BAB 2 Strategi Komunikasi Perubahan Perilaku
2.6 Mendesain Materi Komunikasi
Desain materi komunikasi yang akan digunakan adalah:
a. Lembar balik (panduan menyusui, IMD, PMBA, kelas ibu, kelas balita, BKB Emas, SDIDTK);
b. Balliho (Germas, Stunting, STBM, Tablet Tambah Darah, Imunisasi, PIS-PK, JKN, cek kesehatan);
c. Leaflet (Kecacingan, stunting, germas, Imunisasi, CTPS, diare, JKN);
d. Stiker (Stunting, Germas, Stop TB);
e. X-Banner (Stunting, isi piringku, JKN, cek kesehatan);
f. Video Promosi Kesehatan;
g. Radio Spot dan Talkshow di radio;
h. Media Sosial (Facebook, Twitter, Instagram, Youtube);
i. Website;
j. BKB Kit;
k. Genre Kit;
l. APE PAUD;
m. Sanitarian Kit.
BAB III
RENCANA AKSI KOMUNIKASI PERUBAHAN PERILAKU
3.1. Perencanaan
Kegiatan perencanaan yang dilakukan di Kabupaten Klaten antara lain sebagai berikut:
a. Melakukan analisa situasi kondisi stunting di wilayah, serta menetapkan akar permasalahan, faktor penyebab dan faktor risiko.
b. Menyusun rencana kegiatan/ program komunikasi perubahan perilaku (disesuaikan dengan tujuan khusus, alat dan saluran komunikasi, platform yang tersedia, indikator capaian dari masing-masing kegiatan).
c. Menyusun pembagian peran dan tanggungjawab para pemangku kepentingan terkait untuk mencapai tujuan yang ditetapkan.
d. Menyusun rencana pemantauan dan evaluasi yang mengacu pada strategi komunikasi perubahan perilaku nasional.
e. Menerbitkan regulasi lokal terkait implementasi komunikasi perubahan perilaku yang mencantumkan strategi komunikasi perubahan perilaku sesuai dengan konteks lokal.
3.2. Pelaksanaan a. Tingkat Kabupaten
Bappeda sebagai ketua Tim pelaksana kegiatan percepatan penurunan Stunting tingkat kabupaten yang melibatkan seluruh OPD yang terkait dengan pembagian tugas masing-masing. Kegiatan konvergensi percepatan stunting ini dilaksanakan mulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan, hingga pemantauan dan evaluasi program/ kegiatan.
Intervensi penurunan stunting terintegrasi melalui 8 (delapan) aksi, yaitu:
1. Analisis Situasi Program Penurunan Stunting 2. Penyusunan Rencana Kegiatan
3. Rembug Stunting
4. Peraturan Bupati tentang Peran Desa 5. Pembinaan Kader Pembangunan Manusia 6. Sistem Manajemen Data Stunting
7. Monitoring Evaluasi Pelaksanaan percepatan penurunan Stunting 8. Melakukan Publikasi Hasil Evaluasi
9. Review Kinerja Tahunan
Pada tahap perencanaan, konvergensi diarahkan pada upaya penajaman proses perencanaan regular yang berbasis data dan informasi agar program dan kegiatan yang disusun lebih tepat sasaran. Analisa situasi awal dan rembug stunting dilakukan untuk mengetahui kondisi stunting di wilayah Kabupaten, penyebab utama dan identifikasi program/ kegiatan yang selama ini sudah dilakukan.
Pada tahap pelaksanaan, konvergensi diarahkan pada upaya untuk melaksanakan intervensi gizi spesifik dan sensitive secara bersama dan terpadu di lokasi yang telah disepakaiti bersama, termasuk di dalamnya mendorong penggunaan dana desa untuk percepatan pencegahan stunting dan mobilisasi Kader Pembangunan Manusia (KPM).
Seluruh OPD dan mitra terkait melaksanakan kegiatan konvergensi sesuai dengan tugas pokok dan fungsi masing-masing.
b. Tingkat Kecamatan
Peran pemerintah kecamatan dalam percepatan penurunan stunting antara lain:
- Melakukan koordinasi konvergensi penurunan stunting di tingkat kecamatan dengan pembagian peran sesuai tugas pokok dan fungsi masing-masing unsur.
- Memastikan terselenggaranya intervensi gizi sensitive maupun spesifik untuk penurunan stunting di wilayahnya serta memastikan seluruh kepala desa untuk mendukung kegiatan penurunan stunting melalui pemihakan dana desa.
- Melaksanakan kegiatan yang direncanakan di tingkat Kabupaten.
- Melaksanakan Kegiatan Rembug Stunting tingkat Kecamatan yang difasilitasi dari Puskesmas
- Melaksanakan Sistem Manajemen Data Stunting tingkat Kecamatan - Monitoring Evaluasi Pelaksanaan percepatan penurunan Stunting - Melakukan Publikasi Hasil Evaluasi
c. Pemerintah Desa/ Kelurahan
Peran Pemerintah Desa/ Kelurahan dalam percepatan penurunan stunting antara lain : - Menjamin terselenggaranya upaya intervensi sensitive dan spesifik di desanya.
- Mengalokasikan anggaran dana desa untuk penurunan stunting.
- Menjamin adanya rencana aksi pencegahan stunting yang didalamnya mencakup komunikasi perubahan perilaku sebagai salah satu metode intervensi di desa dan daerah.
- Melakukan rembug stunting di tingkat desa untuk membahas peningkatan akses pelayanan untuk intervensi gizi spesifik dan sensitive dalam mendukung pencegahan stunting termasuk berjalannya komunikasi perubahan perilaku.
- Memfasilitasi peningkatan kapasitas kader KPM, kader Posyandu, kader STBM, kader BKB Emas dan pelaku desa lainnya yang terkait dengan pencegahan stunting.
BAB IV
PEMANTAUAN DAN EVALUASI
4.1 Pemantauan
Kegiatan pemantauan yang harus dilakukan secara rutin oleh pihak-pihak terkait:
1. Materi yang dipantau adalah perkembangan pelaksanaan kegiatan strategi komunikasi perubahan perilaku pencegahan stunting dengan menggunakan komunikasi antarpribadi di Kabupaten.
2. Sumber informasi pemantauan adalah dokumen rencana kegiatan strategi komunikasi perubahan perilaku pencegahan stunting dengan menggunakan komunikasi antarpribadi di tingkat Kabupaten; termasuk di dalamnya adalah target kegiatan, alokasi pendanaan, dan indikator komunikasi antarpribadi dalam program pencegahan stunting.
3. Pelaksana pemantauan di tingkat Kabupaten menjadi tanggung jawab Badan Perencanaan Penelitian dan Pengembangan Daerah selaku ketua Tim tingkat Kabupaten.
4. Pemantauan dilakukan setiap enam bulan sekali kepada Bupati secara terpadu melalui laporan secara berjenjang, rapat koordinasi lintas program/ sektor dan pembinaan terbaru.
5. Umpan balik (feedback) hasil monitoring dapat disampaikan melalui mekanisme persuratan. Dan dapat dibawa ke forum pimpinan apabila terdapat tindak lanjut yang memerlukan keputusan pimpinan yang lebih tinggi.
6. Hasil monitoring akan menjadi bahan masukan dalam melakukan evaluasi upaya komunikasi dalam pencegahan stunting secara keseluruhan.
4.2 Evaluasi
Kegiatan evaluasi yang harus dilakukan secara rutin oleh pihak-pihak terkait:
1. Materi yang dievaluasi di tingkat Kabupaten adalah hasil pelaksanaan kegiatan strategi komunikasi perubahan perilaku pencegahan stunting dengan menggunakan komunikasi antarpribadi.
2. Sumber informasi evaluasi adalah dokumen rencana kegiatan strategi komunikasi perubahan perilaku pencegahan stunting dengan menggunakan komunikasi antarpribadi yang termasuk di dalamnya adalah target kegiatan, alokasi pendanaan, dan indikator komunikasi perubahan perilaku dalam program pencegahan stunting.
3. Pelaksana evaluasi di tingkat Kabupaten menjadi tanggung jawab Badan Perencanaan Penelitian dan Pengembangan Daerah selaku ketua Tim tingkat Kabupaten yang dilakukan 1 tahun sekali, melalui laporan pada rapat koordinasi forum komunikasi lintas program pada akhir tahun.
4. Hasil evaluasi dilaporkan ke Gubernur oleh Bupati dan akan dilaporkan kepada Menteri Kesehatan.
LAMPIRAN
KABUPATEN : KLATEN PROPINSI : JAWA TENGAH
MASALAH PENYEBAB MASALAH ALTERNATIF PENYELESAIAN
MASALAH SASARAN PRIMER a. Ibu hamil Ibu hamil tidak minum TTD sama sekali Bumil takut mual saat minum TTD Dinkes : memberikan konseling saat
pemeriksaan kehamilan, tentang pentingnya minum TTD dan mengurangi efek samping Ibu hamil tidak rutin minum TTD sama
sekali
Bumil takut BAB keras dan hitam saat minum TTD Dissos : penyuluhan di kelas bumil, memanfaatkan petugas PLKB, PPKBD dan Pendamping PKH sebagai pengawas minum TTD
Bumil kurang informasi tentang pentingnya minum TTD secara rutin
Dispermasdes : KPM sebagai pengawas minum TTD
Bumil lupa mengkonsumsi TTD secara rutin Kominfo : penyebaran informasi pentingnya TTD dan mengurangi efeknya lewat media sosial
Tidak ada pengawas minum TTD Bappeda : mengkoordinasi dan fasilitasi pelaksanaan program
Ibu hamil tidak mengikuti kelas ibu hamil minimal 4 kali
Ibu sibuk bekerja Penjadwalan kelas bumil / pemilihan waktu yang tepat untuk pelaksanaan kelas bumil Ibu tidak melakukan pemeriksaan kehamilan Tidak mempunyai biaya / akses ke pelayanan
kesehatan
Mencarikan dana bantuan untuk ibu hamil lewat dana desa dan sumber dana lainnya b. Ibu menyusui Busui tidak memberikan ASI Eksklusif 6
bulan
Ibu bekerja Advokasi kepada tempat bekerja untuk
memberikan waktu ibu untuk menyusui atau memerah ASI
Ibu kurang pengetahuan tentang masalah menyusui Menyediakan konselor menyusui di tiap layanan kesehatan
Ibu tidak tahu tempat konseling menyusui Menyediakan konselor menyusui di tiap layanan kesehatan
Penyuluhan dan konseling kepada pendamping ibu (suami, orangtua) tentang menyusui
SASARAN
MATRIKS 1
MASALAH PERILAKU DAN PRAKTIK
MASALAH PENYEBAB MASALAH ALTERNATIF PENYELESAIAN MASALAH
Ibu tidak punya waktu untuk menyiapkan MP ASI yang tepat karena bekerja
Penyuluhan dan konseling kepada pengasuh tentang PMBA
Keterbatasan kemampuan keluarga untuk menyediakan MP ASI
pemanfaatan pekarangan untuk pemenuhan gizi keluarga
Ibu tidak membawa baduta ke posyandu untuk pemeriksaan tumbuh kembang
Ibu bekerja dan pengasuh tidak mau membawa ke Posyandu
Kader melakukan kunjungan rumah
Posyandu dianggap tidak penting Pendekatan kelompok melalui PKK dan dasa wisma
d. Ibu dengan anak 24-59 bulan Ibu tidak memberikan MP-ASI yang tepat kepada baduta
Ibu tidak tahu MP-ASI yang tepat kepada baduta Kelas PMBA dan penyuluhan pada kelompok PAUD/ BKB
Ibu tidak punya waktu untuk menyiapkan MP ASI yang tepat karena bekerja
Ibu tidak membawa baduta ke posyandu untuk pemeriksaan tumbuh kembang
Ibu bekerja dan pengasuh tidak mau membawa ke Posyandu
Kader melakukan kunjungan rumah
e. Nakes Tugas merangkap, tugas tambahan lebih banyak daripada tugas pokok
Kurangnya jumlah tenaga kesehatan Pengadaan tenaga kesehatan baik dari ASN, BLUD maupun BOK
f. Kader Kurang nya pengetahuan dan ketrampilan kader dalam masalah kesehatan yang ada
Kurangnya pembinaan dari OPD terkait Peningkatan kapasitas kader dari OPD terkait
Semua sasaran primer Kurangnya kebiasaan CTPS Tidak ada sarana CTPS Penyediaan Sarana CTPS
kurangnya pengetahuan dan ketrampilan CTPS Masih ada masyarakat yang berpotensi
untuk BABS kembali
Masih ada beberapa KK yang BAB di jamban dengan cara menumpang
Pembuatan jamban sehat untuk semua KK
SASARAN SEKUNDER
a. Wanita usia subur Kurang akses ke pelayanan kesehatan (unmeetneed)
Kurangnya pengetahuan wanita usia subur akan pentingya kesehatan
Penyuluhan melalui posyandu remaja, Genre, Catin.
b. Remaja Tidak mau meminum TTD Karena belum menyadari pentingya TTD maupun pengetahuan Reproduksi Remaja guna
mempersiapkan remaja menjadi seorang ibu
Penyuluhan, kelas Aksi Bergizi, Genre
Kurangnya pengetahuan tentang kesehatan reproduksi remaja
Adanya pernikahan dini Penyuluhan, kelas Aksi Bergizi, Genre
c. Lingkungan pengasuh anak terdekat (kakek, nenek, ayah)
Kebiasaan pola asuh yang salah Kurangnya pengetahuan dan pola asuh Penyuluhan dan konseling
d. Pemuka masyarakat, pemuka Tidak ada kepedulian terhadap stunting Kurangnya pengetahuan dan komitmen Advokasi dan pemberdayaan masyarakat SASARAN
MASALAH PENYEBAB MASALAH ALTERNATIF PENYELESAIAN MASALAH
e. Jejaring sosial (PKK, grup pengajar, dan lain-lain)
Tidak ada kepedulian terhadap stunting Kurangnya kerjasama dengan jejaring sosial untuk menggerakkan pemberdayaan masyarakat
Advokasi dan pemberdayaan masyarakat
SASARAN TERSIER a. Pengambil kebijakan/
keputusan di kabupaten, kecamatan dan desa/kelurahan
Stakeholder belum mengetahui tentang pentingnya TTD untuk mencegah anemia
Belum adanya diseminasi informasi terkait Audiensi tentang urgensi program
Belum adanya kebijakan yang menjadi dasar kegiatan
Advokasi untuk menghasilkan kebijakan publik yang mengikat dan menjadi pedoman kegiatan
b. Organisasi Perangkat Daerah Ego sektoral masih sangat kuat sehingga membuat program tidak bisa maksimal
Pelaksanaan program belum terintegrasi Bappeda sebagai koordinator yang memfasilitasi OPD agar dapat melakukan integrasi program
Kurangnya forum komunikasi antar OPD Melakukan rapat koordinasi teknis tingkat kabupaten secara berkala
c. Dunia usaha Kurangnya dukungan CSR untuk program pembangunan SDM
Belum adanya diseminasi informasi terkait Audiensi dan advokasi tentang urgensi program
d. Media massa Belum optimalnya penggunaan media massa untuk kampanye/ promosi kesehatan
Kurangnya informasi yang diterima oleh para jurnalis Memberikan informasi yang relevan sehingga pesan dapat tersampaikan kepada masyarakat
Kurangnya kemampuan Nakes untuk melakukan publikasi melalui media massa
Peningkatan kapasitas nakes dalam jurnalistik dan akses untuk publikasi ke media massa
SASARAN
KABUPATEN : KLATEN
PROPINSI : JAWA TENGAH
SALURAN/ KANAL
KOMUNIKASI JENIS YANG ADA KENDALA SARAN YANG DIMINATI
MEDIA CETAK Leaflet Bahasa sulit dipahami masyarakat daerah Menyusun materi leafleat dengan bahasa lokal Media Sosial, Film ILM, Gambar kurang menarik Uji coba media sebelum di cetak
Pesan terlalu banyak Menyusun pesan sederhana yang mudah diingat Tulisan terlalu kecil Tulisan disesuaikan agar mudah dibaca
Poster Dipasang hanya di Puskesmas Dipasang di tempat berkumpul orang, misalnya Posyandu,
Poskampling, pasar, dll
Lembar balik Halaman mudah sobek Membuat desain yang lebih menarik dan lebih baik Menyusun lembar balik dengan tulisan dan gambar menarik Membuat lembar balik dengan kualitas lebih tebal
Brosur Tulisan terlalu kecil, gambar kurang menarik Membuat desain yang lebih menarik
Surat kabar Tulisan terlalu kecil, gambar kurang menarik Membuat desain dan konten yang lebih menarik Stiker Jumlah terbatas belum memenuhi seluruh
sasaran
Menghimbau pihak terkait untuk menyediakan Stiker
Siaran Radio (Talk Show, pemutaran ILM radio spot)
Kurang peminat, sasaran tersegmentasi Memberikan stimulan dengan pemberian doorprize bagi penanya terbaik
Membuat konten yang menarik Pemutaran Film dengan
mobil unit penerangan (MUPEN) KB
Di perkotaan peminatnya sedikit Kegiatan pemutaran film menggandeng toga/ toma dan diselingi dengan pemberian doorprize
Pembuatan Film ILM Kurangnya Sarana utk pembuatan film. Usulan pemenuhan alat : Camera. Tripot. Lifting. Lap Top.
Handycam
MEDIA BROADCAST Portal berita online Pemda Jurnalis belum responsif terhadap isu stunting Ada temu jurnalis dan temu media sosial tentang pengarus utamaan Jateng News Room Jurnalis belum responsif terhadap isu stunting Ada temu jurnalis dan temu media sosial tentang pengarus utamaan WEB Dinkes Belum adanya pengelola khusus Merekrut kontributor untuk mengisi konten
Media Sosial (Facebook, WA, Twitter, Instagram, Youtube)
Belum rutinnya pengisian materi Membuat perencanan media
Videotrone Alatnya sering rusak dan biaya perawatan mahal
Peningkatan kualitas alat
Running Text Alatnya sering rusak dan biaya perawatan mahal
Peningkatan kualitas alat MATRIKS 2
ANALISIS SALURAN/ KANAL KOMUNIKASI
MEDIA AUDIO DAN AUDIO VISUAL
Kunjungan Rumah, Penyuluhan
SALURAN/ KANAL
KOMUNIKASI JENIS YANG ADA KENDALA SARAN YANG DIMINATI
Dharma wanita, PKK, SBH, Kelp Pengajian, Srikandi Sungai, NU, Aisyiyah, Karang taruna dan kelompok peduli kesehatan lainnya
Kurangnya minat masyarakat untuk datang saat penyuluhan
Memberikan doorprize
Konseling Baduta, PMBA, ASI, Genre, PIKR
Waktu dan SDM kurang Peningkatan kapasitas petugas
Penyuluhan Kesehatan Kurangnya minat masyarakat untuk datang saat penyuluhan
Memberikan doorprize, membuat demonstrasi
Kunjungan rumah Kurangnya tenaga kesehatan dan kader untuk melakukan kunjungan rumah
Membuat prioritas rumah sasaran yang dikunjungi
Kelas ibu hamil Waktu pelaksanaan tidak sesuai dengan waktu luang ibu
Pengaturan jadwal kegiatan
Kelas ibu balita Waktu pelaksanaan tidak sesuai dengan waktu luang ibu
Pengaturan jadwal kegiatan
Pemicuan STBM Belum adanya kesadaran masyarakat untuk berperilaku hidup bersih dan sehat
Dilakukan pemicuan ulang dengan melibatkan Toga/ Toma/ Ormas
Kutbah keagamaan Kesulitan pemberian konten materi Menghubungi organisasi keagamaan yang diberi wewenang untuk membuat naskah kutbah
Aksi Bergizi Belum semua sekolah mau melaksanakan Advokasi kepada kepala sekolah dan Dinas terkait Kesenian lokal daerah
(wayang tiap seloso kliwon, ketoprak tiap jum'at legi, pementasan tradisional)
Biaya mahal dan peminatnya sebagian besar usia lanjut
Dipilih materi yang betul-betul tepat
Penyuluhan di kampung KB
Kurangnya narasumber yang kompeten TOT narasumber
Peserta jenuh karena sebulan 4 kali penggabungan penyuluhan dengan kegiatan lain sejenis KOMUNIKASI ANTAR
PRIBADI DAN KELOMPOK KECIL
KABUPATEN : KLATEN
Komunikasi Bentuk Kegiatan Materi Komunikasi Indikator Capaian Alokasi Anggaran
Dinas Kesehatan 1 kali per tahun
Musrenbangkab Audiensi Bayi mendapat ASI Saja selama 6 bulan
APBD II Jumlah dan jenis intervensi yang masuk dalam RPJM
Bappeda 1 kali per tahun
Musrenbangkec Sambang Warga Balita wajib datang ke posyandu untuk dipantau tumbuh
APBD II Persentase Dana Desa untuk menudukung penurunan Stunting
Dispermasdes 1 kali per tahun atau sesuai
APBD II Jumlah Kecamatan dan Desa yang mempunyai
Pendekatan Komunikasi
Kelompok Sasaran
Saluran
Komunikasi Bentuk Kegiatan Materi Komunikasi Indikator Capaian Alokasi Anggaran
Kampanye Publik Remaja Acara Kreatif Lomba Poster Cegah Anemia
APBD II Jumlah poster yang dihasilkan
APBD II Jumlah jingle yang bisa digunakan
APBD II Jumlah video promosi kesehatan yang bisa digunakan
Dinkes 1 kali
Penyuluhan CTPS di Car Free Day
Wajib melakukan CTPS pada 5 (lima) waktu penting
Pendekatan Komunikasi
Kelompok Sasaran
Saluran
Komunikasi Bentuk Kegiatan Materi Komunikasi Indikator Capaian Alokasi Anggaran
Sumber Data/ Alat
Verifikasi PJ Frekuensi
Ibu Hamil Sosial media (facebook, instagram, dan wajib minum tablet tambah darah minimal 90 tablet
Meningkatkan pengetahuan dan pemahaman tentang Stunting
APBD II Jumlah konten yang di upload
Kominfo, Dinkes 1 kali per bulan
Ibu Baduta Bayi mendapat ASI Saja selama
6 bulan
Meningkatkan pengetahuan dan pemahaman tentang Stunting
APBD II Jumlah konten yang di upload
Kominfo, Dinkes 1 kali per bulan
Balita wajib datang ke posyandu untuk dipantau tumbuh kembangnya
Meningkatkan pengetahuan dan pemahaman tentang Stunting
APBD II Jumlah konten yang di upload
Kominfo, Dinkes 1 kali per bulan
Ibu Balita Sosial media
Balita wajib datang ke posyandu untuk dipantau tumbuh kembangnya
Meningkatkan pengetahuan dan pemahaman tentang Stunting
APBD II Jumlah konten yang di upload
Kominfo, Dinkes 1 kali per bulan
Remaja dan WUS Sosial media (facebook, instagram,
APBD II Jumlah konten yang di upload
Kominfo, Dinkes 1 kali per bulan Sosial media
Pendekatan Komunikasi
Kelompok Sasaran
Saluran
Komunikasi Bentuk Kegiatan Materi Komunikasi Indikator Capaian Alokasi Anggaran
Sumber Data/ Alat
Verifikasi PJ Frekuensi
Ibu Hamil Radio swasta di kabupaten
Siaran radio Ibu wajib memeriksakan kehamilan pada tenaga kesehatan dan wajib minum tablet tambah darah minimal 90 tablet
Meningkatnya jumlah masyarakat yang terpapar informasi
APBD II Jumlah konten yang di siarkan
Kominfo, Dinkes 34 kali
Ibu Baduta Radio swasta di kabupaten
Siaran radio Bayi mendapat ASI Saja selama 6 bulan
Meningkatnya jumlah masyarakat yang terpapar informasi
APBD II Jumlah konten yang di siarkan
Kominfo, Dinkes 34 kali
Ibu Balita Radio swasta di kabupaten
Siaran radio Balita wajib datang ke posyandu untuk dipantau tumbuh kembangnya
Meningkatnya jumlah masyarakat yang terpapar informasi
APBD II Jumlah konten yang di siarkan
Kominfo, Dinkes 34 kali
Remaja dan WUS Radio swasta di kabupaten
Siaran radio Remaja minum tablet tambah darah seminggu sekali
Meningkatnya jumlah masyarakat yang terpapar informasi
APBD II Jumlah konten yang di siarkan
Kominfo, Dinkes 34 kali
Komunikasi Antar Pribadi (KAP)
Ibu Hamil Kelas ibu hamil Penyuluhan kelompok
Ibu Balita Kelas ibu balita Penyuluhan kelompok
Pendekatan Komunikasi
Kelompok Sasaran
Saluran
Komunikasi Bentuk Kegiatan Materi Komunikasi Indikator Capaian Alokasi Anggaran
DAK Penugasan Pelaporan PRO PN DissosPPPAKB 4 kali dalam setahun per desa
Remaja Kelas Aksi Bergizi, Posyandu Remaja, PIK-R
Penyuluhan Kelompok
Modul dan Tas Peraga Aksi Bergizi, Materi KRR
Meningkatnya pengetahuan pendidik sebaya dan konselor sebaya
APBN Pelaporan PRO PN Dinas Kesehatan Setiap jum'at pagi selamat 32 minggu
PIK - R Penyuluhan
Kelompok
Penundaan usia kawin APBD Laporan PIK R DissosPPPAKB
Pendidikan Sex Pranikah
APBD Jumlah kader terlatih pemantauan
DAK Non Fisik Dapodik DISDIK 1 kali per tahun
Pengenalan profesi orang tua, pada remaja dan angka nikah dibawah umur