• Tidak ada hasil yang ditemukan

MeMProMosiKan BUKU

Dalam dokumen Rahasia Menulis Kreatif_revisi (Halaman 168-174)

Problem yang sering diutarakan oleh penulis buku yang telah diterbitkan adalah penerbit tidak total da-lam mempromosikan bukunya. Penulis biasanya ber-kata, “Payah nih penerbit gue promosinya gitu-gitu aja” ada lagi yang bilang, “Padahal buku gue bagus. Sayang nggak laku agar-agara penerbitnya promonya salah.” Benarkah semuanya salah penerbit?

Satu hal yang kita harus tahu, di dalam sebuah penerbitan biasanya dalam setiap bulan terbit tiga sam-pai empat judul baru. Pada penerbit yang lebih besar, bisa mencapai hingga delapan judul terbit per bulan. Penerbit juga biasanya mempunyai karyawan promosi yang terbatas, ini berarti buku kamu hanya menda-patkan perhatian sebagian kecil saja. Maka, potensi buku kamu untuk dipromosikan secara maksimal juga menurun.

Maka, dalam kasus buku yang tidak laku, penerbit tidak sepenuhnya salah. Industri yang membuat me-reka susah untuk fokus mempromosikan 100% buku baru, terutama jika penulisnya belum punya nama. Nah, yang kita bisa lakukan sebagai penulis adalah

aktif mempromosikan buku kita dengan cara-cara kita sendiri.

Bagi saya sederhana saja:

Penulis yang baik adalah pemasar yang baik.

Dalam era modern sekarang ini, seorang penulis harus mempunyai kesadaran pemasaran yang baik juga. Mereka harus paham bagaimana cara mempro-mosikan bukunya melalui platform-platform yang mereka punya, baik online maupun offline.

Networking

Pertama-tama yang kamu harus lakukan adalah sok kenal sok deket dengan semua penulis yang kamu tahu. Dulu, ketika buku Kambingjantan pertama kali terbit, saya langsung meng-email Mas Adhitya Mulya meminta buku gue diulas di blognya. Waktu itu blog Mas Adhit sangat ramai, sehingga banyak yang mem-baca ulasannya dan akhirnya berpengaruh kepada penjualan awal buku saya.

Kadang kita takut untuk kenalan dengan penulis yang lebih dahulu terkenal daripada kita. Untuk saya, yang penting nggak tahu malu aja minta kenal dan

minta belajar dengan mereka. Kalau kita berani memu-lai, mana mungkin kita bisa ke mana-mana, ya kan?

Dengan masuk ke kelompok penulis, kamu akan mungkin untuk diajak ke acara-acara penulisan, yang pada akhirnya justru akan membuat kamu bertambah banyak kawan. Dengan semakin bertambah banyak kawan ini, maka kamu bisa meminta mereka untuk membantu mempromosikan buku kamu.

Kamu juga harus sok kenal dengan semua media yang kamu jumpai. Baik itu media kecil seperti media kampus ataupun media besar seperti televisi nasio-nal, usahakan untuk kenal dengan mereka. Catat no-mornya, dan pastikan kamu menjalin hubungan baik dengan mereka. Dalam hal promosi, semakin banyak temanmu, akan semakin besar kemungkinan kamu da-pat kesemda-patan promosi.

Dalam meminta endorsment atau blurb (itu lho, ko-mentar yang bagus-bagus soal buku kamu, biasanya di sampul) kamu juga harus pede aja minta ke public figure.­

Unique Selling Point

Ketika kamu menjadi penulis yang telah mener-bitkan buku, biasanya penerbit akan menjadwalkan kegiatan interview di radio atau televisi untuk dirimu.

Ini adalah kesempatan kamu untuk berbicara tentang kamu dan bukumu. Jadi jangan lewatkan kesempatan ini.

Jadi, apa yang harus kamu sampaikan dalam ke-giatan berpromosi seperti ini? Jawaban yang paling penting adalah adalah untuk menemukan “cerita” yang bisa kamu “jual” dulu. Coba lihat apa unique sell-ing point, atau cerita unik yang bisa kamu jual tentang diri kamu atau buku kamu sebagai nilai pemberitaan.

Pastikan cara kamu berpromosi mengundang hal unik yang punya nilai berita sehingga orang lain mau menyampaikannya secara suka rela. Cari hal yang baru, menarik, dan berbeda yang bisa kamu sampaikan kepada dunia.

Sebagai contoh, ketika saya membuat buku Kam-bingjantan, saya memakai cerita bahwa ini adalah blog pertama di Indonesia yang dijadikan buku. Cerita itu akan membuat orang penasaran, seperti apa sih blog yang bisa sampai diterbitkan. Dengan memakai cerita tersebut, maka saya mendapatkan nilai berita untuk media memberitakan. Ketika media memberitakan, maka lebih banyak orang yang tahu bahwa ada buku Kambingjantan. Lantas, ketika lebih banyak orang tahu tentang buku saya, akan lebih banyak orang yang akan membeli buku tersebut.

tiga Kata Magis

Setiap buku yang kamu tulis harus bisa dijelaskan dalam tiga kata. Tiga kata ini yang akan membuat cara kamu berpromosi akan semakin mudah. Sebagai con-toh, buku Marmut Merah Jambu adalah:

Dengan mengetahui tiga kata tersebut, maka yang saya akan bicarakan ke mana-mana adalah tentang tiga kata itu. Jika orang bertanya seperti apa buku Marmut Merah Jambu, maka saya akan bisa menjawab bahwa buku tersebut soal cinta, remaja, dan komedi.

Ketika saya mendesign perangkat promosinya seperti­poster,­atau­flyer­yang­berkaitan­dengan­buku­ tersebut, saya harus yakin bahwa gambarnya harus ses-uai dengan Cinta, Remaja, dan/atau Komedi. Jika tidak sesuai saya akan memintanya dibuat ulang.

Branding

Kamu juga harus memikirkan branding diri kamu sebagai seorang penulis. Branding adalah bagaimana

Marmut  Merah  Jambu  

Komedi   Cinta   Remaja  

orang-orang­mendefinisikan­diri­kamu.­Apakah­kamu­ penulis buku humor? Apakah buku kamu lucu? Apa-kah kamu konsisten dalam berkarya? Jawaban atas per-tanyaan tadi bisa jadi adalah hasil dari branding.

Salah satu hal yang kamu harus tahu: kamu tidak bisa mengontrol branding. Jika kamu ingin mem-brand-ing-kan diri menjadi orang yang pintar, lalu kamu nge-tweet hal yang pintar-pintar namun nggak asik me-nyampaikannya… bisa-bisa kamu malah di-branding-kan sebagai orang yang sok pintar oleh orang banyak. Kamu tidak bisa mengontrol brand kamu, orang lain yang menciptakannya melalui perbuatan-perbuatan yang kamu lakukan.

Namun, kamu bisa mempengaruhi branding kamu. Ini berarti kamu melakukan hal yang terus-menerus hingga kamu bisa punya branding atas sesuatu.

Branding adalah janji. Penulis yang sudah punya nama akan memberikan “janji” tersebut dalam karya-nya. Jika kamu mendengar nama Dewi Lestari menge-luarkan buku baru, maka “janji” yang diberikan oleh brand Dewi Lestari adalah buku yang cerdas, kom-pleks, dan menggugah isi kepala kita. Ketika kamu su-dah bisa punya brand yang kuat, maka buku apa pun yang nantinya akan lahir dari tanganmu sudah banyak yang berbondong-bondong mengantre untuk membeli.

MeneMBUs

Dalam dokumen Rahasia Menulis Kreatif_revisi (Halaman 168-174)

Dokumen terkait