• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL DAN PEMBAHASAN

3. Membuat Matriks Evaluasi Faktor Internal dan Evaluasi Faktor Eksternal

Hasil identifikasi faktor – faktor kunci internal yang merupakan kekuatan dan kelemahan, pembobotan dan rating dipindahkan ke Tabel Matriks Evaluasi Faktor Internal (EFI) untuk diberi skor : bobot dikalikan rating. Skor faktor – faktor kunci internal yang merupakan kekuatan dan kelemahan masing – masing dijumlah dan

Laila Nurhasanah Siregar : Analisis Finansial Industri Pengolahan Dodol Salak Dan Prospek Pengembangannya Di Kabupaten Tapanuli Selatan (Studi Kasus : Desa Parsalakan, Kec. Angkola Barat, Kab. Tapsel), 2010.

kemudian diperbandingkan, sedangkan hasil identifikasi faktor – faktor kunci eksternal yang merupakan peluang dan ancaman, pembobotan, dan rating dipindahkan ke Tabel matriks Evaluasi Faktor Eksternal (EFE) untuk diberi skor : bobot dikalikan rating. Skor faktor – faktor kunci eksternal yang merupakan peluang dan ancaman masing – masing dijumlah dan kemudian diperbandingkan.

Di bawah ini dapat dilihat tabel perhitungan pembobotan dikalikan rating faktor internal dan eksternal sebagai berikut ini :

Tabel 12. Matriks Evaluasi Faktor Internal

Faktor Kunci Internal Bobot Rating Bobot x Rating

Kekuatan

Lokasi di daerah bahan baku Tenaga kerja mudah didapat Pangsa pasar luas

0,21 0,16 0,16 3 1 2 0,63 0,16 0,32

Total skor Kekuatan 0,53 1,11

Kelemahan

Modal terbatas

SDM belum terlatih betul

Belum ada standard mutu yang baku

0,21 0,16 0,10 1 2 3 0,21 0,32 0,30

Total skor Kelemahan 0,47 0,83

Selisih kekuatan – kelemahan 0,28

Sumber : Analisis Data Primer, Tahun 2009 (Lampiran 18)

Berdasarkan Tabel 12 di atas dapat dilihat total skor kekuatan lebih besar daripada total skor kelemahan (x > 0), dengan selisih total skor kekuatan – kelemahan sebesar 0,49. Data ini diperoleh berdasarkan hasil wawancara pada pengusaha, bahwa faktor kekuatan lebih dominan daripada kelemahan.

Tabel 13. Matriks Evaluasi Faktor Eksternal

Faktor Kunci Eksternal Bobot Rating Bobot x Rating

Peluang

Dukungan kebijakan Penda Budaya masyarakat 0,29 0,21 3 2 0,87 0,42

Total skor Peluang 0,50 1,29

Laila Nurhasanah Siregar : Analisis Finansial Industri Pengolahan Dodol Salak Dan Prospek Pengembangannya Di Kabupaten Tapanuli Selatan (Studi Kasus : Desa Parsalakan, Kec. Angkola Barat, Kab. Tapsel), 2010.

Masyarakat kurang percaya untuk produk olahan yang tidak tersertifikasi Pesaing yang belum berkembang

0,29 0,21 2 1 0,58 0,21

Total skor Ancaman 0,50 0,79

Selisih Peluang – Ancaman 0,50

Sumber : Analisis Data Primer, Tahun 2009 (Lampiran 19)

Berdasarkan tabel 13 dapat dilihat selisih total skor peluang dan ancaman sebesar 0,50. Hal ini berarti skor peluang lebih besar daripada ancaman (y > 0).

4. Membuat Matriks Posisi Perusahaan

Berdasarkan matriks Evaluasi Faktor Internal dan Eksternal di atas dapat dibuat Matriks Posisi, untuk melihat dimana posisi usaha Pengolahan Dodol Salak di Tapanuli Selatan. Berdasarkan Tabel 12 diperoleh nilai x > 0 dan Tabel 13 diperoleh nilai y > 0.

Y ( + ) 0,50

Kuadran III: Kuadran I:

strategi turn – around strategi agresif

x (-) 0,28 x (+)

Kuadran IV: Kuadran II:

strategi defensive strategi diversivikasi ( - ) Y I N T E R N A L F A K T O R EKSTERNAL FAKTOR

Laila Nurhasanah Siregar : Analisis Finansial Industri Pengolahan Dodol Salak Dan Prospek Pengembangannya Di Kabupaten Tapanuli Selatan (Studi Kasus : Desa Parsalakan, Kec. Angkola Barat, Kab. Tapsel), 2010.

Gambar 5. Matriks Posisi Pengembangan Pengolahan Dodol Salak di Tap-Sel Pengembangan usaha pengolahan dodol salak di kabupaten Tapanuli Selatan berada pada posisi kuadran I, yang merupakan posisi yang sangat menguntungkan bagi industri pengolahan dodol salak karena pada saat ini industri pengolahan dodol salak memiliki peluang dan kekuatan sehingga dapat dimanfaatkan. Strategi yang harus diterapkan dalam kondisi ini adalah mendukung kebijakan pertumbuhan yang agresif (Growth oriented strategy).

Menurut Rangkuti (1997) kebijakan pertumbuhan yang agresif ini didesain untuk mencapai pertumbuhan, baik dalam penjualan, asset, profit, atau kombinasi dari ketiganya. Hal ini dapat dicapai dengan cara menurunkan harga, mengembangkan produk baru, menambah kualitas produk dan meningkatkan akses ke pasar yang lebih luas.

Sedangkan untuk industri pengolahan dodol salak strategi yang dapat dilakukan adalah meningkatkan pertumbuhan penjualan untuk memperbesar profit dengan cara meningkatkan akses ke pasar yang lebih luas.

Dari hasil analisis SWOT dapat diketahui bahwa industri kecil pengolahan dodol salak adalah benar berada di posisi menguntungkan untuk dikembangkan (berada pada Kuadran I). Dengan demikian hipótesis 4 yang menyatakan prospek pengembangan industri kecil pengolahan dodol salak di daerah penelitian menguntungkan untuk dikembangkan adalah benar dan dapat diterima.

Penentuan Alternatif Strategi

Strategi – strategi pengembangan usaha industri kecil pengolahan dodol salak di Kabupaten Tapanuli Selatan dapat dilakukan dengan beberapa alternatif. Penentuan

Laila Nurhasanah Siregar : Analisis Finansial Industri Pengolahan Dodol Salak Dan Prospek Pengembangannya Di Kabupaten Tapanuli Selatan (Studi Kasus : Desa Parsalakan, Kec. Angkola Barat, Kab. Tapsel), 2010.

alternatif strategi yang sesuai bagi pengembangan Industri Kecil Pengolahan Dodol Salak adalah dengan cara membuat SWOT matriks. SWOT matriks ini dibangun berdasarkan faktor – faktor strategi baik internal (kekuatan dan kelemahan) maupun eksternal (peluang dan ancaman).

Berdasarkan matriks posisi analisis SWOT maka dapat disusun empat strategi utama yaitu SO, WO, ST, dan WT. Alternatif strategi bagi pengembangan prospek industri pengolahan dodol salak di Kabupaten Tapanuli Selatan pada Tabel 16 berikut ini :

Tabel 14. Penentuan Strategi dengan Matriks SWOT Internal

Eksternal

Kekuatan (S) Kelemahan (W)

1.Lokasi di daerah bahan baku 2.Tenaga kerja mudah didapat 3.Pangsa pasar luas

1.Modal terbatas

2.SDM belum terlatih betul

3.Sistem pemasaran yang

kurang baik

Peluang (O) Strategi S-O Strategi W-O

1. Dukungan kebijakan Pemda 2. Budaya

masyarakat

1.Mendorong masyarakat untuk meningkatkan produksi bahan baku (S1,O1)

2.Memperluas jalur pemasaran (S2,S3,O1,O2)

1.Inisiatif kredit untuk

menambah modal (W1,O1)

2.Mengikuti seminar

mengenai sistem pemasaran yang baik dalam

Laila Nurhasanah Siregar : Analisis Finansial Industri Pengolahan Dodol Salak Dan Prospek Pengembangannya Di Kabupaten Tapanuli Selatan (Studi Kasus : Desa Parsalakan, Kec. Angkola Barat, Kab. Tapsel), 2010.

Ancaman (T) Strategi S-T Strategi W-T

1.Masyarakat kurang percaya untuk produk olahan yang tidak tersertifikasi 2.Pesaing yang belum berkembang

1.Mempercepat keluarnya izin dari BPPOM untuk memperluas pangsa pasar (S3,T1)

2.Memasuki dan menguasai

daerah pemasaran (S3,T2)

1.Menentukan standar mutu

yang baku terhadap produk yang dihasilkan sesuai dengan standar BPPOM (W3,T1)

2.Memperbaiki sistem

pemasaran (W3,T2)

Sumber : Analisis Data Primer (Lampiran 18 dan 19 ), 2009 Strategi S-O

Strategi Pengembangan Usaha Pengolahan Dodol Salak di Kabupaten Tapanuli Selatan dengan menggunakan seluruh kekuatan dan peluang yang ada, yaitu:

1. Mendorong masyarakat untuk meningkatkan produksi bahan baku (S1,O1)

Kebijakan Pemda dalam mendorong masyarakat untuk meningkatkan produksi bahan baku bertujuan agar ketersediaan bahan baku selalu tersedia sehingga produksi dodol salak dapat terus berjalan. Dengan selalu tersedianya bahan baku maka harganya akan selalu stabil sehingga biaya produksi dapat ditekan dan keuntungan yang diperoleh akan semakin meningkat.

2. Memperluas jalur pemasaran (S2,S3,O1,O2)

Bertujuan agar seluruh produk dodol salak dapat dipasarkan ke seluruh daerah bukan hanya di daerah produksi saja.

Strategi W-O

Strategi Pengembangan Usaha Pengolahan Dodol Salak di Kabupaten Tapanuli Selatan dengan meminimalkan seluruh kelemahan untuk memanfaatkan peluang yang ada, yaitu :

Laila Nurhasanah Siregar : Analisis Finansial Industri Pengolahan Dodol Salak Dan Prospek Pengembangannya Di Kabupaten Tapanuli Selatan (Studi Kasus : Desa Parsalakan, Kec. Angkola Barat, Kab. Tapsel), 2010.

Skala usaha yang besar tentunya memerlukan modal yang besar pula. Modal yang besar dapat memperoleh bahan baku maupun bahan penunjang yang lebih banyak agar produksi meningkat sehingga penjualan juga akan meningkat. Keuntungan yang lebih tinggi dapat diperoleh dengan memperkecil biaya sarana produksi yang dikeluarkan dan apabila target penjualan dapat dicapai.

2. Mengikuti seminar mengenai sistem pemasaran yang baik dalam bisnis(W2,W3,O1,O2)

Mengikuti berbagai seminar mengenai sistem pemasaran yang baik dalam bisnis karena jika sistem pemasaran industri kecil pengolahan dodol sudah baik maka para penyalur yang selama ini merasa kurang puas dengan sistem pemasaran yang diterapkan oleh industri kecil pengolahan dodol salak akan terpuaskan dan hubungan dagang antara kedua pihak juga akan semakin baik.

Strategi S-T

Strategi Pengembangan Usaha Pengolahan Dodol Salak di Kabupaten Tapanuli Selatan dengan menggunakan seluruh kekuatan untuk mengatasi ancaman yang ada, yaitu :

1. Mempercepat keluarnya izin dari BPPOM untuk memperluas pangsa pasar (S3,T1)

Dengan adanya izin dari BPPOM maka pemasaran produksi dodol salak yang dihasilkan dapat diperluas karena masyarakat tidak ragu untuk membeli produk tersebut.

2. Memasuki dan menguasai daerah pemasaran (S3,T2)

Sebelum muncul pesaing serupa, industri kecil pengolahan dodol salak harus dapat memasuki dan menguasai pasar dengan baik sehingga daerah pemasaran tidak akan terebut oleh pesaing serupa yang kemungkinan akam muncul.

Laila Nurhasanah Siregar : Analisis Finansial Industri Pengolahan Dodol Salak Dan Prospek Pengembangannya Di Kabupaten Tapanuli Selatan (Studi Kasus : Desa Parsalakan, Kec. Angkola Barat, Kab. Tapsel), 2010.

Strategi W-T

Strategi Pengembangan Usaha Pengolahan Dodol Salak di Kabupaten Tapanuli Selatan dengan menggunakan meminimalkan kelemahan dan menghindari ancaman yang ada, yaitu :

1. Menentukan standar mutu yang baku terhadap produk yang dihasilkan sesuai dengan standar BPPOM (W3,T1)

Menentukan standar mutu yang baku yang sesuai dengan standar BPPOM agar produk yang dihasilkan terjamin mutu dan kualitasnya sehingga kepercayaan konsumen terhadap produk ini akan meningkat. Hal ini akan berdampak terhadap meningkatnya permintaan konsumen.

2. Memperbaiki sistem pemasaran (W3,T2)

Bertujuan agar daerah pemasaran yang dikuasai selama ini tidak akan terebut oleh pesaing serupa yang kemunkinan akan muncul.

Dari analisis SWOT dapat dilihat posisi dari Industri Kecil Pengolahan Dodol Salak berada pada kondisi yang sangat menguntungkan karena industri mempunyai peluang dan kekuatan yang dapat dimanfaatkan sehingga prospek pengembangannya akan sangat menguntungkan untuk dikembangkan. Selain itu dari analisis SWOT diatas dapat juga dilihat alternatif strategi yang sesuai untuk mengembangkan Industri Kecil Pengolahan Dodol Salak.

Laila Nurhasanah Siregar : Analisis Finansial Industri Pengolahan Dodol Salak Dan Prospek Pengembangannya Di Kabupaten Tapanuli Selatan (Studi Kasus : Desa Parsalakan, Kec. Angkola Barat, Kab. Tapsel), 2010.

BAB VI

Dokumen terkait