• Tidak ada hasil yang ditemukan

MEMOTONG, MENGGABUNG, DAN OPERASI OBJEK PADA CORELDRAW

Dalam dokumen Contoh Makalah Tutorial Corel Draw X5 (Halaman 33-57)

lmu Grafis Memotong, Menggabung, dan Operasi Objek pada CorelDraw merupakan tutorial penting dalam pengolah objek. Pada saat objek menumpuk kita bisa mengoperasikan beberapa trik agar objek satu sama lainnya tidak saling mempengaruhi. Atau terkadang kita berniat untuk

menghilangkan objek yang berada di atas objek lainnya atau juga kita berniat mengambil sisa perpaduan antar objek dan lain sebagainya.

Ke semua operasi tersebut sering kita lihat pada operasi matematika berupa himpunan dan semesta. Konsep kerjanya sama. Fasilitas ini dalam CorelDraw dibagi menurut hasil objek yang diciptakan. Untuk lebih mengenal operasi ini silakan lihat tutorial berikut :

Cara Memotong, Menggabung, dan Operasi Objek pada CorelDraw

1. Kita buat dulu objeknya. Objek pertama adalah persegi dan objek kedua adalah lingkaran sempurna. Gunakan tool Rectangle dan Ellipse tool untuk membuat kedua ojek tersebut, sambil menekan tombol keyboard CTRL + klik dan drag via tool tersebut agar objek menjadi benar-benar persegi dan lingkaran.

2. Warnai objek tersebut dengan warna merah untuk lingkaran dan kuning untuk persegi. Aktifkan snap to objek dan pindah posisi tengah lingkaran di unjung pojok bawah kanan persegi. 3. Pilih objek lingkaran menggunakan pick tool kemudian sambil menekan tombol SHIFT klik objek persegi, sehingga keduanya terseleksi.

Property bar berubah dan siap kita lakukan operasi objek. Penjelasan

 : Digunakan untuk menggabungkan objek, warna akan berubah sesuai dengan objek terakhir terpilih.

 : Digunakan untuk memotong objek yang menumpuk (pemotong adalah objek pertama/awal yang dipilih)

Simplify : Digunakan untuk menyederhanakan objek menumpuk (hasil mirip trim), dengan simplify objek terseleksi lebih dari dua tidak menjadi masalah dengan hasil mirip trim. Sedangkan trim tidak bisa digunakan untuk opsi ini.

Front Minus Back : Digunakan untuk memotong objek, objek pertama dipilih adalah bagian yang akan tetap ada, objek terpilih ke-dua akan dihilangkan.

Back Minus Front : Digunakan untuk memotong objek, objek pertama dipilih adalah bagian yang akan dihilangkan, objek terpilih ke-dua akan tetap ada.

Create new objek… : Digunakan untuk membuat objek dari keseluruhan tepi objek terpilih.

+ Navigation: Preview Halaman 2 [ To Preview All Tutorial at Page 2 ] + Navigation: Preview Halaman 1 [ To Preview All Tutorial at Page 1 ]

Membuat Layout Halaman Majalah Efek Envelope

Publish: 04 Maret 2008 | Author & Copyright: Johan | Status: FREE tutorial

Tentu diantara kita mungkin sering bertanya-tanya, gimana sih ngedisain tulisan dalam sebuah majalah tabloid atau koran kok bisa tulisannya mengikuti alur gambarnya, tenang karena hal itu

juga pernah saya alami

dan jangan pernah menyerah sebelum mencoba.

Apa yang kita butuhkan?

1. Gambar untuk tampilan pada majalah yang akan kita buat. Supaya mempermudah sebaiknya untuk sementara pakai gambar yang backgroundnya putih contoh:

Gambar Sasuke Uciha (Save As gambar di atas jika tidak punya)

2. Siapkan teks / tulisan yang akan dibuat sebagai isi dari halaman

3. Mainkan Musiknya.... Let's Gooooo....

Waktunya berkreasi...

- Langkah-Langkahnya:

1. Buka aplikasi coreldraw... pilih new

kemudian buat ruangan dulu untuk teks yang akan dipindah dengan cara menahan klik kiri dan mendragnya dari ujung kiri atas ke kanan bawah agar teks bisa sesuai dengan yang diharapkan lalu paste ( ctrl - v ) teks ke dalam ruang teks yang telah dibuat dalam lembar kerja coreldraw.

3. Bagian yang paling menyenangkan... Yaitu memasukkan... Gambar maksudnya... sekarang kita masukkan gambarnya ( File - Import - pilih gambar - OK - lalu saat di lembar kerja maka

"tahan klik kiri " dan drag untuk memberikan ruang pada gambar )

Loh teksnya tertutup? Tenang... Tenang...

untuk mengatasinya kalian klik kanan gambar tersebut dan pilih OrderTo Back Of Layer

4. klik teks / tulisan pada lembar kerja kamu... Setelah itu, hehehe... waktunya memberikan effek Envelope ( EffectsEnvelope )

Pilih Add newApply

Dan... Kembali ke teks tadi... Lihat perbedaanya?

Gak Tau? Coba aja utak atik bagian samping kiri atas ( gunakan klik kiri dan tahan lalu drag / geser )

5. Utak - Atik panahnya dan Sesuaikan dengan gambarnya... Hasilnya:

Korannya Koran.. Korannya Koran.. Gratis Ayo siapa mau... Selamat mempelajari Tutorial Coreldraw dari ilmugrafis SEMOGA BERMANFAAT

Berawal dari kenyataan bahwa cuma sedikit majalah sekolah yang di layout oleh siswanya sendiri. Juga kurangnya kesadaran akan pentingnya keberadaan seorang layouter dalam sebuah susunan redaksi. Disini gue (tumben pake kata “gue”) pengen sharing tentang apa yang menjadi kerjaan gue sehari-hari: nge-layout majalah. Dalam contoh kasus disini, gue akan make contoh majalah sekolah gue: KRIDA MANDALA.

Semoga tulisan disini bisa membantu temen-temen redaksi majalah sekolah buat meningkatkan majalahnya, terutama dari segi grafis. Juga akan menjadi kebanggan tersendiri bagi suatu majalah sekolah yang layoutnya ditangani sendiri oleh siswa.

#1

Ada bilangan di sudut halaman

Kenapa yang pertama bikin nomor halaman? Jawabannya karena yang pertama gue kerjain waktu bikin kri-man edisi 03 itu ya nomor halamannya (nggak logis banget ya?! Udah deh! Ikutin aja!). Alasan yang laen, karena setiap halaman itu pasti ada nomornya, ya kan?! (yang ini logis nggak?!). Oke deh… kalo kamu mau lompat ke bagian selanjutnya, nggak apa-apa, tapi jangan sampe nyasar ya…?!

Oleh karena software yang gue pake adalah Adobe InDesign CS, maka untuk mempraktekkan tutorial ini lo kudu punya software ini dulu (peringatanya terlambat, euy!).

2. Kalo udah, klik menu bar Files > New > Document. Terus isi dialog box yang ada seperti di gambar (kalo ada yang bingung tanyain aja).

3. Kemudian klik ‘save preset’ dan kasih nama terserah kamu dan naronya juga terserah. Yang penting nggak lupa. Ini berguna ketika kita mau bikin file yang serupa.

4. Kalo udah, kita langsung bikin nomor halamannya aja ya! Dari menu bar Window, klik Pages.

Setelah itu klik tanda bergambar (selanjutnya tanda ini kita kasih nama “segitiga biru”,

tuk aneka makananmu??), kemudian klik… apa ya… nggak jadi deh… Yang bener, dobel klik tulisan A-Master yang ada di Pages Window.

5. Abis itu, zoom di pojok kiri bawah tempat kita akan meletakkan nomor halaman. Caranya klik zoom tool or press ‘Z’ button on your keyboard. Kemudian drag n drop ke area yang pengen di-zoom.

6. Mulai dari sini, udah deh tu… lo mau bikin model nomor halaman yang kayak gimana aja. Kalo gue, yang pertama bikin dulu lingkaran. Caranya klik ellipse tool or press ‘L’ button on your keyboard. Sambil tekan SHIFT, drag n drop untuk membentuk lingkaran. Setelah itu klik menu bar Window > Swatches ato tekan F5. Select lingkaran yang udah dibikin tadi, terus pilih [Black] pada Swatches Window.

7. Kalo udah klik menu bar Window > Swatches ato tekan F6. Masih dalam keadaan lingkaran di-select, klik Sroke dan ketik ‘100’ pada isian di samping slider. Terus klik Fill ato tekan ‘X’ dan ketik ‘0’ pada isian di samping slider.

8. Langkah selanjutnya, kita bikin deh tu, nomor halamannya. Bikin dulu frame-nya. Caranya klik type tool, terus drag n drop secukupnya. Pastikan text frame tadi properties-nya seperti di gambar (text frame masih ter-select).

9. Terus kita isi nomor halaman dengan cara klik menu bar Type > Insert Special Character > Auto Page Number (Alt Shift Ctrl N).

10. Selanjutnya klik gambar ‘A’ di properties, cari font yang sesuai (juga ukurannya).

11. Terus kita sesuaikan tinggi text frame tadi (dikecilin), tapi jangan sampe huruf ‘A’-nya nggak keliatan.

12. Letakkan frame tadi tepat berada di tengah lingkaran yang udah dibuat sebelumnya. Terus yang udah jadi itu bisa kamu tambahin apa aja. Contohnya seperti di gambar.

13. Kalo udah, bikin juga yang kayak tadi di halaman selanjutnya, tapi dengan arah sebaliknya. 14. Selanjutnya, klik menu bar Window > Layers. Dobel klik Layer 1, ganti nama jadi ‘Page Number’. Ganti warnanya jadi kuning (sebenernya terserah sih). Ganti ke Window > Layers. Klik segitiga biru, terus klik Master Options for “A-Master”. Ganti nama jadi Page Number.

15. Kembali lagi ke halaman utama, caranya klik menu bar Window > Pages. Klik seperti yang di gambar.

16. Udah gitu, kita bakalan nyulap halamannya jadi 60 halaman (karena majalah kri-man ada isinya ada 56 + cover 4 halaman). Caranya klik segitiga biru (masih di Pages Window), terus Insert Pages. Isi kotak isian Pages dengan angka 59 (karena 1 + 59 = 60, ya nggak?!), klik OK. Terus kamu lihat, semua halamannya udah ada nomornya. Caranya pake tombol navigasi yang ada di kiri bawah.

17. Sekarang masalahnya, nggak semua halaman butuh nomor, ya nggak?! Cover contohnya. Nah, setelah bertapa sekian tahun, akhirnya gue dapet ilham. Begini nie… pada halaman pertama, klik segitiga biru (Pages Window) > Apply Master to Pages. Ganti master-nya ke [None]. Juga halamannya diisi 1, 2, 58, 59.

18. Masalah laen muncul, halaman pertama setelah cover, disitu tertera halaman 3. padahal kita pengennya disitu halaman 1. nah, setelah bertapa seribu tahun lagi, gue dapet deh tu feeling. Begini… pada halaman pertama (cover), klik menu bar Layout > Numbering & Section Options. Isi seperti di gambar.

19. Lanjutannya yang tadi. Pada halaman ke-3 (yang mau dijadiin halaman 1), klik menu bar Layout > Numbering & Section Options lagi. Isi seperti di gambar.

#2

Tulisan yang seragam

Apa? Tulisan pake seragam? Eit… tunggu dulu! Maksudnya itu, sekarang kita akan bikin yang namanya style. Style merupakan kumpulan format-format, baik itu dalam bentuk karakter (huruf, simbol, tanda baca) maupun paragraf. Dalam InDesign, kita make style untuk memudahkan menyeragamkan tulisan agar kelihatan rapi, nggak acak-acakan. Misalnya begini, kita lagi bikin tulisan pake font Arial, size-nya 13 pt, warnanya ungu, rata kanan, indent paragraf 0.5 cm, jarak antar paragraf 1 cm. Maka dengan style kita bisa buat tulisan yang laen dengan format yang sama dengan hanya beberapa kali klik aja! Enak kan?! Tapi ya itu, pengaturan awalnya agak ribet. Tapi itu sebanding (bahkan lebih) dengan kemudahan yang ditawarkan style. 1. Langsung aja. Sekarang bikin deh tu text frame. Caranya klik text tool ato tekan ‘T’ diiringi dengan drag n drop secukupnya. Bila kita mau bikin suatu artikel, bisa di-drag n drop sampe batas margin.

2. Ketik dulu tulisan yang mau di-style. Kalo udah select tulisan yang mau di-style (bisa sebagian ato semua).

3. Kalo udah, kasih deh tu yang namanya style. Format dulu tulisannya. Format-nya terletak di properties (atas). Ada dua macam style, paragraph style dan character style (controller terletak di paling kiri). Paragraph style berguna buat men-style satu ato beberapa paragraf. Sedangkan character hanya terbatas pada karakter suatu kata/kalimat. Lingkupnya lebih kecil dari paragraph style. Kamu bisa coba-coba buat belajar.

4. Kalo udah ketemu style yang tepat, simpen style itu. Caranya, klik segitiga biru di properties. Terus klik New Character Style buat karakter ato New Pharagraph Style buat paragraf.

5. Kalo mo gunain style itu lagi untuk tulisan yang laen, tinggal select dulu tulisannya, terus di properties tinggal pilih style-nya.

#3

Tumpuk-tumpukan, yuuk…!

Apanya yang ditumpuk? Apa aja! Asal jangan berpikiran yang ngaco-ngaco lho! Begini, dalam InDesign tersedia fasilitas yang namanya Layer. Layer berguna untuk mengatur posisi tingkatan object ato tulisan dalam suatu file. Layer yang tingkatannya paling atas adalah layer yang selalu kelihatan (kecuali pake mode hidden) sehingga walaupun ditumpuk suatu object di atasnya (selama object itu berada pada layer dibawahnya) maka object itu akan ada di bawahnya secara otomatis. Masih belom paham? Oke deh… lihat gambar berikut!

Di gambar itu, object elips terletak di bawah nomor halaman. Padahal elips itu dibikin di atas nomor, ditindih diatasnya. Tapi ia tetep berada di bawah nomor karena kita bekerja pada Layer 2 yang terletak di bawah layer Page Number. Jadi object apapun yang kita “letakkan” di atas layer Page Number akan “turun” karena ia berada pada layer di bawahnya. Mudheng tho?!

Layer berguna ketika kita bekerja dengan yang namanya background, nama bab/rubrik, nomor halaman, dsb. Background selalu terletak di bawah, nomor halaman dan nama rubrik ada di atas. Diantara keduanya ada isi/tulisan yang akan dimuat. Sehingga apapun yang terjadi selama kita bekerja pada layer tulisan, nggak akan berpengaruh pada background, nama rubrik, dan nomor halaman (dengan catatan semua layer selain layer yang kita kerjakan dalam keadaan terkunci).

1. Kita mulai dari cara bikin layer baru. Dari menu bar Window klik Layers. Klik segitiga biru, kemudian New Layer. Kasih nama yang sesuai, juga warna yang contras supaya gampang dibedakan ama layer yang laen. Opsi yang laen dibiarin aja, nggak usah diutek-utek.

2. Untuk menyesuaikan urutan layer, tinggal drag n drop aja layer ybs di atasnya ato di bawahnya.

3. Untuk mengatifkan layer tertentu, tinggal klik aja. 4. Keterangan laennya lihat gambar.

Layout satu, layout semua

Ya… pembahasan kali ini sampe sama yang namanya Master Page (bahasa Indonesianya apa?). Sebenernya tentang master ini udah kita pake, yaitu pas bikin nomor halaman. Tapi kali ini kita bakal menyelami lebih jauh tentang master ini. Master (definisi menurut gue) merupakan suatu halaman yang apabila “dihubungkan” pada suatu halaman, maka halaman-yang-bersangkutan akan mengikuti pada master itu. Kalo dalam aplikasi-nya di majalah, master (selaen buat nomor halaman juga) digunakan untuk bikin layout suatu rubrik. Misalnya kita punya layout seperti ini:

(layoutnya jelek amat…!)

Terus kalo kita bikin master seperti ini

Praktis kan?! Itulah yang gue suka dari InDesign. Trus, caranya gimana? Nah, makanya ikutin aja terus panduannya.

1. Buka Pages Window (lihat tutorial sebelumnya). Dobel klik tulisan “A-Master” (tulisan itu bisa kamu ganti. Ikutin aja terus untuk mengetahui caranya). Nah… disitulah letak master-nya. Master itu bisa kamu bikin sesuka kamu. Untuk kembali ke halaman asli, caranya ada di tutorial yang dulu.

2. Untuk keleluasaan selanjutnya, bisa kita buka di segitiga biru > Master Option for “A-Master”. 3. Dari situ kita bisa ganti nama masternya pada kotak isian Name.

4. Terus dalam master mengenal kasta-kasta (istilah gue). Misalnya kita punya master nama rubrik. Nah, master itu punya ketergantungan sama master page number. Supaya dalam master rubrik juga ada nomor halamannya, maka pada dialog box Master Option, prefix-nya master rubrik kita kasih ‘B’, sedangkan master page number kita kasih ‘A’. Terus pada kotak isian Based on Master, kita pilih A-Page Number. Nah, dengan begitu master nama rubrik akan tergantung sama master page number. Kita bisa juga bikin prefix C, D, E, dst, tergantung keperluan.

5. Seperti sifat aslinya, master bisa kita bikin seperti halaman biasa. Misalnya kita butuh master yang letaknya “di atas” halaman biasa, maka kita bikin layout master dengan memanfaatkan layer.

6. Tapi yang nggak bisa kita lakukan, master nggak bisa diedit dari halaman biasa. Kita harus masuk ke dalem master yang-bersangkutan supaya bisa ngedit tu master.

7. Untuk menerapkan suatu master yang telah dibuat ke dalam suatu halaman asli, klik segitiga biru > Apply Master to Pages. Kemudian pilih master yang mau kamu terapin, terus ini nomor halaman yang kamu mau terapin master itu.

8. Kalo mau bikin master baru, caranya klik segitiga biru > New Master. Contoh penerapan:

Gue punya 3 tingkatan master: A, B, C. A mewakili nomor halaman (Page Number), B mewakili tempat nama rubrik secara umum (Rubrik), C mewakili nama rubrik (Studia, Ceriwis, dsb). Ketiganya berada pada 2 layer yang terletak di atas layer utama. Sehingga posisinya akan berada pada paling atas

Memadukan warna (vektor)

Baru sekarang nih, kita akan belajar cara memadukan warna (kenapa baru kepikiran ya?). Okay… di InDesign, setiap warna yang mau kita terapkan dalam object harus didefinisikan (terdaftar) dulu dalam Swatches. Kita nggak bisa misalnya mo ngasih warna suatu object dengan warna yang nggak terdaftar di Swatches. Jadi kita harus bikin dulu warna yang mau kita terapin itu.

1. Buka Swatches Window, caranya klik menu bar Window > Swatches.

2. Dari situ, klik segitiga biru > New Color Swatch, ato New Gradient Swatch untuk warna gradasi. Dalam gradasi, ada 2 macem, linear sama radial.

3. Pada kotak dialog New Color Swatch, bisa kita pilih Name With Color Value supaya lebih praktis dalam penamaan warna. Karena warna yang kita bikin adalah warna untuk dicetak maka

pada Color Mode kita pilih CMYK (warna tinta). Kita bisa atur warnanya dengan menggeser slider-slider yang ada, ato langsung mengisikan nilai warna yang kita inginkan.

4. Pada kotak dialog New Gradient Swatch, caranya agak sedikit beda, namanya kita tentukan sendiri. Terus untuk mengatur warna pada ujung-ujung gradasi, kita klik dulu slider Gradient Ramp dulu. Lebih jelasnya lihat gambar.

5. Untuk mengubah warna yang udah dibuat, klik segitiga biru > Swatch Option.

Selaen Swatches ada beberapa window lagi yang bisa kita manfaatin buat ngatur warna, diantaranya: Gradient, Color, dan Transparency. Gradient Window (Window > Gradient) bisa kita gunain untuk mengubah settingan warna gradient yang telah dibuat. Misalnya kita bisa ngebalik posisi warna dengan nge-klik Reverse. Kita bisa juga ngubah gradient dari lenear ke radial, ato sebaliknya. Dan yang paling penting, kita bisa mengubah posisi sudut gradasi (khusus buat linear).

Color window (menu bar Window > Color) kebalikannya, ini merupakan settingan dari warna solid. Kita bisa bikin warna yang udah ada tadi menjadi muda (menuju ke putih), bisa buat ngatur warna stroke (garis tepi). Bisa juga buat ganti warna. Caranya klik segitiga biru > CMYK. Color juga merupakan settingan untuk warna text. Kita bisa mewarnai text-nya, bisa juga ngewarnain frame-nya. Color juga bisa kita gunakan untuk bikin warna baru berdasarkan warna sebelumnya. Caranya dari segitiga biru, klik Add to Swatches. Silahkan dicoba-sendiri biar lebih jelas.

Nah, sekarang Tranparency Window. Gunanya ialah buat bikin suatu object menjadi transparan (tembus pandang) terhadap bekgronnya. Caranya dari menu bar Window > Transparency.

Kemudian pada kotak isian Opacity, bisa kita isi dengan prosentase ke-transparan-an yang diinginkan.

Menata kata, bermain tulisan

Tiba saatnya untuk mulai me-layout halaman. Dalam majalah kri-man, secara umum layout terbagi menjadi layout 1 kolom dan 2 kolom. Bila kita punya teks yang cenderung menyisakan lebih banyak ruang, maka gunakan 1 kolom. Layout 1 kolom menghasilkan kesan bacaan yang ringan. Jika butuh bahasan yang padat, maka gunakan 2 kolom karena dapat menghemat halaman juga. Kalo nggak percaya buktiin aja sendiri!

1. Untuk mulai membuat layout, klik text tool (T) diikuti dengan drag n drop mengikuti margin untuk membuat text frame-nya (perasaan udah pernah deh?!). Sisakan bagian untuk judulnya.

2. Isikan tulisan pada text frame yang udah dibuat.

3. Kalo 1 halaman aja nggak cukup, klik tanda ples [+] yang ada di pojok kanan bawah text frame. Terus drag n drop mengikuti margin di halaman selanjutnya.

4. Sekarang kita bikin kolomnya. Kita bisa bikin kolom secara manual ato automatic, tapi kalo gue nggak bikin manual kecuali terpaksa banget. Kalo manual kita bisa bikin lebih leluasa, tapi rada ribet. Kalo otomatis, kita bisa bikin lebih rapi, tapi kalo mau bikin layout yang aneh-aneh

klik lagi di atasnya frame yang satunya lagi (kotak yang adalah kebalikannya). Terus kita

isi deh tuh, ama tulisannya.

5. Kalo bikin yang otomatis, kita select dulu (klik 1 kali) text frame yang isinya tulisan panjang.

terus dari properties cari yang bentuknya begini terus ganti angka 1 jadi 2 ato klik yang

tandanya panah ke atas. Udah, gitu doank!

6. Langkah selanjutnya tulisan tadi kita kasih paragraf style + character style biar keliatan rapi n cakep.

Bermain dengan gambar

Hampa rasanya bisa suatu tulisan di majalah nggak ada gambarnya, ya nggak?! Nah, maka dari itu, pembahasan kali ini akan ngebahas tentang cara masukin gambar dari suatu file.

Sebelum melangkah lebih jauh, perlu gue tekankan tentang gambar di InDesign. Di InDesign, gambar yang kita masukkan statusnya merupakan gambar yang “diletakkan”, bukan diimport. Diletakkan disini maksudnya gini. Kalo kita bekerja pake CorelDRAW, maka gambar yang kita masukkan akan masuk ke dalam file CorelDRAW-nya (.cdr). Sedangkan di InDesign, gambar yang kita masukkan tidak “masuk” ke dalam file InDesign-nya (.idd), melainkan hanya preview-nya. Jadi apapun yang kita lakukan sama file gambar aslinya akan berpengaruh sama preview-nya di IDD (InDesign Document). Misalnya file gambar aslinya kita hapus ato kita pindah, maka gambar

Dalam dokumen Contoh Makalah Tutorial Corel Draw X5 (Halaman 33-57)

Dokumen terkait