• Tidak ada hasil yang ditemukan

Menanamkan Nilai Perjuangan dan Pengorbanan Dalam Diri Anak

KONSEP PENDIDIKAN KEIMANAN DALAM PERSPEKTIF ISLAM

B. Pendidikan Keimanan Bersama Rasulullah

5. Menanamkan Nilai Perjuangan dan Pengorbanan Dalam Diri Anak

Keimanan yang tertanam kuat dalam jiwa anak adalah dambaan setiap orang tua muslim. Salah satu sarana yang dapat menguatkan aqidah anak ini adalah dengan menanamkan nilai pengorbanan dalam diri anak guna membela membela akidah dan kebenaran yang diyakiniya.

Tantangan yang dihadapi seorang anak dimasa kini semakin berat disbanding zaman orang-orang tua dahulu. Pengaruh budaya Barat semakin gencar menyerang dan menggoyahkan jiwa anak dari keimanannya. Dengan ditanamkannya sikap perjuangan dan pengorbanan dalam jiwa anak diharapkan seorang anak akan lebih mampu membela dan mempertahankan akidah yang diyakininya.

Diharapkan pula mereka mampu menghadapi gejolak dan tantangan dunia modern saat ini. Keyakinan yang kuat akan kenbenaran Islam akan membawa seorang anak berani berkorban dalam dalam memperthankan kebenaran agamanya. Dengan bekal keimanannya, ia akan menjadi pribadi yang tidak terombang-ambing oleh arus kehidupan dan tetap berpegang pada tuntunan Ilahi.

Penanaman nilai-nilai perjuangan dan pengorbanan dapat dilakukan derngan cara-cara praktis. Salah satunya, lewat cerita bertemakan tauhid yang menonjolkan keteguhan serta keberanian tokohnya dalam mempertahankan aqidah atau keimanannya. Kisah seperti ini dapat memberikan semangat pada diri anak untuk memiliki tekad dan keberanian menegakkan kebenaran dalam memegang ajaran tauhid. Kisah yang bertemakan tauhid amat besar pengaruhnya terhadap diri anak di masa dewasanya kelak, ketika banyak menghadapi banyak godaan

dan rintangan dala menjalani agamanya. Pengetahuan yang direkam anak dimasa kecilnya akan berpengaruh di alam bawah sadarnya, sehingga dapat mengendalikannya saat menghadapi persoalan hidupnya. Seandainya kelak di masa dewasanya mereka tergoda dan terjerumus dalam perbuatan dosa, maka mereka akan dapat kembali ke jalan-Nya karena penghayatan agama yang pernah mereka alami di masa kecilnya muncul kembali di saat-saat menghadapi cobaan hidup tersebut.39

Demikianlah kelima pola dasar yang harus diperhatikan oleh para orang tua ketika memberikan pendidikan dan pembinaan keimanan dalam diri anak- anaknya. Secara khusus, Imam Al-Ghazali telah memberikan tuntunan praktis dalam menanamkan keimanan adalah derngan memberikan hafalan terlebih dahulu. Saat anak hafal akan sesuatu dan memahaminya, akan tumbuhlah di dalam dirinya sebuah keyakinan yang memperkuat keyakinan sebelumnya. Inilah proses pembenaran dalam sebuah keimana dalam diri anak.40

Selanjutnya beliau juga menjelaskan bahwa dalam proses penanaman akidah, tidaklah perlu mengajarkanpada anak bagaimana cara mereka berbicara dan menjelaskan tentang pemahaman mereka terhadap keimanan secara detail. Ataupun mengajak mereka berdiskusi tentang masalah keimanan dan masalah- masalah ghaib lainnya untuk mengetahui sejauh mana anak mampu memahami keimanan.41 Pengajaran model ini hanya perlu diberikan bagi anak yang telah dewasa dan telah mampu berfikir secara logis da argumentatif.42 Bagi anak usia dibawahnya, cukuplah bagi mereka untuk menyibukkan diri membaca Al-Qur’an, mempelajari tafsirnya, mempelajari dan menghafal hadist-hadist Rasul, dan juga menyibukkan diri dengan amalan-amalan harian dalam bentuk ibadah ritual. Dengan semua kesibukkan tersebut, secara tidak langsung akan timbul keyakinan dan keimanan yang kuat dalam diri anak. Cahaya hidayah sedikit demi sedikit

39

Muhammad Thalib,op.cit.,hal.32

40

Imam al Ghazali, Ihya Ulumuddin Jilid I, Maktabah Usaha Keluarga, Semarang,tt., hal. 94

41 Ibid. 42

akan meresap dalam jiwa anak ketika mereka melakukan berbagai ibadah keseharian, tanpa mereka sadari secara langsung.

Demikianlah pola pendidikan keimanan yang dilakukan oleh Rasulullah, sahabat-sahabatnya, dan juga para ulama terdahulu saat menanamkan keimanan dalam diri anak-anak mereka.

103

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian tentang pendidikan keimanan pada anak usia dewasa awal dalam perspektif Islam, maka dapat disimpulkan sebagai berikut: Pendidikan keimanan bertujuan mengembangkan kepribadian anak melalui landasan iman. Membiasakan melaksanakan rukun Islam dan dasar-dasar syari’at lainnya dalam kehidupan sehari-hari sebagai perwujudan iman. Dalam pendidikan keimanan ini, yang ditanamkan dalam diri anak bukanlah iman yang hanya sekedar pengakuan dalam hati (tashdiq) dan pengakuan secara lisan (iqrar) semata, namun harus dibuktikan melalui amal perbuatan. Dan sebagai sebuah sistem, pendidikan keimanan ini harus memperhatikan berbagai komponennya, baik dari segi tujuan, anak didik, metode, maupun materi yang digunakan. Komponen komponen tersebut harus disesuaikan dengan tingkat perkembangan seorang anak agar pendidikan yang dilakukan dapat menuai hasil yang diharapkan.

Usia dewasa awal ternyata merupakan rentang waktu yang penuh problematika hidup, baik yang berhubungan dengan pendidikan, pasangan hidup, perkawinan, jabatan, maupun keuangan. Masa ini memiliki ciri-ciri perkembangan tersendiri yang dapat dilihat dari segi fisik, intelektual, emosi, sosial, maupun kesadaran beragamanya. Oleh karena itu pendidikan keimanan dalam keluarga menjadi sangat penting.

Sebuah kepribadian bukanlah hanya menyangkut fisik dan tingkahlaku seseorang yang dapat diamati dariluar semta, tetapi merupakan perpadanan yang kompleks anatra berbagai aspek, baik fisik, emosi, sosial, maupun kesadaran beragama yang terwujud dalam diri seseorang. Kepribadian ini yerbentuk melalui semua pengalaman dan nilai-nilai yang diserap seoang anaak dalam pertumbuhannya. Banyak faktor yang dapat mempengaruhi perkembangan kepribadaiaan usia dewasa awal, antara lain faktor hereditas (keturunan), potensi

104 yang diterimanya sejak lahir hingga usia remaja.

Usia dewasa awal dengan berbagai karakteristik yang melingkupinya memerlukan strategi khusus dalam menghadapinya. Saat memberikan pendidikan keimanan pun diperlukan satu pola pendidikan yang tepat bagi perkembangan pribadi mereka. Pada prinsipnya, proses pendidikan ini didasarkan pada konsep rukun iman, rukun islam dan Ihsan yang dimaknai tidak sekedar pengetahuan kognitif dan ibadah ritual semata. Dengan pemahaman ini, maka apapun yang dilakukan seseorang mukmin harus bernilai dunia-akhirat.

B. Rekomendasi

Berdasarkan hasil penelitian maka direkomendasikan hal-hal sebagai berikut, yaitu:

1. Kepada para orangtua dalam keluarga sebaiknya menanamkan keimanan kepada anak-anaknya sejak dini, sebab masa dewasa awal sudah mengalami masa pencarian identitas diri yang bvanyak dipengaruhi masa kecilnya.

2. Kepada para ahli pendidikan sebaiknya menggunakan prinsip-prinsip ajaran Islam dalam mengembangkan teori pendidikan Islam.

Abdul Azis Ahyadi, Psikologi Agama Kepribadian Muslim Pancasila, Sinar Baru Algesindo, Jakarta, 1995.

Abdul Azis El Qussyi, Ilmu Jiwa- Prinsip-prinsip dan Implementasinya Dalam Pendidikan

(terj. Zakiah Daradjat), Bulan Bintang, Jakarta, 1974

Abdul Fatah Jalal, Azas-azas Pendidikan Islam (terj). Hery Noer Aly dari Min Al Ushul Tarbawiyah fi al Islam, Diponegoro, Bandung, 1988

Abdul Fattah al Maghrib, al Firqul Kalamiyah al Islamiyah, Daar al Taufiq, Kairo, 1987 Abdul Wahib dan Mustaqim, Psikologi Pendidikan, Rineka Cipta, Jakarta, 1991.

Abdullah Nashih Ulwan, Pendidikan Anak Dalam Islam Jilid 2, Pustaka Amani, Jakarta, 1999

Abdullah Zakiy al Kaaf dan Maman Abdul Djalil, Mutiara Ilmu Tauhid, Pustaka Setia, Bandung, 1999

Abdurrahman Abdul Khalid, Garis Pemisah antara Kufur dan Iman, (terj. Wardana), Bumi Aksara, Jakarta, 1996

Abdurrahman Al-Baghdadi, Sistem Pendidkan Islam di Masa Khilafah Islam, al-Izzah, Jawa Timur, 1996

Abdurrahman An-Nahlawi, Pendidikan Islam Di Rumah, Sekolah dan Masyarakat

(Terjmhan. Shihabuddin), Gema Insani Press, Jakarta, 1995.

Abdurrahman Saleh Abdullah, Teori-Teori Pendidikan Berdasarkan al-Qur’an, Rineka Cipta, Jakarta, 1982.

Abi Abdul Muhammad bin Yazid al-Qozwiny Ibnu Majah, Sunan Ibnu Majah, Juz I, Maktabah Dahlan, Jakarta.

Abi Fadl Jamal al Diin Muhammad bin M. Ibn Mandzur al Afriki al Mishri, Lisan al-‘Arab Jilid I, Daar al Shadr, Beirut, 1990

Abu al Fida Ismail Ibn Katsir, Tafsir al-Qur’an al-Adzim Jilid IV, Daar al Fikr, Beirut, 1986.

Afif Muhammad, Islam Mazhab Masa Depan, Pustaka Hidayah, Bandung, 1998

___________, Dari Teologi ke Ideologi; Telaah atas Metode dan Pemikiran Teologis Sayyid Quthb, Sunan Gunung Djati Press, Bandung, 1999.

Ahmad D. Marimba, Filsafat Pendidikan Islam, Al Ma’arif, Bandung, 1980

Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan Dalam Perspektif Islam, Rosdakarya, Bandung, 1991. _________, Metodologi Pengajaran Agama Islam, Rosdakarya, Bandung, 1999.

Al Imam Aba Al Fida’ Al Hafidz Ibn Katsir Al Damasyqy, Tafsir Al-Qur’an al Adhim

Ibnu Katsir Jilid I,, Daar al Fikr, Beirut, 1992M/1416 H

Al Raghib al Isfahani, Mu’jam al Mufradat alfazh al Qur’an, Daar al Fikr, Beirut, tt.

Ali Abdul Hakim Mahmud, Pendidikan Ruhani (terj. Abdul Hayyi al Katani dari Al Tarbiyah al Ruuhiyah) Gema Insani Press, Jakarta, 2000

Al-Syaibany, Falsafah Pendidikan Islam, Bulan Bintang, Jakarta, 1979

AM. Saefuddin, Desekularisasi Pemikiran : Landasan Islamisasi, Mizan, Bandung, 1993, hal. 35.

Anwar Prabu Mangkunegara, Perkembangan Intelegensi Anak dan Pengukuran IQ,

Angkasa, Bandung, 1993

Asy Syaikh Ja’far Subhani, Al Milal wa al Nihal, Penerbit Al Hadi Pekalongan, 1997 Athiyah al Abrasyi, Dasar-Dasar Pokok Pendidikan Islam, Bulan Bintang, Jakarta.

Attabik Ali Ahmad Zuhdi Mudhlor, Kamus Kontemporer Arab Indonesia, Yayasan Ali Maksum,Krapyak, 1998.

Azyumrdi Azra, Pendidikan Islam, Tradisi Dan Modernisasi Menuju Milenium Baru,

Logos, Jakarta, 1999.

Badruddin Ibn Jama’ah al Kanaani, Mutakallimfi Adab al Alim wa al Muta’alim, Daar al Kutub al Ilmiyah, Beirut, tt.,

Baihaqi A.K. ,Pendidikan Agama Dalam Keluarga Bagi Anak Prenatal.

Chatib Thoha, Kapita Selekta Pendidikaan Islam, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 1996. Choiruddin Hadhiri, Klasifikasi Kandungan Al-Qur’an, Gema Insani Press, Jakarta, 1999. Darley dan Kinchla, Psycology, Division of Simun& Schuster, Inc, New Jersey, 1981 Depag RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, Jakarta, 1971.

Djawad Dahlan,Pendidikan Agama Dalam Keluarga, (editor Ahmad Tafsir).

Elizabeth B. Hurlock, Developmental Psychology A Life Span Approach, Mc. Graw Hil Book, New York, 1980

Elizabeth Lee Vincent dan Phylips C. Martin, Human Psycologycal Development, The Ronald Press Comp., New York, 1961

F.J. Monks, Psikology Perkembangan (terjm. Siti Rahayu Haditomo), Gema Insani Press, Yogyakarta, 1999.

Fadhil al-Jamali, Menerabas Krisis Pendidikan Dunia Islam, Golden Terayon Press, Jakarta, 1993.

Pendekatan Interdisipliner. Bumi Aksara, Jakarta, 1993

Hadari Nawawi, Pendidikan Dalam Islam, Al-Ikhlas, Surabaya, 1993.

Harun Nasution, Islam Di tinjau dari Beragai Aspeknya Jilid 2,UI Press, Jakarta, 1986 Hasan Gaos, Psikologi Agama II, Diktat Kulih IAIN SGD Bandung, tth

Henry L. Roediger dan Elizabeth D. Capald, Psycology,Little Brown Comp.,Boston, 1984 Hery Noer Aly, Ilmu Pendidikan Islam, Logos, Jakarta, 1999

Ibn Majah, Sunan Ibnu Majah Juz I Bab Muqadimah, Thaha Putra, Semarang, tth Ibn Qayyim al Jauziyah,Tafsir Ibn Qayyim, Daar al Falah, Jakarta, 2000

Ibnu Musthafa, Keluarga Islam Menyongsong Abad 21, Al-Bayan, Bandung, 1993.

Ibrahim Muhammad Atho’, Thuruq Tadris al-Tarbiyah al Islamiyah, Maktabah al Nahdiyah, Kairo, 1996.

Imam al Ghazali, Ihya Ulumuddin Jilid I, Maktabah Usaha Keluarga, Semarang,tt. Imam al Tumudzi, Sunan al Turmudzi juz 4, Penerbit Dahlan, Indonesia, tth. Imam Muslim, Shahih Muslim Juz I Bab Iman, Daar al Ihya al Kutub al Arabiyah,

Indonesia, tth.

J.P. Chaplin, Kamus Lengkap Psikologi (terj. Kartini Kartono), Raja Grafindo Persada, Jakarta, 1999

Jalaluddin Rahmat, Keluarga Muslim Dalam Masyarakat Modern,Rosdakarya, Bandung, 1992.

Jalaluddin, Mempersiapkan Anak Sholeh Telaah Pendidikan terhadap Sunnah Rasulullah,

Grafindo, Persada, Jakarta, 1996

________, Psikologi Agama, Raja Grafindo Persada, Jakarta, 1996

Jamil Shaliba, Al Mu’jam al Falsafi jilid I, Daar al kitab al lubnani, Kairo, 1978.

Kartini Kartono, Pengantar Mendidik Teoritis: Apakah Pendidikan Masih diperlukan?, CV. Mandar Maju, Bandung, 1992.

____________, Psikologi Anak,Mandar Maju, Bandung. Kuntowijoyo, Paradigma Islam, Mizan, Bandung, 1990

M. A.Hadi al Misri, Manhaj dan Aqidah Ahlus Sunnah wal Jamaah (terj. As’adalah Yasin), Gema Insani Press, Jakarta, 1992

Muhammad Abdul Qadir Ahmad,Thurq Ta’lim al Tarbiyah al Islamiyah, Maktabah al- Nahdhah al Misriyyah, Kairo,.1981.

Muhammad Ahmad, Tauhid Ilmu Kalam, Pustaka Setia, Bandung, 1997

Muhammad Ali Hadi Al Afifi, Ushul al Tarbiyah wa ilm al Nafsi, Al Fajaluh Al Jadidi, Kairo, tth

Muhammad Ali Quthb, Sang Anak Dalam Naungan Pendidikan Islam, Diponegoro, Bandung, 1993.

Muhammad Athiyah Al Abrasyi, Dasar-Dsar Pokok Pendidikan Islam, Bulan Bintang, Jakarta, 1970

Muhammad bin Ismail bin Ibrahim bin Mughirah al Bukhari, Shahih Bukhari Juz I, Daar al Fikr, Kairo, 1981

Muhammad Munir Jimbaz, Karakter Orang Sukses Dunia Akhirat(terj. AM Basamalah dari al Muflihun), Pustaka al Kautsar, Jakarta

Muhammad Ngalim Purwanto, Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis, Remaja Rosdakarya, Bandung, 1993

Muhammad Nur Abdul Hafizh Suwaid, Mendidik Anak Bersama Rasulullah (terj.

Kuswandani dari Manhaj al Tarbiyah al Nabawiyah li al Thifl), Al Bayan, Bandung, 2000

Muhammad Thalib, Praktek Rasulullah saw. Mendidik Anak (bidang aqidah dan Ibadah)

Irsyad Baitus Salam, Bandung, 2000

Muhammad Usman Najati, Al-Qur’an dan Psikologi, (terj. Ade Asnawi dari Al Qur’an wa ilm l Nafs, Aras Pustaka, Jakarta, 2001.

Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan,Rosdakarya, Bandung, 1995.

Mustofa Abdul Hamid, Al-Usroh Fi al Islam, Maktabah Daar al-Arwalah, Kairo, 1961. Nashir Ibn Abdul Karim al Aql, Prinsip-prinsip Aqidah Ahlus Sunnah wa al Jama’ah

(Terj.) Gema Press, Jakarta

Nur Uhbiyati, Ilmu Pendidikan Islam, Pustaka Setia, Bandung, 1997

Omar Muhammad al Toumy al Syaibani,Falsafah Pendidikan Islam, (terj. Hasan Langgulung dari Falsafah al Tarbiyah al Islamiyah),Bulan Bintang, Jakarta, 1979 Ronald C. Johnson, Child Psychology, Behavior and Development, John Wiley, Inc., New

York, 1969.

Rupet C. Lodge, Philisophy of Education, Herer and Brother, New York, 1974

S. Wojowasito, Kamus Umum Belanda Indonesia, PT. Ikhtiar Baru Van Hoves, Jakarta 1990

Singgih D. Gunarsa, Dasar dan Teori Perkembangan Anak, Gunung Mulia, Jakarta 1989 Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, Rineka Cipta, Jakarta, 1995 Soesilowindradini, Psikologi Perkembangan Masa Remaja, Usaha Nasional, Surabaya, tth Subina Hadisubroto, Keluarga Muslim Dalam Masyarakat Modern, Rosdakarya, Bandung,

1994.

Sutari Imam Barnadib, Pengantar Ilmu Pendidikan Sistematis, Andi Offset, Yogyakarta, 1993

Syahminan Zaini, Tinjauan Analisis tentang Iman, Islam dan Amal, Kalam Mulia, Malang 1984

Syaiful Bahri Djamarah, Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif, Rineka Cipta, Jakarta, 2000

Syamsu Yusuf, Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja, Rosda Karya, Bandung, 2000 Syeh M. Al Naquib al Attas, Konsep Pendidikaan Dalam Islam, (terj. Haidar Bagir dari

The Concept of Education of Islam), Bandung, Mizan, 1984

Syekh Ismail Haqqi Al-Buruswiy, Tafsir Ruh Al Bayan I, Daar al Fikr, Beirut, tt.

Thoha Abdul al Afifi, Hak Orang Tua pada Anak dan Hak Anak pada Orang Tua(terj. Zeid Husein), Daar el Fikr Indonesia, Jakarta, 1990

Tim Ahli Tauhid, Kitab Tauhid (terj. Hasan Basori dari al Tauhid li al Shaffi al Tsani al ‘Ali), Darul Haq, Jakarta

Umar Hasyim, Mendidik Anak Shaleh,Bina Ilmu, Surabaya, 1993. Whitherington, Psikologi Pendidikan, Rineka Cipta, Jakarta, 1991. Winarno Surakhmad, Psikologi Pemuda,Jemmars, Bandung, 1980 Woodworth, Psychology, Mc. Millan, New York, 1995

Yusran Amani,Ilmu Tauhid, LISK, Jakarta, 1996

Yusuf al-Qardhawy, Niat dan Ikhlas (terj), Pustaka al-Kautsar, Jakarta, 2000. Zakiah Daradjat, Ilmu Jiwa Agama, Bulan Bintang, Jakarta, 1979.

___________, Keluarga Muslim Dalam Msyarakat Modern, Rosdakarya, Bandung, 1994. Zuhairini, Filsafat Pendidikan Islam, Bumi Aksara, Jakarta, 1995

Dokumen terkait