D. Tujuan Akhir
5. Gambaran Umum Sistem Pembumian
5.4. Memilih Elektroda Yang Tepat
Terdapat beberapa jenis elektroda yang dipakai untuk pembumia, antara lain : 1. Elektroda Batang
Elektroda batang yang dipakai untuk pembumian dibuat dari beberapa macam material, tetapi secara umum terbuat dari :
Tembaga pejal
Baja galvanis
Baja stainles
Cara pemasangan jenis elektroda ini adalah dengan memancangkan ke dalam tanah pada kedalaman tertentu, dan yang baik adalah hingga mencapai pada kelembaban yang permanen dalam tanah.
Untuk mendapatkan tahanan pembumian yang kecil suatu pembumian yang menggunakan elektroda batang paling efektif adalah dengan cara
memancangkan elektroda lebih dalam, atau dengan cara memparalelkan dua buah elektroda atau lebih.
Suatu hal yang perlu diperhatikan bahwa dalam memparalelkan elektroda adalah jarak antar elektroda tidak boleh kurang dari dua kali panjang elektroda . Jika untuk memperkecil tahanan pembumian dengan menggunakan cara memperbesar diameter elektroda adalah kurang tepat, karena apabila dengan melipat duakan ukuran diameter elektroda hanya akan mengurangi tahanan pembumian 10%.
Gambar 2. 13 grafik hubungan antara tahanan pembumian terhadap diameter elektroda pasak (mm).
Dibawah adalah grafik yang menunjukan hubungan antara tahanan pembumian yang menggunakan elektroda batang dengan kedalaman pemancangan.
Gambar 2. 14 grafik hubungan antara tahanan pembumian terhadap kedalaman pemancangan (m).
2. Elektroda Pita
Elektroda pita ini terbuat dari suatu hantaran berbentuk pita atau berpenampang bulat, dan pada umumnya jenis elektroda ini dibenamkan dalam tanah secara dangkal. Walaupun dibenamkan secara dangkal tetapi jangan terlalu dekat dengan permukaan tanah, kira-kira 0,5 – 1 m.
Elektroda jenis ini dalam pemasanganya dapat dilakukan dengan beberapa cara, antara lain : memanjang, radial, melingkar, atau kombinasi antara radial dan melingkar
Gambar 2. 15 cara pemasangan elektroda pita
Untuk memperkirakan besar tahanan pembumian yang menggunakan elektroda pita dapat dipakai rumus :
2 L
Dimana :
L = Panjang elektroda pita (m) a = Jari-jari elektroda
D = Kedalaman pemasangan elektroda (m)
Kalau kita evaluasi dari rumus di atas untuk memperkecil tahanan pembumian yang menggunakan elektroda pita adalah dengan menambah panjang elektroda.
Grafik di bawah menunjukan hubungan antara besar tahanan pembumian yang menggunakan elektroda pita dengan panjang elektroda.
Gambar 2. 16 grafik hubungan antara besar tahanan pembumian dangan panjang elektroda
c. Rangkuman
Proteksi dan automatic tripping Circuit Breaker (CB) dibutuhkan untuk:
1. Mengisolir peralatan yang terganggu agar bagian-bagian yang lainnya tetap beroperasi seperti biasa.
2. Membatasi kerusakan peralatan akibat panas lebih (overheating), pengaruh gaya mekanik dan sebagainya.
Proteksi harus dapat menghilangkan dengan cepat arus yang dapat mengakibatkan panas yang berkelebihan akibat gangguan
H = I2R×t Joules
Peralatan proteksi selain sekering adalah peralatan yang dibentuk dalam suatu system koodinasi relay dan circuit breaker
Peralatan proteksi dipilih berdasarkan kapasitas arus hubung singkat
„Breaking capacity‟ atau „Repturing Capcity‟.
Selain itu peralatan proteksi harus memenuhi persyaratansbb:
1. Selektivitas dan Diskriminasi 2. Stabilitas
3. Kecepatan operasi 4. Sensitivitas (kepekaan).
5. Pertimbangan ekonomis.
6. Realibilitas (keandalan).
7. Proteksi pendukung (back up protection)
d. Tugas
Tugas Latihan
1. Sebutkan faktor-faktor yang mempengaruhi besar kecilnya nilai tahanan pembumian ?
2. Jelaskan mengapa besar tahanan pembumian setiap saat (dalam jangka satu tahun) dapat berubah-ubah, dan bagaimanan cara menyingkapi fenomena ini ?
3. Sebutkan beberapa cara untuk memperkecil tahanan pembumian ?
4. Jelaskan mengapa pembumian yang tidak baik dapat mempengaruhi kestabilan tegangan sumber ?
Tugas Praktek 1
PENGUJIAN TAHANAN PEMBUMIAN SEBUAH ELEKTRODA PEMBUMIAN A. Tujuan :
Setelah mendapatkan teori singkat dan petunjuk praktis, diharapkan petatar dapat : 1. Melakukan pengujian suatu tahanan pembumian dengan menggunakan
Earth-tester.
2. Memperkirakan besar tahanan pembumian yang menggunakan elektroda batang, melalui perhitungan matematis.
3. Menggambarkan grafik R = f (L ) dan R = f (d) , sesuai dengan data yang diperoleh dari hasil percobaan.
B. Teori :
Sebagian besar sistem supply 3 fasa beroperasi dengan titik netral di sisi sumbernya dibumikan. Dengan demikian sistem pembumian harus dirancang atau direncanakan dengan benar, agar sistem pembumian dapat bekerja efektif untuk melindungi rangkaian, instalasi listrik, dan manusia terhadap bahaya tegangan sentuh apabila terjadi gangguan berupa kebocoran tanah dalam sistem.
Suatu pembumian yang menggunakan elektroda batang, maka besar tahanan pembumian dipengaruhi oleh beberapa hal, yaitu :
1. Tahanan elektroda itu sendiri dan sambungannya.
1. Tahanan kontak antara elektroda dengan tanah sekitarnya dan 2. Tahanan tanah di sekelilingnya.
Atau dengan menggunkan rumus pendekatan besar tahanan pembumian dapat ditentukan dengan persamaan :
Alat dan Bahan
1. Elektroda batang 2. Kawat BC 10 mm2 3. Earth-tester 4. Palu (5 kg) 5. Rol meter
6. Kabel penghubung Langkah Kerja
1. Persiapkan semua alat dan bahan yang diperlukan.
2. Rangkailah earth tester, seperti ditunjukan pada gambar rangkaian percobaan di bawah.
3. Tancapkan elektroda pembumian sedalam 10 cm, kemudian ujilah tahanan pembumianya.
4. Setelah pengujian pertama selesai, perdalam lagi penancapannya hingga kedalaman
20 cm, dan seterusnya setiap penambahan kedalaman 10 cm uji kembali tahanan pembumianya.
5. Cantumkan data yang diperoleh dari setiap pengujian pada tabel 1.
6. Setelah elektroda tertancap semua, pindahkan elektroda bantu P dan dekatkan kira-kira dengan jarak 15 cm dari elektroda pembumian, lalu lakukan pengujian.
7. Kemudian pindahkan lagi elektroda bantu P sejauh 30 cm dari elektroda pembumian, dan lalu lakukan pengujian lagi. Untuk langkah selanjutnya tambahlah jarak dengan pertabahan yang lebih besar, dan ujilah setiap perubahan jara.
8. Catat data hasil percobaan dalam tabel 2.
9. Cabut kembali elektroda pembumian dan kembalikan semua peralatan dan bahan pada tempat semula.
E. Gambar Percobaan
Gambar 2. 17 percobaan
Tabel 2. 4 percobaan 1 Kedalaman
penancapan elektroda (cm)
Tahanan pembumian R ()
Tabel 2. 5 percobaan 2 Jarak antara elektroda
pembumian dengan elektroda bantu P (cm) Tahanan pembumian R ()
Tugas dan pertanyaan Earth
tester
Elektroda pembumian
Elektroda bantu
Elektroda bantu
10 m 10 m
1. Gambar grafik R = f (L) dan R = f (d).
2. Hitung besar tahanan pembumian secara teoritis berdasarkan data yang diperoleh di tabel 1.
3. Buatlah kesimpulan dari hasil percobaan yang telah saudara lakukan.
Test kegiatan belajar 1
A. Isian (Essay)
1. Sebutkan tiga macam bahaya akibat adanya gangguan kegagalan isolasi dan yang dapat diatasi dengan sistem pembumian yang baik.
2. Bagaimana suatu sistem pembumian dikatakan baik jika dilihat dari sudut tahanan pembumian.
3. Sebutkan koordinasi kerja antara sistem pembumian dan MCB atau sekring.
4. Berapa panas yang dapat menimbulkan bahaya kebakaran karena gangguan arus I ampere dari suatu penghantar R ohm selama selang waktu t detik.
5. Bagaimana caranya membuat tegangan di sisi konsumen tetap stabil apabila ketidakstabilan dimaksud disebabkan oleh sistem pembumian.
6. Sebutkan beberapa gangguan yang dapat mengakibatkan sistem pembumian bekerja.
7. Bolehkah bagian logam dari suatu peralatan yang telah dibumikan dengan baik dijadikan sebagai pembumian peralatan lain.
Kesimpulan
Pembumian instalasi listrik memegang peranan penting dalam mempertahankan keandalan penyaluran dsaya listrik secara berkesinambungan, karena dengan pembumian yang baik maka kestabilan tegangan dapat dipertahankan, disamping itu bahaya-bahaya kegagalan isolasi pada salah satu bagian instalasi dapat dengan cepat diputuskan oleh alat pengaman sekring maupun pemutus tenaga, sehingga tidak mengganggu bagian-bagian yang lain dari instalasi dimaksud.
Kunci Jawaban Tugas Latihan
Panjang elektroda pembumian
Ukuran elektroda pembumian
Tahana jenis tanah yang nilainya selalu bervariasi tergantung pada komposisi tanah, kelembaban tanah, komposisi kimiawi tanah, temperatur dan musim.
Faktor mekanik, yaitu : kekokohan konduksi antara elektroda dan bumi, serta kekokohan ikatan antara elektroda, konduktor pembumian dan pengikatan konduktor.
2. Diagram ELCB satu fasa dan cara kerjanya adalah sebagai berikut :
Pada diagram ELCB terlihat bahwa jika tidak terjadi gangguan arus bocor ke tanah pada instalasi yang
diamankan, maka arus yang mengalir pada penghantar yang melalui cincin toroida akan seimbang, sehingga
tidak terbangkit ggl induksi pada kumparan maknit pemutus. Tetapi jika terjadi gangguan arus bocor ke
tanah pada instalasi yang diamankan, maka arus pada penghantar yang melalui cincin toroida tidak
seimbang, sehigga pada kumparan pemutus terbangkit ggl i nduksi yang dapat menggerakan kontak pemutus
untuk memutuskan gangguan dari sumber listrik.
3. Memperkecil tahanan pembumian dapat dilakukan dengan cara-cara sebagai berikut :
Memancangkan elektroda lebih dalam hingga mencapai tingkat kelembaban yang permanen dalam tanah.
Memparalelkan dua atau lebih elektroda pembumian.
4. Pembumian yang tidak baik mempengaruhi kestabilan tegangan sumber, karena jika jarak pengiriman listrik dari gardu ke konsumen jauh, maka hantaran netral memiliki tahanan besar sehingga di sisi konsumen hantaran netral menjadi bertegangan, akibatnya nilai tegangan berkurang (lebih rendah dari seharusnya).
Pre-Test Praktek
1. Jelaskan mengapa perlu pembumian dalam instalasi listrik.
2. Jelakan cara memparalelkanelektrodapembumianuntuk memperoleh nilai tahanan pembumian yang kecil.
3. Jelaskan cara-cara melakukan pengukuran tahanan pembumian dengan Earth-Tester.
4. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi besarnya tahanan jenis tanah.
5. Gambarkan skema instalasi pembumian sistem tenaga listrik dan jelaskan setiap bagian-bagiannya.
6. Buktikan dengan analisa bahwa suatu peraltan yang badanya dibumikan jika mengalami gangguan hubung singkat ke badanya akan cepat membuat pemutus tenaga bekerja dibandingkan dengan peralatan yang badanya tidak dibumikan.
7. Jelaskan cara-cara pemasangan konduktor pembumian.
Tugas Praktek
Memasang Dan Menguji Sistem Pembumian
Tujuan
Setelah mengerjakan materi praktek ini, diharapkan pesserta mampu merencanakan, memasang dan menguji sistem pembumian instalasi listriktegangan rendah.
Gambar Kerja Alat dan bahan
Peringatan
1. Letakan peralatan kerja pada tempat yang aman danmudah dijangkau.
2. Gunakan alateuai dengan fungsinya.
3. Bacalah dan pahami materi pelajaran yang diberikan pada pembahasan-pembahasan didepan, sehingga dengan demikian anda tidak banyakmembuat kesalahan-kesalahanyang dapat membahayakan alat, diri sendiri atau orang lain.
4. Konsentrasikan perhatian anda pada pekerjaan /praktek yang sedang dilakukan.
5. Apabila anda ragu-ragu dalam mengerjakan praktek konsultasikan pada pembimbing.
1. Batang tembaga / pipa galvanis untuk elektroda pembumian sepanjang 2m atau lebih, disesuaikan dengan
kondisi tanah setempat.
2. Kawat BC 16 mm2 , untuk konduktor pembumian dengan panjang secukupnya.
3. Klem elektroda pembumian sebanyak dua buah.
5. Box PHB dengan ukuran yang disesuaikan, lengkap dengan rel pembumian dan rel untuk netral.
6. Kertas ampelas dua lembar.
7. Tool set satu unit.
8. Earth Tester, satu buah.
9. Palu Besi, satu buah.
10. Perlengkapan untuk pekerjaan sipil bila diperlukan termasuk alat dan bahannya).
Langkah Kerja
1. Pilih tempat yang tepat untuk pemancangan elektroda pembumian.
2. Pancangkan elektroda pembumian kedalam tanah pada tampat yang telah dipilih (elektroda dan bumi harus terkonduksi dengan baik).
3. Bersihkan pada bagian elektroda yang akan diikat dengan konduktor pembumian dengan menggunakan ampelas.
4. Kemudian ikatkan sekokoh mungkin konduktor pembumian pada elektroda pembumian.
5. Ukur nilai tahanan sistem pembumian degan menggunakan Earth-Tester.
6. Bersihkan bagian pipa air (saluran masuk) yang akan diikat dengan bonding konduktor.
7. Ikat dengan sekokoh mungkin pengikat konduktor pada saluran masuk pipa air.
8. Sambungpan pengikat konduktor secara kokoh pada elektroda pembumian.
9. Ukur sekali lagi nilai tahanan pembumian setelah pemasangan pengikat konduktor.
10. Bandingkan nilai tahanan pembumian pada poin (5) dan (9)
11. Sambungkan konduktor pembumian ke PHB dan buat kesimpulan dari hasil praktek.
12. Buka rangkaian praktek dengan meminta petunjuk instruktur / pembimbing.
13. Kembalikan peralatan praktek pada tempat semula.
14. Bersihkan tempat praktek.
Kunci Jawaban Test Unit Modul Nomor 1
1. Bahaya-bahaya tersebut adalah :
Bahaya keselamatan hidup manusia dan bahaya yang dapat merusak peralatan listrik.
Bahaya kebakaran.
Bahaya ketidakstabilan tegangan sumber suplai listrik.
2. Suatu sistem pembumian dikatakan baik jika nilai tahanan pembumian dapat dibuat sekecil mungkin.
3. Koordinasi kerja antara sistem pembumian dengan MCB atau sekring, adalah sebagai berikut :
Jika nilai tahanan pembumian besar, maka alat pengaman MCB atau sekring tidak dapat dengan cepat memutuskan gangguan kegagalan isolasi dari rangkaian listrik.
Jika nialai tahanan pembumian sekecil mungkin, maka alat pengaman MCB atau sekring dengan cepat dapat memutuskan gangguan kegagalan isolasi dari rangkaian listrik.
4. Panas yang ditimbulkan adalah; H= I2Rt joule.
5. Yang harus dilakukan adalah :
Periksa tahanan pembumian dan buat nilainya sekecil mungkin.
Satukan kawat pembumian dan kawat netral sebaik mungkin.
6. Contoh-contoh pusat suplai tenaga listrik adalah : generator, gardu dan PHB.
7. Yang dimaksud dengan hubungan ke bumi adalah hubungan antara konduktor pembumian dengan elektroda bumi.
8. Pembumian titik netral.
9. Ketiga cara dimaksud, adalah :
Sistem pembumian langsung.
Sistem multiple neutral dibumikan (MEN).
Sistem ELCB.
10. Gangguan-gangguan tersebut, adalah :
Gangguan yang terjadi di sistem suplai.
Gangguan yang terjadi pada instalasi terdekat.
Gangguan pada komponen instalasi seperti sakelar, kotak-kontak.
Gangguan pada peralatan listrik.
Gangguan pada beban penerangan dan pada PHB.
11. Tidak boleh.
12. Tidak boleh.
13. Perlu
c. Rangkuman 2
Proteksi beban lebih ditujukan untuk memberikan perlindungan pada sistem atau peralatan terhadap pemanasan yang berlebihan akibat arus beban yang melebihi nominal.
Proteksi beban lebih harus sensitive temperature.
Waktu pemutusan menjadi berkurang pada temperature ruang yang tinggi daripada temperature yang rendah
Proteksi hubung singkat di dasarkan pada besarnya arus hubung hubung singkat tiga fase simetris yang dikenal dengan sebutan „Prospective fault current‟ atau „Breaking Current‟
Besarnya arus hubung singkat ditentukan oleh impedansi rangkaian yang terganggu dan dinyatakan dalam satuan per unit (p.u) atau presentase (5).
Sumber arus hubung singkat:
1. Generator
2. Motor sinkron atau condenser sinkron 3. Motor induksi.
4,15 V
V drop = If.1 x R kabel = 10 x 0,5
= 5 volt
~
LoadIN = 10A R = 0,5 If.1 = 10A
F L d. Latihan 2
Soal :
4,15 kV
% drop V drop
x 100% 5
x 100% 1,2%
415 teg. penuh
I x R x 10 x 0,5
% R 100% x 100%
V 1,2%
415
R
e. Kunci Jawaban Latihan 2
Dalam I :
Dalam VA :
Dalam kVA :
%R x kV x 10
2
k V A
1,2 x 0,415 x 10
2
4 , 1 5
0 , 49 8 0 ,5
Penggunaan kVA base :
Pada kVA sebenarnya = 4,15 kVA
R . (kVA) 0,5 (4,5)
%R ______ 2 ______ 2 1,2%
10. kV 10 x 0,415
1 ,
Ih.s (kVA) h.s 345,83
481A
Cek : I h.s
Tegangan 3 x total impedansi
479A481 A
4 1 5 Pada kVA base = 15 kVA
15
%R x 1,2% 4,337%
4,15
(kVA)h.s 100 (kVA)b
%R
Untuk harga kVA = 4,15 100 x 4,15
(kVA)h.s __________ 345,83 kVA 2
Untuk harga (kVA)b = 15
(kVA)h.s 100 x 15
345,8 3 4,3 3 2 kVA
3 . kV 0,415 x 3
3 x 0,5
2. Circuit Breaker dan Sikring
a. Tujuan Kegiatan Pembelajaran
Pada akhir pembelajaran Peserta didik diharapkan dapat :
Men yeb ut kan j enis -j enis circui t breaker s ert a bentuk karakt eri stik
Menyebutkan jenis-jenis sekering serta bentuk karakteristik pemutusannya
Memilih dan menentukan ukuran circuit breaker dan sekering sesuai dengan
keperluan proteksi sistem tenaga
b. Uraian Materi
1. Circuit Breaker
Circuit breaker seperti halnya sekering adalah merupakan alat proteksi, walaupun circuit breaker dilengkapi dengan fasilitas untuk switching.
2. Rating dan Aplikasi
Dibandingkan dengan sekering, pemakaian circuit breaker lebih bervariasi. Range circuit breaker dapat dikenal mulai dari type miniature circuit breaker (MCB) yang banyak digunakan untuk rangkaian penerangan sampai dengan yang kapasitasnya mega volt ampere pada power house.
Untuk keperluan proteksi komersial dan industri lebih banyak digunakan type Moulded Case Circuit Breaker (MCCB). Untuk pemakaian proteksi sistem 3 phasa lebih baik menggunakan circuit brreaker 3 phasa daripada menggunakan sekering, karena circuit breaker akan memberikan pemutusan secara simultan untuk 3 phasa dibandingkan dengan sekering.
3. Klasifikasi Circuit Breaker
Sebagaimana sekering, fungsi proteksi circuit breaker adalah untuk memproteksi beban lebih dan hubung singkat. Klasifikasi circuit breaker ditentukan melalui triping action circuit breaker itu sendiri yaitu :
1. Thermal 2. Magnetic
3. Thermal – magentic 4. Solid state atau electronic
1) Thermal
Untuk keperluan tripping type ini menggunakan bimetal yang dipanasi melalui arus beban lebih karena bimetal mengambil waktu untuk menaikkan panas, maka type circuit breaker ini mempunyai karakteristik inverse time limit untuk proteksi
Waktu untuk trip tergantung pada kondisi temperatur ruang jadi sangat cocok untuk proteksi kabel atau proteksi yang memerlukan kelambatan waktu pemutusannya.
2) Magnetic
Type ini arus beban yang lewat melalui kumparan elektro magnetik akan menarik inti jangkar dan secara mekanik akan melepaskan pegangan circuit breaker dalam posisi “ON” (terjadi proses tripping).
Magnetic circuit breaker akan melengkapi trip yang segera (instanteneous) terutama pada overload yang cukup berat (biaanya 10 kali arus beban penuh) atau pada keadaan hubung singkat.
Karena medan magnet cukup kuat untuk menarik jangkar.
Karena magnetic circuit breaker type ini operasionalnya bebas dari pengaruh suhu ruang, maka proteksi ini lebih cenderung untuk
3) Thermal – Magnetic
Circuit breaker type ini dilengkapi dengan thermal element untuk mendapatkan karakteristik dengan kelembaban waktu pemutusan (time delay characteristic) dari fasiltias pengaruh temperatur ruang.
Sedangkan action magentik diperlukan untuk pemutusan segera.
Bila terjadi beban lebih, maka diperlukan waktu untuk memanasi elemen bimetal (time delay)
Dengan beban lebih yang sangat besar atau hubung singkat, maka elemen magnetik yang akan mempengaruhi waktu tripping dan diatur 10 kali arus nominal untuk melengkapi secara lengkap pemutusan instanteneuous dengan interruping time 0,01.
4. Sakering (Fuse)
Sakering adalah suatu peralatan proteksi yang umum digunakan.
Sekering adalah suatu peralatan proteksi kerusakan yang disebabkan oleh arus berlebihan yang mengalir dan memutuskan rangkaian dengan meleburannya elemen sekering.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pemilihan sekering :
1. Arus nominal sekering (current rating) adalah arus yang mengalir secara terus menerus tanpa terjadi panas yang berlebihan dan kerusakan
2. Tegangan nominal (voltage rating) yaitu tegangan kerja antar konduktor yang diproteksi atau peralatan
3. Time current protection yaitu suatu lengkung karakteristik untuk menentukan waktu pemutusan
4. Pre arcing time adalah waktu yang diperlukan oleh arus yang 5. besar untuk dapat meleburkan elemen sekering
6. Arcing time adalah waktu elemen sekering melebur dan memutuskan rangkaian sehingga arus jatuh menjadi nol
6. Minimum fusing current adalah suatu harga minimun dari arus yang akan menyebabkan elemen sekering beroperasi (melebur)
7. Fusing factor adalah suatu perbandingan antara minimum fusing current dengan curret rating dari sekering. Umumnya sekering yang tergolong pada semi enclosed mempunyai faktor 2 dan untuk type HRC mempunyai faktor serendah mungkin 1,2
8. Total operating time adalah waktu total yang diambil oleh sekering secara lengkap dapat mengisolasi dengan gangguan.
9. Cut off ini adalah satuan fungsi yang penting sekering HRC. Jika elemen sekering melebur dan membatasi harga arus yang dicapai ini kita kenal dengan sebutan “arus cut off”
10. Categori of duty. Sekering diklasifikasikan pada kategori kesanggupan dalam menangani gangguan sesuai dengan harga arus prospective pada rangkaian. Katagori A1 dan A2 untuk arus propectif. 1.O.kA dan 4.0 kA. Sedangkan untuk kategori AC3, AC4 dan AC5 untuk arus 16,5 kA, 33 kA dan 46 kA.
Gambar 2. 18 Categori of duty
Ada dua type dasar sekering :
1. Semi enclosed type adalah type untuk arus dengan rating yang rendah dan category of duty yang rendah
2. Cartridge type adalah merupakan type yang mempunyai kapasitas pemutusan yang tinggi (High-ruptring capacity) yang lebih dikenal dengan istilah HRC fuse.
c. Rangkuman
Sekering dan circuit breaker adalah peralatan proteksi untuk beban lebih dan hubung singkat.
Berdasarkan sistem pemutusan circuit breaker mempunyai beberapa tipe yaitu:
1. Tipe pemotosan thermal 2. Tipe pemutusan magnetic
3. Tipe pemutusan thermal-magnetik
4. tipe pemutusan solid state atau elektronik.
Sekering adalah suatu peralatan proteksi yang umum digunakan yang
memproteksi sistem atau komponen terhadap kerusakkan yang disebabkan oleh arus berlebihan.
Dalam pemilihan seksering harus diperhatikan criteria sebagai berikut:
1.
2.
Arus nominal sekering (current ratting).
Tegangan nominal (voltage ratting).
3. Karakteristik pemutusan protection).
sekering (time – current characteristics
4. Pre arcing time
Berdasarkan pemutusan sekering ada duatipe sekering yaitu:
1. Semi enclosed type 2. Cartridge type
d.Tugas
1 . J e l a s k a n d e n g a n s i n g k a t a p a p e r s a m a a n d a n p e r b e d a a n s e k e r i n g d a n c i r c u i t b r e a k e r
J a w a b :
2 . Sebutkan 4 type circuit breaker berdasarkan tipe pemutusannya.
Jawab:
3 . Jelaskan apa yang dimaksud dengan „pre arcing time‟ pada pemutusan sekering.
Jawab:
4 . Jelaskan apa yang dimaksud dengan „fusing factor‟ (factor sekering) Jawab:
5 . Sebutkan dua tipe dasar sekering berdasarka tipe pemutusannya.
Jawab:
e. Kunci Jawaban tugas
Jawaban soal no.1
Persamaan sekering dan circuit breaker kedua-duanya adalah digunakan untuk memproteksi sistem dan komponen kelistrikan terhadap gangguan beban lebih dan hubung singkat.
Jawaban soal no.2
Tipe circuit breaker berdasarkan pemutusan adalah:
1. Tipe pemutusan thermal 2. Tipe pemutusan magnetic
3. Tipe pemutusan termal dan magnetic 4. Tipe pemutusan solid state atau elektronik
Jawaban soal no. 3
Pre arcing time adalah waktu yang diperlukan oleh arus yang besar untuk dapat meleburkan elemen sekering.
Jawaban soal no. 4
Fusing factor adalah suatu perbandingan antara minimum fusing current dengan current rating dari sekering.
Jawaban soal no. 5
Tipe dasar sekering berdasarkan pemutusan:
1. Semi enclosedtype 2. Cartridge type.
C. EVALUASI
a. Soal Objectif
Berilah tanda silang pada salah satu jawaban yang paling tepat.
1. Fungsi utama dari sistem proteksi pada satu sistem jaringan instalasi tenaga listrik adalah :
a. Mendeteksi adanya gangguan b. Memutuskan gangguan dari sistem
c. Mendeteksi adanya gangguan dan me mutuskan bagian yang terganggu dari sistem
d. Melakukan diskriminasi
2. Alat proteksi yang tepat untuk memproteksi gangguan arus hubung singkat adalah :
a. Overload relay
b. MCB dengan karakteristik pemutusan “a”
c. Sekering (fuse) d. ELCB
3. Relay proteksi yang tepat untuk me mproteksi gangguan di dalam kumparan transformator dan generator adalah :
a. Differensial relay b. Over load relay c. Over current relay d. Power reverse relay
4. Perbandingan antara arus lebur minimum (minimum fusing current) dengan arus batas (rating current) sekering disebut :
a. Arus lebur minimum (minimum fusing current) b. Arus batas (rating current) sekering
c. Faktor lebur (fusing factor) d. Arus lebih (over load)
5. Minimum fusing current dari sebuah HRC 400 A tegangan 660 volt adalah:
a. 800 ampere b. 400 ampere c. 333,3 ampere d. 480 ampere
6. Relay proteksi untuk arus yang besr biasanya menggunakan transformator yang dikenal sebagai :
a. Current trasformator (CT) b. Potensial trtansformator (PT) c. Power transformator
d. Auto transformator
7. Gambar di bawah ini menunjukkan simbol MCB dengan karatkeristik pemutusan :
a. Inverse dan time definte time characteristic b. Inverse time dan instanteneuos time
characteristic
c. Definite time dan isntanteneuos time characteristik
d. Invers, definite dan instanteneuos time characteristic
8. Klasifikasi circuit Breaker yang menggunakan coil sebagai tripping elemen (elemen pemutus) adalah :
a. Thermal b. Magetic
c. Thermal – Magnetic d. Electronic
9. Tripping elemen (elemen pemutus) dari overload relay proteksi primer adalah :
a. Bimetal b. Elemen lebur c. Coil – bimetal d. Coil
10. Yang bukan merupakan sumber arus hubung singkat adalah : a. Transformator
b. Generator
c. Motor sinkron atau kondensor sinkron d. Motor induksi
11. Besarnya arus hubung singkat pada suatu instalasi/jaringan tergantung pada:
11. Besarnya arus hubung singkat pada suatu instalasi/jaringan tergantung pada: