• Tidak ada hasil yang ditemukan

mempunyai titik didih rendah dan tidak dapat menghantarkan arus listrik dalam bentuk

larutannya sehingga senyawa I merupakan senyawa yang memiliki ikatan kovalen nonpolar. senyawa II mempunyai titik didih tinggi dan dapat menghantarkan arus listrik dalam bentuk larutannya sehingga senyawa II merupakan senyawa yang memiliki ikatan ion. Senyawa III mempunyai titik didih rendah dan dapat menghantarkan arus listrik dalam bentuk larutannya sehingga senyawa III merupakan senyawa yang memiliki ikatan kovalen polar.

4. Jawaban: b

Ikatan hidrogen adalah ikatan yang terjadi antara atom H dalam suatu molekul dengan atom F, O, atau N dari molekul lain. Ikatan hidrogen merupakan ikatan yang terjadi antarmolekul. Berdasarkan ilustrasi tersebut, ikatan hidrogen ditunjukkan oleh nomor 2). Nomor 1), 3), 4), dan 5) merupakan ikatan kovalen tunggal.

5. Jawaban: d

Menurut hukum kekekalan massa, massa zat sebelum bereaksi = massa zat sesudah bereaksi. Dengan demikian penentuan perbandingan massa Fe dan massa S dapat menggunakan data percobaan 3). Berdasarkan data percobaan 3), perbandingan massa Fe : massa S = 14,0 : 8,0 = 7 : 4.

Berdasarkan harga massa atom relatifnya, perbandingan mol Fe : mol S dalam senyawa FeS sebagai berikut.

h h h hj hj

106 Latihan Ujian Nasional

Mol Fe : mol S = (1 × Ar Fe) : (1 × Ar S) = (1 × 56) : (1 × 32) = 56 : 32

= 7 : 4

Jadi, pada beberapa percobaan dalam tabel tersebut akan menghasilkan sisa sebagai berikut.

6. Jawaban: b

Volume gas CO2 = 20 L Volume campuran gas = 8 L Misal:

volume CH4 = x L volume C3H8= (8 – x)L

Perbandingan mol = perbandingan koefisien = perbandingan volume. Reaksi I CH4(g) + 2O2(g) → CO2(g) + 2H2O(g) x L 2x L x L 2x L Reaksi II C3H8(g) + 5O2(g) → 3CO2(g) + 4H2O(g) (8 – x) L 5(8 – x) L 3(8 – x) L 4(8 – x) L Volume gas CO2 = 20 L x L + 3(8 – x) L = 20 L x + 24 – 3x = 20 24 – 2x = 20 2x = 4 x = 2 Dengan demikian: Volume CH4 = 2 L % CH4 = Volume CH4 Volume campuran × 100% = 2 L8 L × 100% = 25% Volume C3H8 = (8 – x) = 8 – 2 = 6L % C3H8 = Volume C H3 8 Volume campuran × 100% = 6 L8 L × 100% = 75%

Jadi, persentase gas metana dan propana berturut-turut adalah 25% dan 75%.

7. Jawaban: c

Padatan kalsium karbonat (CaCO3) direaksikan dengan larutan asam klorida (HCl) menghasilkan larutan kalsium klorida (CaCl2), air (H2O), dan gas karbon dioksida (CO2). Persamaan reaksi belum setaranya sebagai berikut.

CaCO3(s) + HCl(aq) → CaCl2(aq) + H2O(A) + CO2(g)

Jika dimisalkan, persamaan reaksi menjadi: aCaCO3(s) + bHCl(aq) → cCaCl2(aq) + dH2O(A) + eCO2(g) Misal: a = 1 Ca: a = c 1 = c c = 1 C: a = e 1 = e e = 1 Cl: b = 2c b = 2(1) b = 2 H: b = 2d 2 = 2d 2d = 2 d = 1 O: 3a = d + 2e 3(1) = 1 + 2(1) 3 = 1 + 2 3 = 3

Jadi, persamaan reaksi setaranya sebagai berikut. CaCO3(s) + 2HCl(aq) → CaCl2(aq) + H2O(A) + CO2(g)

8. Jawaban: e

Larutan elektrolit kuat menghasilkan nyala lampu terang, terdapat banyak atau sedikit gelembung gas, serta memiliki α = 1 seperti larutan 3) dan 4). Larutan 1) dan 5) termasuk larutan elektrolit lemah. Larutan 1) menghasilkan nyala lampu redup, meng-hasilkan sedikit gelembung gas, serta memiliki 0 < α < 1 (α = 0,05), sedangkan larutan 5) tidak menyalakan lampu, memiliki 0 < α < 1 (α = 0,02), serta menghasilkan sedikit gelembung gas. Larutan 2) termasuk larutan nonelektrolit karena tidak menyalakan lampu, tidak menghasil-kan gelembung gas, dan memiliki α = 0.

9. Jawaban: c ρHCl = 1,08 g/mL % berat HCl = 17% Mr HCl = 36,5 V1 = 1 mL V2 = 1000 mL Sebelum diencerkan: M1= r %HCl 10 M HCl ρ × × = 1,08 17 10× × 36,5 = 5,03 M = 5 M Setelah diencerkan: M1 × V1= M2 × V2 5 × 1 = M2 × 1000 Massa Fe (gram) 5,6 11,0 14,0 18,2 Massa S (gram) 4,0 6,0 8,0 10,0 Massa FeS (gram) 0,8 gram S 0,5 gram Fe -0,7 gram Fe Massa FeS (gram) 8,8 16,5 22,0 27,5

107

Kimia Kelas XII

M2 = 5 1×

1.000 = 0,005 M [HCl] = 0,005 M

HCl(aq) → H+(aq) + Cl(aq)

0,005M 0,005M 0,005M pH = –log [H+] = –log (0,005) = –log (5 × 10–3) = 3 – log 5 10. Jawaban: a

Titrasi CH3COOH dengan NaOH merupakan titrasi asam lemah dengan basa kuat.

1) pH larutan sebelum dititrasi ditentukan oleh konsentrasi H+ dalam CH3COOH.

MCH 3COOH = 0,1 M Ka = 10–5 [H+] = Ka×MCH COOH3 = 105×0,1 = 10−6 = 10–3 M pH = –log [H+] = –log (10–3) = 3

pH sebelum dititrasi sebesar 3.

2) Sebelum mencapai titik ekuivalen, pH larutan cenderung tetap karena penambahan sedikit basa NaOH mengakibatkan terbentuknya penyangga asam.

3) Titik ekuivalen terjadi saat penambahan 25 mL NaOH. Larutan yang terjadi bersifat basa (pH > 7) karena mengandung garam CH3COONa yang bersifat basa.

4) Setelah melewati titik ekuivalen, pH larutan ditentukan oleh konsentrasi NaOH dan mengalami kenaikan.

Jadi, kurva titrasi CH3COOH 0,1 M dengan NaOH 0,1 M ditunjukkan oleh kurva a.

11. Jawaban: c

Larutan penyangga adalah campuran dari: 1) asam lemah dengan garamnya; 2) basa lemah dengan garamnya;

3) asam lemah dengan basa kuat dan jika direaksikan sisa asam lemah;

4) basa lemah dengan asam kuat dan jika direaksikan sisa basa lemah.

Adapun penjelasan untuk tiap-tiap campuran sebagai berikut.

1) Campuran NH4Cl dengan HI tidak dapat membentuk larutan penyangga karena merupakan campuran garam dan asam kuat. 2) Campuran KOH dengan HCl merupakan campuran basa kuat dengan asam kuat. Dengan demikian, campuran ini tidak dapat

membentuk larutan penyangga.

3) Campuran NH4OH dan NH4Cl merupakan campuran basa lemah dengan garamnya. Campuran ini dapat membentuk larutan penyangga (penyangga basa).

4) Campuran KOH dengan HCOOK merupakan campuran basa kuat dengan garamnya. Dengan demikian, campuran ini tidak dapat membentuk larutan penyangga.

5) Campuran NaOH dengan CH3COOH merupa-kan campuran basa kuat dengan asam lemah. Reaksi antara NaOH dengan CH3COOH dituliskan sebagai berikut.

CH3COOH(aq) + NaOH(aq) → CH3COONa(aq) + H2O(A)

VNaOH = 50 mL MNaOH = 0,1 M

nNaOH = MNaOH × VNaOH = 0,1 × 50 = 5 mmol VCH 3COOH= 50 mL MCH 3COOH= 0,1 M nCH 3COOH = MCH 3COOH × VHCl = 0,1 × 50 = 5 mmol CH3COOH(aq) + NaOH(aq) → CH3COONa(aq) + H2O(A)

m : 5 mmol 5 mmol -

-r : 5 mmol 5 mmol 5 mmol 5 mmol ––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––– +

s : - - 5 mmol 5 mmol

Oleh karena setelah direaksikan asam lemah habis bereaksi, maka campuran 50 mL NaOH 0,1 M dan 50 mL CH3COOH 0,1 M tidak dapat membentuk larutan penyangga.

12. Jawaban: e

Garam yang dapat membirukan kertas lakmus merah adalah garam yang bersifat basa. Garam yang bersifat basa terbentuk dari asam lemah dan basa kuat.

1) KI terbentuk dari basa kuat (KOH) dan asam kuat (HI) sehingga garam tersebut bersifat netral.

2) NH4Br terbentuk dari basa lemah (NH4OH) dan asam kuat (HBr) sehingga garam tersebut bersifat asam.

3) NaF terbentuk dari basa kuat (NaOH) dan asam lemah (HF) sehingga garam tersebut bersifat basa.

4) (NH4)2CO3 terbentuk dari basa lemah (NH4OH) dan asam lemah (H2CO3) sehingga garam tersebut dapat bersifat asam atau basa tergantung harga Ka dan Kb.

5) (HCOO)2Ca terbentuk dari basa kuat (Ca(OH)2) dan asam lemah (HCOOH) sehingga garam tersebut bersifat basa.

108 Latihan Ujian Nasional

Jadi, garam yang dapat membirukan kertas lakmus merah ditunjukkan oleh nomor 3) dan 5).

13. Jawaban: b pH = 10

pOH = 14 – pH = 14 – 10 = 4 pOH = –log [OH]

4 = –log [OH] [OH] = 10–4 M

Mg(OH)2(s) R Mg2+(aq) + 2OH(aq) 1

2 × 10–4 M 10–4 M Ksp = [Mg2+] [OH]2

= (12 × 10–4)(10–4)2

= 5 × 10–13

Jadi, harga hasil kali kelarutan Mg(OH)2 adalah 5 × 10–13.

14. Jawaban: d

Tekanan uap larutan dipengaruhi oleh jumlah mol zat terlarut nonvolatil. Semakin banyak mol zat terlarut nonvolatil, tekanan uap larutan semakin kecil. Berdasarkan diagram batang tersebut, larutan yang mempunyai tekanan uap larutan paling besar adalah larutan N. Sementara itu, larutan yang mempunyai tekanan uap larutan paling kecil adalah larutan O.

15. Jawaban: b

16. Jawaban: c

Senyawa yang digunakan sebagai bahan pem-buatan zat warna diazo adalah anilina, sedangkan senyawa yang digunakan sebagai parfum sabun adalah nitrobenzena. Fenol digunakan sebagai antiseptik. Asam salisilat digunakan sebagai zat antijamur dalam bentuk salep. Asam benzena sulfonat digunakan sebagai bahan pembuatan sakarin dan obat-obat sulfat.

17. Jawaban: e

Senyawa organik adalah senyawa mengandung unsur C, H, dan O. Adapun sifat-sifat senyawa organik sebagai berikut.

1) Kebanyakan berasal dari makhluk hidup dan beberapa dari hasil sintesis.

2) Reaksi berlangsung lambat.

3) Memiliki titik didih dan titik leleh rendah. 4) Pada umumnya tidak dapat menghantarkan

arus listrik.

5) Gas hasil pembakaran dapat mengeruhkan air kapur.

18. Jawaban: e

Pereaksi Fehling, Benedict, dan Tollens digunakan untuk menguji adanya gula pereduksi (karbohidrat kecuali sukrosa, amilum, dan selulosa). Sukrosa dan amilum tidak termasuk gula pereduksi sehingga tidak menghasilkan endapan merah bata saat diuji dengan pereaksi Fehling atau Benedict serta tidak menghasilkan cermin perak saat diuji dengan pereaksi Tollens. Sementara itu, maltosa bereaksi positif dengan pereaksi Benedict menghasilkan endapan merah bata. Uji Seliwanoff digunakan untuk membedakan glukosa dan fruktosa. Fruktosa bereaksi positif dengan pereaksi Seliwanoff menghasilkan warna merah, sedangkan glukosa tidak memberikan warna merah. Iodin digunakan untuk uji polisakarida (amilum, glikogen, dan dekstrin). Ketika diuji dengan iodin, amilum menghasilkan warna biru, glikogen menghasilkan warna merah kecokelatan, dan dekstrin meng-hasilkan warna merah anggur.

19. Di antara senyawa-senyawa berikut yang memiliki titik didih paling tinggi adalah . . . .

a. pentana b. 3-etilpentana c. 2-metilpentana d. 3-metilpentana e. 2,2-dimetil-3-etilpentana Jawaban: e

Semakin panjang rantai karbon (atom C semakin banyak) maka titik didihnya semakin tinggi. Jumlah atom C dalam tiap-tiap senyawa hidrokarbon pada soal sebagai berikut.

1) pentana → memiliki 5 atom C 2) 3-etilpentana → memiliki 7 atom C 3) 2-metilpentana → memiliki 6 atom C 4) 3-metilpentana → memiliki 6 atom C

5) 2,2-dimetil-3-etilpentana → memiliki 9 atom C Jadi, senyawa yang memiliki titik didih paling tinggi adalah 2,2-dimetil-3-etilpentana. Contoh Penerapan Sifat Koloid a. b. c. d. e. f.

Penggunaan tanah diatome pada proses pemutihan gula pasir.

Terjadinya warna biru di langit pada siang hari.

Pembentukan delta di daerah muara.

Sorot lampu proyektor di gedung bioskop.

Identifikasi jenazah melalui tes DNA.

Proses cuci darah bagi pen-derita gagal ginjal.

Adsorpsi Efek Tyndall Koagulasi Efek Tyndall Elektroforesis Dialisis

109

Kimia Kelas XII Rumus Struktur

dan Nama Senyawa Kegunaan

Desinfektan dalam karbol, peng-awet kayu, serta bahan baku obat-obatan dan zat warna. Fenol 1 2 3 4 5 6 7 20. Jawaban: b O H3C – CH – C – CH2 – CH – CH3 C2H5 CH3

Senyawa di atas termasuk alkanon dengan rantai induk heptanon (7 atom C). Penomoran dimulai dari sebelah kanan bawah sehingga cabang metil (–CH3) terletak pada atom C nomor 2 dan 5 serta O

gugus – C – pada nomor 4. Dengan demikian, nama senyawa tersebut adalah 2,5-dimetil-4-heptanon.

21. Jawaban: e

Reaksi pada soal merupakan reaksi esterifikasi yang terjadi antara asam butanoat dengan 2-propanol. Persamaan reaksinya dapat dituliskan sebagai berikut. O H3C – CH2 – CH2 – C – OH + H3C – CH – CH3 OH O → H3C – CH2 – CH2 – C – O – CH – CH3 + H2O CH3

Senyawa hasil reaksi merupakan senyawa ester yang memiliki nama IUPAC isopropil butanoat. 22. Jawaban: a

23. Jawaban: b

Senyawa turunan benzena yang berfungsi sebagai bahan baku pembuatan plastik adalah stirena. Rumus struktur stirena ditunjukkan oleh struktur b. Adapun kegunaan senyawa turunan benzena lainnya sebagai berikut.

24. Jawaban: d

Senyawa karbon yang memiliki rumus umum CnH2nO adalah aldehid dan keton. Berdasarkan hasil percobaan dengan pereaksi Tollens yang menghasilkan endapan perak, maka kemungkinan senyawa tersebut adalah aldehid. Senyawa aldehid memiliki gugus fungsi –CHO. Sementara itu, senyawa keton bereaksi negatif dengan pereaksi Tollens dan memiliki gugus fungsi –CO–.

25. Jawaban: d

Kegunaan lemak sebagai berikut. 1) Sumber energi cadangan.

2) Komponen struktural penyusun membran. 3) Pelarut vitamin atau hormon.

4) Melindungi organ tubuh. 5) Menjaga suhu tubuh. 26. Jawaban: c

Struktur polimer pada soal merupakan struktur bakelit. Bakelit banyak digunakan sebagai peralatan listrik seperti sakelar listrik. Pipa air biasanya terbuat dari polivinil klorida (PVC), serat tekstil biasanya terbuat dari dakron, pelapis panci antilengket biasanya terbuat dari teflon, dan plastik kemasan makanan biasanya menggunakan polistirena. 27. Jawaban: c

Reaksi eksoterm adalah reaksi yang disertai dengan pelepasan kalor. Reaksi ini ditandai dengan adanya kenaikkan suhu, seperti yang ditunjukkan oleh gambar 2) dan 3). Adapun gambar 1) dan 4) menunjukkan reaksi endoterm yaitu reaksi yang membutuhkan kalor dan ditandai dengan pe-nurunan suhu.

28. Jawaban: b

Persamaan reaksi setara pembakaran sempurna gas C2H2 sebagai berikut.

C2H2(g) + 52O2(g) → 2CO2(g) + H2O(A)

Polimer Jenis Polimerisasi

1) 2) 3) 4) 5) Kondensasi Adisi Adisi Adisi Kondensasi Protein Polietilena Karet alam PVC Amilum Monomer Asam amino Etena Isoprena Vinil klorida Glukosa Rumus Struktur

dan Nama Senyawa Kegunaan

Bahan baku pembuatan asam benzoat dalam industri, bahan baku pembuatan peledak TNT, dan sebagai pelarut senyawa organik.

Bahan dasar pembuatan zat warna diazo, obat-obatan, bahan bakar roket, dan bahan peledak. Parfum sabun, bahan semir sepatu, insulator listrik, serta bahan pembuatan anilina. Toluena

Anilina

110 Latihan Ujian Nasional

Entalpi pembakaran 1 mol gas C2H2: ΔHc° C2H2 =ΣΔHf°produk – ΣΔH°freaktan = {(2 × ΔHf°CO2) + (ΔHf°H2O)} – {(ΔHf°C2H2) + (52 × ΔHf°O2)} = {((2 × (–393)) + (–285)} – {(227) + (52 × 0)} = (–786 – 285) – 227 = –1.298 kJ/mol

Entalpi pembakaran 0,13 gram gas C2H2 = mol C2H2 × ΔHc°C2H2

= 0,1326 × (–1.298)

= 0,005 × (–1298) = –6,49 kJ

Jadi, entalpi pembakaran sempurna 0,13 gram gas C2H2 sebesar –6,49 kJ.

29. Jawaban: c

Laju reaksi pembentukan gas hidrogen pada suhu 27°C. vH 2 = VH2 t Δ Δ = 36 1230 10 = 1,2 mL/detik

Jadi, laju reaksi pembentukan gas hidrogen sebesar 1,2 mL/detik.

30. Jawaban: c

2H2S(g) + 3O2(g) R 2H2O(g) + 2SO2(g)

jumlah koefisien jumlah koefisien pereaksi = 5 hasil reaksi = 4

Jika volume diperbesar, kesetimbangan akan bergeser ke arah zat yang koefisiennya lebih besar. Pada reaksi kesetimbangan di atas, kesetimbang-an bergeser ke arah pereaksi atau ke kiri (jumlah koefisien pereaksi > jumlah koefisien hasil reaksi). Dengan demikian, jumlah partikel pereaksi (H2S dan O2) bertambah dan jumlah partikel hasil reaksi (H2O dan SO2) berkurang.

31. Jawaban: d

Laju reaksi 1) terhadap 2) dipengaruhi oleh konsentrasi dan luas permukaan karena suhunya sama, tetapi bentuk padatan seng dan konsentrasi larutan HCl berbeda. Laju reaksi 1) terhadap 3) dipengaruhi oleh suhu karena bentuk padatan logam seng dan konsentrasi larutan HCl sama, tetapi suhunya berbeda. Laju reaksi 2) terhadap 3) dipengaruhi oleh suhu, luas permukaan, dan konsentrasi larutan HCl karena suhu, bentuk padatan seng, dan konsentrasi larutan HCl berbeda. Laju reaksi 3) terhadap 5) dipengaruhi oleh luas permukaan karena konsentrasi larutan HCl dan suhunya sama, tetapi bentuk padatan seng berbeda. Laju reaksi 4) terhadap 5) dipengaruhi oleh luas permukaan dan konsentrasi larutan HCl karena suhunya sama, tetapi bentuk padatan seng dan konsentrasi larutan HCl berbeda.

32. Jawaban: e

Volume = 0,5 L

Mol SO3 mula-mula = 5 mol Mol SO3 setimbang = 2 mol Mol SO3 reaksi

= mol SO3 mula-mula – mol SO3 setimbang = 5 – 2

= 3 mol

2SO3(g) R 2SO2(g) + O2(g)

mula-mula : 5 mol - -reaksi : 3 mol 3 mol 1,5 mol –––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––– setimbang : 2 mol 3 mol 1,5 mol Kc = 22 2 2 3 [SO ] [O ] [SO ] = 2 3 1,5 0,5 0,5 2 0,5 ⎞ ⎛ ⎟ ⎜ ⎠ ⎝ = (6) (3)22 (4) = 10816 = 274 Jadi, tetapan kesetimbangan reaksi 274 .

33. Jawaban: b

MnO2 + 4HCl → MnCl2 + 2H2O + Cl2 +4 –2 +1–1 +2 –1 +1 –2 0

Oksidator adalah spesi yang mengalami reaksi reduksi, sedangkan reduktor adalah spesi yang mengalami reaksi oksidasi. Pada reaksi tersebut, MnO2 bertindak sebagai oksidator, HCl bertindak sebagai reduktor, MnCl2 sebagai hasil reduksi, dan Cl2 sebagai hasil oksidasi.

34. Jawaban: e

Zn + Cu2+ → Zn2+ + Cu E° = 1,10 volt (tetap) Sn2+ + 2e → Sn E° = –0,14 volt (tetap) Cu2+ + 2e → Cu E° = 0,34 volt (dibalik) sehingga menjadi: Zn + Cu2+→ Zn2+ + Cu E° = 1,10 volt Sn2+ + 2e→ Sn E° = –0,14 volt Cu → Cu2+ + 2e E° = –0,34 volt ––––––––––––––––––––––––––––––––––– + Zn + Sn2+→ Zn2+ + Sn Esel = 0,62 volt Jadi, harga potensial standar reaksi: Zn + Sn2+→ Zn2+ + Sn sebesar 0,62 volt. 35. Jawaban: a wAg = 1,08 gram valensi Ag = 1 valensi Cu = 2 Ag Cu w w = Ag Cu e e Ag Cu w w = r r A Ag valensi Ag A Cu valensi Cu   reduksi oksidasi

111

Kimia Kelas XII

Cu 1,08 w = 108 1 63,5 2 Cu 1,08 w = 108 31,75 wCu = 31,75108 × 1,08 gram wCu = 0,3175 gram

Jadi, massa tembaga yang diendapkan sebanyak 0,3175 gram.

36. Jawaban: e

Korosi pada pipa besi yang ditanam dalam tanah dapat dicegah dengan pengorbanan anode. Pipa besi dihubungkan dengan logam yang lebih aktif (memiliki E°red Fe lebih kecil) daripada besi. Ketika logam tersebut dikontakkan dengan pipa besi, logam tersebut akan berkarat tetapi pipa besi tidak berkarat. Berdasarkan data di atas, logam yang paling efektif untuk mencegah korosi pada pipa besi yang ditanam dalam tanah adalah logam T karena memiliki harga E°red Fe paling kecil (–2,37 volt). 37. Jawaban: a

Sifat-sifat unsur pada soal merupakan sifat golongan halogen (VII A). Unsur halogen meliputi F, Cl, Br, I, dan At. Kalium merupakan unsur golongan IA, oksigen merupakan unsur golongan VI A, nitrogen merupakan unsur golongan V A, dan magnesium merupakan unsur golongan II A.

38. Jawaban: a

39. Jawaban: e

Proses pengolahan unsur krom (Cr) dinamakan Goldschmidt. Solvay merupakan proses pem-buatan senyawa natrium karbonat (Na2CO3). Ostwald merupakan proses pembuatan asam nitrat (HNO3). Tanur tiup merupakan proses pengolahan besi. Bilik timbal merupakan proses pembuatan asam sulfat (H2SO4) menggunakan katalis gas NO dan NO2. 40. Jawaban: b Kandungan Unsur Mineral 1) 2) 3) 4) 5) Silikon Aluminium Fosfor Magnesium Belerang Ortoklase Karnalit Kriolit Apatit Pirit No. Kegunaan Senyawa a. b. c. d. e.

Menetralkan asam lambung Gips (patah tulang) Pencahar Kembang api Pemutih Mg(OH)2 CaSO4 MgSO4 Ba(NO3)2 Ca(ClO)2

Dokumen terkait