HTML memiliki dua jenis gaya untuk kata-kata atau kalimat tunggal: logical dan physycal. Logical style memberi tag pada teks menurut artinya, sementara physical style
mengindikasikan kenampakan spesifik dari suatu bab. Sebagai contoh, kata-kata “logical style” diberi tag sebagai “emphasis”. Efek yang sama (memformat kata-kata tersebut dengan cetak miring) dapat dicapai dengan tag yang berbeda yang memberi tahu browser untuk “mencetak kata-kata tersebut dalam italic”.
Logical Versus Physical Style
Jika physical dan logical style memberikan hasil yang sama di layar, lalu mengapa keduanya harus ada?
Dalam SGML yang ideal, muatan dipisahkan dari presentasi. Jadi SGML memberi tag heading level satu sebagai heading level satu, tetapi tidak menentukan bahwa heading level satu seharusnya, sebagai contoh, dicetak rata tengah dengan font Times berukuran 24 point. Kelebihan dari pendekatan ini yaitu jika kita memutuskan merubah heading level satu menjadi tercetak rata kiri dengan font Helvetica berukuran 20 point, maka yang perlu dilakukan hanyalah merubah definisi heading level satu pada browser web. Kebanyakan browser mutakhir memberikan keleluasaan pada pemakainya untuk mendefinisikan bagaimana berbagai tag HTML akan ditampilkan di layar menggunakan apa yang disebut dengan cascading style sheets, atau CSS. Walaupun CSS lebih maju daripada HTML, namun tidak dibahas dalam buku ini. (Untuk yang berminat dapat mengakses situs CSS World Wide Web Consortium di alamat http://www.w3c.org/Style/.
Kelebihan lain dari tag logika adalah bahwa tag-tag tersebut membantu menjaga konsistensi tampilan dokumen. Lebih mudah untuk memberi tag sesuatu dengan <H1> daripada harus mengingat bahwa heading level satu adalah dicetak rata tengah dengan font Times berukuran 24 point atau apapu definisi tersebut. Sebagai contoh adalah tag <STRONG>. Kebanyakan browser akan menampilkan teks yang diberi tag tersebut dilayar dengan cetak tebal. Walaupun demikian, terdapat kemungkinan bahwa pembaca lebih menyukai bahwa bagian tersebut ditampilkan dalam warna merah. (Hal ini dimungkinkan dengan menggunakan CSS lokal yang terdapat pada komputer pembaca). Singkat kata, logical style menawarkan fleksibilitas.
Jika suatu saat diinginkan bahwa sesuatu akan ditampilkan dalam italik (misalnya) dan tidak diinginkan pengaturan browser menampilkannya secara berbeda maka digunakan physycal style. Dengan demikian physical style menawarkan konsistensi dalam hal kita memberi tag dengan suatu cara akan selalu ditampilkan pada browser sebagaimana diinginkan, tidak terpengaruh oleh pengaturan browser oleh pembaca.
Dalam pembuatan halaman web, dianjurkan agar konsisten tentang jenis style yang digunakan. Bila memberikan tag dengan physical style, lakukan hal tersebut sepanjang dokumen. Sebaliknya bila menggunakan logical style, maka gunakanlah pada keseluruhan dokumen. Namun, harus diingat bahwa versi masa depan dari HTML mungkin tidak mendukung logical style tertentu, yang berarti bahwa browser tidak akan menampilkan pengkodean logical-style pada dokumen. (Sebagai contoh, tag <DFN> -- kependekan dari “definition”, dan biasanya ditampilkan italik – tidak lagi mendapatkan dukungan dan akan diabaikan jika browser tidak memahaminya.)
Logical Style
<DFN>
untuk suatu kata yang akan didefinisikan. Biasanya ditampilkan dalam italik. <EM>
untuk penekanan (emphasis). Biasanya ditampilkan dalam italik. <CITE>
untuk judul dari buku, file, dan lain-lain. Biasanya ditampilkan dalam italik. <CODE>
untuk kode komputer. Ditampilkan dalam font yang memiliki lebar tetap (misalnya Courier New).
<KBD>
untuk entry pengguna melalui keyboard. Biasanya ditampilkan dalam font yang memiliki lebar tetap (misalnya Courier New).
<SAMP>
untuk suatu rankaian karakter literal. Biasanya ditampilkan dalam font yang memiliki lebar tetap (misalnya Courier New).
<STRONG>
untuk memberi penekanan kuat. Biasanya ditampilkan dengan font yang tercetak tebal/ bold.
<VAR>
untuk variabel, dimana orang akan mengganti variabel tersebut dengan informasi tertentu. Biasanya ditampilkan dalam italik.
Physical Style
<B>
teks cetak tebal (bold)
<I>
teks cetak miring (italic)
<TT>
typewriter text, tercetak dengan font yang memiliki lebar tetap.
Escape Sequence (Character Entity)
Character entity memiliki dua fungsi, yaitu:
• karakter escape khusus (escaping special characters);
• menampilkan karakter lain yang tidak terdapat dalam himpunan karakter ASCII.
Tiga karakter ASCII – kurung “lebih kecil” (<), kurung “lebih besar” (>), dan tanda “dan” (&) – memiliki arti khusus dalam HTML dan karena itu tidak dapat digunakan begitu saja dalam teks. (tanda kurung mengindikasikan tag HTML awal dan akhir, dan tanda “&” digunakan untuk mengindikasikan escape sequence.)
Untuk menggunakan salah satu dari ketiga karakter tersebut dalam sebuah dokumen HTML, kita harus mengetikkan escape sequence-nya:
<
escape sequence untuk <
>
escape sequence untuk >
&
escape sequence untuk &
Terdapat beberapa escape sequence lain yang mendukung karakter beraksen, seperti:
ö
huruf kecil dengan umlaut: ö
ñ
huruf kecil n dengan tilde: ñ
È
huruf besar dengan aksen grave: È
Kita dapat mengganti huruf-huruf o, n, dan E diatas. Konsorsium WWW memiliki daftar lengkap tentang huruf-huruf khusus tersebut.
Catatan: Tidak seperti komponen-komponen HTML lainnya, escape sequence membedakan penggunaan huruf besar atau kecil (case sensitive). Sebagai contoh, < tidak dapat ditulis dengan <.
3.6.6. Linking
Kekuatan HTML bersumber pada kemampuannya untuk me-link teks daan/atau suatu gambar dengan dokumen lain atau bagian dari suatu dokumen. Browser menonjolkan teks atau gambar yang teridentifikasi dengan warna dan/atau garis bawah untuk menunjukkan bahwa obyek tersebut adalah hypertext link (sering disingkat dengan hyperlink
atau hanya link).
Tag yang terkait dengan hypertext tunggal adalah <A>, yaitu kependekan dari anchor. Untuk memasukkan tag tersebut dalam dokumen, caranya adalah:
• mulai dengan <A (berikan spasi setelah A)
• tentukan dokumen yang akan di-link dengan mengetikan parameter HREF=”namafile” diikuti dengan kurung tutup menggunakan karakter lebih besar (>).
• ketikkan teks yang akan bertindak sebagai hypertext link pada dokumen
• ketikkan tag penutup </A> (tapa spasi sebelum tag penutup)
Berikut ini adalah contoh referensi hiperteks dalam satu file bernama lat.html:
<A HREF="bab1.html">Pendahuluan</A>
Entri tersebut menjadikan kata UMM sebagai hiperlink ke dokumen bab1.html, yang terdapat dalam direktori yang sama dengan file yang pertama.
Alamat Relatif Vs. Alamat Mutlak
Kita dapat me-link ke dokumen-dokumen yang terdapat di direktori lain dengan mencantumkan alamat relatif dari sebuah dokumen ke dokumen lain. Sebagai contoh, link ke satu file bernama publikasi1.html yang terletak di sub-direktori makalah akan terketik seperti:
<A HREF="makalah/publikasi1.html">Internet Untuk Pertanian</A>
Teknik seperti pada contoh disebut dengan link relatif karena kita menentukan alamat relatif suatu file terhadap file yang memuat hiperlink tersebut. Kita juga dapat menggunakan alamat mutlak (URL lengkap) dari suatu file, tetapi link relatif lebih efisien dalam mengakses suatu server. Link relatif juga memiliki kelebihan lain, yaitu menjadikan dokumen-dokumen web lebih portable – sebagai contoh: kita dapat membuat beberapa halaman web dalam satu folder tunggal pada komputer lokal dengan menggunakan link relatif untuk hiperlink antar file, dan kemudian meeng-upload keseluruhan folder tersebut ke server web.
Halaman-halaman web pada server selanjutnya akan link ke Halaman-halaman lain dalam server, dan Halaman-halaman pada hardisk lokal tetap menunjuk pada halaman-halaman yang terseimpan di hardisk lokal.
Pemberian nama file harus memperhatikan penggunaan huruf-huruf kapital karena sistem operasi UNIX membedakan penggunaannya (berbeda dengan DOS dan MacOS yang mengabaikan penggunakan huruf kapital). Dengan demikian nama-nama "DOCUMENT.HTML", "Document.HTML", dan "document.html" dianggap sebagai file-file yang berbeda.
Penggunaan alamat menggunakan stardart sintaks dari UNIX. Sintaks UNIX untuk direktori yang memuat suatu direktori lain (parent directory) adalah “..”. Untuk informasi lebih lanjut dapat merujuk pada buku-buku tentang pengenalan UNIX seperti Learning the UNIX Operating System dari O'Reilly and Associates, Inc.
Jika kita sedang pada sebuah file, katakan, A.html dan mengacu pada dokumen asli di B.html, maka link-nya akan terlihat sebagai:
<A HREF="..A.html">File A</A>
Secara umum, sebaiknya digunakan link relatif sepanjang memungkinkan, karena:
• lebih mudah untuk memindahkan sekelompok dokumen ke lokasi lain (karena nama alamat relatif akan tetap berlaku)
• lebih efisien untuk menghubungkan ke server • tidak perlu mengetik terlalu banyak.
Walaupun demikian, sebaiknya digunakan alamat mutlak ketika me-link ke dokumen yang tidak berhubungan secara langsung. Hal tersebut dikarenakan bila kita memindah dokumen ke direktori lain, tidak diperlukan untuk merubah alamat-alamat tersebut.
3.6.7. URL
World Wide Web menggunakan Uniform Resource Locator (URL) untuk menentukan lokasi dari file pada server-server yang berbeda. Sebuah URL terdiri dari jenis sumber yang akan diakses (yaitu: Web, gopher, FTP), alamat server, dan lokasi file. Sintaksnya adalah:
scheme://host.domain[:port]/path/filename
dimana scheme adalah salah satu dari
file
sebuah file pada sistem lokal
ftp
sebuah file pada server FTP
http
sebuah file pada server World Wide Web
gopher
sebuah file pada server Gopher
WAIS
sebuah file pada server WAIS
news
drbush Usenet newsgroup
telnet
sebuah hubungan ke jasa berbasis Telnet.
Nomor port biasanya diabaikan. (Artinya, kecuali orang memberitahukan nomor portnya, dapat diabaikan)
Informasi lebih lanjut tentang URL dapat diperoleh di
• WWW Names and Addresses, URIs, URLs, URNs
(http://www.w3.org/hypertext/WWW/Addressing/Addressing.html)
• A Beginner's Guide to URLs
(http://archive.ncsa.uiuc.edu/demoweb/url-primer.html)
Link ke Bab Tertentu
Anchor dapat juga digunakan untuk berpindah ke bagian tertentu dalam sebuah dokumen (baik dokumen yang sama maupun yang berbeda) untuk tidak bergerak ke bagian
awal dokumen, yang merupakan default. Jenis anchor seperti ini disebut dengan named anchor
karena untuk membuat link kita harus memasukkan nama HTML dalam dokumen.
Link Antara Bab-bab Dalam Dokumen yang Berbeda
Semisal diinginkan untuk menetapkan sebuah link dari dokumen A ( dokumen-A.html) ke bagian tertentu dalam dokumen lain (dokumen-lain.html)
Ketikkan kode link untuk anchor bernama:
dokumen-A.html:
Sebagai salah satu karya sastra,
<a href="KaryaKlasik.html#ANP">Hikayat Siti Nurbaya</a> termasuk karya klasik.
Pernyataan tersebut menganggap karakter-karakter setelah tanda hash (#) sebagai tab di dalam file SitiNurbaya.html. Tab tersebut memberitahu browser apa yang harus ditampilkan pada bagian teratas window aktif bila link tersebut diaktivasi.
Selanjutnya, buat named anchor (pada contoh di atas “HSN”) dalam file
KaryaKlasik.html:
<H2><A NAME="HSN">Hikayat Siti Nurbaya</a></H2>
Dengan adanya kedua elemen tersebut pada masing-masing tempatnya, maka browser dapat membawa pembaca langsung mengacu ke Hikayat Siti Nurbaya dalam file
KaryaKlasik.html.
Links Bagian Tertentu dalam Dokumen Aktif
Teknik ini sama dengan di atas kecuali bahwa nama filenya dihilangkan. Sebagai contoh, untuk link ke anchor SNH dalam file dokumen-A.html, ketikkan:
...Informasi lebih jauh
<A HREF="#SNH">Siti urbaya</a>
Pastikan untuk memasukkan tag <A NAME=> pada tempat yang ingin diacu dalam dokumen, misalnya <A NAME="SNH">Hikayat Siti Nurbaya</a>)
Mailto
Kita dapat memudahkan pengguna untuk mengirimkan e-mail ke orang tertentu dengan menyertakan atribut mailto dalam sebuah hyperlink. Formatnya adalah:
<A HREF="mailto:emailinfo@host">Name</a>
Sebagai contoh, ketikkan:
<A HREF="mailto:[email protected]"> FP-UMM</a>
untuk membuat sebuah window mail yang siap dikonfigurasikan.