• Tidak ada hasil yang ditemukan

Mencari alternatif. Himbaulah diri anda dan anak buah untuk melakukan dua hal, pertama melakukan pekerjaannya dengan seefektif mungkin dan

PERAN KEPALA MADRASAH DALAM PENI NGKATAN PROFESI ONALI SME GURU

LANDASAN TEORI

A. PERAN KEPALA MADRASAH

4. Mencari alternatif. Himbaulah diri anda dan anak buah untuk melakukan dua hal, pertama melakukan pekerjaannya dengan seefektif mungkin dan

yang kedua dengan cara baru. Arahkan mereka untuk berpikir dan mempertanyakan kembali peranan dan cara kerja mereka sehingga

pikiran mereka lebih terbuka dan mampu melihat hal lain yang tak terpikirkan sebelumnya.

5. Siap menghadapi kegagalan. Bahkan inovator terbesar pun pernah merasakan kegagalan. Tanamkan pada diri sendiri dan orang lain bahwa kegagalan merupakan jalan menuju sukses.

6. Ujicobakan inovasi anda. Selalu uji cobakan inovasi terlebihdahulu untuk melihat respon dan hasilnya. Usahakan melakukannyalangsung kepada sasaran agar lebih representatif dan mencerminkan hasil sebenarnya.

7.Selalu bersemangat. Fokus pada hal-hal yang ingin diubah dan tantangan yang akan dihadapi. Tularkan semangat dan energi pada guru agar mereka turut mendukung anda dengan sepenuh hati dan tenaga. Selalu tunjukkan antusiasme dan keyakinan anda dan sebarkan setiap kali berkomunikasi.73

Inovatif adalah cara baru,pratik baru dan ide baru untuk mengembangkan dan mengorganisir suatu lembaga yang dipimpin untuk mengarah pada perubahan.Arah perubahan yang menuju kemajuan pada bidang akademik dan non akademik.Kepala madrasahyang inovatif memiliki ciri sebagaiberikut.(1) Menyusun program baru melaksanakan dan mengevaluasi. (2) Melaksanakan

73

menejemen berbasis madrasah. (3) Mengembangkan inovasi pembelajaran. (4) Mengembangkan lingkungan madrasah yang kondusif. (5) Mengembangkan profesional guru dan tenaga kependidikan. (6) Menggalang parsipasi masyarakat.

Peran dan fungsinya sebagai inovator, kepala Madrasah harus memiliki strategi yang tepat untuk menjalin hubungan yang harmonis dengan lingkungan, mencari gagasan baru, mengintegrasikan setiap kegiatan, memberikan kepada seluruh tenaga kependidikan di Madrasah, dan mengembangkan model-model pembelajaran yang inovatif.

Mulyasa menjelaskan kepala Madrasah sebagai inovator akan tercermin dari cara-cara ia lakukan pekerjaannya secara konstruktif, kreatif, delegatif, integratif, rasional dan objektif, pragmatis, keteladanan, disiplin, serta adaptabel dan fleksibel.74

Konstruktif dimaksudkan bahwa dalam meningkatkan profesionalisme tenaga kependidikan di Madrasah, kepala Madrasah harus berusaha mendorong dan membina setiap tenaga kependidikan agar dapat berkembang secara optimal dalam melakukan tugas-tugas yang diembankan kepada masing-masing tenaga kependidikan.

Kreatif dimaksudkan bahwa dalam meningkatkan profesionalisme tenaga kependidikan di Madrasah, kepala Madrasah harus berusaha mencari gagasan

74Mulyasa..Menjadi kepala sekolah profesional. Bandung :( PT Remaja Rosdakarya , 2003)h. 118-119

dancara-cara baru dalam melaksanakan tugasnya. Hal ini dilakukan agar para tenaga kependidikan dapat memahami apa-apa yang disampaikan oleh kepala Madrasah sebagai pimpinan, sehingga dapat mecapai tujuan sesuai dengan misi dan visi Madrasah.

Delegatif dimaksudkan bahwa dalam meningkatkan profesionalisme tenaga kependidikan di Madrasah, kepala Madrasah harus berupaya mendelegasikan tugas kepada tenaga kependidikan sesuai dengan deskripsi tugas, jabatan serta kemampuan masing-masing.

Integratif dimaksudkan bahwa dalam meningkatkan profesionalisme tenaga kependidikan di Madrasah, kepala Madrasah harus berupaya mengintegrasikan semua kegiatan sehingga dapat menghasilkan sinergi untuk mencapai tujuan Madrasah secara efektif, efisien dan produktif.

Rasional dan objektif dimaksudkan bahwa dalam meningkatkan profesionalisme tenaga kependidikan di Madrasah, kepala Madrasah harus berusaha bertindak berdasarkan pertimbangan rasio dan objektif.

Pragmatis dimaksudkan bahwa dalam meningkatkan profesionalisme tenaga kependidikan di Madrasah, kepala Madrasah harus berusaha menetapkan kegiatan atau target berdasarkan kondisi dan kemampuan nyata yang dimiliki oleh setiap tenaga kependidikan, serta kemapuan yang dimiliki Madrasah.

Keteladanan dimaksudkan bahwa dalam meningkatkan profesionalisme tenaga kependidikan di Madrasah, kepala Madrasah harus berusaha memberikan teladan dan contoh yang baik.

Adaptabel dan flesibel dimaksudkan bahwa dalam meningkatkan profesionalisme tenaga kependidikan di Madrasah, kepala Madrasah harus mampu beradaptasi dan fleksibel dalam menghadapi situasi baru serta berusaha menciptakan situasi kerja yang menyenangkan dan memudahkan para tenaga kependidikan untuk beradaptasi dalam melaksanakan tugasnya.

Kepala Madrasah sebagai inovator harus mampu mecari, menemukan, dan melaksanakan berbagai pembaharuan di Madrasah. Gagasan baru tersebut misalnya moving class ( mengubah strategi pembelajaran dari pola kelas tetap menjadi pola kelas bidang studi, sehingga setiap bidang studi memiliki kelas sendiri, yang dilengkapi dengan alat peraga dan alat-alat lainnya). Moving class ini bisa dipadukan dengan pembelajaran terpadu, sehingga dalam suatu laboratorium bidang studi dapat dijaga oleh beberapa orang guru (fasilitator), yang bertugas memberikan kemudahan kepada peserta didik dalam belajar

Adapun bentuk-bentuk inovasi yang bias dilaksanakan oleh kepala madrasah adalah:

a. Kurikulum

Inovasi/pembaharuan kurikulum yang dilakukan oleh Kepala Madrasah adalah modifikasi kurikulum, yaitu menambah jam pelajaran 45 jam permingu menjadi 48 jam. Atau 70 % ilmu umum harus dibaca 100 % dalam proses pelaksanaan pengajarannya. Hal ini dilakukan oleh kepala Madrasah agar tidak kalah dengan Madrasah lain, siswa dapat memahami ilmu umum dan ilmu agam

secara seimbang. Disamping itu juga menerapkan Integrated Learning, Dan IntegratedCurriculum. Integrated learning adalah pengintegrasian materi-materi agama kedalam materi umum. Integrated curriculum adalah penerapan perpaduan antarapelajaran umu dengan agama. Dengan upaya pengintegrasian tersebut, siswa mengalami peningkatan kualitas pendidikan, baik dari aspek kualitas akademik dan aspek psikis dengan meningkatnya moralitas anak. Jadi adanya keseimbanganantara pemahaman ilmu umum dan pemilikan akhlaq.

b. Inovasi Sarana dan prasarana

Inovasi pengelolaan sarana dan prasarana dapat terwujud melalui kerjasama madrasah dengan orang tua siswa (komite madrasah), misalnya membangun gedung, LAB bahasa, LAB IPA, komputerisasi, dan lain-lain.

c. Inovasi Pengelolaan Keuangan

Ide gagasan inovasi pengelolaan keuangan dengan konsep Open Management yang datang dari kepala madrasah kepada bawahan harus ditangkap secara matang dalam proses mengambil kebijakan demi lancarnya proses pembelajaran di madrasah. Proses pengelolaan keuangan di madrasah dapat melalui dua tahapan yaitu, tahapan penerimaan yang khusus dipegang satu orang, tahapan pengeluaran dipegang dan dikontrol satu orang. Proses pembelanjaan keuangan, dipasrahkan kepada guru dan karyawan. Sebagai bukti laporan menyerahkan secara rasional dan profesional.

d. Inovasi Strategi Pembelajaran

Inovasi strategi pembelajaran yang dilaksanakan diantaranya, yaitu Team Teaching, Guru Bidang Studi, Class Grouping, Rotation Class, Bimbingan Ebtanas, Pondok Ebtanas, Penggunaan 101 Strategi Pembelajaran.

e. Pengelolaan siswa

Dalam konsep inovasi, bahwa siswa merupakan faktor internal yang mempengaruhi keberhasilan inovasi pendidikan. Siswa terlibat langsung dalam proses belajar mengajar di madrasah. Inovasi pengelolaan siswa dapat dimulai dari penerimaan siswa baru, yaitu melalui seleksi yang matang tidak asal terima, kemudian digodok melalui proses belajar mengajar yang berkwalitas sehingga menghasilkan out put (lulusan yang kwalitas).

f. Pengelolaan tenaga guru

Proses inovasi pengelolaan guru merupakan salah satu kunci keberhasilan (Key to Succesfullnes) madrasah, sebab guru merupakan salah satu komponen pendidikan yang mempengaruhi keberhasilan dalam institusi pendidikan. Untuk itu, diperlukan profesionalisasi guru dibidang pengetahuan, sikap, dan keterampilan. Profesionalisasi guru diperlukan untuk melangsungkan proses inovasi di madrasah. Kecerdikan, kekreatifan, dan memiliki etos dan komitmen yang tinggi tumbuh berkembang secara personal profesional merupakan sikap inovatif yang dibutuh-kan pula untuk melaksanakan inovasi pendidikan madrasah.

g. Pengelolaan hubungan masyarakat

Konsep School Based Management (manajemen berbasis madrasah) yang diterapkan di Madrasah, salah satunya proses pelibatan orang tua siswa terhadap keputusan lembaga, menumbuhkan rasa memiliki "Mutual Support". Masyarakat saling mendukung keputusan yang telah dicapai bersama bahkan bertanggung jawab atas maju tidaknya madrasah. Sehingga masyarakat menaruh kepercayaan, harapan yang tinggi terhadap Madrasah.

Maya H menyatakan menejemen berbasis Madrasah adalah pengelolaan Madrasah yang didasarkan pada kondisi objektif Madrasahsecara transparasi.kerjasama, kemandirian, akuntabilitas, dan Partisipasi.75 Menejemen berbasis Madrasah adalah langkah awal dari perjuangan meniti keberhasilan.Penerapan manejemen berbasis Madrasah mensyaratkan perubahan pola pikir, budaya kerja, dan kulturMadrasah. Iklim kerja yang baik, kaya akan kreativitas, dan mampu menjalin kerjasama sinergis antara semua warga Madrasah.

Mengembangkan inovasi pembelajaran.Mengembangkan inovasi pembelajaran dilakukan pada tataran menumbuhkan efektivatas hassil,bukan penambahan jam pelajaran.Inovasi pembelajaran bisa dilakukan misalnya,terhadap metode atau strategi pembelajaran yang digunakan. Mengembangkan lingkunganmadrasah yang kondusif. penataan lingkungan madrasah, kebersihan

75Maya H., Kesalahan-Kesalahan Umum Kepala Sekolah dalam Mengelola Pendidikan,. (Yogyakarta: Buku Biru,2012), Cet. Pertama,H.89-96 .

kesantunan warga Madrasah, keakraban, kekeluargaan akan menciptakan kondisi yang kondusif dan harmonis. Kondisi kondusif dapat diciptakan melalui mengembangkan kegiatan-kegiatan belajar yang menantang,edukatif, kreatif dan menyenangkan.

Mengembangkan propfesionalisme guru dan tenaga kependidikan. Seorang guru yang memiliki kompetensi profesional adalah guru menguasai meteri keilmuan secara mendalam sekaligus menguasai kurikuklum serta perangkatnya, hingga pada kesiapan pembelajaran. Kepala madrasahmemberi kesempatan kepada gurunya untuk mengikuti pendidikan atau pelalatihan. Menggalang partisipasi masyarakat. Masyarakat yang bijak menyadari bahwa masyarakat tidak akan pernah maju tanpa keberadaa Madrasah. Kepala Madrasah yang inovatif akan selalu berupaya menggalang partisipasi masyarakat. Inovasi yang dimunculkan terkait dengan kehadiran madrasah dan masyarakat di sekitarnya. Partisipasi masyarakat diharapkan memberikan kontribusi pemikiran, tenaga, waktu, dan dana.

Memiliki visi untuk berubah. Kepala madrasah harus memiliki visi untuk disebarluaskan dan meyakinkan orang lain menjadi sosok yang bisa menemukan cara yang inovatif untuk memperoleh kesuksesan. Tidak merasa takut adanya perubahan. Kepala madrasah berani menghadapi perubahan yang signifikan tentangdunia pendidikan masa kini. Berpikir seperti investor yang berani mengambilresiko. Kepala madrasah harus berani mencari keseimbangan kegagalan

dankesuksesan.Senang mempertimbangkan berbagai usulan gagasan, tetapi tetap nyaman dengan berbagai pemikiran yang menggambarkan kemungkinan kegagalan-kegagalan yang mungkin terjadi.

Memiliki rencana usulan yang dinamis. Kepala madrasah memiliki usulan yang mudah dilakukan sumbernya tersedia dan rencana itu responsif, terbuka semua kalangan. Kepala madrasah harus brinteraksi dan kolaborasi dengan pihak lain, organisasi masyarakat sebagai mitra. Sehingga bisa bertukar pengalaman dan keterampilan. Kepala madrasah harus siap menerima kegagalan untuk mendorong inovatif. Kegagalan merupakan langkah awal dari perjalanan menuju kesuksesan.

Kiat- kiat kepala madrasahyang inovatif dalam memotivasiguru. Kepala madrasahberperan aktif dalam inovatif memotivasi guru yaitu: (1) Turut serta dalam menyusun silabus, RPP, dan perangkat pembelajaran. (2) Memberikan penghargaan kepada guru yang bersusah payah menyusun materi pembelajaran. (3) Menghargaim guru yang berprestasi dengan meberikan reward. (4) Memberikan petunjuk bagaimana menggunakan metode yang relevan. (5) Menunjukan kesalahan dengan bahasa yang santun, tidak menyinggung perasaan. (6) Memberi kesempatan guru untuk menyampaikan permasalahannya untuk dipecahkan secara individu atuau kolektif. (7) Menyiapkan fasilitas yang dibutuhkan guru.