• Tidak ada hasil yang ditemukan

Mendapatkan kekuatan material pada bagian – bagian marka kerucut dengan dasar karet terhadap pengaruhnya stabilitas marka kerucut

HASIL PENGUJIAN DAN PEMBAHASAN

4.4 Mendapatkan kekuatan material pada bagian – bagian marka kerucut dengan dasar karet terhadap pengaruhnya stabilitas marka kerucut

4.4.1 Pendahuluan

Penelitian ini merupakan upaya mengetahui teknik pembuatan marka kerucut untuk digunakan pada rambu – rambu lalu lintas di departemen perhubungan. Standard suatu marka kerucut sudah ditetapkan oleh dirjen departemen perhubungan dengan mengeluarkan surat keputusan sehingga marka kerucut yang digunakan layak digunakan untuk keselamatan berlalu lintas.

Pemilihan bahan baku yang memenuhi kondisi tersebut diatas antara lain cone dimabil dari standar di pasaran sedangkan strip dan base terbuat dari karet alam. Karet alam yang dibuat sebagai material base dan strip marka kerucut ini diproses

Weriono : Desain Marka Kerucut Lalu Lintas Jalan Dengan Dasar Karet Dan Penyelidikan Prilaku Mekanik Akibat Beban Impak, 2009.

dengan menambahkan belerang 30% – 40% belerang, karbon hitam dan zat pewarna, dibuat campuran serta dibentuk dengan tekanan dan divulkanisasi oleh reaksi penyilangan sambil dipanaskan untuk mendapatkan benda cetakan. Proses pencetakan sesuai dengan ketebalan yang didinginkan yaitu lembaran karet ketebalan 5 mm sesuai standard material yang diinginkan dilapis – lapis kemudian dilakukan penekanan serta pemanasan sesuai cetakan yang sudah dipola (pattern).

Karet alam yang diinginkan adalah material yang tidak terlalu mempunyai kekerasan terlalu rendah (kekakuan tinggi) dan mempunyai harga ke ekonomisan untuk dapat digunakan sehingga dipilih karet alam hardness 79 – 80 yang paling tinggi diproduksi di PTPN3.

4.4.2 Sifat mekanik karet alam 4.4.2.1 Pengukuran berat jenis karet

Tujuan pengukuran ini untuk mendapatkan berat jenis dengan mengukur berat dan volume alas dasar karet dan lembaran karet diukur untuk menghitung massa jenis material ( ). Data ini diperlukan sebagai masukkan untuk simulasi komputer. Porsi kecil material karet diambil dari alas dasar karet dan lembaran karet kemudian diukur beratnya masing – masing (gambar 4.15) kemudian di catat. Isi air ke dalam gelas ukur dan dicatat volume air. Masukkan porsi kecil karet ke dalam gelas ukur yang telah diisi dengan air (gambar 4.16) kemudian dicatat ukuran skala volume gelas ukur. Volume dari karet tersebut didapat dengan cara menghitung selisih dari volume gelas ukur yang telah dimasukkan karet dan air dengan hanya air saja. Nilai volume dan massa setiap porsi dipakai menghitung berat jenis material.

Weriono : Desain Marka Kerucut Lalu Lintas Jalan Dengan Dasar Karet Dan Penyelidikan Prilaku Mekanik Akibat Beban Impak, 2009.

Tabel 4.12 dan gambar 4.17 menunjukan perhitungan berat jenis yang memakai metode pengujian. Berat jenis = massa / volume , data ini dipakai untuk input simulasi komputer.

Tabel 4.12 Pengujian Berat Jenis Karet Metode Dasar Karet (Hardness 79 – 81 D) Strip Karet (Hardnes 79 – 81 D) M(g) V(cm3) D(g/cm3) M(g) V(cm3) D(g/cm3) Observasi 2,91 2,8 1,077 2,91 2,8 1,077 4,61 4,2 1,097 4,65 2,8 1,097

Rata – rata berat jenis 1,087 Rata – rata berat jenis 1,087 Dimana M = massa , V = volume, D = massa jenis

Pengujian dilakukan dengan memakai 2 sampel karet sehingga didapat data – data untuk volume dan berat masing sampel sehingga masing sampel didapat nilai berat jenisnya seperti ditunjukan tabel 4.12 kemudian diambil nilai rata – ratanya untuk dijadukan nilai berat jenisnya yaitu 1,087.

Weriono : Desain Marka Kerucut Lalu Lintas Jalan Dengan Dasar Karet Dan Penyelidikan Prilaku Mekanik Akibat Beban Impak, 2009.

Berat dan Volume

0 0,5 1 1,5 2 2,5 3 3,5 4 4,5 5 1 2 Pengujian B er at 0 0,5 1 1,5 2 2,5 3 3,5 4 4,5 V o lu m e

Gambar 4.16 Pengukuran Volume Karet

Weriono : Desain Marka Kerucut Lalu Lintas Jalan Dengan Dasar Karet Dan Penyelidikan Prilaku Mekanik Akibat Beban Impak, 2009.

4.4.2.2 Pengujian Tarik Statik

Pengujian tarik dilakukan untuk mengukur titik yield, titik ultimate strength, titik breake dan elongation dari karet kemudian didapat stress, strain dan modulus young material. Pengujian tarik ini didapat grafik gaya terhadap elongation yang terjadi.

Adapun mesin uji tensile test yang digunakan adalah Tokyo Testing Machine MFG co.ltd Tokyo – Japan Electronic System Universal Testing Machine Type SC – 2 DE, CAP : 2.000 kgf (gambar 4.18). Material karet yang diuji menggunakan standard American Society for Testing Material (ASTM D 412) dengan kecapatan testing : 50 mm/menit dan beban set : 100 kgf

Gambar 4.18 Testing Machine MFG co.ltd Tokyo – Japan Electronic SystemUniversal Testing Machine Type : SC – 2 DE Cap : 2.000 kgf

Weriono : Desain Marka Kerucut Lalu Lintas Jalan Dengan Dasar Karet Dan Penyelidikan Prilaku Mekanik Akibat Beban Impak, 2009.

Material karet dipotong dengan menggunakan cetakan (moulding) sesuai standard ASTM D412 (gambar 4.19 (b)). Spesiemen uji tarik dipasangkan ke pengikat uji tensile (gambar 4.19 (a)) kemudian beban diberikan 100 kgf dan setting kecepatan uji tarik dibuat 50 mm/menit Pasang kertas grafik ke plotter untuk mencatat pergerakan beban terhadap stroke serta dicatat ultimate strength dan elongation. Pengujian tensile test dilakukan 3 kali pengujian untuk mendapatkan nilai rata – rata pengujian sehinggga keakuratan sifat mekanik materila karet alam

(a) (b) Gambar 4.19 Pengujian Spesiemen Uji Tarik

(a) Pemasangan Spesiemen Uji Tarik (b) Spesiemen Uji tarik Yang Dicetak

Tabel 4.13 dan gambar 4.20 menunjukan hasil pengukuran uji tarik dengan jumlah spesiemen uji tarik 3 buah dengan memakai metode pengujian tarik (tensile

Weriono : Desain Marka Kerucut Lalu Lintas Jalan Dengan Dasar Karet Dan Penyelidikan Prilaku Mekanik Akibat Beban Impak, 2009.

Tensile Strength rubber hardness 79 - 81 D 0 5 10 15 20 25 30 35 40 1 6 11 16 21 26 31 36 41 46 51 Elongation L o ad Pengujian 1 Pengujian 2 Pengujian 3

test) dengan penyetingan untuk pengujian ketiga sampel tersebut adalah 100 kgf dan kecepatan 50 mm.minit

Tabel 4.13 Hasil Pengukuran Uji Tarik

Hasil

Standard Sampel Tensile Test ASTM D 412

Pengujian I Pengujian II Pengujian III

Load (kg) 6,74 9,11 9,75

Stroke (mm) 334,79 386,71 421,99

Pengujian I menghasilkan beban maksmum 6,74 kg dan stroke 334,79 lebih rendah dibandingkan dengan pengujian II menghasilkan beban maksimum 9,11 kg dan stroke 386,71 serta pengujian III menghasilkan 9,75 kg dan stroke 421,99 sehingga sampel kedua dan ketiga mempuyai kekuatan dan kelenturan lebih tinggi dari sampel pertama.

Weriono : Desain Marka Kerucut Lalu Lintas Jalan Dengan Dasar Karet Dan Penyelidikan Prilaku Mekanik Akibat Beban Impak, 2009.

Pengujian tarik memberikan perpanjangan terhadap spsiemen karet yang ditunjukan pada gambar 4.21 dimana spesiemen I lebih pendek terjadi deformasi perpanjangannya dari pada spesiemen II

Gambar 4.21 Elongation Spesiemen Setelah Uji Tarik

Sedangkan spesiemen III lebih besar terjadi deformasi perpanjangannya dari spesiemen II dan posisi patahan terhadap karet yang telah putus ditunjukan pada gambar 4.22. Posisi patahan pada pada spesiemen karet untuk tensile disini terlihat dalam posisi miring dan necking dari spesiemen kurang dapat terlihat atau terukur dikarenakan pada daerah patahan bahan material kembali ke seperti semula karena sifat karet tersebut yang elastis yang dapat kembali ke bentuk semula

Weriono : Desain Marka Kerucut Lalu Lintas Jalan Dengan Dasar Karet Dan Penyelidikan Prilaku Mekanik Akibat Beban Impak, 2009.

Gambar 4.22 Patahan Spesiemen Setelah Uji Tarik

4.4.5 Pengaruh kelenturan base karet akibat gaya gravitasi

Kelenturan base karet dapat dilakukan pengujian dengan memberikan pengaruh gaya gravitasi ke base karet. Tujuan dari pengujian ini adalah untuk melihat pengaruh kelenturan base karet pada setiap panjangnya akibat dari berat base itu sendiri terhadap pengaruh gravitasi.

Base karet marka kerucut di letakkan pada bidang datar kemudian ditumpu. Variasi pengukuran dilakukan dengan cara mengukur kelenturan titik – titik acuan terhadap panjang karet base (titik acuan panjang karet base adalah bidang datar). Setiap titik acuan diukur terhadap bidang datar.

Weriono : Desain Marka Kerucut Lalu Lintas Jalan Dengan Dasar Karet Dan Penyelidikan Prilaku Mekanik Akibat Beban Impak, 2009.

Tabel 4.14 Menunjukan pengukuran kelenturan yang memakai metode pengujian. Pengujian dilakukan pada daerah tertentu ditunjukan pada gambar 4.23 sehingga didapat kelenturannya.

Tabel 4.14 Hasil Pengukuran Kelenturan Terhadap Titik Acuan L (mm)

Ha(mm) Hb(mm) Hc(mm) Hd(mm) He(mm) Titik A Titik B Titik C Titik D Titik E

10 0 0 0 0 0 20 0 0 0 0 0 30 0 0 0 0 0 40 0 0 0 0 0 50 0 0 0 0 0 60 0 0 0 0 0 70 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 80 1 1 1 1 1

Ha , Hb , Hc , Hd dan He adalah daerah pada base karet yang diukur jarak vertikalnya terhadap titik acuan nol pada kerataan landasan kayu

Pada panjang base karet L = 10 mm s.d L= 60 mm menghasilkan kelenturan pada titik A,B,C,D,E mempunyai harga 0 sedangkan pada pangjang L = 70 mm terjadi kelenturan 0,5 mm dan panjang L = 80 mm kelenturannya 1 mm sehingga base karet mempunyai kekakuan yang cukup tinggi dan baik untuk digunakan sebagai base marka kerucut.

Weriono : Desain Marka Kerucut Lalu Lintas Jalan Dengan Dasar Karet Dan Penyelidikan Prilaku Mekanik Akibat Beban Impak, 2009.

Gambar 4.23 Pola Base Marka Kerucut

Base karet dibuat lubang dengan ukuran diameter 8 mm bertujuan untuk mengikat strip karet dengan baut seperti gambar 4.24 dan base karet jadi yang telah dibentuk 4 buah lubang dengan posisi sama sisi seperti gambar 4.25.

Gambar 4.24 Posisi Lubang Base A

B C

D E

Weriono : Desain Marka Kerucut Lalu Lintas Jalan Dengan Dasar Karet Dan Penyelidikan Prilaku Mekanik Akibat Beban Impak, 2009.

Gambar 4.25 Base Marka Kerucut

Pengujian dilakukan dengan cara mengukur setiap titik sesuai metode kerja sehingga didapat kelenturan setiap titik ditunjukan gambar 4.26. Setiap titik acuan diukur dengan mengukur penurunan base karet terhadap bidang datar setelah itu dicatat.

Weriono : Desain Marka Kerucut Lalu Lintas Jalan Dengan Dasar Karet Dan Penyelidikan Prilaku Mekanik Akibat Beban Impak, 2009.

4.4.5 Pengaruh strip karet akibat gaya gravitasi

Kelenturan dari strip marka kerucut dapat dilakukan dengan pengujian memberikan gaya gravitasi ke karet strip dengan panjang 16 cm setiap pajang dari strip karet mempunyai berat sehingga pengaruh gaya gravitasi berubah – ubah sesuai panjang karet strip. Tujuan dari pengujian ini adalah untuk melihat pengaruh fleksibiltas strip base pada setiap panjangnya akibat dari berat strip base itu sendiri terhadap gaya gravitasi yang terjadi.

Strip karet marka kerucut di letakkan pada bidang datar kemudian ditumpu dan variasi pengukuran dilakukan dengan cara mengukur panjang stirp (titik acuan pannjang karet base adalah bidang datar). Pengukuran dilakukan dengan variasi lebar strip karet 30 mm, 40 mm, 50 mm (gambar 4.27).

Gambar 4.27 Karet Strip

(a) Lebar 30 mm,(b) Lebar 40 mm, (c) Lebar 50 mm (a)

(b) (c)

Weriono : Desain Marka Kerucut Lalu Lintas Jalan Dengan Dasar Karet Dan Penyelidikan Prilaku Mekanik Akibat Beban Impak, 2009.

Pengujian dilakukan dengan cara mengukur titik ujung strip karet sesuai metode kerja sehingga didapat kelenturan titik ditunjukan gambar 4.28. Setiap titik acuan diukur dengan mengukur penurunan strip karet terhadap bidang datar setelah itu dicatat. Pengukuran dilakukan terhadap pertambahan panjang strip karet dan juga pengukuran dilakukan terhadap lebar 40 mm dan 50 mm dengan metode pengujian yang sama.

Gambar 4.28 Pengujian Kelenturan Karet Strip

Tabel 4.15 menunjukan pengukuran kelenturan yang memakai metode pengujian yang diukur dari panjang strip terhadap gaya gravitasi diakibatkan pengaruh berat dari strip karet. Pengukuran dilakukan pada strip karet lebar 30 mm, 40 mm, dan 50 mm diukur ketinggian kelenturannnya terhadap bidang datar sesuai

Weriono : Desain Marka Kerucut Lalu Lintas Jalan Dengan Dasar Karet Dan Penyelidikan Prilaku Mekanik Akibat Beban Impak, 2009.

dengan metode pengujian sehingga mendapatkan kelenturan dari karet strip (gambar 4.28).

Tabel 4.15 Pengujian Kelenturan Strip Karet Pengaruh Gaya Gravitasi Tanpa pembebanan (m) Kelenturan (mm) Beban (grm) W30 (42,60 g) W40 (62,02g) W50 (90,38 g) W30 W40 W50 0,01 0,3 0,4 0,7 2,04 2,72 3,4 0,02 0,7 0,8 0,9 4,08 5,44 6.8 0,03 0,9 1,3 1,4 6,12 8,16 10,2 0,04 1,2 1,6 1,7 8,16 10,88 13.6 0,05 1,3 2,2 2,4 10,20 13.6 17,0 0,06 1,4 2,6 2,8 12,24 16.32 20.4 0,07 1,9 2,9 3,1 14.28 19.04 23.8 0,08 2,2 5,0 5,4 16.32 21.76 27.2 0,09 2,4 6,7 7,1 18.36 24.48 30.6 0,1 2,8 7,1 7,8 20.4 27.2 34

Karet yang berupa masih dalam bentuk lembaran – lembaran dengan hardness yang telah ditentukan dipress dengan moulding. Tujuan eksperimen ini untuk menentukan kekakuan dan bending modulus lembaran karet untuk dipakai dalam simulasi komputer.

Weriono : Desain Marka Kerucut Lalu Lintas Jalan Dengan Dasar Karet Dan Penyelidikan Prilaku Mekanik Akibat Beban Impak, 2009.

Pengaruh berat karet

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 0,01 0,02 0,03 0,04 0,05 0,06 0,07 0,08 0,09 0,1 Panjang karet (mm) D p leksi ( m m Lebar 30 mm Lebar 40 mm Lebar 50 mm

Gambar 4.29 Pengukuran Kelenturan Strip Marka Kerucut

Gambar 4.29 menunjukan bahwa strip karet dengan mempunyai lebar 30 mm serta tebal 6,8 mm mempuyai kelanturan yang cukup rendah dari pada lebar 40 mm dan 50 mm dengan tebal yang sama seperti lebar 30 mm. Kelenturan 40 mm mempunyai kelenturan yang dengan lebar 50 mm yang dapat dilihat dari pergerakan hasil pengukuran. Berdasarkan hasil pengujian tersebut diatas maka strip karet dengan mempunyai lebar 30 mm serta tebal 6,8 mm digunakan untuk peyokong kerucut dan dasar karet yang diikat dengan baut dan mur sebagai pengikat diantaranya.

Weriono : Desain Marka Kerucut Lalu Lintas Jalan Dengan Dasar Karet Dan Penyelidikan Prilaku Mekanik Akibat Beban Impak, 2009.

4.4.5 Pengujian base karet akibat pengaruh gaya ke atas (gaya eksternal)

Base karet adalah sebagai penghambat marka kerucut untuk tidak jatuh ketika base karet di bebankan oleh gaya external kemudian di seimbangkan dengan gaya internal dari base karet itu sendiri dengan maksud untuk dapat menahan marka kerucut. Tujuan dari pengujian ini adalah menentukan hubungan diantara deformasi base karet dan penyesuaian dengan gaya internal.

Base karet marka kerucut di letakkan pada bidang datar kemudian ditumpu. Base karet diikat dengan tali kemudian terhubung ikatannya dengan lifting pemberat. Variasi pengukuran dilakukan dengan cara mengukur tinggi base karet terangkat akibat pemberat dari liffting (titik acuan tinggi base karet adalah bidang datar). Pengukuran dilakukan dengan variasi pemberat.

Tabel 4.16 dan tabel 4.17 Menunjukan pengukuran kelenturan dengan penumpuan dan tanpa penumpuan yang memakai metode pengujian.

Tabel 4.16 Pengujian Kelenturan Base Dengan Pemberat Memakai Penumpuan

Pemberat Test1 Test2 Test3 Rata2

Beban (grm) Gaya (N) Jarak Vertikal (mm) Jarak Vertikal (mm) Jarak Vertikal (mm) Jarak Vertikal (mm) 29,80 0,292 0 0 0 0 30,53 0,299 0 0 0 0 32,83 0,321 0 0 0 0 37,66 0,369 0 0 0 0 38,18 0,374 0 0 0 0

Weriono : Desain Marka Kerucut Lalu Lintas Jalan Dengan Dasar Karet Dan Penyelidikan Prilaku Mekanik Akibat Beban Impak, 2009. Lanjutan Tabel 4.16 43,61 0,427 0 0 0 0 48,08 0,471 0 0 0 0 48,78 0,478 0 0 0 0 1800 17.64 14 14,5 15 14,5 1829,3 17,92 14 14,5 15 14,5 1859,8 18,22 14 14,5 15 14,5 1892,6 18,54 14 14,5 15 14,5 1930,3 18,91 14 14,5 15 14,5 1968,5 19,29 14 14,5 15 14,5 2012,1 19,72 14 14,5 15 14,5 2060,2 20,19 14 14,5 15 14,5 2108,9 20,66 14 14,5 15 14,5

Tabel 4.16 menunjukan pengukuran kelenturan base karet yang memakai metode pengujian yang diukur pemberian beban pada ujung base karet terhadap gaya gravitasi dimana diberi penumpuan pada ujung base lain. Pengukuran dilakukan pada pemberian beban 29,80 grm s..d beban 309,47 grm kemudian diukur ketinggian kelenturannnya terhadap bidang datar sesuai dengan metode pengujian sehingga base karet tidak berpengaruh terhadap gaya keatas (nilai nol ketinggiannya) pada pemberian beban 1800 grm terdapat ketinggian gaya keatas rata – rata 14,5 mm

Weriono : Desain Marka Kerucut Lalu Lintas Jalan Dengan Dasar Karet Dan Penyelidikan Prilaku Mekanik Akibat Beban Impak, 2009.

dimana pengujian dilakukan tiga kali sehingga didapat nilai rata – ratanya (gambar 4.31).

Tabel 4.17 menunjukan pengukuran kelenturan base karet yang memakai metode pengujian yang diukur pemberian beban pada ujung base karet terhadap gaya gravitasi dimana diberi tanpa penumpuan pada ujung base lain. Pengukuran dilakukan pada pemberian beban 29,80 grm s..d beban 309,47 grm kemudian diukur ketinggian kelenturannnya terhadap bidang datar sesuai dengan metode pengujian sehingga base karet tidak berpengaruh terhadap gaya keatas (nilai nol ketinggiannya) pada pemberian beban 1800 grm terdapat ketinggian gaya keatas rata – rata 19,3 mm dimana pengujian dilakukan tiga kali sehingga didapat nilai rata – ratanya (gambar 4.31).

Tabel 4.17 Pengujian Kelenturan Base Dengan Pemberat Tanpa Penumpuan

Pemberat Test1 Test2 Test3 Rata2

Beban(grm) Gaya (N) Jarak Vertikal (mm) Jarak Vertikal (mm) Jarak Vertikal (mm) Jarak Vertikal (mm) 29,80 0,292 0 0 0 0 30,53 0,299 0 0 0 0 32,83 0,321 0 0 0 0 37,66 0,369 0 0 0 0 38,18 0,374 0 0 0 0 43,61 0,427 0 0 0 0 48,08 0,471 0 0 0 0 48,78 0,478 0 0 0 0

Weriono : Desain Marka Kerucut Lalu Lintas Jalan Dengan Dasar Karet Dan Penyelidikan Prilaku Mekanik Akibat Beban Impak, 2009. Lanjutan Tabel 4.17 1800 17.64 18 19 21 19,3 1829,3 17,92 37,5 35 39 37,2 1859,8 18,22 38 36 40 38 1892,6 18,54 45 46 48 46,3 1930,3 18,91 47 48 47 47,3 1968,5 19,29 70 72 73 71,7 2012,1 19,72 107 105 108 106,7 2060,2 20,19 116 112 118 115,3 2108,9 20,66 117 116 118 117

Weriono : Desain Marka Kerucut Lalu Lintas Jalan Dengan Dasar Karet Dan Penyelidikan Prilaku Mekanik Akibat Beban Impak, 2009.

Gambar 4.31 Pemberian Berat ke Base Tanpa Penumpu (Gaya Eksternal) (a)Setting Pemberat, (b) Pemberian Beban

Pemberian beban dengan sesuai aplikasi gaya ekesternal dibuat dengan baja yang sudah ditentukan beratnya yang ditunjukan gambar 4.31. Penyelidikan prilaku mekanik perlu dilakukan untuk melihat stabilitas marka kerucut sehingga tidak hanya ditingkatkan menggunakan strategi desain yang baik. Pengujian ini menentukan hubungan diantara deformasi alas dasar karet akibat gaya internal. Gambar 4.32 menunjukan pemberian beban ke base karet dengan variasi beban sesuai dengan tabel 4.16 dan tabel 4.17 sebelum dilakukan pemberian beban ke base karet maka harus dilakukan penyetingan posisi tali pada posisi tengah dan base karet pada daerah ujung tidak dilakukan peumpuan. Sedangkan gambar 4.32 pengaruh gaya eksternal yaitu dengan cara memberi beban ke pemberat (gambar 4.30) sesuai dengan variasi pemberat.

(b) (a)

Weriono : Desain Marka Kerucut Lalu Lintas Jalan Dengan Dasar Karet Dan Penyelidikan Prilaku Mekanik Akibat Beban Impak, 2009.

Gambar 4.32 Pemberian Berat ke Base Dengan Penumpu (Gaya Eksternal)

4.4.6 Derajat bidang kerucut dan kemiringan rubber base yang terjadi akibat gaya eksternal

Setiap strip karet diikat ke bidang kerucut dan base karet pada waktu yang sama sedangkan aplikasi akibat gaya eksternal akan bertambahnya kemiringan pergerakan bidang kerucut dan base karet. Tujuan dari pengujian ini adalah mendapatkan data untuk hubungan sebuah gaya eksternal dan perpindahan kerucut dan base karet.

Weriono : Desain Marka Kerucut Lalu Lintas Jalan Dengan Dasar Karet Dan Penyelidikan Prilaku Mekanik Akibat Beban Impak, 2009.

Base karet marka kerucut di letakkan pada bidang datar kemudian ditumpu (gambar 4.33). Base karet diikat dengan tali kemudian terhubung ikatannya dengan lifting pemberat. Variasi pengukuran dilakukan dengan cara mengukur tinggi rubber base terangkat akibat pemberat dari liffting (titik acuan tinggi rubber base adalah bidang datar). Pengukuran dilakukan dengan variasi pemberat.

Weriono : Desain Marka Kerucut Lalu Lintas Jalan Dengan Dasar Karet Dan Penyelidikan Prilaku Mekanik Akibat Beban Impak, 2009.

Tabel 4.18 Menunjukan pengukuran kelenturan dengan tanpa penumpuan yang memakai metode pengujian.

Tabel 4.18 Hubungan Gaya Eksternal dan Perpindahan Kerucut Marka Kerucut Pemberat (grrm) Gaya (N) Derajat kerucut (degree) Vcone (mm) Hcone (mm) 29,80 0,292 0 635 0 30,53 0,299 0 635 0 32,83 0,321 0 635 0 37,66 0,369 0 635 0 38,18 0,374 0 635 0 43,61 0,427 0 635 0 48,08 0,471 0 635 0 48,78 0,478 0 635 0 1800 17.64 15 625 26,93 1829,3 17,92 18 615 26,93 1859,8 18,22 18 615 26,93 1892,6 18,54 18 615 26,93 1930,3 18,91 20 590 22,79 1968,5 19,29 20 590 22,79 2012,1 19,72 20 590 22,79 2060,2 20,19 22 520 20,39 2108,9 20,66 22 520 20,39

Weriono : Desain Marka Kerucut Lalu Lintas Jalan Dengan Dasar Karet Dan Penyelidikan Prilaku Mekanik Akibat Beban Impak, 2009.

Tabel 4.18 menunjukan pengukuran kestabilan marka kerucut akibat gaya eksternal yang memakai metode pengujian yang diukur dengan cara pemberian beban pada ¾ kerucut marka kerucut terhadap gaya gravitasi tanpa penumpuan. Pengukuran dilakukan pada pemberian beban 29,80 grm s..d beban 309,47 grm dimana tidak ada perubahan posisi kemudian diukur kemiringan kerucut terhadap bidang datar sesuai dengan metode pengujian. Pada pemberian beban 1800 grm terdapat kemiringan 150 dan pergerakan perpindahan dari kerucut searah horizontal 167,46 mm serta tinggi marka kerucut menjasi 163 mm (gambar 4.33).

4.5 Menyelidiki respons dan distribusi tegangan yang terjadi pada bagian –