• Tidak ada hasil yang ditemukan

Faktor Cuaca yang Mempengaruhi Pendapatan Nelayan .1 Persepsi Nelayan Mengenai Perubahan Cuaca .1 Persepsi Nelayan Mengenai Perubahan Cuaca

yang didaratkan sebesar 0,49197 berarti peningkatan jumlah ikan yang didaratkan sebesar 100% akan meningkatkan pendapatan nelayan sebesar 49,2%. Koefisien jumlah ikan yang didaratkan yang kurang dari 1 menunjukan jumlah ikan yang didaratkan inelastis terhadap pendapatan nelayan. Artinya respon pendapatan nelayan terhadap jumlah ikan yang didaratkan sangat kecil. Data jumlah ikan yang didaratkan didekati dari data jumlah ikan yang didaratkan di TPI Muara Angke tahun 2005-2009.

6.3 Faktor Cuaca yang Mempengaruhi Pendapatan Nelayan 6.3.1 Persepsi Nelayan Mengenai Perubahan Cuaca

Penduduk Pulau Untung Jawa yang mayoritas nelayan sangat menggantungkan penghidupannya dengan keadaan alam yang seringkali tidak menentu. Bahkan beberapa tahun belakangan ini kondisi alam semakin tidak terduga. Peningkatan suhu udara merupakan salah satu indikasi terjadinya perubahan cuaca. Grafik persepsi responden mengenai perubahan suhu udara tersaji pada Gambar 9.

Sumber : Data primer, diolah (2011)

66 Sebagian besar nelayan, yaitu sebanyak 64,41% nelayan berpendapat suhu udara mengalami peningkatan dalam kurun waktu lima tahun terakhir. Peningkatan suhu udara berarti suhu yang lebih panas, dan tidak terjadi hujan. Suhu udara yang lebih panas menyebabkan nelayan melaut lebih sering karena tidak terganggu oleh hujan.

Selain suhu udara, variabel lain adalah curah hujan. Sama halnya seperti suhu udara, curah hujan juga dirasakan nelayan mengalami perubahan dalam lima tahun terakhir. Persepsi nelayan mengenai perubahan curah hujan disajikan pada Gambar 10.

Sumber : Data Primer, diolah (2011)

Gambar 10. Persepsi Responden Mengenai Curah Hujan

Sebanyak 59,32% responden merasakan curah hujan meningkat selama lima tahun terakhir. Mayoritas responden berpendapat bahwa curah hujan meningkat selama lima tahun belakangan. Akibat dari peningkatan curah hujan ini adalah jumlah hari melaut bagi nelayan pinggir di Pulau Untung Jawa menjadi berkurang. Ketika terjadi hujan lebat, nelayan lebih memilih untuk tidak melaut. Akibatnya pendapatan nelayan berkurang karena tidak lagi sering melaut.

67 Selain suhu udara, dan curah hujan, tinggi gelombang juga dirasa berpengaruh terhadap hasil tangkapan nelayan. Jika gelombang sedang tinggi berakibat pada baik nelayan pinggir maupun nelayan tengah di Pulau Untung Jawa enggan pergi melaut. Ini mengakibatkan jumlah hari melaut menjadi berkurang dan hasil tangkapan nelayan juga berkurang. Gambar 11 menunjukkan persepsi nelayan mengenai perubahan tinggi gelombang.

Sumber : Data Primer, diolah (2011)

Gambar 11. Persepsi Responden Mengenai Tinggi Gelombang

Pendapat responden mengenai tinggi gelombang yang terjadi di laut sekitar Pulau Untung Jawa mayoritas mengatakan terjadi peningkatan tinggi gelombang selama lima tahun terakhir. Sebanyak 84,75% responden mengatakan tinggi gelombang meningkat, tidak ada reponden yang berpendapat bahwa tinggi gelombang menurun, satu orang responden berpendapat tinggi gelombang tetap, dan delapan responden tidak tahu apakah terjadi perubahan tinggi gelombang selama lima tahun terakhir.

Variabel cuaca terakhir yang dirasa mempengaruhi nelayan adalah jumlah hari hujan. Jumlah hari hujan menentukan seberapa sering hujan terjadi setiap

68 tahunnya. Gambar 12 menunjukkan persepsi nelayan mengenai jumlah hari hujan selama lima tahun terakhir.

Sumber : Data Primer, diolah (2011)

Gambar 12. Persepsi Responden Mengenai Jumlah Hari Hujan

Sebanyak 71,19% responden menagtakan jumlah hari hujan meningkat selam lima tahun terakhir, 10,17% responden berpendapat jumlah hari hujan berkurang. Semakin bertambahnya jumlah hari hujan berarti hujan yang turun semakin sering dan menyebabkan nelayan tidak dapat melaut. Jumlah hari melaut yang berkurang berpengaruh terhadap pendapatan nelayan. Semakin jarang nelayan melaut, maka hasil tangkapan dan pendapatan nelayan ikut berkurang. 6.3.2 Analisis Regresi Pengaruh Perubahan Cuaca Terhadap Pendapatan

Nelayan

Analisis regresi berganda tidak hanya dilakukan untuk melihat pengaruh faktor sosial ekonomi terhadap pendapatan nelayan, tapi juga dilakukan untuk melihat pengaruh faktor cuaca terhadap pendapatan nelayan. Perbedaan regresi yang dilakukan hanya pada jenis data yang dianalisis. Untuk variabel perubahan

69 cuaca digunakan data time series (data deret waktu) selama lima tahun dari tahun 2005 hingga tahun 2009.

Pada analisis regresi berganda ini variabel pendapatan nelayan merupakan variabel tidak bebas (dependent) dan variabel cuaca yaitu suhu udara, curah hujan, tinggi gelombang, dan jumlah hari hujan sebagai variabel bebas (independent). Pengolahan data time series yang dilakukan terhadap variabel pendapatan nelayan dan variabel cuaca menghasilkan model fungsi produksi sama dengan fungsi produksi untuk variabel sosial ekonomi.

Model yang dipilih adalah model yang terbaik yaitu model yang tidak mengikiutsertakan variabel tinggi gelombang pada analisisnya. Hal ini dikarenakan telah dilakukan berbagai analisis dan perhitungan untuk berbagai model dan hasilnya menunjukkan model tanpa variabel tinggi gelombang merupakan model yang terbaik. Model regresi tersebut memiliki Adjusted R Square sebesar 0,979 yang berarti variabel harga ikan, harga BBM, suhu udara, curah hujan, jumlah hari hujan, tinggi gelombang mampu menjelaskan 97,9% terhadap variabel pendapatan nelayan dan sisanya dijelaskan oleh variabel lain yang tidak dimasukkan ke dalam model.

Uji Bersama (Uji F) yang dilakukan terhadap model menghasilkan nilai F hitung sebesar 306,61 serta nilai signifikansi untuk Uji F sebesar 0,000 pada taraf nyata 10%. Hal ini berarti variabel independent secara bersama-sama mempengaruhi variabel dependent secara signifikan. Uji individual (Uji T) yang dilakukan terhadap masing-masing variabel pada model diperoleh hasil yang signifikan untuk empat variabel yaitu harga ikan, harga solar, jumlah ikan yang

70 didaratkan, dan curah hujan. Sementara untuk variabel suhu udara dan jumlah hari hujan menunjukan hasil yang tidak signifikan.

Variabel cuaca yang berpengaruh secara signifikan terhadap pendapatan nelayan adalah curah hujan yang memiliki nilai t hitung sebsar -2,05 dengan P value sebesar 0,047. Variabel ini berpengaruh secara signifikan pada taraf nyata 10%. Koefisien untuk variabel curah hujan adalah -0,05055 berarti peningkatan curah hujan sebesar 100% akan menurunkan pendapatan nelayan sebesar 5,055%. Koefisien curah hujan yang kurang dari 1 menunjukan bahwa curah hujan inelastis terhadap pendapatan nelayan. Artinya curah hujan memiliki respon yang sangat kecil terhadap pendapatan nelayan.

Dokumen terkait