. Di program inilah para anggota baru FLP akan diajarkan layaknya sekolah tentang kepenulisan secara keseluruhan. Materi materi yang diberikan di kegiatan ToWR (Training of writing and Recruitment) sebelumnya di tambah dengan materi di program SekMen menjadi bahan ajar di sekolah ini. Para anggota juga akan di bagi kelas menjadi tiga kelas, esai,cerpen dan puisi. Dimana setiap kelasnya akan dibimbing oleh masing-masing mentor. Dalam program inilah pula para anggota akan diarahkan tulisannya untuk menjadi tulisan yang dapat mencerahkan”.9
Materi yang diajarkan dalam sekolah menulis meliputi Resensi buku, teknik menembus media, EYD, kesalahan-kesalahan yang biasa dilakukan penulis muda maupun senior, pengenalan tulisan non fiksi seperti pengenalan feature, teknik menulis opini, teknik menulis esai, teknik penulisan artikel, bagaimana menulis sebuah apresiasi karya, pengenalan tulisan fiksi seperti pengenalan prosa, teknik penulisan cerpen, plot, penokohan, latar/setting, sudut pandang, menulis dan mengapresiasi puisi.
b. WiSa (Wisata Sastra)
Pada program ini para kader akan diajak untuk berkunjung ke suatu tempat dan di sana akan dilakukan praktik menulis. Materi yang di pelajari di SekMen (Sekolah Menulis) akan langsung di aplikasikan di program ini. Biasanya program ini menghadirkan pemateri dari senior FLP. Setelah menulis para anggota akan mendiskusikan tulisan mereka.10
9 Khaeriyah (22 Tahun), Koordinator Kaderisasi FLP Ranting UIN Alauddin Makassar Periode 2016-2017, Wawancara, Samata, 12 Juli 2017
10 Khaeriyah (22 Tahun), Koordinator Kaderisasi FLP Ranting UIN Alauddin Makassar Periode 2016-2017, Wawancara, Samata, 12 Juli 2017
c. Rutin memberikan Kajian Keislaman (KaLam)
Program ini menjadi bentuk pengaplikasian salah satu pilar FLP, yaitu pilar keislaman. Dimana tujuan dari program tersebut dapat menambah tsaqofah Islam para anggota. Program ini juga merupakan salah satu strategi agar anggota dapat menerapkan dakwah bi al-qalam dalam setiap karyanya. Melihat latar belakang para anggota yang berbeda-beda sehingga FLP yang mempunyai visi menghasilkan tulisan yang mencerahkan harus mengarahkan para anggotanya agar dapat menulis tulisan yang bermanfaat. Hal ini berdasarkan kutipan wawancara dengan Reski Indah Sari :
“kan di FLP yang gabung disini tidak semua paham tentang keislaman, ada orang yang baru belajar. Jadi kami merekrut semuanya, mulai dari yang belum berkerudung, basic organisasinya yang sedikit keras. Kita arahkan semua dan dijelaskan saat mereka sudah masuk, bahwa di FLP ada 3 pilar, pilar kepenulisan, keorganisasian, dan keislaman. Pilar keislaman kita tekankan untuk menulis yang memberikan pencerahan kepada oranglain.”11 Kajian keislaman ini dilakukan dua kali dalam sebulan. Di setiap pertemuannya menghadirkan pemateri yang berbeda dan membawakan sebuah materi keislaman dan membuka ruang diskusi terhadap para anggota.
d. Menghadirkan penulis-penulis yang berkompeten dalam dakwah bi al-qalam
Agar konsep dakwah bi al-qalam dapat menjadi ruh dalam setiap tulisan kader FLP Ranting UIN Alauddin Makassar, membutuhkan waktu yang tidak instan. Karena pemahaman setiap kader mengenai keislaman berbeda-beda. Kader yang telah
11 Reski Indah Sari (22 Tahun), Dewan Penasihat FLP Ranting UIN Alauddin Makassar Periode 2016-2017, Wawancara, Samata, 27 Juli 2017
memiliki dasar mengenai keislaman yang didapatkan melalui organisasi keislaman dan juga mengikuti pengajian secara rutin serta telah terbiasa menulis maka konsep dakwah bi al-qalam akan mudah di serap.
Dengan menghadirkan penulis-penulis yang berkompeten dalam dakwah bi
al-qalam, FLP akan lebih mudah memberikan pemahaman kepada anggota mengenai
konsep dakwah bi al-qalam. Pemateri berasal dari dalam dan luar FLP Ranting UIN Alauddin Makassar seperti Rahmawati latief, Muhammad Asriady dan Wahyudha yang merupakan motivator muslim.12
Selain mendatangkan penulis dan motivator muslim yang memiliki kompeten dalam dakwah bi al-qalam di pertemuan KaLam atau kajian keislaman, FLP juga pernah mengadakan Festival Sastra Islam Nasional sebagai pengganti pertemuan KaLam. Festival ini merupakan festival sastra Islam terbesar yang pertama kali di adakan di Makassar. Dalam festival ini FLP menghadirkan banyak penulis terkenal dan handal seperti Helvi Tiana Rossa, Taufik Ismail, Ustad Ahmad Alhabsyi. Dengan mengundang senior yang telah banyak menghasilkan tulisan, diharapkan kegiatan yang merangkaikan diskusi sastra tersebut dapat menambah penegtahuan kader tentang Islam dan kepenulisan.13
Dalam proses pembinaan ini, kader terlihat antusias dan memperlihatkan ketertarikan terhadap dakwah bi al-qalam. Karena pemateri selalu menanamkan kepada kader bahwa dakwah tidak hanya dilakukan melalui lisan. Bagi anggota yang
12 Aditya Permana (21 Tahun), Staff Divisi Hubungan Masyarakat FLP Ranting UIN Alauddin Makassar, Wawancara, Samata, 15 Juli 2017
13 Khaeriyah (22 Tahun), Koordinator Kaderisasi FLP Ranting UIN Alauddin Makassar Periode 2016-2017, Wawancara, Samata, 12 Juli 2017
ingin berdakwah namun malu menyampaikan secara lisan, maka dapat dilakukan melalui tulisan karena tulisan pun dapat tersebar luas dan sampai kepada masyarakat.
e. Melakukan pemantauan terhadap karya anggota FLP Ranting UIN Alauddin Makassar yang akan diterbitkan.
Organisasi Forum Lingkar Pena merupakan organisasi yang mengumpulkan para penulis pemula maupun handal ataupun yang baru ingin belajar menulis. FLP memberikan kesempatan kepada siapapun yang ingin menulis dan menghasilkan karya yang bermanfaat bagi masyarakat luas. Tentunya dengan visi dan misi FLP yang ingin mengubah masyarakat di sekelilingnya menjadi masyarakat yang Islami, karena tulisan yang dihasilkan dari FLP adalah tulisan-tulisan yang harus mencerahkan.
Tulisan yang mencerahkan ataupun tulisan islami tidak harus menampilkan ayat di dalamnya. Karena dengan tulisan yang mengajak kepada kebaikan sudah dapat mencerahkan atau meluruskan pemahaman masyarakat. Hal ini berdasarkan dari pernyataan Reski Indah Sari, Dewan Penasihat FLP Ranting UIN Alauddin Makassar sebagai berikut :
“Intinya adalah pencerahan, tidak musti harus ada ayat di dalam tulisan, yang penting bagaimana tulisan kita bisa merubah orang yang kurang tahu menjadi tahu dan membuat orang kearah yang lebih baik.”14
Agar seluruh tulisan atau karya kader FLP sejalan dengan visi FLP itu sendiri. Maka tahapan bedah karya atau pengoreksian setiap tulisan kader sangatlah diperlukan. Hal ini diperkuat dengan petikan wawancara berikut :
14 Reski Indah Sari (22 Tahun), Dewan Penasihat FLP Ranting UIN Alauddin Makassar Periode 2016-2017, Wawancara, Samata, 27 Juli 2017
“Terlebih dahulu tulisan harus dikoreksi apakah sudah sesuai dengan nilai-nilai Islam atau tidak, sebelum tulian dikirim atau diterbitkan. Pada tahapan ini, tulisan kader diberi masukan-masukan yang membangun guna perbaikan, disertai dengan saran referensi sebagai bahan bacaan atau rujukan tulisan.”15
Berdasarkan uraian wawancara di atas, bahwa setiap karya kader FLP senantiasa di koreksi agar tulisan tersebut dapat sesuai dengan harapan FLP yaitu tulisan yang mencerahkan. Agar tulisan kader layak di terbitkan atau tidak. Hal ini tentu menjadi cara FLP dalam membangun kompetensi atau kemampuan mahasiswa UIN Alauddin Makassar yang menjadi kader FLP untuk menerapkan dakwah bi
al-qalam pada setiap tulisan mereka.
Hal ini senada diungkapkan oleh Khaeriyah yang mengatakan bahwa FLP sangat menjaga agar setiap karya yang dihasilkan kader FLP tidak ada yang menyimpang dari nilai-nilai Islam. Hal ini dapat dilihat melalui petikan wawancara berikut :
“Di FLP itu kita tidak boleh menulis sembarangan atau asal-asalan. Ketika ada kader yang menulis “nakal” maka dia akan di keluarkan. Bahkan pernah ada kasus, penulis yang sudah menjadi anggota FLP dan dijelaskan visi dan misi FLP tapi tetap menulis tulisan yang tidak mencerahkan dan jauh dari nilai Islam. Sudah di kasih teguran dan masih tetap. Maka dia akhirnya dikeluarkan.”16
Berdasarkan uraian wawancara diatas, dapat disimpulkan bahwa dapat disimpulkan bahwa karya yang kader hasilkan selalu mendapatkan perhatian khusus dari FLP. Sebab dari awal telah dijelaskan kepada calon anggota atau kader bahwa FLP adalah organisasi kepenulisan islam. Sehingga para kader haruslah mempunyai
15 Muhammad Syakir Fadhil (22 Tahun), Ketua FLP Ranting UIN Alauddin Makassar Periode 2016-2017, Wawancara, Samata, 13 Juli 2017
16 Khaeriyah (22 Tahun), Koordinator Kaderisasi FLP Ranting UIN Alauddin Makassar Periode 2016-2017, Wawancara, Samata, 12 Juli 2017
visi yang sama dan tidak melupakan tiga pilar utama FLP. Kepenulisan, keorganisasisan dan keislaman. Lewat berbagai program kajian keislaman ataupun seminar dan diskusi sastra Islami juga semakin menegaskan kepada kader bahwa tulisan mereka diharapkan mencerahkan dan bermanfaat bagi masyarakat. Sehingga dakwah bi al-qalam benar dapat terterapkan.