• Tidak ada hasil yang ditemukan

Faktor Yang Mempengaruhi Mekanisme Pengawalan Kepolisian Terhadap Aksi Demonstrasi Kabupeten Pohuwato

2. Pelibatan Satuan

4.4. Faktor Yang Mempengaruhi Mekanisme Pengawalan Kepolisian Terhadap Aksi Demonstrasi Kabupeten Pohuwato

4.5.1 Struktur Hukum

Struktur hukum mencakup wadah ataupun bentuk dari sistem tersebut yang umpannya mencakup lembaga-lembaga hukum formal, hubungan antara

lembaga-lembaga hukum tersebut, hak-hak dan kewajiban-kewajibannya.17

Komponen struktur yaitu kelembagaan yang diciptakan oleh sistem hukum itu dengan berbagai macam fungsi dalam rangka mendukung bekerjanya sistem tersebut. Komponen ini dimungkinkan untuk melihat bagaimana sistem hukum itu memberikan pelayanan terhadap penggarapan bahan-bahan hukum secara teratur.

Menurut Abdul Irsak (Ketua KPMIP-G) “Bahwa kepolisian dalam pengawalan aksi demonstrasi belum maksimal, serta baik-buruknya hukum tergantung oleh perilaku hukum penegakan hukum yang terdapat dalam strukturan

kelembagaan hukum tersebut”.18

Menurut Lawrence M. Friedman struktur hukum yaitu yang berkaitan dengan bentuk atau format yang mencakup unsur-unsur kelxembagaan, pembentukan, penegakan, pelayanan, pengelolaan, peradilan, kepolisian, administrasi yang mengelola pembentukan atau pemberian pelayanan hukum dan sebagainnya. Dan hukum memiliki elemen pertama dari sistem hukum adalah

struktur hukum, tatanan kelembagaan, dan kinerja lembaga.19

17

Soerjono Soekanto. 2011. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penegakkan Hukum. Jakarta: Rajawali Pers. Hlm 59.

18

Wawancara Abdul Irsak (Ketua KPMIP-G). Pada hari Rabu tanggal 10 april 2013.

19 Abd muhaimin Doholio. 2011. Implementasi Pasal 3 Peraturan Bupati No 9 Tahun 2010 tentang Tugas dan Fungsi Kantor Polisi Pamong Praja Dalam Rangka Penegakan Perda Dikecamatan lemito Kabupaten Pohuwato. Gorontalo: Universitas Icsan Gorontalo.hlm 70.

82

4.5.2 Substansi Hukum

Substansi hukum mencakup isi norma-norma hukum beserta

perumusannya maupun cara untuk menegakannya yang berlaku bagi pelaksana

hukum maupun pencari keadilan.20

Menurut Yopin Polutu (Sekjen BEM Unisan) “ Bahwa yang sangat mempengaruhi dalam proses pengawalan kepolisian dalam aksi demonstrasi adalah substansi hukum karena dalam proses penerapan hukum tidak sesuai dengan dilapangan khususnya dalam dalam pengawasan aksi demonstrasi, jadi substansi hukum harus ada pembenahan, penguatan moral, etika terkait penegakan

hukum”.21

Menurut Lawrence M. Friedman yang dimaksud dengan substansi hukum adalah aturan, norma, dan pola prilaku nyata manusia yang berada dalam sistem itu. Substansi juga berarti produk yang dihasilakan oleh orang yang berada didalam sistem hukum itu, mencakup keputusan yang mereka keluarkan, atauran baru yang mereka susun. Substansi juga mencakup living law (hukum yang hidup), dan bukan hanya atauran yang ada dalam kitab Undang- Undang atau law

in books.22

Atas dasar uraian dapat disimpulkan bahwa gangguan ataupun faktor yang mempengaruhi dalam penegakan hukum khususnya dalam pengawalan kepolisian

19

Soerjono Soekanto. 2011. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penegakkan Hukum. Jakarta: Rajawali Pers. Hlm 59-60.

20 Soerjono Soekanto. 2011. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penegakkan Hukum. Jakarta: Rajawali Pers. Hlm 59.

21 Wawancara Yopin Polutu (Sekjen BEM Unisan). Pada hari Rabu tanggal 10 april 2013.

22

Abd muhaimin Doholio. 2011. Implementasi Pasal 3 Peraturan Bupati No 9 Tahun 2010 tentang Tugas dan Fungsi Kantor Polisi Pamong Praja Dalam Rangka Penegakan Perda Dikecamatan lemito Kabupaten Pohuwato. Gorontalo: Universitas Icsan Gorontalo.hlm 72.

83 terhadap aksi demonstrasi akan terjadi apabila ada ketidakserasian antara tritunggal yaitu nilai, kaidah, dan pola prilaku. Gangguan tersebut terjadi apabila terjadi ketidakserasian antara nilai-nilai yang berpasangan, yang menjelma didalam kaidah-kaidah yang bersimpang siur, dan pola prilaku yang tidak terarah

yang mengganggu kedamaian pergaulan hidup.23

4.5.3 Budaya Hukum

Kultur atau kebudayaan hukum pada dasarnya mencakup nilai-nilai yang mendasari hukum yang berlaku, nilai-nilai yang merupakan konsepsi-konsepsi abstrak mengenai apa yang dianggap baik (sehingga dianuti) dan apa yang dianggap buruk (sehingga dihindari). Nilai-nilai tersebut, lazimnnya merupakan

pasangan nilai-nilai yang mencerminkan dua keadaan ekstrim yang diserasikan.24

Penegakkan hukum berasal dari masyrakat, dan bertujuan untuk mencapai kedamaian didalam masyarakat. Oleh karena itu, dipandang dari sudut tertentu, maka masyarakat dapat mempengaruhi penegakan hukum tersebut.

Menurut Pardiyanto Mohi (Presiden BEM Unisan), mengatakan “ Bahwa budaya hukum masyarakat masih sangat jauh dari yang diharapkan, masyarakat pada umumnya tidak begitu tertarik dengan program yang dilakukan oleh kepolisian. Hal ini sangat disayangkan mengingat bahwa keterlibatan masyarakat dalam program pemerintah seperti sosialisasi oleh kepolisian ini sangat penting

bagi masyarakat itu sendiri”.25

23

Ibid.

24

Soerjono Soekanto. 2011. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penegakkan Hukum. Jakarta: Rajawali Pers. Hlm 59-60.

84 Jadi bukan hanya budaya hukum masyarakat yang berpengaruh terhadap penegakan suatu aturan tetapi juga budaya hukum dari para penegak hukum juga sangat berpengaruh. Artinya harus ada keseimbangan dan kerja sama antara masyarakat dan para pembuat aturan.

Dalam kaitannya dengan hasil wawancara menunjukan bahwa faktor budaya hukum merupakan salah satu faktor yang sangat berpengaruh terhadap mekanisme pengawalan kepolisian terhadap aksi demonstrasi. Karena kultur atau budaya hukum inilah yang berfungsi sebagai jembatan yang menghubungkan antara peraturan dengan tingkah laku seluruh warga masyarakat.

Soerjono Soekanto mengatakan budaya hukum adalah bagian atau sub sistem dari sistem hukum, yang berhubungan dengan gagasan, sikap, kepercayaan, harapan-harapan, maupun pandangan-pandangan tentang hukum yang berisikan pada nilai-nilai. Nilai-nilai hukum merupakan konsepsi abstrak tentang suatu yang dianggap baik atau buruk menjadi dasar hukum yang berbeda-beda satu sama lainnya. Konsepsi nilai masing-masing golongan dapat menimbulkan gejala negatif dalam proses hukum yang pada akhirnya menyebabkan hukum tidak efektif atau tidak tercapai tujuannya.

Jadi substansi hukum berbicara tentang isi daripada ketentuan-ketentuan tertulis dari hukum itu sendiri. Unsur kedua adalah “aparatur hukum” adalah perangkat berupa sistem tata kerja dan pelaksana daripada apa yang diatur dalam substansi hukum tadi. Sedangkan unsur yang terakhir adalah “budaya hukum” yang menjadi pelengkap untuk mendorong terwujudnya “kepastian hukum” adalah bagaiman budaya hukum masyarakat atas ketentuan hukum dan aparatur

85 hukumnya. Unsur budaya hukum ini juga tidak kalah pentingnya dari kedua unsur diatas , karena tegaknya peraturan-peraturan hukum akan sangat bergantung kepada “budaya hukum” budaya hukum masyarakat tergantung kepada budaya hukum.

Dokumen terkait