• Tidak ada hasil yang ditemukan

Memulai SAP2000

Dalam dokumen Modul SAP 2000 (Halaman 7-103)

I. MENGENAL SAP2000

I.1 Memulai SAP2000

Jika Anda untuk pertama kali menjalankan Autoacad, maka kotak dialog Startup akan ditampilkan. Untuk memulai SAP2000, lakukan langkah-langkah sebagai berikut : 1. Dari MS Windows pilih menu Start/Programs/SAP2000 Nonlinier. Dalam

komputer akan muncul tampilan seperti gambar 1.1 dibawah ini.

Gambar 1.1 Tampilan menu untuk menjalankan

SAP2000

I.2 Memahami elemen-elemen dalam tampilan SAP2000

Elemen-elemen yang ada dalam tampilan SAP2000 dapat dilihat dalam gambar 1.2 dibawah ini.

Gambar 1.2 Elemen-elemen yang ada dalam

I.2.1 Toolbar

Penjelasan Icon Toolbar secara singkat terlihat pada tabel dibawah ini.

Icon Nama Icon Fungsi

New Model Memulai membuat model struktur baru

Open *.SDB File Membuka file SAP2000 yang sudah disimpan

Save Mode Menyimpan data model terakhir

Undo Membatalkan perintah/perubahan yang terakhir dikerjakan

Redo Membatalkan perintah Undo terakhir

Refresh Window Menampilkan window dengan data baru

Lock/Unlock Model Membuka lock setelah analisis untuk merubah data model

Run Analysis Untuk melakukan analisis model

Zoom Memperbesar obyek yan dipilih dengan mouse

Restore Full View Mengembalikan model pada tampak keseluruhan

Restore Previous View Mengembalikan model pada tampak sebelumnya

Zoom In Memperbesar tampak model

Zoom Out Memperkecil tampak model

Pan Menggeser model pada window

Show 3-D View Menampilkan model dalam 3D ( 3 Dimensi )

Show 2-D View of

X-Y/r-Θ Plane Menampilkan model dalam 2D sejajar bidang X-Y/r-Θ

Show 2-D View of X-Z/r-Z Plane

Menampilkan model dalam 2D sejajar bidang X-Y/r-Z

Show 2-D View of Y-Z/Θ - Z Plane

Menampilkan model dalam 2D sejajar bidang X-Y/Θ-Z

Perspective Toggle Menampilkan model dalam prespektif 3D

Shrink Elements Menampilkan elemen tidak penuh

Set Element Mengatur tampilan property elemen yang diinginkan

Up One Gridline Memindahkan satu garis grid ke atas pada tampak 2D

Icon Nama Icon Fungsi

Pointer Tool Untuk memilih satu elemen atau dengan windowing

Select All Memilih semua elemen

Restore Previous Selection

Memilih ulang elemen yang terakhir kali dipilih

Clear Selection Membatalkan elemen yang dipilih

Set Intersecting Line Select Mode

Memilih elemen dengan garis intersecting Reshape Element Untuk memindah elemen dengan memilihnya, kemudian ujungnya atau joint-nya dipindahkan Add Special Joints Menambahkan joint khusus, yang tidak otomatis ditentukan pada saat menggambar elemen

Draw Frame Element Menggambar elemen frame dari joint ke joint

Draw Shell Element Menggambar elemen shell dari sudut ke sudut

Quick Draw Frame Menggambar elemen frame diantara garis grid

Quick Draw Shell Element

Menggambar elemen shell diantara garis grid Draw Quadrilateral Shell

Element

Mengambar elemen shell quadrilateral

Assign Joint Restraints Untuk menentukan restraint translasi dan rotasi

Assign Frame Sections Untuk menentukan potongan dan material property frame Assign Shell Sections Untuk menentukan potongan dan material property shell

Assign Joint Load Untuk menentukan beban joint

Assign Frame Span Loading

Untuk menentukan beban merata dan terpusat elemen frame

Assign Shell Uniform loading

Untuk menentukan beban merata elemen shell Show Underformed Shape Menampilkan bentuk tak terdeformasi struktur Display Static Deformed

Shape Menampilkan struktur terdeformasi akibat beban statik

Display Mode Shape Menampilkan mode struktur akibat beban dinamik

Joint Reaction Forces Menampilkan gaya-gaya reaksi pada dukungan

Members Forces Diagram for Frame

Icon Nama Icon Fungsi Elemen Forces/Stress

Countour for Shell

Menampilkan gaya-gaya atau kontour tegangan pada shell

Set Output Table Mode Menampilkan text output joint atau elemen pada layar

I.2.2 New Interface

1. SAP2000 versi baru telah terpadu dalam operasi windows secara penuh.

2. Model yang dibuat, dianalisis, didisain dan keluaran hasilnya ditampilkan pada window (jendela yang sama).

3. Model dapat ditampilkan dalam beberapa window, maksimum 4 window.

4. Element frame yang ditampilkan dalam garis tunggal adalah sumbu pusat beratnya (centrelines).

5. Model dapat juga ditampilkan dalam pandangan perspektif dengan menekan tombol .

6. Konteks help yang diinginkan dapat ditampilkan dalam bentuk ‘form’ dengan menekan tombol kanan mouse.

7. Informasi detail tentang batang dan joint pada model dimungkinkan juga dengan menekan tombol mouse kanan pada batang atau joint yang diinginkan, misalnya tentang moment, displacements joint atau connectivity dan lain sebagainya.

I.3 Sistem Koordinat

Setiap model struktur menggunakan koordinat yang berbeda untuk menentukan joint dan arah beban, displacement, gaya dalam dan tegangan. Pengetahuan tentang sistem koordinat ini sangat penting bagi pengguna, karena untuk menentukan model dan mengterprestasikan hasil-hasil keluaran dari program, pengguna harus memahami sistem koordinat ini.

Semua sistem koordinat ditunjukkan dengan sumbu tiga dimensi, menggunakan aturan tangan kanan dan menggunakan sistem cartesius (segi-empat).

I.3.1 Sistem Koordinat Global

Sistem koordinat Global X-Y-Z digunakan untuk memberikan lokasi dua titik, sepasang sudut, atau dengan memberikan arah koordinat. SAP2000 selalu mengasumsikan sumbu Z arahnya vertikal, dengan Z+ arah ke atas.

I.3.2 Sistem Koordinat Lokal

Sistem koordinat Lokal 1-2-3 digunakan untuk menentukan potongan property, beban dan gaya-gaya keluaran. Untuk menentukan sistem koordinat lokal elemen yang umum dapat menggunakan orientasi default dan sudut koordinat elemen frame, yang dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Sumbu lokal 1 arah selalu memanjang arah sumbu elemen, arah positif ialah dari ujung i ke ujung j.

2. Orientasi default sumbu lokal 2 dan 3 ditentukan oleh hubungan diantara sumbu 1 dan sumbu global Z sebagai berikut :

a. Jika sumbu lokal 1 arahnya horisontal, maka bidang 1-2 dibuat sejajar dengan sumbu Z.

b. Jika sumbu lokal 1 arahnya ke atas (Z+) maka arah sumbu lokal 2 sejajar dengan sumbu X+.

c. Sumbu lokal 3 arahnya selalu horisontal sumbu bidang X-Y.

I.4 Bentuk Penampang

Bentuk penampang yang geometrik property-nya secara otomatis dihitung oleh program ditunjukkan pada gambar 1.3. Ukuran yang diperlukan pada setiap penampang ditunjukkan pada gambar.

Gambar 1.3 Bentuk penampang

Geometrik property potongan juga dapat diperoleh dari file database. Tiga database yang diberikan oleh program SAP2000 ialah

1. AISC.PRO, ialah profil yang sesuai dengan standard America Institute of Steel Construction.

2. CISC.PRO, ialah profil yang sesuai dengan standard Canadian Institute of Steel Construction.

3. SECTIONS.PRO yang merupakan copy-an dari AISC.PRO.

I.5 Material Property

Property material yang akan digunakan untuk penampang meliputi

1. Modulus Elastisitas e1, untuk kekakuan aksial dan lentur. Berdasarkan SKSNI 3.1.5

Ec = 4700√fc’ atau non pratekan Ec = 20000 Mpa. Untuk baja E = 210 000 kN/m2

(21 Mpa).

2. Modulus geser g12 untuk kekakuan torsi dan kekakuan geser melintang, yang

dihitung dari e1 dan angka Poison u12. t2 t3 2 3 2 3 t3 tw 2 3 tf (a) SH=R (b) SH=P (c) SH=B t2t 11 t2 tf t3 tw t2b 2 3 2 3 t2 tf tw t2 tw2 3 tf tf t3 (d) SH=I (e) SH=T (f) SH=C tf tw 2 3 t3 t2 t2 tf 2 3 tw dls t3 (g) SH=L (h) SH=2L

3. Kerapatan massa per-unit volume m untuk menghitung massa elemen, ambil rumus m = w/9,81 dimana w berat sendiri per unit.

4. Berat sendiri per-unit volume w untuk menghitung beban berat sendiri beton w = 24000 kg/m3 dan berat sendiri baja w = 7850 kg/m3 (78.5 kN/m3)

I.6 Beban Pada Struktur

Beban yang bekerja pada struktur ada beberapa macam diantaranya ialah berat sendiri struktur, beban yang bekerja pada elemen, beban yang bekerja pada gempa dan beban dinamik.

I.6.1 Berat Sendiri

Besarnya beban berat sendiri sama dengan berat volume w dikalikan dengan luas penampang d.

Berat sendiri arahnya selalu ke bawah, searah dengan sumbu –Z. Berat sendiri ini dikalikan dengan faktor skala yang ditentukan untuk seluruh struktur.

I.6.2 Beban Terpusat pada Elemen

Beban terpusat pada elemen digunakan untuk menentukan gaya terpusat dan momen yang bebas dikerjakan pada sepanjang elemen. Lokasi beban dapat ditentukan dengan salah satu cara dibawah ini.

Gambar 1.4 Menentukan beban terpusat elemen I.6.3 Beban Merata pada Elemen

Beban merata pada elemen digunakan untuk menentukan gaya dan momen yang bekerja pada sepanjang elemen frame. Intensitas beban dapat berupa beban merata atau trapesium. uz 2 3 1 2 3 1 rz

(a) Gaya arah sumbu global Z (b) Momen arah sumbu global Z

(d) Momen arah sumbu lokal 2 (c) Gaya arah sumbu lokal 2

2 3 3 1 u2 2 r2 1 Semua gaya bekerja ditengah bentang

Z

Gambar 1.5 Menentukan beban merata pada elemen

Gambar 1.6 Menentukan beban trapesium pada elemen

(d) Momen arah sumbu lokal 2 (c) Gaya arah sumbu lokal 2

X

3 Z 3

Semua gaya bekerja ditengah bentang

(b) Momen arah sumbu global Z (a) Gaya arah sumbu global Z

2 2 1 3 2 r2 3 1 uz 2 1 rz 1 u2 sumbu global Sumbu 2

(a) Beban merata setengah bentang rdb = 0.5 Sumbu 1 10 20 u2a = -5 rda = 0.0 u2b = -5 20 (b) Beban trapesium u3b = 5 u3a = 0 db = 4 da = 0 Sumbu 3 Sumbu 1 4 16 db = 16 u3b = 5 u3a = 5 da = 4 db = 20 u3b = 0 u3a = 5 da = 16 u2b = 10 u2a = 10 db = 16 da = 10 10 16 4

(c) Beban merata bersusun db = 4 Sumbu 2 u2b = 5 u2a = 5 da = 4 Sumbu 1 10 5

I.7 Derajat Kebebasan (DOF)

Defleksi dari struktur ditentukan oleh displacement joint, setiap joint pada model struktur mempunyai enam komponen displacement, yaitu

1. Joint mengalami translasi ke arah tiga sumbu lokal, yang diberi notasi U1, U2 dan U3.

2. Joint mengalami rotasi terhadap tiga sumbu lokal yang diberi notasi R1, R2 dan R3. Ke-enam komponen displacement tersebut diketahui sebagai derajat kebebasan, dan digambarkan seperti pada gambar 1.7.

Gambar 1.7 Enam derajat kebebasan joint pada sistem koordinat lokal

Dalam teori Mekanika Teknik yang kita pelajari dibangku kuliah selama ini, ada 3 macam dukungan yang sering dibahas yaitu :

1. Jepit : Mampu menahan gaya vertikal, horisontal dan moment.

2. Sendi : Mampu menahan gaya vertikal dan horisontal.

3. Roll : Hanya mampu menahan gaya vertikal.

Gambar 1.8 Contoh restraint pada dukungan

U3

U1 R1 U2

R2

R3

5 7 8 6 3 1 4 2 jepit sendi rol spring jepit rol sendi 1 2 3 4 5 6

(a) Struktur Frame 3D

Z

X global Y Joint Restraint

1 U1, U2, U3 2 U3

3 U1, U2, U3, R1, R2, R3 4 tidak ada Semua 2 3 1 Joint U1, U2, R3 U3, R1, R2 U1, U2 U2 Restraint Z global X

II. STRUKTUR DENGAN BEBAN STATIK

(METODE FILLET ELEMENT)

Secara garis besar, perancangan model struktur frame dengan SAP2000 ini akan melalui 7 tahapan, yaitu :

1. Menentukan geometri model struktur. 2. Mendefinisikan data-data

a. Jenis dan kekuatan bahan

Sudah tersedia 3 jenis material/bahan yaitu Concrete (beton), Steel (baja), dan

Other (yang lain).

• Modulus Elastisitas e1, untuk kekakuan aksial dan lentur. Berdasarkan

SKSNI 3.1.5 Ec = 4700√fc’ atau non pratekan Ec = 20000 Mpa. Untuk baja

E = 210 000 kN/m2 (21 Mpa)

• Tegangan leleh baja atau tulangan longitudinal

U40 fy = 400 000 kN/m2 (400 Mpa)

U32 fy = 320 000 kN/m2 (320 Mpa)

• Tegangan tekan beton

K225 fc = 17890 kN/m2 (17.89 Mpa)

K250 fc = 20110 kN/m2 (20.11 Mpa)

K300 fc = 24160 kN/m2 (24.16 Mpa)

K350 fc = 29180 kN/m2 (29.18 Mpa)

• Tegangan leleh tulangan geser

U22 fy = 220 000 kN/m2 (220 Mpa)

U24 fy = 240 000 kN/m2 (240 Mpa)

• Kuat geser beton

fcs = 15 000 kN/m2 (15 Mpa) fcs = 20 000 kN/m2 (20 Mpa)

b. Dimensi penampang elemen struktur (lihat gambar 1.3 bentuk penampang) c. Macam beban (Load Case)

d. Kombinasi pembebanan

Untuk peraturan baja AISC-LRFD • 1.4 DL

• 1.2 DL + 1.6 LL

• 1.2 DL + 0.5 LL ± 0.8 W Untuk peraturan Beton SKSNI 1991 • 1.2 DL + 1.6 LL

• 1.05 DL + 0.6 LL ± 1.05 E

Untuk peraturan beton prestress SKSNI 1991 • 1.2 DL + 1.6 LL + 1.2 P

• 1.05 DL + 0.6 LL + 1.05 P + 1.05 E

Dimana : DL = beban mati E = beban gempa

LL = beban hidup P = beban prestress

W = beban angin

3. Menempatkan (assign) data yang telah didefinisikan ke model struktur • Data penampang

4. Menentukan input data 5. Analisis Mekanika Teknik 6. Disain struktur

Sebelum memberikan perintah design, edit dulu reduksi kekuatan bahan sesuai SKSNI

SKSNI ACI

Lentur φ = 0.80 φ = 0.90

Geser φ = 0.60 φ = 0.85

Lentur + aksial (sengkang) φ = 0.65 φ = 0.70

Lentur + aksial (spiral) φ = 0.70 φ = 0.75

7. Modifikasi struktur/ReDesign

II.1 Model sloped/jembatan Truss 2 dimensi

Contoh soal 2.1 :

Sebuah truss 2 dimensi terdiri dari 5 bentang seperti gambar 2.1 unit kN-m. Properti elemen atas dan diagonal terdiri dari profil baja, 2xL5x5x3/4-3/8, elemen bawah 2xL4x4x1/2-3/8 dalam satuan inchi. Berat sendiri masuk pada load case DL, tegangan minimum fy = 240 Mpa.

Gambar 2.1 Model Sloped Truss 2 Dimensi II.1.1 Menentukan geometri model struktur

1. Pilih satuan kN-m disudut kanan bawah.

2. Pilih menu File/New Model from Template untuk menentukan Model Struktur.

Gambar 2.2 Model struktur

5 x 4 m = 20 m

DL = 50 kN

LL = 200 kN DLLL LL DL LL DL

4 m

(a) Model truss 2D 5' 3/8'5'

3/4'

5'

(b) Potongan batang atas dan diagonal (c) Potongan batang bawah 4' 1/2'

3/8' 4' 4'

3. Pilih model struktur ‘Slope Truss’ akan muncul seperti dibawah ini, dan isikan seperti contoh

Jumlah bentang = 5

Ketinggian truss = 4

Panjang baris struss = 4 Restraints box : check ( √ ) Gridlines box : check ( √ ) Gambar 2.3 Data Geometri

II.1.2 Mendefinisikan Jenis & Kuat bahan/material

Pada contoh ini digunakan material siku ganda (2L) yang diambil dari SAP2000 ialah

SECTION.PRO yang tersimpan dalam directory SAP2000.

1. Pilih menu Define/Frame Sections.., pada material pilih STEEL kemudian klik Modify Show Material

Gambar 2.4 Pilihan untuk jenis bahan

2. Isian seperti contoh dibawah

Fy = 240 Mpa/

240 000 kN/m2

Gambar 2.5 Properti Data

bahan baja II.1.3 Mendefinisikan Dimensi

1. Pilih menu Define/Frame Sections.. Ada 2 pilihan yang disediakan :

• Menambahkan data profil yang baru

Mengimpor adalah langkah yang paling mudah. Klik pada Import Double Angle pada drop down Import.

2. Pada list box Double Angle Klik ganda pada 2L5x5x3/4-3/8, lalu klik OK

Gambar 2.6 Mendefinisikan dimensi penampang

3. Ulangi langkah nomor 1 dan 2 untuk 2L4x4x1/2-3/8 II.1.4 Mendefinisikan Macam Beban

1. Pilih menu Define/Static load Cases.., dan isikan sesuai dengan gambar 2.7 Beban DL , Type DEAD, Pengali berat sendiri 1

Beban LL , Type LIVE, Pengali berat sendiri 0

Gambar 2.7 Definisi jenis beban rencana

II.1.5 Mendefinisikan Kombinasi Beban Rencana 1. Pilih menu Define/Load Combinations… 2. Klik tombol Add New Combo

3. Untuk DSTL1, pilih DL, lalu masukkan 1.4 pada Scale faktor. Klik tombol Add. Aktifkan kotak cek Use for Steel Design karena menggunakan beban baja, setelah itu klik OK.

4. Ulangi langkah 2 dan 3 untuk DSTL2 1.2 DL dan 1.6 LL.

II.1.6 Menempatkan dimensi Penampang Profil

Ada 3 cara untuk pemilihan elemen/joint, hasil pemilihan ditandai dengan garis putus-putus:

• Klik pada elemen

• Dengan windowing dengan tombol • Memilih elemen dengan garis intersection Ada 2 cara untuk pembatalan pemilihan

• Klik pada satu atau beberapa elemen • Batal semua pemilihan dengan tombol 1. Pilih elemen atas dan diagonal.

2. Pilih menu Assign/Frame/Sections… atau

3. Pilih 2L5x5x3/4-3/8 pada Name lalu klik OK.

4. Pilih elemen bawah, ulangi langkah 2 dan 3 untuk 2L4x4x1/2-3/8

Gambar 2.9 Penampang elemen yang di Assign II.1.7 Menempatkan Beban Yang Bekerja.

1. Pilih joint bawah dengan cara ‘windowing’.

2. Pilih menu Assign/Joint Static Loads…/Forces… atau tombol

3. Pilih DL pada Load Case Name kemudian isikan –50 (50 kN) pada gaya yang mengarah ke Force Global Z (vertikal ke bawah).

4. Ulangi langkah 1 s.d 3 untuk LL –200 (200 kN)

Catatan :

Add to existing loads = Tambahkan ke beban yang sudah pernah ada Replace existing loads = Timpa data beban sebelumnya

Gambar 2.10 Isian beban mati II.1.8 Memeriksa Input Data

Periksa lagi semua data, terutama data pembebanan sehingga semua data dipastikan benar. Gunakan fasilitas zoom

Gambar 2.11 Fasilitas ZOOM Untuk mencetak hasil input secara lengkap, gunakan menu : • Pilih menu File/Print Input Table…

• Non aktifkan dengan menghilangkan tanda R jika tidak ingin menampilkan bagian tertentu.

• Klik Select Loads jika ingin memilih hanya pembebanan tertentu saja. • Aktifkan (√ ) Print to File jika ingin mencetak ke dalam file berextension txt.

Untuk menampilkan file txt ini ada beberapa cara :

• Dari SAP2000 : File>Display Input/Output text Files

• Dari Windows : Start>Program>Accessories>Notepad/WordPad • Dibuka dari WORD dengan memilih file yang ber-extention txt. • Buka dari WINDOWS EXPLORER

II.1.9 Analisis Mekanika Teknik

1. Pilih menu Analysis/Set Options, pilih Analisis 2D pada bidang XZ. 2. Pilih menu Analyze/Run atau klik

3. Bila SAP2000 tidak memenuhi kesalahan, maka akan muncul pesan ANALYSIS COMPLETE

Gambar 2.13 Proses Analisis

4. Kita dapat melihat hasil dari analisis dengan meng-klik salah satu icon berikut.

Untuk mencetak hasil output dalam secara lengkap gunakan menu: • Pilih menu File/Print Output Table…

II.1.10 Desain/Check Struktur

1. Pilih menu Option/Preferences…, klik Tab Steel, pilih AISC-ASD89 pada box

Steel Design code

2. Pilih menu Design/Steel Design

3. Pilih menu Design/Start Design/Check of Structure

Gambar 2.15 Rasio tegangan baja II.1.11 Modifikasi Struktur/ ReDesign

Untuk merancang struktur, harus dipenuhi minimum 3 syarat utama yaitu : 1. Tegangan yang timbul tidak boleh melebihi tegangan ijin ( rasio < 1 ).

2. Tegangan yang timbul tidak boleh terlalu kecil karena hal itu berarti penampang profil terlalu besar yang menyebabkan pemborosan tidak perlu.

3. Dimensi profil yang direncanakan harus yang tersedia atau cukup mudah didapat dipasaran.

Ada dua cara modifikasi :

1. Dengan menggunakan fasilitas ReDesign yang tersedia. Hasil bidang DMN tidak mengalami perubahan.

2. Dengan mendefinisikan profil baru dan menganalisis ulang, sehingga hasil bidang DMN akan mengalami perubahan.

Material Baja yang sering digunakan dan ada dipasaran berdasarkan pengalaman : • Baja Type L :

- L30x30x3 - L50x50x5 - L80x80x8

- L40x40x4 - L60x60x6 - L100x100x10

- L45x45x5 - L70x70x7

• Baja WF :

- I150x75x5x7 - I250x125x6x9 - I400x200x8x13

- I175x90x5x8 - I250x125x5x8

- I200x100x5,5x8 - I300x150x6,5x9

• Baja Channel :

- C150x50x20x1.8 - C125x50x20x 2.15

- C125x50x20x1.7 - C150x50x20x2.3 Cara 1 :

1. Klik kanan profil yang tidak memenuhi syarat. 2. Klik ReDesign lalu klik Change.

3. Ganti dengan profil yang lebih sesuai.

4. Pilih menu Design/Start Design/Check of Structure untuk melihat rasio tegangan yang baru.

Cara 2 :

Mendefinisikan penampang profil baru. 1. Klik tombol lock/Unlock Model 2. Pilih elemen yang akan dirubah. 3. Pilih menu Assign/Frame/Section… 4. Pilih menu Analyze/Run

5. Pilih menu Design/Steel Design

II.2 Model Kuda-kuda Truss 2 Dimensi

Contoh soal 2.2 :

Pada bagian ini dibahas model kuda-kuda truss dari profil baja 2L seperti gambar 2.16, unit kN-m. Berat sendiri truss masuk pada DL, sehingga pada LOAD1 faktor pengali berat sendiri profil sama dengan nol. Kuda-kuda direncanakan menggunakan code AISC-LRFD dengan mutu baja dengan tegangan leleh fy = 240 Mpa, dan kombinasi pembebanan sebagai berikut :

• 1.4 DL

• 1.2 DL + 1.6 LL

• 1.2 DL + 0.5 LL + 0.8 W • 1.2 DL + 0.5 LL - 0.8 W

Gambar 2.16 Model kuda-kuda baja Truss 2D II.2.1 Menentukan geometri model struktur

1. Pilih satuan kN-m disudut kanan bawah.

2. Pilih menu File/New Model … atau klik tombol

Ada 2 macam sistem koordinat yang disediakan : • Cartesian digunakan untuk 2 dimensi • Cylindrical digunakan untuk 3 dimensi

Pilih Tab Cartesian, kemudian isikan data seperti contoh Jumlah bentang / Number of Grid Spaces

Arah X = 2 buah, Arah Y = 0 buah Arah Z = 1 buah

Jarak masing-masing bentang / Grid Spasing Arah X = 6 m, Arah Y = 0 buah

W2 P2 W3 P2 W4 P2 W4 P2 W4 P2 W5 P1 0.845 m 2 m 3.464 m +5.464 m +2.000 m +0.845 m +0.000 m

(b) Batang atas dan

60 6 8 60 60 50 5

(c) Batang diagonal dan

50 8 50

(a) Kuda-kuda truss P1 : DL = 7.00kN

LL = 1.50kN W1 : V = 0.750kN H = 1.250kN W3 : V = 0.400kN H = 1.875kN P2 : DL = 12.50 kN W4 : V = 0.750 kN W2 : V = 1.500 kN LL = 1.00 kN H = 1.250 kN H = 2.500 kN H = 0.625 kN W5 : V = 0.350 kN 2 m 6 m 6 m 2 m 3.464m W1 P1 W2 P2 W2 P2

Arah Z = 5.464 m

3. Pilih menu Draw/Edit Grid… lalu tambahkan grid baru klik Add Grid Line. X = -8 dan 8

Z = 0.845 dan 3.464

4. Pilih menu Draw/Draw Frame elemen atau klik untuk buat frame.

Gunakan menu Edit/Devide Frames … untuk membagi garis miring Gunakan menu Edit/Replicate… tab Mirror arah YZ untuk pencerminan

Gambar 2.17 Membagi elemen dan pencerminan

5. Pilih joint dukungan paling bawah, pilih menu Assign/Join/Restraints… atau

tombol , pilih satu dukungan sendi dan satu dukungan roll.

II.2.2 Mendefinisikan Jenis & Kuat bahan/material

1. Pilih menu Define/Frame Sections.., pada material pilih STEEL kemudian klik Modify Show Material

Gambar 2.19 Pilihan untuk jenis bahan

2. Isian seperti contoh dibawah

Fy = 240 Mpa/

240 000 kN/m2

Gambar 2.20 Properti Data bahan baja II.2.3 Mendefinisikan Dimensi

1. Pilih menu Define/Frame Sections..

2. Pada list box pilih Add Double Angle, isikan 2L50x50x5-8, lalu klik OK 3. Ulangi langkah nomor 1 dan 2 untuk 2L60x60x6-8

II.2.4 Mendefinisikan Macam Beban

1. Pilih menu Define/Static load Cases.., dan isikan sesuai dengan gambar 2.22.

Gambar 2.22 Definisi jenis beban rencana

II.2.5 Mendefinisikan Kombinasi Beban Rencana 1. Pilih menu Define/Load Combinations… 2. Klik tombol Add New Combo

3. Untuk COMB1, pilih DL, lalu masukkan 1.4 pada Scale faktor. Klik tombol Add. Aktifkan kotak cek Use for Steel Design karena menggunakan beban baja, setelah itu klik OK.

4. Ulangi langkah 2 dan 3 untuk COMB2 1.2 DL dan 1.6 LL. 5. Ulangi langkah 2 dan 3 untuk COMB3 1.2 DL , 0.5 LL dan 0.8W 6. Ulangi langkah 2 dan 3 untuk COMB4 1.2 DL , 0.5 LL dan -0.8W

Gambar 2.23 Kombinasi beban

II.2.6 Menempatkan dimensi Penampang Profil 1. Pilih elemen atas dan bawah.

3. Pilih 2L60606 pada Name lalu klik OK.

4. Pilih elemen diagonal dan vertikal, ulangi langkah 2 dan 3 untuk 2L50505.

5. Pilih joint dukungan paling bawah, pilih menu Assign/Join/Restraints… atau

tombol , pilih satu dukungan sendi dan satu dukungan roll.

Gambar 2.24 Penampang elemen yang di Assign II.2.7 Menempatkan Beban Yang Bekerja.

1. Pilih joint bawah dengan cara ‘windowing’.

2. Pilih menu Assign/Joint Static Loads…/Forces… atau tombol

Gambar 2.25 Beban mati, beban hidup, beban angin

3. Pilih DL pada Load Case Name kemudian isikan –7 (7 kN) pada gaya yang mengarah ke Force Global Z (vertikal ke bawah).

Gambar 2.26 Beban mati, beban angin arah kiri II.2.8 Memeriksa Input Data

Periksa lagi semua data, terutama data pembebanan sehingga semua data dipastikan benar. Gunakan fasilitas zoom

Gambar 2.27 Fasilitas ZOOM II.2.9 Analisis Mekanika Teknik

1. Pilih menu Analysis/Set Options, pilih Analisis 2D pada bidang XZ. 2. Pilih menu Analyze/Run atau klik

3. Bila SAP2000 tidak memenuhi kesalahan, maka akan muncul pesan ANALYSIS COMPLETE

4. Kita dapat melihat hasil dari analisis dengan meng-klik salah satu icon berikut.

Gambar 2.29 Model deformasi, bidang DNM II.2.10 Desain/Check Struktur

1. Pilih menu Option/Preferences…, klik Tab Steel, pilih AISC-LRFD pada box

Steel Design code

2. Pilih menu Design/Steel Design

3. Pilih menu Design/Start Design/Check of Structure

II.3 Model Gable/Frame 2 Dimensi

Contoh soal 2.3 :

Sebuah Gable Frame 2 dimensi bahan dari baja seperti gambar 2.31. Berat sendiri profil masuk pada DL. Kuda-kuda direncanakan menggunakan code AISC-LRFD dengan

Dalam dokumen Modul SAP 2000 (Halaman 7-103)

Dokumen terkait