• Tidak ada hasil yang ditemukan

Memperkuat Kerjasama Pertahanan dengan

Dalam dokumen Diplomasi Jepang dan Amerika Serikat dal (Halaman 118-150)

BAB IV KEPENTINGAN JEPANG MENINGKATKAN DIPLOMAS

E. Memperkuat Kerjasama Pertahanan dengan

Diplomasi Jepang dan Amerika Serikat dalam merespon peningkatan anggaran militer Tiongkok periode 2006-2010 juga dapat memperkuat kerjasama pertahanan kedua negara. Kerjasama pertahanan ini sangat dibutuhkan oleh kedua

negara untuk menghadapi segala bentuk tantangan di masa yang akan datang. Jika perspektif liberalisme melihat bahwa kerjasama merupakan suatu cara yang diambil negara untuk menciptakan kondisi yang harmonis dengan negara lain, maka perspektif realisme melihat bahwa kerjasama merupakan suatu cara yang diambil negara untuk memperjuangkan kepentingan nasionalnya. Sehingga kerjasama pertahanan Jepang dan Amerika Serikat hanyalah merupakan sebuah instrumen untuk memenuhi kepentingan nasional kedua negara, dimana kepentingan Jepang adalah keamanan, dan kepentingan Amerika Serikat adalah hegemoni.

Jepang merupakan negara yang sangat membutuhkan kerjasama pertahanan dengan Amerika Serikat. Hal ini disebabkan karena sejak berakhirnya Perang Dunia II, Jepang harus membatasi kekuatan militernya. Pembatasan kekuatan militer Jepang ini diatur dalam Pasal 9 Konstitusi Jepang. Dengan demikian, maka di saat negara-negara di dunia saling berlomba-lomba meningkatkan kemampuan militernya, Jepang hanya boleh menggunakan kurang dari 1% PDB-nya untuk anggaran militer. Sehingga di masa yang akan datang, tantangan dan tekanan yang dihadapi Jepang akan semakin besar, karena di masa yang akan datang akan semakin banyak bermunculan negara-negara yang memiliki kekuatan militer yang besar. Hal ini disebabkan karena berdasarkan data dari World Bank, pertumbuhan ekonomi dunia sejak tahun 2005 selalu mengalami peningkatan.227 Kemudian menurut R. P. Smith, peningkatan anggaran militer suatu negara ditentukan oleh

227 The World Bank Data: GDP (Current US$). Op.cit. Diakses pada 11 April 2015. Pukul 21.36 WIB.

pertumbuhan ekonomi domestik negara tersebut.228 Dengan demikian maka semakin meningkatnya pertumbuhan ekonomi dunia akan berdampak pada semakin meningkatnya kemampuan militer negara-negara di dunia.

Oleh karena itu, Jepang merupakan pihak yang merasa terancam terhadap perkembangan dinamika politik dunia di masa yang akan datang. Perdana Menteri Shinzo Abe, yang telah memerintah Jepang periode 2006-2007, merupakan pihak yang menyadari akan pentingnya kekuatan militer, agar Jepang siap menghadapi segala bentuk ancaman di masa yang akan datang. Sehingga Perdana Menteri Shinzo Abe sering mengemukakan rencananya untuk melakukan amandemen terhadap Pasal 9 Konstitusi Jepang. Namun hal ini belum berhasil direalisasikan karena masih banyak polemik yang muncul terhadap rencana tersebut. Sehingga upaya yang dilakukan Jepang untuk menghadapi segala bentuk ancaman di masa yang akan datang adalah dengan meningkatkan kerjasama pertahanannya dengan Amerika Serikat. Sebagai “Payung Pertahanan” Jepang sejak berakhirnya Perang Dunia II, Amerika Serikat diharapkan dapat menjadi benteng kokoh yang akan melindungi Jepang dari segala bentuk ancaman dan serangan dari luar.

Sedangkan Amerika Serikat juga merupakan pihak yang merasa perlu meningkatkan kerjasama pertahanannya dengan Jepang. Hal ini disebabkan karena kerjasama pertahanan dengan Jepang dapat melindungi hegemoni Amerika Serikat di kawasan Asia Timur dan mencegah lahirnya hegemoni dunia baru dari Timur. Berdasarkan dokumen Defense Planning Guidance (DPG) Pentagon tahun 1992, disebutkan bahwa tujuan strategis Amerika Serikat pasca Perang Dingin

adalah untuk mempertahankan hegemoninya.229 Di kawasan Asia Timur, negara yang memiliki potensi untuk menandingi hegemoni Amerika Serikat di masa yang akan datang adalah Tiongkok. Sebagai negara yang memiliki kekuatan ekonomi, pengaruh politik, kemampuan militer, jumlah penduduk, dan luas wilayah yang besar, maka Tiongkok menjadi negara yang paling berpotensi mengancam hagemoni Amerika Serikat di masa yang akan datang. Walaupun Korea Utara juga memiliki kekuatan militer yang patut diperhitungkan, serta keaktifannya dalam melakukan uji coba nuklir, namun dalam bidang ekonomi Korea Utara masih kurang baik. Sehingga ancaman terbesar Amerika Serikat di kawasan Asia Timur adalah ancaman dari Tiongkok. Dengan demikian maka peningkatan kerjasama pertahanan Jepang dan Amerika Serikat di Asia Timur dapat menyelamatkan hegemoni Amerika Serikat terhadap segala bentuk ancaman yang akan dihadapi di masa yang akan datang.

Peningkatan anggaran militer Tiongkok periode 2006-2010 merupakan sebuah momen yang tepat untuk memperkuat kerjasama pertahanan antara Jepang dan Amerika Serikat. Peristiwa tersebut dapat memperbaiki hubungan Jepang dan Amerika Serikat yang sempat merenggang karena pengalaman sejarah kedua negara yang buruk pada akhir Perang Dunia II. Hal ini disebabkan karena Jepang dan Amerika Serikat sebenarnya memiliki hubungan unik. Di satu sisi mereka merupakan sebuah aliansi, namun di sisi lain mereka mempunyai dendam sejarah

yang belum terselesaikan. Namun berdasarkan prinsip “There are no permanent

friend, no permanent enemy, only permanent interest”, maka hubungan Jepang

229 Title, Andrew E. 2008. The National Interest: The Road Ahead. Op.cit. Diakses pada 11 April 2015. Pukul 22.13 WIB.

dan Amerika Serikat lebih dilandasi oleh faktor kepentingan. Dengan demikian maka peningkatan anggaran militer Tiongkok dapat menjadi momen yang tepat untuk memperbaiki hubungan sentimental antara Jepang dan Amerika Serikat. Selain itu, dengan meningkatnya kerjasama pertahanan kedua negara, maka kesiapan kedua negara untuk menghadapi segala tantangan di masa yang akan datang juga akan meningkat.

Dalam sistem internasional yang anarki, dimana arena internasional merupakan clash of interest, tanpa adanya suatu rezim internasional yang menaungi interaksi antar negara, maka aliansi pertahanan merupakan solusi terbaik untuk menjaga hubungan baik antar negara. Aliansi pertahanan antara negara kuat dengan negara lemah akan membentuk suatu power yang dapat menandingi power-power lain yang ada. Dengan naungan dari negara kuat, maka keberlangsungan hidup negara-negara lemah dapat lebih terjamin. Sehingga negara lemah dapat memperoleh kepentingan nasionalnya tanpa adanya rasa takut dan ancaman dari negara-negara superior. Dengan demikian maka aliansi pertahanan Jepang dan Amerika Serikat merupakan solusi terbaik bagi kedua negara untuk menghadapi segala tantangan yang akan dihadapi di masa yang akan datang. Aliansi pertahanan ini dapat dianalisa menggunakan Structural Balance Theory (SBT) yang akan dijelaskan pada diagram di bawah ini.

Diagram 4.3

MODEL STRUCTURAL BALANCE THEORY (SBT)

Sumber: The Power of Structural Balance within Networks.230

Berdasarkan diagram di atas, maka Structural Balance Theory (SBT) merupakan sebuah teori yang menjelaskan bentuk seimbang dari aliansi suatu negara. Aliansi yang seimbang menurut teori ini ada empat. Pertama, apabila negara A beraliansi dengan negara B dan C, maka negara B dan C tidak bermusuhan. Kedua, apabila negara A beraliansi dengan negara B dan memusuhi negara C, maka negara B dan C bermusuhan, dan negara C merupakan mutual enemy bagi negara A dan B. Ketiga, apabila negara B beraliansi dengan negara C dan memusuhi negara A, maka negara C dan A bermusuhan, dan negara A merupakan mutual enemy bagi negara B dan C. Keempat, apabila negara A

230

Cornell University: The Power of Structural Balance within Networks. Diakses pada 12 April 2015. Pukul 03.39 WIB. (https://blogs.cornell.edu/info4220/2015/03/09/the-power-of-structural- balance-within-networks/).

beraliansi dengan negara C dan memusuhi negara B, maka negara C dan B bermusuhan, dan negara B merupakan mutual enemy bagi negara A dan C.

Peningkatan anggaran militer Tiongkok periode 2006-2010 tidak hanya mengancam keamanan Jepang, namun juga hegemoni Amerika Serikat. Sehingga aliansi Jepang dan Amerika Serikat terhadap Tiongkok merupakan aliansi yang seimbang, karena Tiongkok adalah mutual enemy bagi Jepang dan Amerika Serikat. Dengan demikian maka peningkatan diplomasi Jepang dan Amerika Serikat pada periode 2006-2010 dapat memperkuat kerjasama pertahanan kedua negara untuk menghadapi segala bentuk tantangan dan ancaman di masa yang akan datang.

107

KESIMPULAN

Tiongkok atau yang dikenal sebagai “Negara Tirai Bambu” merupakan

negara raksasa di Asia Timur yang memiliki potensi yang besar untuk menjadi sebuah negara hegemoni. Kekuatan ekonomi, kemampuan militer, pengaruh politik, jumlah penduduk, dan luas wilayah yang dimiliki Tiongkok membuat negara ini sering disebut sebagai ancaman terbesar Amerika Serikat. Selain itu, kemajuan Tiongkok dalam berbagai bidang ini juga menjadi ancaman terhadap keamanan dan stabilitas politik di Asia Timur. Sebagai kawasan yang sering mengalami gejolak dan hubungan antar negara yang kompleks, maka kebangkitan Tiongkok akan mengancam stabilitas keamanan negara-negara di kawasan ini. Negara di Asia Timur yang paling merasakan ancaman terhadap kebangkitan Tiongkok ini adalah Jepang.

Jepang atau yang dikenal sebagai “Negara Matahari Terbit” merupakan

negara kepulauan di Asia Timur yang memiliki hubungan sejarah yang buruk dengan Tiongkok. Hal ini diawali dengan pendudukan Jepang di Tiongkok tahun 1930-an, dan pelanggaran-pelanggaran kemanusiaan yang dilakukan Jepang terhadap penduduk dan prajurit Tiongkok pada masa itu.231 Kemudian Jepang merupakan negara yang harus membatasi kekuatan militernya, sebagai hukuman

231 The History Place Genocide in the 20th

Century: The Rape of Nanking 1937-1938. Op.cit. Diakses pada 12 April 2015. Pukul 14.05 WIB.

dari kejahatan perang yang dilakukannya pada akhir Perang Dunia II. Pembatasan kekuatan militer Jepang ini diatur dalam Pasal 9 Konstitusi Jepang, yang sudah diberlakukannya sejak tahun 1947.232 Sehingga Jepang hanya bisa fokus terhadap pertumbuhan ekonominya, dan hanya boleh menggunakan kurang dari 1% PDB- nya untuk anggaran militer.233 Aturan mengenai pembatasan kekuatan militer Jepang ini di satu sisi menguntungkan, karena Jepang bisa menjadi negara dengan kekuatan ekonomi terbesar di Asia dalam waktu kurang dari setengah abad, namun di sisi lain merugikan, karena Jepang tidak bisa meningkatkan kekuatan militernya di saat negara-negara lain di dunia terus meningkatkan kemampuan militernya. Sehingga salah satu upaya yang dilakukan Jepang untuk meningkatkan keamanan negaranya adalah dengan meningkatkan diplomasi dan aliansi pertahanannya dengan Amerika Serikat.

Amerika Serikat atau yang dikenal sebagai “Negara Paman Sam” merupakan

negara adidaya dunia di era kontemporer saat ini, dan merupakan aliansi pertahanan Jepang sejak berakhirnya Perang Dunia II. Amerika Serikat juga merupakan pihak yang paling merasa terancam terhadap kebangkitan Tiongkok. Kebangkitan Tiongkok dalam berbagai bidang menimbulkan kekhawatiran Amerika Serikat terhadap munculnya hegemoni dunia baru pasca Soviet. Hal ini disebabkan karena Tiongkok merupakan satu-satunya negara di dunia yang paling berpotensi untuk menjadi hegemoni. Dengan demikian maka Amerika Serikat akan melakukan berbagai macam upaya untuk menyelamatkan statusnya sebagai negara hegemoni tunggal dunia pasca Perang Dingin. Sehingga salah satu upaya

232 Roza, Rizki. Loc.cit.

yang dilakukan Amerika Serikat untuk membendung Kebangkitan Tiongkok (The Rise of China) adalah dengan meningkatkan diplomasinya dengan Jepang di kawasan Asia Timur.

Pada periode 2006-2010, Tiongkok mengalami peningkatan anggaran militer yang sangat besar. Jika pada periode sebelumnya peningkatan anggaran militer Tiongkok hanya berada pada kisaran 1 miliar hingga 3 miliar dolar AS, pada tahun 2006, peningkatan anggaran militer Tiongkok mencapai 5 miliar dolar AS. Kemudian tahun 2007, peningkatan anggaran militer Tiongkok mencapai 10 miliar dolar AS. Begitu pula tahun 2008 yang mencapai 12,2 miliar dolar AS, tahun 2009 yang mencapai 12,7 miliar dolar AS, dan tahun 2010 yang mencapai 14 miliar dolar AS.234 Angka tersebut memperlihatkan suatu peningkatan yang sangat besar terjadi di negara yang berada pada kondisi yang relatif damai dan tidak sedang terlibat perang. Oleh karena itu, periode 2006-2010 merupakan periode dimana terjadinya ancaman yang besar terhadap stabilitas keamanan Jepang dan ancaman terhadap hegemoni dari Amerika Serikat. Sehingga pada periode tersebut, Jepang dan Amerika Serikat meningkatkan diplomasinya untuk merespon peningkatan anggaran militer Tiongkok dan meminimalisir segala bentuk ancaman dari Tiongkok.

Dalam menganalisa peningkatan anggaran militer Tiongkok periode 2006- 2010, maka kita tidak bisa lepas dari peran doktrin-doktrin militer Tiongkok di masa lalu. Doktrin militer merupakan landasan atau dasar-dasar dari penyusunan strategi militer. Doktrin militer yang paling berpengaruh bagi kemajuan militer

234 China Military and Armed Force: People’s Liberation Army. Op.cit. Diakses pada 12 April 2015. Pukul 14.32 WIB.

Tiongkok saat ini adalah doktrin dari Mao Zedong dan Deng Xiaoping. Pada masa perang, Mao Zedong memperkenalkan dua doktrin militer utamanya, yaitu

“People’s War” dan “Active Defense”.235 Doktrin militer “People’s War” adalah

sebuah doktrin yang menekankan pada pentingnya kuantitas daripada kualitas dalam militer.236 Sehingga yang terpenting dari sebuah kekuatan militer adalah banyaknya personil dan jumlah persenjataan yang dimiliki, bukan kualitasnya. Sedangkan doktrin militer “Active Defense” adalah sebuah doktrin yang menekankan pada pentingnya strategi militer yang defensif di suatu negara.237 Sehingga setiap negara harus memfokuskan kekuatan militernya pada perlindungan keamanan negara dan pencegahan ancaman dari luar.

Kemudian dalam menerapkan modernisasi militer di Tiongkok, Deng Xiaoping memperkenalkan sebuah doktrin militer baru yaitu “People’s War

Under Modern Condition”.238 Doktrin ini merupakan pengembangan dari doktrin

militer “People’s War” Mao Zedong dengan menambahkan konsep modernisasinya Deng Xiaoping. Dalam doktrin ini, Deng Xiaoping sepakat dengan Mao Zedong bahwa rakyat perlu dilibatkan dalam menjaga pertahanan dan keamanan negara. Akan tetapi, Deng Xiaoping tidak sependapat dengan anggapan bahwa kuantitas lebih penting daripada kualitas. Menurut Deng, dalam kekuatan militer yang terpenting adalah kualitas. Oleh karena itu diperlukan modernisasi besar-besaran pada persenjataan militer agar negara siap menghadapi

235 Karl, Rebecca E. Loc.cit. 236

Huang, Alexander Chieh-cheng. Loc.cit. 237

Chang, Amy. 2014. Warring State: China’s Cybersecurity Strategy. Op.cit. Diakses pada 12 April 2015. Pukul 14.44 WIB.

segala ancaman dari luar.239 Sehingga sejak dikeluarkan doktrin tersebut, Tiongkok mulai memperhatikan peningkatan pada anggaran militernya. Sejak saat itu anggaran militer Tiongkok perlahan-lahan mulai mengalami peningkatan hingga puncaknya terjadi pada periode 2006-2010.

Doktrin militer Tiongkok lain yang juga berkontribusi bagi kemajuan militerisme di Tiongkok antara lain doktrin milter “Limited War Under High

Technology Condition” yang diterapkan sejak berakhirnya Perang Dingin tahun

1991, dan doktrin militer “Local War Under the Condition of

Informationalization” yang diterapkan sejak tahun 2004.240 Doktrin milter

“Limited War Under High Technology Condition” merupakan doktrin yang

menekankan pada pentingnya pengembangan teknologi tinggi dalam penyusunan strategi militer.241 Sedangkan doktrin militer “Local War Under the Condition of

Informationalization” merupakan doktrin yang menekankan pada pentingnya

pengembangan teknologi informasi dalam kapabilitas militer suatu negara.242 Kedua doktrin tersebut merupakan pengembangan dari doktrin modernisasi militernya Deng Xiaoping.

Kemudian selain doktrin militer, faktor yang mempengaruhi peningkatan anggaran militer Tiongkok periode 2006-2010 adalah pertumbuhan ekonomi domestik Tiongkok dan ancaman dari eksternal.243 Pada periode 2006-2010, PDB Tiongkok juga mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Jika pada periode sebelumnya peningkatan PDB Tiongkok hanya berada pada kisaran 0,1 triliun

239 Ibid. 240 Alfisyahrianti. Loc.cit. 241 Ibid. 242 Ibid.

hingga 0,3 triliun dolar AS, pada tahun 2006, peningkatan PDB Tiongkok mencapai 0,4 triliun dolar AS. Kemudian tahun 2007, peningkatan anggaran militer Tiongkok mencapai 0,7 triliun dolar AS. Begitu pula tahun 2008 yang mencapai 1,0 triliun dolar AS, tahun 2009 yang mencapai 0,4 triliun dolar AS, dan tahun 2010 yang mencapai 0,9 triliun dolar AS.244 Berdasarkan hal itu maka dapat dikatakan bahwa peningkatan anggaran militer Tiongkok periode 2006- 2010 sangat dipengaruhi oleh pertumbuhan ekonomi domestik Tiongkok pada periode tersebut.

Sedangkan ancaman eksternal yang menyebabkan terjadinya peningkatan anggaran militer Tiongkok periode 2006-2010 antara lain berasal dari Jepang dan kedekatan aliansi antara Jepang dan Amerika Serikat. Konflik maritim yang terjadi antara Jepang dengan Tiongkok membuat Tiongkok memutuskan untuk meningkatkan power-nya, berupa peningkatan anggaran militer, yang digunakan sebagai sebuah alat tawar (bargaining power). Kemudian kedekatan aliansi Jepang dengan Amerika Serikat juga mengancam posisi Tiongkok di kawasan Asia Timur. Hubungan Tiongkok dengan Amerika Serikat sebenarnya tidak terlalu baik. Hal ini disebabkan karena latar belakang ideologi kedua negara berbeda, dimana Tiongkok menerapkan ideologi komunisme, sedangkan Amerika Serikat menerapkan ideologi liberalisme. Walaupun hubungan kedua negara sempat membaik sejak Diplomasi Ping-pong tahun 1971, namun saat ini keduanya kembali terlibat persaingan dalam penyebaran pengaruh dan dominasi

244 The World Bank Data: GDP (Current US$). Diakses pada 19 Maret 2015. Pukul 17.51 WIB. Op.cit. Diakses pada 12 April 2015. Pukul 17.16 WIB.

di dunia.245 Selain itu, Tiongkok juga merupakan negara yang berada di kawasan yang rentan konflik. Hal ini disebabkan karena Tiongkok berbatasan dengan 14 negara, dimana 7 negara berbatasan dalam wilayah maritim. Negara yang berbatasan secara langsung dengan Tiongkok antara lain Rusia, India, Nepal, Vietnam, Filipina, Korea, Brunei Darussalam, dan Jepang.246 Dengan demikian maka ancaman eksternal yang dihadapi Tiongkok membuat negara ini memutuskan untuk meningkatkan anggaran militernya pada periode 2006-2010.

Dalam merespon peningkatan anggaran militer Tiongkok periode 2006-2010, Jepang meningkatkan diplomasinya dengan Amerika Serikat. Hal ini dilakukan

karena Amerika Serikat merupakan “Payung Pertahanan” Jepang sejak Perjanjian

San Francisco tahun 1951.247 Diplomasi yang dilakukan Jepang dan Amerika Serikat antara lain adalah dengan melakukan pembelian senjata dan alutsista, yaitu rudal patriot tipe PAC-3 dan rudal pencegat SM-3, pada masa pemerintahan Perdana Menteri Shinzo Abe tahun 2006-2007.248 Kemudian pada tahun 2006, Jepang dan Amerika Serikat mengadakan pertemuan untuk membahas tentang penempatan dan penataan kembali pasukan Amerika Serikat di Jepang.249 Di tahun ini pula, Joint Statement of US-Japan Security Consultative Committee

menyebutkan bahwa JSDF harus dapat memainkan peran yang lebih nyata pada

245

Council on Foreign Relations: US Relations with China. Diakses pada 12 April 2015. Pukul 17.32 WIB. (http://www.cfr.org/china/us-relations-china-1949---present/p17698).

246 Purwanto, Adi Joko. Op.cit. hal 10. 247

Sartini. dan Saring Arianto. Loc.cit. 248

Erwinsyah, Aldrin. Op.cit. hal 36.

249 Ministry of Foreign Affairs of Japan: The Japan-US Security Arrangements. Op.cit. Diakses pada 12 April 2015. Pukul 17.46 WIB.

tingkat regional dan global, melalui peningkatan program pertahanan rudal, operasi keamanan maritim, operasi bantuan kemanusiaan, dan lain sebagainya.250

Pada tahun 2007, Jepang, Amerika Serikat, Tiongkok, Korea Utara, Korea Selatan, dan Rusia (Six Party Talks), menyepakati Initial Actions for the Implementation of the Joint Statement, yang merupakan kesepakatan untuk mendorong Tiongkok meningkatkan transparansi dalam anggaran militernya, menyadarkan Tiongkok untuk lebih berkontribusi dalam menciptakan keamanan regional dan global, membahas masalah denuklirisasi Korea Utara, serta membahas normalisasi hubungan antara Korea Utara, Amerika Serikat dan Jepang.251 Kemudian pada tahun 2008, Kementerian Pertahanan Jepang menyatakan bahwa Tiongkok perlu menyadari kecemasan yang dirasakan oleh masyarakat internasional akibat Beijing mengumumkan kenaikan 17,6% anggaran militernya tahun 2008, dan Tiongkok perlu meningkatkan transparansi terhadap peningkatan anggaran belanja militernya tersebut.252 Pada tahun ini pula untuk pertama kalinya pemerintah Jepang menyetujui penempatan kapal induk nuklir Amerika Serikat di wilayahnya.253

Kemudian pada awal tahun 2009, Jepang dan Amerika Serikat menandatangani perjanjian tentang pemindahan Korps Marinir Amerika Serikat dari Okinawa ke Guam, yang disebabkan karena adanya relokasi Pangkalan Udara

250

Ali, Alman Helvas. 2008. Forum Kajian Pertahanan dan Maritim: Peluang Kerjasama Angkatan Laut Indonesia-Jepang. Op.cit. Diakses pada 12 April 2015. Pukul 17.51 WIB.

251

Sinaga, Obsatar. Loc.cit. 252

Purwanto, Adi Joko. Op.cit. hal 11.

253 Radio Australia: Jepang Izinkan Penempatan Kapal Induk Nuklir Amerika Serikat. Op.cit. Diakses pada 12 April 2015. Pukul 18.12 WIB.

Militer.254 Selain itu di tahun ini pula Perdana Menteri Jepang Yukio Hatoyama bertemu dengan Presiden Amerika Serikat Barack Obama pada pertemuan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) kedua negara.255 Pertemuan ini membahas tentang peningkatan aliansi militer antara Jepang dan Amerika Serikat dalam rangka menjaga keamanan dan perdamaian di kawasan Asia Pasifik.256 Kemudian pada tahun 2010, Jepang dan Amerika Serikat melakukan latihan militer terbesar dalam sejarah Jepang.257 Latihan militer ini melibatkan 44 ribu personil militer, 60 kapal perang dan 400 pesawat udara dari kedua negara.258 Latihan ini bertujuan untuk memperkuat kesiapan Jepang dalam menghadapi segala bentuk serangan dari luar, dan juga untuk memperingati 50 tahun aliansi pertahanan Jepang- Amerika Serikat.

Diplomasi yang dilakukan oleh Jepang dan Amerika Serikat merupakan respon terhadap peningkatan anggaran militer Tiongkok yang sangat besar pada periode 2006-2010. Hal ini sebagaimana yang dicantumkan dalam National Defense Program Guide (NDPG) Jepang tahun 2005, dimana ancaman militer Tiongkok secara resmi dianggap sebagai prioritas bagi kebijakan keamanan pemerintah Jepang.259 Kemudian dalam rencana pertahanan Jepang 2005-2009 juga disebutkan bahwa Tiongkok merupakan ancaman yang serius bagi keamanan

254 Ministry of Foreign Affairs of Japan: The Japan-US Security Arrangements. Op.cit. Diakses pada 12 April 2015. Pukul 18.21 WIB.

255

BBC Indonesia: Amerika Serikat dan Jepang Pererat Hubungan. Op.cit. Diakses pada 12 April 2015. Pukul 20.39 WIB

256 Ibid. 257

Ridwan, Asril (ed). 2010. DW Dunia: Jepang dan AS Mulai Latihan Militer. Op.cit. Diakses pada 12 April 2015. Pukul 20.45 WIB.

258 Ibid.

dan kedaulatan wilayah Jepang.260 Selain itu, bagi Amerika Serikat Tiongkok juga merupakan ancaman. Dalam dokumen Defense Planning Guidance (DPG) Pentagon tahun 1992, disebutkan bahwa tujuan strategis Amerika Serikat pasca Perang Dingin adalah untuk mempertahankan hegemoninya.261 Kemudian

National Security Strategy of the United States tahun 2002 juga mengatakan bahwa Amerika Serikat akan berupaya mencegah negara lain membangun kemampuan militernya, untuk mencegah negara tersebut menyamai, atau bahkan melebihi, kekuatan dari Amerika Serikat.262 Dengan demikian maka diplomasi

Dalam dokumen Diplomasi Jepang dan Amerika Serikat dal (Halaman 118-150)

Dokumen terkait