• Tidak ada hasil yang ditemukan

DAFTAR LAMPIRAN

C. Memindahkan Objek

Tool paling dasar dalam memodifikasi objek adalah dengan memindahkan objek dari satu tempat ke tempat lain. Cara memindahkan objek yaitu dengan mengklik objek yang akan dipindahkan, klik kananpilih “move”  tempatkan lokasi objek pada lokasi yang diinginkan.

Gambar 19. Langkah memindahkan objek D. Mencerminkan Objek

Prinsip mencerminkan objek adalah membuat objek gambar kebalikan pada posisi berlawanan. Cara mencerminkan objek ada 2, yaitu mencerminkan objek langsung dan mencerminkan sekaligus mengopi. Langkah yang dilakukan untuk mencerminkan objek adalah mengklik objek yang akan dicerminkan, klik kanan pilih “move special/copy special”  letakan koordinat yang digunakan sebagai garis cerminan  klik move/copy.

Gambar 20. Langkah mencerminkan sekaligus mengopi objek

2.5 Manajemen Proyek

2.5.1

Pengertian Manajemen Proyek

Manajemen adalah proses merencanakan, mengorganisir, memimpin dan mengendalikan kegiatan anggota serta sumber daya yang lain untuk mencapai sasaran organisasi yang telah

ditentukan. Yang dimaksud dengan proses adalah mengerjakan sesuatu dengan pendekatan tenaga, keahlian, peralatan, dana dan informasi (Soeharto, 1999).

Proyek bermakna sebuah pekerjaan besar yang kemungkinannya tidak akan terulang dalam jangka waktu yang singkat. Suatu kesalahan akan sangat mahal, sehingga sangat diinginkan melaksanakan tahap demi tahap tanpa adanya kesalahan. Manajemen proyek adalah cara mengontrol, mengorganisir dan mengelola sumber daya maupun penghasilan yang penting untuk menyelesaikan proyek. Manajemen proyek merupakan seni mengontrol selama proyek, dari sejak dimulai sampai selesai.

Manajemen proyek terbagi menjadi bagian-bagian ilmu yaitu project scope management, project time management, project cost managment, project quality management, project human resources management, project communications management, project risk management, project procurement management dan project integration management (Project Management Institute, 1996).

Manajemen waktu proyek (project time management) adalah proses merencanakan, menyusun dan mengendalikan jadwal kegiatan proyek. Manajemen waktu termasuk ke dalam proses yang akan diperlukan untuk memastikan waktu penyelesaian suatu proyek. Sistem manajemen waktu berpusat pada berjalan atau tidaknya perencanaan dan penjadwalan proyek. Dimana dalam perencanaan dan penjadwalan tersebut telah disediakan pedoman yang spesifik untuk menyelesaikan aktivitas proyek dengan lebih cepat dan efisien (Clough dan Scars, 1991).

2.5.2

Penjadwalan (Schedule)

Jadwal waktu kegiatan merupakan urutan kerja proyek yang berisi jenis pekerjaan yang dilaksanakan dari waktu dimulai dan diakhiri suatu pekerjaan Dengan adanya jadwal waktu maka dapat diketahui dengan jelas rencana kerja yang akan dilaksanakan. Tujuan dari pembuatan jadwal antara lain:

a. Sebagai pedoman bagi pelaksanaan untuk memudahkan melakukan pekerjaan agar berjalan dengan lancar dan efektif.

b. Untuk memperkirakan alokasi sumber daya yang hasrus disediakan, agar proyek berjalan lancar dan efektif.

c. Untuk mengontrol kemajuan pekerjaan, sehingga jika ada keterlambatan dapat segera diketahui untuk diambil tindakan penanggulangan.

d. Agar terget lamanya waktu yang ditentukan pemilik dapat terpenuhi.

Schedule dibagi menjadi dua bagian utama, yaitu Master Schedule dan Detailed Schedule.

Master Schedule berisikan kegiatan-kegiatan utama dari suatu proyek yang dibuat untuk level

excecutive management, sedangkan Detailed Scheduled merupakan bagian dari Master Scheduled

yang berisikan detail dari kegiatan-kegiatan utama yang dibantu untuk membantu para pelaksana dalam pengerjaan di lapangan. Macam-macam dari schedule dapat dibagi menjadi dua yaitu Bagan Balok dan Jaringan Keja (CPM). Dimana keduanya mempunyai kelebihan dan kekurangan seperti dijelaskan di bawah ini:

1. Bagian Balok (Bar/Gantt Chart)

Metode bagan balok diperkenalkan oleh H.L Gantt, dengan tujuan mengidentifikasi unsur dan urutan dalam merencanakan urutan suatu kegiatan yang terdiri dari waktu mulai, waktu penyelesaian dan pada saat pelaporan. Bagan balok mudah dibuat dan dipahami sehingga berguna sebagai alat komunikasi dalam penyelenggaraan proyek.

Penggunaan metode bagan balok ssangat terbatas karena mempunyai kelemahan-kelemahan seperti tidak menunjukan secara spesifik hubungan ketergantungan antara satu kegiatan dengan yang

lain sehingga sulit untuk mengetahui dampak yang diakibatkan oleh keterlambatan satu kegiatan terhadap jadwal keseluruhan proyek, sukar mengadakan perbaikan atau pembaharuan (updating)

karena umumnya harus dilakukan dengan membuat bagan balok baru, selain itu juga tidak cocok untuk proyek yang berukuran sedang dan besar atau yang bersifat kompleks disebabkan kurangnya kemampuan penyajian secara sistematis karena menyusun sedemekian besar jumlah kegiatan yang mencapai puluhan ribu dan memiliki keterkaitan antara satu kegiatan dengan lainnya (Ardani, 2009).

2. Jaringan Kerja (CPM)

CPM merupakan penyempurnaan dari metode bagan balok yang akan menjawab pertanyaan- pertanyaan seperti berapa lama kurun waktu penyelesaian proyek tercepat, kegiatan mana yang bersifat kritis dan non kritis, dan lain-lain. CPM diperkenalkan pertama kali oleh ahli matematika dari perusahaan DU-Pont bekerja sama dengan Rand Corporation dibantu oleh team engineer. Pada metode CPM dikenal adanya jalur kritis, yaitu jalur yang memiliki rangkaian komponen-komponen kegiatan dengan total jumlah waktu terlama dan menunjukan kurun waktu penyelesaian proyek tercepat (Ardani, 2009).

III.

METODOLOGI PENELITIAN

3.1

Waktu Dan Tempat Penelitian

Penelitian dilakukan mulai Februari sampai Juni 2012. Pengambilan data penelitian dilakukan pada bulan Maret 2012 di Direktorat Fasilitas dan Properti Institut Pertanian Bogor. Dalam penelitian ini digunakan objek pemodelan berupa bangunan gedung kuliah tiga lantai Wing Fahutan, Institut Pertanian Bogor. Lokasi pembangunan gedung berada di kota Bogor, khususnya di daerah Dramaga. Pemodelan dilaksanakan di wilayah kampus Institut Pertanian Bogor Dramaga dan Baranangsiang pada bulan April sampai Juni 2012.

Gambar 21. Lokasi gedung Fahutan IPB

3.2

Alat dan Bahan

Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Data sekunder pembangunan gedung kuliah tiga lantai fahutan IPB yang didapat dari owner

yaitu Institut Pertanian Bogor (IPB) 2. Seperangkat komputer

3. Software Tekla Structures

4. Software AutoCad 2007 5. Software Tekla BimSight

3.3

Metode Penelitian

Gambar 22. Diagram alir metode penelitian Dari Gambar 22, metode yang dilakukan dapat dijelaskan sebagai berikut: 1. Tahap Persiapan

Tahap persiapan merupakan rangkaian sebelum memulai pengumpulan dan pengolahan data. Dalam tahap awal ini disusun hal-hal penting yang harus segera dilakukan dengan tujuan untuk mengefektifkan waktu dan pekerjaan.

Kegiatan tahap persiapan meliputi:

a. Studi pustaka terhadap materi BIM untuk menentukan jenis software yang akan digunakan pada penelitian

b. Studi pustaka terhadap software yang telah dipilih yaitu Tekla Structures 17

c. Melakukan “Workshop Tekla in Education” di Institut Teknologi Bandung (ITB) pada tanggal 7 Februari 2012

d. Menentukan lokasi proyek yang akan diteliti e. Menentukan kebutuhan data yang diperlukan

f. Pengadaan persyaratan administrasi untuk pencarian data g. Perencanaan jadwal kegiatan pembuatan desain

Persiapan diatas harus dilakukan dengan baik untuk menghindari pekerjaan yang berulang sehingga tahap pengumpulan data menjadi optimal dan efisien

Penyajian Hasil Persiapan Pengumpulan Data Pemodelan Modeling Drawing Shop Drawing Membuat Time Schedule Menggambar Struktur Bangunan : 1. Fondasi 2. Kolom 3. Balok 4. Plat Lantai 5. Atap Menggambar Detail Tulangan : 1. Fondasi 2. Kolom 3. Balok 4. Plat Lantai

2. Tahap Pengumpulan Data

Pengumpulan data merupakan langkah kedua setelah tahap persiapan dalam pemodelan gedung kuliah tiga lantai Fahutan IPB. Dalam pengumpulan data peranan instansi yang terkait sangat diperlukan sebagai pendukung dalam memperoleh data-data yang diperlukan.

Data didapatkan dari Direktorat Fasilitas dan Properti Institut Pertanian Bogor. Data-data yang akan digunakan dalam penelitian ini antara lain:

a. Data as built drawing gedung kuliah tiga lantai Fahutan IPB Guna: Untuk pedoman pemodelan struktur bangunan b. Data time schedule/jadwal pelaksanaan proyek

Guna: Sebagai pedoman pencapaian progress pekerjaan setiap waktu tertentu c. Data metode pelaksanaan proyek

Guna: - Untuk mengetahui jenis struktur yang digunakan pada bangunan gedung - Untuk mengetahui metode pelaksanaan pada bangunan tersebut

3. Tahap Pemodelan

Pemodelan merupakan langkah ketiga setelah pengumpulan data. Pemodelan dapat dilakukan jika data as built drawing sudah didapatkan. Pemodelan strruktur gedung menggunakan Software Tekla Structures 17. Pada dasarnya pengerjaan pada Tekla Structures meliputi 2 hal yaitu Modeling

dan Drawing. Modeling adalah proses pembuatan suatu project di dalam tiga dimensi dan empat dimensi, sedangkan drawing adalah proses persiapan gambar dari 3D (tiga dimensi) menjadi 2D (dua dimensi) yang siap di print out.

Hal-hal yang dilakukan pada modeling antara lain:

- Menggambar struktur bangunan. Struktur bangunan meliputi fondasi, kolom, balok, plat lantai, atap.

- Menggambar detail tulangan. Pendetailan tulangan meliputi struktur fondasi, kolom, balok dan plat lantai

- Membuat Time Schedule dari masing-masing pekerjaan struktur bangunan 4. Penyajian Hasil

Jika ketiga kegiatan diatas telah dilakukan dengan baik, maka hasil penelitian dapat disampaikan. Hasil pemodelan bangunan akan disajikan dalam Tekla BIMsight.

IV.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Penelitian ini menggunakan proyek konstruksi pada gedung kuliah tiga lantai Fahutan IPB tahun 2010. Pada proyek ini ada tiga perusahaan yang terlibat pada proyek, yaitu Direktorat Fasilitas dan Properti Institut Pertanian Bogor sebagai owner, PT. Fadjar Adhi Karya sebagai kontraktor pelaksana dan CV. Karya Lestari sebagai konsultan pengawas. Dalam pemodelan bangunan, diperlukan gambar as built dari suatu proyek konstruksi. Gambar as built didapatkan dari Direktorat Fasilitas dan Properti Institut Pertanian Bogor yang berperan sebagai owner.

Building Information Modeling sangat penting dalam perkembangan teknologi informasi pada bidang struktur. Untuk mengaplikasikan BIM, harus didukung dengan software (perangkat lunak).

Software utama yang digunakan pada peneltian ini adalah Tekla Structures version 17. Sedangkan

software pendukung yang digunakan adalah Tekla BimSight dan Autocad 2007. Tekla BimSight digunakan sebagai presentasi hasil dari pemodelan

.

Tekla dapat digunakan untuk menyimpan dan memanfaatkan semua analisa 4D, serta untuk mendeteksi jumlah dan penempatan tulangan secara cepat dan akurat. Pada dasarnya pengerjaan pada

Tekla Structures meliputi 2 hal yaitu Modeling dan Drawing. Modeling adalah proses pembuatan suatu project di dalam tiga dimensi, sedangkan drawing adalah proses persiapan gambar dari 3D (tiga dimensi) menjadi 2D (dua dimensi) yang siap di print out. Pemodelan pada penelitian ini dilakukan secara 3D dan 4D. Pemodelan secara 3D pada bangunan gedung kuliah tiga lantai Fahutan dilakukan dengan menggambar pondasi, kolom,balok, slab atap dan tulangan. Pemodelan secara 4D terjadi dengan menambahkan schedulling dari gambar 3D yang telah dibuat.

Fungsi pemodelan yaitu melihat model (semua material dan profil), membuat dan memodifikasi grid, membuat penjelasan gambar, penambahan beban untuk model, membuat rebar concreat, membuat assemblies dari concrete parts, membuat level dari assembly hierarchy, membuat

detail (steel and concrete) connection, melihat infornasi model 4D (jadwal simulasi), memilih dan mengelola jadwal tahap pembangunan.

4.1 Langkah-Langkah Pemodelan Bangunan Menggunakan Tekla Structures

Metode pelaksanaan pekerjaan proyek Pembangunan Gedung Kuliah Tiga Lantai Fahutan IPB antara lain:

1. Pekerjaan Persiapan 2. Pekerjaan Struktur 3. Pekerjaan Arsitektur

4. Pekerjaan Mekanikal dan Elektrikal

Untuk point 1,2, dan 4 tidak akan penulis bahas karena tidak berhubungan dengan pokok bahasan penulisan penelitian ini. Sedangkan untuk point 3, masih terbagi lagi menjadi beberapa tahapan, diantaranya adalah sebagai berikut:

1. Pengurugan tanah pasir urug darat 2. Pekerjaan pondasi

3. Pekerjaan kolom 4. Pekerjaan balok 5. Pekerjaan plat lantai 6. Pekerjaan atap

Dari langkah-langkah diatas, point 1 tidak termasuk ke dalam proses pemodelan bangunan gedung bertingkat menggunakan program Tekla Structures 17. Proses pemodelan bangunan gedung akan dimulai dari point 2 sampai dengan 6. Pemodelan bangunan terbagi menjadi dua, yaitu pemodelan struktur bangunan dan pemodelan detail tulangan.

Sebelum masuk ke langkah pemodelan bangunan gedung pada program Tekla Structures 17,

pelajari dahulu gambar struktur bangunan gedung kuliah tiga lantai Fahutan IPB dari as built drawing

yang telah didapatkan, baik softcopy maupun hardcopy. Dibawah ini akan dijelaskan bagaimana cara memodelkan struktur bangunan dan pendetailan tulangan bangunan gedung kuliah tiga lantai Fahutan IPB ke dalam program bantu gambar Tekla Structures 17. Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:

4.1.1 Login Program

1. Buka ProgramTekla Structures 17

2. Selanjutnya akan muncul tampilan seperti yang disajikan pada Gambar 23.

Gambar 23. Login program Tekla Structures 17

3. Tekla menyediakan banyak environment yang dapat dipilih pada saat menginstal. Masing- masing dari environment akan menyediakan database profil, tulangan, baut maupun material sesuai template gambar dan report yang sesuai dengan standar yang dipakai negara tersebut. 4. Terdapat beberapa konfigurasi sesuai dengan keperluan dari penggunaan program, seperti steel

detailing, precast concrete detailing, reinforced concrete detailing dan sebagainya. Karena dalam penelitian ini akan membuat detailing lengkap, maka dipilih konfigurasi Full Detailing. 5. Pilih “Create a new model

6. Sebelum memodelkan struktur gedung, terlebih dahulu melakukan pengaturan grid. Tujuan pembuatan grid yaitu untuk mempermudah proses pembuatan model dan sebagai titik as tulangan. Pengaturan grid dilakukan dengan menentukan jumlah, jenis dan ukuran dari koordinat x, y dan z. Untuk mengatur grid langkah yang dilakukan adalah klik ModelingCreate Grid  masukan angka-angka pada parameter-parameternya. Setelah diatur gridnya

Gambar 24. Grid yang digunakan pada penelitian

4.1.2 Pemodelan Fondasi

Fondasi yang digunakan pada gedung kuliah tiga lantai Fahutan IPB ada dua jenis, yaitu fondasi tiang pancang dan fondasi batu kali.

A. Fondasi Tiang Pancang

Fondasi tiang pancang dibuat dari beton K-300 untuk pilecap dan beton K-450 untuk mini pilenya. Pilecap berbentuk persegi empat dan mini pile berbentuk segitiga sama sisi. Pemodelan dengan Tekla Structures untuk tiang pancang digunakan beton C30 sedangkan pilecap digunakan beton C45. Hal ini terjadi karena Tekla Structures belum menggunakan SNI.

Tekla Structures mempunyai banyak library yang bisa digunakan untuk mempermudah pengguna dalam proses pemodelan, misalnya database material, jenis dan bentuk profil. Untuk pemodelan pondasi digunakan library yang telah tersedia. Ada lima macam komponen pondasi yang ada dalam library Tekla, yaitu untuk fondasi beton, penulangan mini pile, penulangan pilecap, fondasi pracast dan penulangan fondasi menerus.

Gambar 25. Komponen fondasi pada library

Langkah pemodelan fondasi tiang pancang, yaitu:

1. Buka library yang tersedia yaitu dengan mengklik detailing component component catalog atau hanya dengan mengetik Ctrl+F.

2. Setelah library terbuka, search “Foundations”, lalu akan keluar lima komponen fondasi yang tersedia pada Tekla

3. Pilih “Concrete Foundation (1030)”

4. Selanjutnya, fondasi pun dapat dimodelkan dengan memasukkan angka pada parameter- parameternya. (a) (b)

(c)

(d)

Gambar 26. (a),(b),(c),(d) Pemodelan fondasi tiang pancang tipe TP2

Dari Gambar 26 (a) terlihat kedalaman tiang pancang 6000 mm, (b) terlihat ukuran pilecap

1250 mm x 600 mm, (c) terlihat bentuk dan ukuran mini pile yaitu berbentuk segitiga sama sisi dengan ukuran masing-masing sisi 320 mm, (d) ada dua mini pile yang dipakai dan terlihat jarak-jarak antar mini pile.

(b)

(c)

(d)

Gambar 27. (a),(b),(c),(d) Pemodelan fondasi tiang pancang tipe TP4.

Dari Gambar 27 (a) terlihat kedalaman tiang pancang 6000 mm, (b) terlihat ukuran pilecap

1300 mm x 1300 mm, (c) terlihat bentuk dan ukuran mini pile yaitu berbentuk segitiga sama sisi dengan ukuran masing-masing sisi 320 mm, (d) ada empat mini pile yang dipakai dan terlihat jarak- jarak antar mini pile.

6. Klik Save as  Klik Save  Klik OK

7. Letakan seluruh fondasi tiang pancang bangunan dengan menggunakan mouse. Caranya klik pada posisi A5, A7, B1, B2, B3, B4, B5, B6, B7, B8, B9, B10, B11, C1, C2, C3, C4, C5, C6, C7, C8, C9, C10 dan C11.

Gambar 28. Lokasi pemodelan fondasi tiang pancang

8. Langkah pemodelan konstruksi fondasi tiang pancang bangunan gedung kuliah tiga lantai Fahutan IPB telah selesai dikerjakan. Pemodelan konstruksi fondasi tiang pancang disajikan dalam Gambar 29.

Gambar 29. Pemodelan fondasi tiang pancang

Setelah pemodelan struktur fondasi tiang pancang digambar, langkah selanjutnya dilakukan pemodelan detail tulangan. Langkah pemodelan detail tulangan fondasi tiang pancang yaitu:

1. Buka library yang tersedia yaitu dengan mengklik detailing  componentcomponent catalog atau hanya dengan mengetik Ctrl+F.

2. Setelah library terbuka, search “Foundations”, lalu akan keluar lima komponen fondasi yang tersedia pada Tekla

3. Pilih “Pad Footing Reinforcement (77)”

4. Selanjutnya, tulangan pile cap pada fondasi pun dapat dimodelkan dengan memasukan angka pada parameter-parameternya. Ukuran tulangan pile cap fondasi TP2 yang digunakan adalah diameter tulangan sebesar 130 mm dengan jarak antar tulangan 200 mm.

5. Setelah itu, beri nama untuk masing-masing pile cap fondasi, yaitu TP2 dan TP4 6. Klik Save as  Klik Save  Klik OK

7. Letakan tulangan fondasi pada struktur fondasi dan kolom yang telah dibuat. Gambar dibawah ini menunjukan contoh penulanan pile cap fondasi TP4 pada lokasi B11.

Gambar 30. Contoh detail penulangan pile cap fondasi TP4 B. Fondasi Batu Kali

Fondasi batu kali digunakan bila letaknya tidak dalam. Fondasi batu kali dibuat dari susunan batu kali belah yang dieratkan dengan adukan pasir yang dicampur dengan semen. Pada bangunan gedung Fahutan besar fondasi batu kali yang dipakai yaitu menerus dengan kedalaman dasar fondasi 0,90 m di bawah permukaan tanah, yaitu dengan kedalaman sloof 0,55 m, kedalaman pasangan batu kali 0,50 m dan pasir urug 5 cm Pemodelan fondasi batu kali dengan program tekla tidak menggunakan material batu kali, tetapi menggunakan material beton, sehingga digunakan fondasi menerus (strip footing) berbahan beton. Hal ini terjadi karena tidak tersedianya material batu kali pada program tekla. Langkah pemodelan fondasi batu kali:

1. Pada toolbar, pilih “Strip Footing”

2. Lalu klik dua kali dan akan muncul tampilan “Strip Footing Properties”.

3. Bentuk, ukuran, material fondasi diatur, yaitu ukuran pasangan batu kali (1) 500 mm dan pasangan batu kali (2) 200 mm.

Gambar 31. Propertis fondasi batu kali 1

4. Klik OK

5. Letakan model tiap-tiap bagian fondasi batu kali pada posisi yang telah ditentukan, seperti yang disajikan pada Gambar 33.

Gambar 33. Lokasi pemodelan fondasi batu kali

Langkah pemodelan konstruksi fondasi batu kali telah selesai dikerjakan. Langkah selanjutnya membuat sloof beton. Sloof adalah beton bertulang yang diletakkan secara horizontal di atas fondasi. Salah satu fungsi sloof yaitu pengikat antara dinding fondasi dengan kolom. Langkah pemodelan sloof

dan pendetailan tulangan sloof diantaranya: 1. Pada toolbar, pilih “Create Concrete Beam”

2. Lalu klik dua kali dan akan muncul tampilan “Concrete Beam Properties” 3. Masukan ukuran balok sebesar150x100, seperti yang disajikan dalam Gambar 34

Gambar 34. Properties sloof

4. Setelah itu, beri nama balok “Beam Praktis”. 5. Klik OK.

6. Letakan model sloof diatas fondasi batu kali yang telah dimodelkan sebelumnya.

7. Langkah selanjutnya membuat detail tulangan sloof. Tekan ctrl+f dan pilih “Automated

Reinforcement Layout-Rectangular Beam (54)”

8. Tulangan sloof pun dapat dimodelkan dengan memasukan angka pada parameter- parameternya.

(a)

(b)

Gambar 35. (a) (b) Pendetailan tulangan sloof beton

Dari Gambar 35 (a) dimasukan angka 10 mm untuk diameter tulangan dan jumlah tulangan ada empat. Sedangkan Gambar 35 (b) dimasukan diameter sengkang 8 mm pada rebar size dengan jarak 200 mm. Langkah pemodelan konstruksi fondasi batu kali dan sloof serta detail tulangannya telah selesai dikerjakan, seperti yang disajikan pada Gambar 36.

Gambar 36. Pemodelan fondasi batu kali

4.1.3 Pemodelan Kolom

Kolom berfungsi untuk menahan semua beban. Keberadaannya sangat diperlukan. Pada konstruksi bangunan gedung kuliah tiga lantai Fahutan IPB, jenis bahan yang digunakan untuk kolom adalah beton K-300 dan ada dua jenis kolom yang digunakan yaitu kolom praktis dan kolom struktur. Kolom praktis berbentuk persegi empat dengan ukuran 100 x 100 mm, sedangkan kolom struktur berbentuk lingkaran dengan diameter 550 mm. Data spesifikasi kolom yang digunakan pada bangunan gedung kuliah tiga lantai Fahutan IPB dari masing-masing lantai dapat dilihat pada Lampiran 1. Langkah membuat kolom dari bangunan gedung kuliah tiga lantai Fahutan IPB yaitu:

1. Pada toolbar, pilih “Create Concrete Column”

2. Lalu klik dua kali dan akan muncul tampilan “Concrete Column Properties” 3. Bentuk, ukuran, material kolom struktur dan kolom praktis diatur. kolom struktur dan kolom

praktis dari masing lantai dapat dilihat pada Lampiran 1.

Gambar 37. Properties kolom beton struktur

4. Setelah itu, beri nama untuk masing-masing kolom. 5. Klik Save as  Klik Save  Klik OK

6. Letakan seluruh kolom bangunan dengan menggunakan mouse. Caranya untuk kolom struktur pada lantai dasar klik pada posisi A5, A7, B1, B2, B3, B4, B5, B6, B7, B8, B9, B10, B11, C1, C2, C3, C4, C5, C6, C7, C8, C9, C10 dan C11. Kolom struktur ada lantai 2 dan 3 klik B1, B2, B3, B4, B5, B6, B7, B8, B9, B10, B11, C1, C2, C3, C4, C5, C6, C7, C8, C9, C10 dan terakhir C11. Kolom praktis pada posisi B-C 0-1, B-C 1-2, B-C 3-4, B-C 4-5 dan B-C 11.

7. Langkah pemodelan konstruksi kolom bangunan gedung kuliah tiga lantai Fahutan IPB telah selesai dikerjakan. Pemodelan konstruksi kolom disajikan dalam Gambar 39.

Gambar 39. Pemodelan konstruksi kolom

Setelah pemodelan struktur kolom selesai, selanjutnya dilakukan pemodelan detail tulangan. Spesifikasi data tulangan terdapat pada Lampiran 1. Langkah pemodelan detail tulangan kolom diantaranya:

1. Buka library yang tersedia yaitu dengan mengklik DetailingComponentComponent Catalog atau hanya dengan mengetik Ctrl+F.

2. Setelah library terbuka, search “Column”, lalu akan keluar 36 komponen kolom yang tersedia pada Tekla

3. Untuk kolom struktur pilih “Automated Reinforcement Layout-Columns (57)”, sedangkan untuk kolom praktis pilih “Rectangular Column Reinforcement (83)”.

4. Selanjutnya, tulangan kolom pun dapat dimodelkan dengan memasukan angka pada parameter- parameternya. Ukuran detail tulangan kolom struktur dan kolom praktis dapat dilihat pada Lampiran 1.

Gambar 40. Contoh pendetailan tulangan kolom struktur pada lantai 1.

Dari Gambar 40. Dapat dililhat parameter angka-angka yang dimasukan dalam library

“Automated Reinforcement Layout-Columns (57)” yaitu ukuran sengkang (Tie size), diameter tulangan (Main bar size) dan jarak antar tulangan (Number of main bars) yg dipakai pada lantai 1 tipe 1K1B. Jarak antara tulangan dengan beton berukuran 40 mm dan jarak antar sengkang 150 mm.

(a)

(c)

Gambar 41. (a), (b), (c) Pendetailan tulangan kolom praktis

Dari Gambar 41. Dapat dililhat parameter angka-angka yang dimasukan dalam library

“Rectangular Column Reinforcement (83)”. Sengkang berukuran 8 mm dengan jarak 200 mm, dan tulangan berdiameter 100 mm.

5. Setelah itu, beri nama untuk masing-masing kolom.

Dokumen terkait