• Tidak ada hasil yang ditemukan

Menciptakan lingkungan sekolah yang sehat

Dalam dokumen smk11 IlmuKesehatan Heru (Halaman 45-50)

Pengawasan perilaku kesehatan masyarakat

1. Menciptakan lingkungan sekolah yang sehat

Lingkungan sekolah yang sehat, mencakup 2 aspek, yakni sosial (non-fisik dan fisik).

a. aspek non-fisik (mental-sosial):

Lingkungan sosial sekolah adalah menyangkut hubungan antara komunitas sekolah (murid, guru, pegawai sekolah dan orang tua murid). Lingkungan mental sosial yang sehat terjadi apabila hubungan yang harmonis, dan kondusif di antara komponen masyarakat sekolah. Hubungan yang harmonis ini akan menjamin terjadinya pertumbuhan dan perkembangan anak atau murid dengan baik, termasuk tumbuhnya perilaku hidup sehat.

b. Lingkungan fisik terdiri dari:

Bangunan sekolah dan lingkungannya yang terdiri dari:

• Letak sekolah tidak berdekatan dengan tempat-tempat umum atau keramaian, misalnya pasar, terminal, mall, dan sebagainya.

• besar dan konstruksi gedung sekolah sesuai dengan jumlah murid yang ditampungnya.

• Tersedianya halaman sekolah dan kebun sekolah.

• Ventilasi memadai sehingga menjamin adanya sirkulasi udara di setiap ruang kelas.

• Penerangan atau pencahayaan harus cukup, utamanya cahaya dari sinar matahari dapat masuk ke setiap ruang kelas.

• System pembuangan air limbah maupun air hujan dijamin tidak menimbulkan genangan (harus mengalir).

• Tersedia air bersih dan pembuangan air besar atau air kecil (jamban).

• Tersedianya tempat pembunagan sampah di setiap kelas, dan tersa sekolah.

• Tersedianya kantin atau warung sekolah, sehingga kebersihan dan keamanan makanan dapat diawasi.

Pemeliharaan Kebersihan Perorangan dan Lingkungan

Pemeliharaan kesehatan perorangan dan lingkungan merupakan factor yang sangat penting dalam menciptakan lingkungan kehidupan sekolah yang sehat. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam rangka pemeliharaan kebersihan perorangan (personal hygiene), khususnya bagi murid-murid adalah:

• kebersihan kulit, kuku, rambut, telinga, telinga, dan hidung.

• kebersihan mulut dan gigi.

• kebersihan dan kerapian pakaian.

• mMemakai alas kaki (sepatu atau sandal).

• cuci tangan sebelum memegang makanan, dan sebagainya. Sedangkan kebersihan lingkungan yang perlu diperhatikan antara lain:

• kebersihan perlengkapan sekolah (bangku, meja, dan alat sekolah yang lain).

• kebersihan kaca, jendela, dan lantai

• kebersihan WC dan kamar kecil.

• kebersihan ruang kelas.

• membuang sampah pada tempatnya.

• membiasakan meludah tidak di sembarang tempat.

• pemeliharaan taman atau kebun sekolah. Keamanan umum sekolah dan lingkungannya:

1. Ada pagar sekolah, untuk mencegah atau mengurangi murid-murid keluar masuk gedung sekolah, sehingga membahayakan keselamatannya.

2. Halaman dan gang atau jalan masuk ke sekolah mudah dilewati atau tidak becek di musim hujan, dan berdebu pada musim kemarau.

3. Semua pintu dan jendela diatur sedemikian rupa sehingga membuka kea rah luar.

4. Ada tanda lalu lintas khusus sebagai pemberitahuan kepada pemakai jalan agar waspada di lingkungan sekolah (banyak anak berlari-larian).

5. Tersedia P3K, dan tenaga atau guru yang terlatih di bidang P3K.

Pendidikan Kesehatan

Pendidikan kesehatan, khususnya bagi murid-murid Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), atau Sekolah Menengah Atas (SMA) ditujukan untuk menanamkan kebiasaan hidup sehat agar dapat bertanggung-jawab terhadap kesehatan diri sendiri serta lingkungannya serta ikut aktif di dalam usaha-usaha kesehatan. Untuk mencapai tujuan tersebut diperlukan tahap-tahap:

1. Memberikan pengetahuan tentang prinsip dasar hidup sehat. 2. Menimbulkan sikap dan perilaku hidup sehat.

3. Membentuk kebiasaan hidup sehat.

Hal-hal pokok sebagai materi dasar untuk menanamkan perilaku atau kebiasaan hidup sehat adalah sebagai berikut:

a. Kebersihan perorangan dan lingkungan, terutama lingkungan sekolah.

b. Pencegahan dan pemberantasan penyakit menular, dengan cara:

• Hidup bersih

• Imunisasi

• Pemberantasan nyamuk, kecoak, tikus, dan binatang lain yang dapat menularkan penyakit.

• Cara penularan penyakit.

c. Penyakit-penyakit tidak menular (penyebab dan cara pencegahannya).

d. Gizi yang meliputi:

1. Pengenalan berbagai makanan bergizi 2. Nilai gizi pada makanan

3. Memilih berbagai makanan yang bergizi 4. Kebersihan makanan

5. Penyakit-penyakit akibat kekurangan atau kelebihan gizi, dan sebagainya.

6. Pencegahan kecelakaan atau keamanan diri

7. Mengenal fasilitas kesehatan yang professional, dan sebagainya.

Pemeliharaan dan Pelayanan Kesehatan di Sekolah

Karena sekolah adalah sebuah komunitas, meskipun interaksi efektif di antara anggota komunitas hanya sekitar 6-8 jam, namun perlu adanya pemeliharaan kesehatan, khususnya bagi murid-murid sekolah. Pemeliharaan kesehatan di sekolah ini mencakup:

1. Pemeriksaan kesehatan secara berkala, baik pemeriksaan umum atau khusus, misalnya: gigi, paru-paru, kulit, gizi, dan sebagainya.

2. Pemeriksaan dan pengawasan kebersihan lingkungan.

3. Usaha-usaha pencegahan dan pemberantasan penyakit menular, antara lain dengan imunisasi.

4. Usaha perbaikan gizi.

5. Usaha kesehatan gigi sekolah.

6. Mengenal kelainan-kelainan yang mempengaruhi pertumbuhan jasmani, rohani, dan social. Misalnya, penimbangan berat badan, dan pengukuran tinggi badan.

7. Mengirimkan murid yang memerlukan perawatan khusus atau lanjutan ke Puskesmas atau rumah sakit.

8. Pertolongan pertama pada kecelakaan dan pegobatan ringan. 9. Membantu sekolah dalam mengembangkan materi kesehatan

dalam kurikulum sekolah.

10. Menjalin kerja sama dengan sector lain dan pihak-pihak lain dalam rangka mengembangkan upaya kesehatan sekolah. 11. Menggerakkan masyarakat di sekitar sekolah dalam rangka

upaya kesehatan sekolah.

Ruang lingkup pendidikan kesehatan masyarakat

Ruang lingkup pendidikan kesehatan dapat dilihat dari berbagai dimensi, antara lain dimensi sasaran pendidikan, dimensi tempat pelaksanaan atau aplikasinya, dan dimensi tingkat pelayanan kesehatan.

Dari dimensi sasarannya, pendidikan kesehatan dapat dikelompokkan menjadi 3 yakni:

1. Pendidikan kesehatan individual dengan sasaran individu. 2. Pendidikan kesehatan kelompok dengan sasaran kelompok.

3. Pendidikan kesehatan masyarakat dengan sasaran masyarakat luas.

Dimensi tempat pelaksanaannya, pendidikan kesehatan dapat berlangsung di berbagai tempat, dengan sendirinya sasarannya berbeda pula, misalnya :

1. Pendidikan kesehatan di sekolah, dilakukan di sekolah dengan sasaran murid.

2. Pendidikan kesehatan di rumah sakit, dilakukan di rumah-rumah sakit dengan sasaran pasien atau keluarga pasien, di puskesmas, dan sebagainya.

3. Pendidikan kesehatan di tempat-tempat kerja dengan sasaran buruh atau karyawan yang bersangkutan.

13.4. Pengembangan rekayasa sosial dalam rangka pemeliharaan kesehatan masyarakat

Pengorganisasian masyarakat dalam rangka pencapaian tujuan-tujuan kesehatan masyarakat pada hakekatnya adalah menghimpun potensi masyarakat atau sumber daya yang ada di dalam masyarakat itu sendiri untuk upaya-upaya preventif, kuratif, promotif, dan rehabilitatif kesehatan mereka sendiri.

Namun demikian, dalam praktiknya keduanya bertujuan menciptakan derajat kesehatan warga masyarakat. Bedanya kesehatan pribadi menekankan pada kesehatan individu, sedangkan kesehatan masyarakat menekankan pada kesehatan masyarakat. Pengorganisasian masyarakat dalam bentuk penghimpunan dan pengembangan potensi dan sumber-sumber daya masyarakat dalam konteks ini pada hakekatnya adalah menumbuhkan, membina dan mengembangkan partisipasi masyarakat di bidang pembangunan kesehatan. Menumbuhkan partisipasi masyarakat tidaklah mudah, memerlukan pengertian, kesadaran, dan penghayatan oleh masyarakat terhadap masalah-masalah kesehatan mereka sendiri, serta upaya-upaya pemecahannya. Untuk itu diperlukan pendidikan kesehatan masyarakat melalui pengorganisasian dan pengembangan masyarakat. Jadi pendekatan utama yang diajukan oleh Winslow dalam rangka mencapai tujuan-tujuan kesehatan masyarakat sebenarnya adalah salah satu strategi atau pendekatan pendidikan kesehatan.

13.5. Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit

Pengendalian penyakit menular ini dimungkinkan karena orang mengetahui antara lain berbagai cara penularannya. Cara penularan dapat terjadi secara langsung, yaitu, kontaklangsung antara penderitadengan lorang yang peka, ataupun secara tidak langsung, yaitu lewat suatu media, seperti air, udara, makanan, tanah, pakaian, serangga, tangan, dan seterusnya.

Untuk kepentingan pemberantasan yang menggunakan strategi menghilangkan cara transmisi penyakit, maka penyakit seringkali dikelompokkan atas dasar cara penyebarannya. Hal ini sangat penting untuk mencegah menjalarnya penyakit dari satu daerah ke daerah lain. Di sinilah pentingnya peran kesehatan lingkungan, yakni mencegah menyebarnya penyakit lewat lingkungan.

Adapun pengelompokkan tersebut adalah sebagai berikut;

• penyakitbawaan air dan makanan (water and food-borne diseases)

• penyakit bawaan udara (air borne diseases)

• penyakit bawaan tanah, dan

• penyakit bawaan vektor (vector borne diseases)

Program pencegahan dapat dilakukan dengan melakukan vaksinasi yang benar dan teratur. Pencegahan penyakit menular melalui 3 cara: eliminasi, memutus siklus, dan imunisasi (vaksinasi). “Mencegah lebih baik dan murah daripada mengobati” Untuk pencegahan dan penanggulangan penyakit menular khususnya dapat dapat dilakukan dengan 3 cara pendekatan yaitu:

Dalam dokumen smk11 IlmuKesehatan Heru (Halaman 45-50)