• Tidak ada hasil yang ditemukan

Memeriksa Saringan Udara (Air Cleaner)

Dalam dokumen ENGINE TUNE UP HONDA JAZZ TIPE L13A (Halaman 34-69)

A. Alat dan Bahan

6. Memeriksa Saringan Udara (Air Cleaner)

Saringna udara berfungsi untuk menyaring udara dari debu, juga berperan sebagai penghambat kecepatan udara dan memperkecil suara “desis” suara.

Ada 3 jenis filter udara yaitu:

a. Filter udara kering (menggunakan kertas yang berpori)

b. Filter udara setengah basah (menggunakan elemen kasa logam yang dibasahi minyak)

Cara memeriksa saringan udara:

Gambar 2.12 Elemen saringan udara (Iwan Darmawan, 1997:46)

a. Lepaskan pengunci saringan udara (air cleaner) dan lepaskan tutup saringan udara. Keluarkan elemen dan periksa permukaan elemen untuk mengetahui keadaannya.

b. Bila elemen saringan udara dibersihkan dengan cara meniupkan udara yang bertekanan rendah. Udara diarahkan dari bagian dalam mengarah keluar, kemudian dari luar ke dalam dan yang terakhir diarahkan dari dalam keluar.

Gambar 2.13 Cara membersihkan saringan udara (Iwan Darmawan, 1997:46)

c. Apabila elemen sudah kotor, walaupun sudah dibersihkan, sebaiknya elemen ini harus diganti dengan yang baru karena elemen yang sudah kotor atau telah berlubang akan menyebabkan penyaringan udara ke sistem bahan bakar menjadi terganggu.

Perhatian:

Elemen saringan udara yang terbuat dari kertas tidak boleh dicuci dengan air, bensin atau cairan lainnya, dan juga elemen diusahakan agar tidak terkena gemuk.

d. Sebelum memasang elemen pada rumah saringan udara, terlebih dahulu bersihkan rumah saringan udara dengan kain lap yang bersih untuk menghapus debu pada bagian dalam saringan.

e. Setelah memasang elemen pada rumah saringan udara perhatikan tanda panah yang terdapat pada tutup rumah saringan, periksa apakah sel rumah saringan udara terpasang dengan baik.

7. Memeriksa filter bensin

Filter bensin berfungsi menyaring bahan bakar atau bensin dari tangki bensin sebelum disemprotkan oleh injector. Perbedaan pada mobil EFI (Electric Fuel Injection) dengan mobil karburasi yaitu pada mobil EFI (Electric Fuel Injection) menggunakan filter bensin

berjumlah dua yang satu tersimpan didalam tangki. Cara merawatnya hanya butuh dicuci menggunakan bensin untuk menghilangkan endapan kotoran yang kemudian di semprot menggunakan kompresor.

Gambar 2.14 Saringan bensin (Aris Joko Saraswo, 2010:65)

a. Saringan bahan bakar diperiksa pada waktu tertentu atau pada kendaraan setelah menempuh jarak 5.000 km dan bila perlu diganti yang baru. Saringan bahan bakar ini disarankan untuk dii ganti minimal 1 tahun sekali atau setiap kendaraan setelah menempuh jarak 20.000 km.

b. Saringan bahan bakar model katrid bentuknya merupakan satu kesatuan antara elemen dan rumahnya, bila sudah kotor tidak dapat dibersihkan dan harus diganti.

c. Saringan bahan bakar model glas bila elemennya sudah kotor atau tersumbat dapat terlihat jelas melalui glas saringan. Mobil-mobil yang dilengkapi dengan saringan bensin model

gas, lakukan pemeriksaan pada rumah saringannya, kemungkinan retak atau berubah bentuk.

d. Periksa gasket saringan bensin, bila keadaannya retak atau putus sebaiknya diganti dengan yang baru, gasket (packing) yang putus memungkinkan bensin akan menetes keluar. 8. Memeriksa busi

Pada mobil EFI busi mempunyai tugas yang sama dengan busi yang terpasang pada mobil-mobil karburasi, tugas utama busi adalah meloncatkna bunga api antar elektroda adapun tegangan besar yang mincul dari elektroda adalah hasil dari tegangan yang dihasilkan oleh coil.

Langkah memeriksa busi.

a. Lakukanlah pekerjaan melepas busi jika kondisi mesin sudah dingin, karena busi terletak dekat dengan exhaus manifold.

b. Lepaslah kabel busi (high tension cable) tariklah bagian ujung fittingnya, dan jangan menarik kabel busi secara kasar.

c. Setelah melepas kabel busi sebaiknya juga bersihkan dahulu sekeliling busi dengan udara bertekanan atau kuas, untuk mencegah kotoran masuk ke dalam ruang bakar sewaktu busi dilepas.

d. Periksa kondisi ulir busi dan lubang busi kemungkinan retak dan rusak.

e. Kebocoran gas yang terjadi pada bagian kleman antara isolator dan rumah busi (plug housing).

f. Keausan elektroda busi. g. Kerusakan pada gasket busi. h. Keadaan elektroda

Gambar 2.15 Warna dan keadaan busi (Aris Joko Saraswo, 2010:69) Tabel 2.1 Warna dan keadaan busi

Warna Elektroda Menandakan

Abu-abu mesin dalam keadaan baik, tingkat panas busi yang tepat.

Warna putih mesin cenderung terlalu panas (overheat) campuran udara dan bensin terlalu kurus, tingkat panas terlalu tinggi.

Hitam basah Minyak pelumas mesin masuk ke ruang bakar melalui silinder dan torak.

Hitam atau kering Campuran udara dan bensin terlalu kaya, cenderung udara yang masuk lebih sedikit, pembakaran tidak tepat, tingkat panas busi terlalu tinggi.

1) Membersihkan dan menyetel celah elektroda

Bersihkan busi menggunakan cairan pembersih busi atau dapat disikat dengan menggunakan sikat baja atau amplas sampai kotoran-kotorannya hilang, selanjutnya lakukan penyetelan celah elektroda.

Penyetelan celah elektroda dilakukan dengan menggunakan alat pengukur (feeler gauge) antara elektroda tengah dengan elektroda sisi, celah elektroda disetel dengan cara membengkokan elektroda massa dan celahnya disesuaikan dengan petunjuk tertera pada buku pedoman perbaikan (penyetelan celah 1 milimeter)

Gambar 2.16 Penyetelan celah elektroda busi (Shop Manual Jazz)

9. Memeriksa kabel busi

Kabel busi (high tension cable) berfungsi untuk menyalurkan tegangan tinggi dari coil ke busi, sehingga jika kabel busi rusak (pecah, putus, atau bocor) akan mengganggu pengapian, sehingga saat tertentu bisa saat akselerasi atau idle mesin akan kurang nyaman saat digunakan.

Langkah-langkah pemeriksaan.

a. Memeriksa tahanan-tahanan kabel busi dengan mengunakan multitester. Ukur tahanan kabel busi antara terminal-terminal. Perhatian:

Pada saat pengukuran periksa keadaan busi dengan menyentuh sirkuit tester pada terminal dan bila digerakan bagian ujung tengah kabel dengan tangan dan jarum tester harus tidak berubah. Tahanan tiap kabel harus kurang dari 25K, dan bila ternyata hasil pengukurannya lebih besar, sebaiknya kabel busi harus diganti. b. Jika kabel busi longgar saat dipasang pada terminalnya perbaikilah

dengan menggunakan tang penjepit. 10.Memeriksa distributor

Distributor berfungsi untuk membagi pengapian dari coil ke masing-masing busi, pada mobil-mobil sekarang distributor sudah jarang ditemui karena mobil-mobil sekarang firing order pengapian diambil alih oleh ECU (Electronic Control Unit) yang datanya dikirim oleh crankshaft dan camshaft sensor.

Gambar 2.17 Elektroda Distributor (Aris Joko Saraswo, 2010:81)

perhatikan arang yang terdapat ditengah dan dipinggir distributor, jika sudah rusak ganti distributor atau mengganti arangnya dengan arang yang terdapat pada baterai. Perhatikan juga pegas daun yang berfungsi sebagai pengontrol elektroda naik turun.

11.Memeriksa celah katup

Langkah-langkah penyetelan katup

a. Terlebih dahulu mencari data besar celah katup.

b. Besarnya celah katup pada mesin kondisi panas dan dingin biasanya tidak sama.

c. Lepaskan tutup atau cover kepala silinder, hati-hati dengan pakingnya yang mudah pecah.

d. Putar poros engkol sampai tanda TMA, tanda TMA biasanya terletak pada puli motor atau pada roda gaya.

Gambar 2.18 Tanda titik mati atas (TMA) pada puli motor (Aris Joko Saraswo, 2010:82)

e. Mementukan apakah silinder pertama atau silinder terakhir yang berada pada posisi saat akhir langkah kompresi. Pada saat akhir langkah kompresi, kedua katup mempunyai celah.

f. Stel katup, setengah jumlah katup dapat distel penyetelan pertama silinder yang berada pada posisi data akhir kompresi kedua katup dapat distel. Pada silinder berikutnya katup masuk dapat distel, pada silinder berikutnya lagi katup buang katup buang dapat distel dan seterusnya. Katup-katup pada silinder terakhir tidak dapat distel.

Gambar 2.19 Silinder pertama pada saat akhir kompresi (Aris Joko Saraswo, 2010:83)

Hal-hal yang perlu diperhatikan pada saat penyetelan katup

a. Feeler gauge harus dapat didorong atau ditarik dengan kata lain ada sedikit celah.

Gambar 2.20 Saat menyetel katup (Aris Joko Saraswo, 2010:83)

b. Menggunakan feeler gauge dengan baik, jangan mengencangkan mur katup terlalu keras, gunakan kunci ring dan obeng yang baik. c. Putar pulley satu putaran lagi sampai tanda TMA.

d. Stel celah katup yang lain (setengah jumlah katup) e. Memesang tutup atau cover kepala silinder.

f. Hidupkan mesin dan periksa dudukan atau kebocoran paking tutup kepala silinder serta sambungan-sambungan ventilasi karter. g. Apabila celah katup terlalu besar mesin akan terlalu berisik dan apabila celah katup terlalu kecil mesin akan cepat panas (overheat).

12. Memeriksa tekanan kompresi

Setelah mesin dipanaskan pada temperature kerja mesin, ukurlah tekanan kompresi pada tiap silindernya menggunakan alat ukur kompresi (compression tester).

Pekerjaan pengukuran kompresi ini harus dilakukan oleh dua orang. Seorang harus duduk dalam ruang kemudi untuk menekan pedal gas sepenuhnya dan seorang lagi menekan alat ukur tekanan kompresi ke lubang busi, hal ini dilakukan apabila alat pengukur kompresinya belum menggunakan ulir dalam arti masih ditekan ke dalam lubang busi.

Langkah-langkah kerja:

a. Lepaskan semua busi-busi dan lepaskan kabel dari koil (ignition cable) ke distributor untuk memutuskan arus sekunder.

b. Masukkan pengukur kompresi ke lubang busi dan tekan secukupnya. Ukurlah tekanan kompresi pada tiap silindernya.

Gambar 2.21 Memeriksa kompresi (Aris Joko Saraswo, 2010:89)

13.Tune-up menggunakan scan Tool

Electronic control unit (ECM) merupakan prosesor yang berfungsi untuk membuat keputkusan kerja mengenai bahan bakar dan pemajuan pengapian. ECM ini berkerja berdasarkan atas input data dari kondisi kerja mesin yang dideteksi oleh sensor-sensor yang ada. Sensor-sensor ini dapat berupa sensor air pendingin, sensor posisi throttle, sensor intake manifold, sensor oxygen, sensor AC, sensor stop switch lamp dan lain-lain. ECM memberikan perintah kepada aktuator-aktuator yang dalam hal ini adalah injektor dan pengapian.

Gambar 2.22 Scan Tool (www.blythequipment.co.uk )

Cara karjanya adalah: Sistem mendeteksi berbagai sensor volume udara masuk, beban mesin, putaran mesin, kepadatan oksigen dalam gas buang, temperatur udara, temperatur air pendingin, akselerasi/penurunan kecepatan, dll dan selanjutnya input signal (data)

dari masing-masing sensor dikirim ke ECM, kemudian ECM menentukan lamanya injeksi yang tepat dan mengirimkan signal output ke aktuator sebagai injektor dan menginjeksikan bahan bakar ke intake manifold sesuai signal yang dibutuhkan.

F. Kontruksi Mesin EFI (Electric Fuel Injection)

Gambar 2.23 Kontruksi mesin EFI (Electric Fuel Injection) (Aris Joko Saraswo, 2010:28)

Keterangan gambar:

1. Filter bensin kasa berfungi untuk menyaring kotoran yang berbentuk partikel atau debu, filter ini terletak pada didalam tangki bahan bakar. 2. Pompa bensin berfungi untuk memompa bensin dari tangki ke injector. 3. Filter bensin elemen berfungsi untuk menyaring kotoran berupa cair

dan partikel.

4. Pipa pembagi berfungsi untuk mendistribusikan bahan bakar ke semua injector.

5. Pressure regulator berfungsi untuk menjaga tekanan bensin agar selalu seimbang dengan tekanan udara di intake manifold.

6. Injector berfungsi untuk menginjeksikan bahan bakar ke intake manifold.

7. Manifold Absolute Pressure (MAP) sensor berfungsi untuk mengukur jumlah udara yang masuk ke intake manifold.

8. Oxygen sensor berfungsi untuk memberitahu ECM kandungan oksigen dari hasil pembakaran.

9. Crankshaft atau camshaft sensor berfungsi untuk mengatur Firing Order pengapian dan semprotan injector.

10.Engine Coolant Temperature (ECT) sensor berfungsi untuk mengetahui kondisi suhu mesin dan menginformasikan ke ECM. 11.Trottle Position Sensor (TPS) berfungsi untuk mengetahui posisi skep

12.Intake Air Temperature sensor berfungsi untuk mengetahui temperatur udara didalam Intake Manifold.

13.Idle Speed Control berfungsi untuk mengontrol atau mengendalikan kecepatan putaran mesin saat kondisi langsam (Idle).

14.Engine Control Module (ECM) berfungsi untuk mengolah data dan memerintahkan semua aktuator pada mesin.

G. Sistem i-DSI pada Honda Jazz Tipe L13A

Sistem i-DSI Honda Jazz L 13A adalah mesin yang menggunakan kinerja dari teknologi intelligent Dual and Sequential Ignition (i-DSI), di mana setiap silinder dilengkapi dengan Dua busi yang menyala secara berurutan. ECM mengontrol jarak fase pengapian antara spark plug (busi) depan dan belakang sesuai dengan putaran mesin dan vacume di intake manifold. Pada putaran idle, spark plug depan dan belakang menyala secara bersamaan untuk menghasilkan kecepatan pembakaran yang lebih tinggi dan penghematan penggunaan bahan bakar. Pada kecepatan rendah dengan penggunaan beban rendah, ECM akan mempercepat ignition timing (waktu pengapian) pada spark plug depan yang suhu ruang pembakarannya relatif rendah untuk menghemat penggunan bahan bakar. Pada kecepatan tinggi spark plug depan dan belakang mengahsilkan kecepatan pembakaran yang lebih tinggi dan penghematan penggunan bahan bakar. (Shop Manual Honda Jazz/Fit pdf).

Gambar 2.24 Sistem i-DSI (Shop Manual Jazz)

Busi Depan Busi

36 BAB III

ENGINE TUNE-UP HONDA JAZZ TIPE L13A

Setiap komponen kendaraan, terutama yang bergerak dan bergesekan, lama kelamaan pasti akan menurun kemampuannya sehingga diperlukan perawatan, pemeriksaan dan perbaikan. Tune-up ialah mengembalikan kemampuan mesin kepada keadaan semula pada tingkat optimal. Sebenarnya pekerjaan tune-up ini termasuk dalam pemeriksaan berkala, yang antara lain pekerjaan pembersihan, perbaikan, penyetelan, pengetesan ataupun mengganti komponen-komponen tertentu seperti busi, filter udara dan bahan bakar, air radiator (sistem pendingin) dll.

Melakukan pemeriksaan atau tune-up berarti mencegah terjadinya kerusakan yang lebih berat pada mesin. Adapun hal-hal yang perlu dipersiapkan sebelum memulai proses tune-up agar memudahkan dalam proses pengerjaannya adalah sebagai berikut:

A. Alat dan bahan

Alat dan bahan yang diperlukan dalam pembuatan tugas akhir ini antara lain adalah:

1. Alat

a. Toolbox 1 set

Toolbox 1 set terdiri dari berbagai macam-macam alat seperti kunci pas, kunci ring, kunci kombinasi, obeng (-) dan (+), tang potong, tang panjang, palu besi, palu karet.

Gambar 3.25 Toolbox b. 1 set kunci shock

1 set kunci shock terdiri dari dari beberapa ukuran mata kunci shock, racket handle, sambungan pendek dan panjang, sambungan universal. Fungsi kunci shock sama seperti kunci pas dan kunci ring, yaitu untuk melepaskan dan mengencangkan mur atau baut.

Gambar 3.26 1 set kunci shock c. Hydrometer

Gambar 3.27 Hydrometer d. Feeler gauge

Alat ini dugunakan untuk mengukur celah antar bagian mesin seperti mengukur kerenggangan celah katup, kerenggangan celah elektroda busi, kerenggangan ring piston.

Gambar 3.28 Feeler gauge e. Timing light

Timing light adalah alat yang digunakan pada saat pemeriksaan saat pengapian.

Gambar 3.29 Timing Light f. Special tool (Wrench Oil Filter) pembuka saringan oli

Special tool ini adalah alat yang digunakan untuk melepas oli filter.

Gambar 3.30 Special tool (Wrench Oil Filter) g. Pressure gauge

Pressure gauge adalah alat yang digunakan untuk memeriksa tekanan bahan bakar.

h. Multitester

Multitester adalah alat yang digunkan untuk mengukur tegangan baterai pada saat pemeriksaan baterai. Ada 2 tipe multitester analog dan multitester digital dalam penggunaannya sama saja.

Gambar 3.32 Multitester analog

Gambar 3.33 Multitester digital i. Scan Tool / Honda PGM Tester

Scan Tool atau Honda PGM (Programmed) tester adalah alat yang digunakan untuk mendiagnosa kesalahan dan mengetahui performa pada mobil Honda.

j. Compression Tester

Compression Tester adalah alat yang digunakan untuk memeriksa tekanan kompresi mesin.

Gambar 3.35 Compression Gauge 2. Bahan

a. Engine stand Honda Jazz Tipe L13A I-DSI (Intelligent Dual Sequential Ignition)

B. Proses pelaksanaan

Proses pelaksanaan tune-up Honda Jazz Tipe L13A dilakukan berdasarkan daftar perawatan berkala kelipatan 20.000 kilometer dengan pertimbangan kondisi engine yang dulunya menjadi korban tsunami di Jepang.

Komponen-komponen yang perlu diperiksa perawatan berkala kelipatan 20.000 kilometer adalah sebagai berikut:

1. Memeriksa air pendingin

2. Memeriksa radiator cup dan radiator 3. Memeriksa baterai

4. Ganti saringan oli (Oil Filter) 5. Ganti oli mesin

6. Memeriksa saringan udara (Air cleaner) 7. Memeriksa busi (Spark Plug)

8. Memeriksa saringan bensin (Fuel Filter) 9. Memeriksa kerenggangan celah katup 10.Memeriksa tekanan kompresi

11.Memeriksa saat pengapian

12.Pemeriksaan Engine menggunakan Scan Tool / Honda PGM Tester C. Tune-up

Dari hasil pelaksanaan tune-up pada mesin Honda Jazz tipe L13A, berdasarkan daftar perawatan berkala kelipatan 20.000 kilometer dengan pertimbangan kondisi engine yang dulunya menjadi korban tsunami di Jepang, didapat hasil sebagai berikut:

1. Memeriksa Coolant

a. Pemeriksaan coolant sesuai spesifikasi

1) Lihat ketinggian coolant di dalam reservoir coolant, yakinlah bahwa posisinya berada di antara tanda MAX (A) dan tanda MIN (B).

Gambar 3.37 Reservoir Coolant

2) Jika ketinggian coolant di bawah tanda MIN (B), tambahkan coolant sampai mencapai tanda MAX (A)

Catatan:

 Jangan melepas tutup reservoir coolant bila coolant sedang mendidih.

 Jangan melepas tutup radiator bila engine dan radiator masih panas.

b. Hasil pemeriksaan Coolant di Engine Stand

1) Ketinggian coolant di dalam reservoir berada pada tanda MAX (A) Jadi tidak perlu menambahkan coolant.

A

2. Memeriksa Radiator Cup dan Radiator

a. Pemeriksaan radiator cup sesuai spesifikasi

1) Buka radiator cup (A), basahi seal dengan engine coolant, kemudian pasangkan radiator cup tester. Gunakan adaptor (B) kecil untuk memasang radiator cup.

Gambar 3.38 Radiator Cup Tester 2) Berikan tekanan sebesar 93-123 Kpa.

3) Periksa apakah ada penurunan tekanan.

4) Jika ada penurunan tekanan, radiator cup harus diganti. b. Pemeriksaan radiator sesuai spesifikasi

1) Apabila engine dalam keadaan panas tunggulah sampai engine dingin, kemudian secara hati-hati buka radiator cup dan isi radiator dengan engine coolant sampai ke bagian atas leher pengisian.

2) Pasang penguji tekanan pada radiator, gunakan adaptor kecil pada penguji tekanan.

A

Gambar 3.39 Pengetesan radiator 3) Berikan tekanan 93-123 Kpa

4) Periksa adanya kebocoran engine coolant dan penurunan tekanan.

5) Cabut tester dan pasang radiator cup.

6) Periksa apakah ada oli mesin yang tercampur dalam coolant. c. Hasil pemeriksaan radiator cup

1) Tidak ada penurunan tekanan. d. Hasil pemeriksaan radiator

1) Tidak ada kebocoran engine coolant dan penurunan tekanan, sambungan klem tidak ada kebocoran.

Gambar 3.40 Selang dan klem radiator 3. Memeriksa Baterai

a. Pemeriksaan baterai sesuai spesifikasi

1) Periksa baterai dari kemungkinan hubungan terminal longgar, terminal berkarat, atau casing bocor.

Gambar 3.41 Terminal baterai

2) Periksa batas air baterai harus antara batas maksimal dan minimal (upper level dan lower level).

3) jika air baterai berada di bawah batas lower level, tambahkan air baterai sampai batas upper level.

Selang Klem

_-Gambar 3.42 Baterai

4) Periksa berat jenis elektrolit dengan menggunakan Hydrometer. Berat jenis 1,25 – 1,27 pada 200

C.

Gambar 3.43 Pengukuran berat jenis baterai 5) Periksa tegangan baterai menggunakan Multitester

Gambar 3.44 Pengukuran tegangan baterai b. Hasil pemeriksaan baterai

1) Tidak ada keretakan atau kebocoran pada casing, namun terminal baterai sedikit berkarat.

2) Air baterai berada pada batas upper level.

3) Berat jenis baterai rata-rata pada tiap sel 1,25 gr/cm3. 4) Tegangan baterai 10 Volt

Kesimpulan pemeriksaan beterai:

 Baterai memerlukan pengisian cepat. 4. Ganti Saringan Oli (Oil Filter)

a. Penggantian saringan oli sesuai spesifikasi

1) Lepas saringan oli menggunakan special tool (Oil Filter Wrench) ke arah berlawanan jarum jam.

Gambar 3.45 Melepas saringan oli 2) Periksa ulir dan seal karet pada saringan oli yang baru. 3) Oleskan sedikit oli pada seal karet saringan oli.

4) Pasang saringan oli dengan tangan.

5) Setelah seal karetnya terpasang, kencangkan saringan oli searah jarum dengan menggunakan special tool (Oil Filter Wrench).

Catatan :

 Kekencangan ¾ searah jarum jam.  Torsi pengencangannya 12 N.m b. Penggantian saringan oli di Engine Stand

1) Saringan oli di Engine Stand tidak diganti karena oli mesin masih bagus, kerena penggantian saringan oli dilakukan apabila oli mesin diganti.

5. Ganti Oli Mesin

a. Penggantian oli mesin sesuai spesifikasi 1) Panaskan mesin.

2) Buka skup atau baut pembuangan menggunakan kunci ring 17 dengan memutar sekrup berlawanan dengan jarum jam dan keluarkan oli mesin dan tampung dengan wadah atau nampan.

Gambar 3.46 Melepas skrup atau baut pembuangan oli mesin 3) Pasang kembali sekrup atau baut dengan washer yang baru

dengan arah pengencangan searah jarum, torsi pengencangan 39 Nm.

Gambar 3.47 Pengisian oli mesin Catatan :

 Gunakan selalu pelumas yang efisien bahan bakar bertanda “API (American Petroleum Institute) Service SG, SAE (Society Automobile Enginers)  Kapasitas oli 3,4 L pada saat penggantian oli.

 Kapasitas oli 3,6 L pada saat penggantian oli termasuk penggantian filter oli.

 Kapasitas oli 4,2 L setelah mesin dioverhaul.

 Spesifikasi kekentalan oli disesuaikan dengan kebutuhan seperti menyesuaikan dengan musim. Pada umumnya di Indonesia pada mobil bensin menggunakan oli SAE 10w-40.

5) Nyalakan mesin lebih dari 3 menit kemudian periksa apakah terdapat kebocoran.

Oli Mesran SAE 10w-40

b. Penggantian oli mesin di Engine Stand

1) Oli mesin yang digunakan pada Engine Stand tidak diganti karena kondisinya masih bagus baik dari kekentalannya (viskositas), warna.

2) Volume oli mesin kurang, pada saat di periksa pada batang pengukur oli mendekati pada garis L (Low)

Gambar 3.48 Pemeriksaan Oli mesin

3) Menambahkan oli mesin, sampai berada pada batas F (Full) pada batang pengukur oli.

4) Tidak ada kebocoran oli mesin saat mesin dinyalakan. 6. Memeriksa Saringan Udara (Air Cleaner)

a. Pemeriksaan Air Cleaner sesuai spesifikasi

1) Kendurkan sekrup atau baut kemudian lepas filter udara. F

Gambar 3.49 Melepas Air cleaner housing cover dan pada box air cleaner

Gambar 3.50 1 Set Box Air Cleaner

2) Lihat secara fisual apakah komponen apakah komponen filter udara seperti busa atau kertas filter udara rusak atau sobek.

Gambar 3.51 Air Cleaner

3) Jika ada kerusakan gantilah filter udara dengan yang baru, jika hanya kotor bersihkanlah menggunakan udara bertekanan (Compressor).

b. Pemeriksaan Air Cleaner pada Engine Stand

1) Air Cleaner di Engine Stand sudah tidak sesuai standar.

Gambar 3.52 Air Cleaner pada Engine Stand 2) Tidak ada kerusakan komponen air cleaner.

Dalam dokumen ENGINE TUNE UP HONDA JAZZ TIPE L13A (Halaman 34-69)

Dokumen terkait