• Tidak ada hasil yang ditemukan

menerapkan hukum.

Dalam dokumen 1. Majalah PA Edisi 1 Mei 2013 (Halaman 41-43)

Untuk memudahkan pemahaman langkah perumusan fakta hukum dari fakta peristiwa dan fakta hukum yang tekandung dalam gugatan dan jawaban gugatan setelah pembuktian dapat dilihat dalam beberapa contoh di bawah ini:

1. Penggugat mengajukan per- mohonan pengesahan perkawinan dengan mengajukan beberapa fakta peristiwa sebagai berikut: 1). Pemohon melakukan akad dengan seorang bernama X pada tanggal 19 Agustus 2005; 2). X adalah ayah seorang perempuan bernama Y; 3). Dalam akad tersebut X meng- ucapkan “saya mengawinkan anda dengan anak perempuan saya bernama Y dengan mas kawin berupa gelang mas 10 gram kontan”; 4). Pemohon menjawab “saya menerima kawin dengan anak bapak yang bernama Y dengan mas kawin berupa gelang emas 10 gram kontan”; 5). Akad tersebut disaksikan oleh dua orang saksi dewasa dan beragama Islam; 6). Akad tersebut tidak dicatat oleh

Pejabat Pencatat Nikah yang berwenang. Setelah beberapa fakta peristiwa tersebut dibuktikan kebenarannya dalam sidang pembuktian, disimpulkan sebuah fakta hukum “Pemohon telah melangsungkan per- kawinan dengan wanita Y menurut Hukum Islam setelah berlakunya UU No. 1 Tahun 1974 akan tetapi tidak dicatat oleh Pegawai Pencatat Perkawinan yang berwenang”.

2. Pemohon mengajukan pengesah- an perkawinan dengan mengaju- kan beberapa fakta peristiwa dan fakta hukum sebagai berikut: 1). Pemohon terikat perkawinan sah dengan wanita bernama A;

Nikah yang berwenang. Setelah beberapa fakta peristiwa dan fakta hukum dalam permohonan tersebut dibuktikan kebenarannya dalam sidang pembuktian, disimpulkan sebuah fakta hukum “Pemohon telah melangsungkan perkawinan kedua (poligami) dengan perempuan Y menurut Hukum Islam setelah berlakunya UU No. 1 Tahun 1974, akan tetapi tidak mendapat persetujuan dari istri pertama dan tidak mendapat izin poligami dari pengadilan serta tidak dicatat oleh Pegawai Pencatat Nikah yang berwenang”.

3. Pemohon mengajukan pengesah- an perkawinan dengan menge- mukakan beberapa fakta peristiwa dan fakta hukum sebagai berikut: 1). Pemohon terikat perkawinan sah dengan wanita bernama A; 2). Pemohon melakukan akad dengan seorang bernama X pada tanggal 19 Oktober 2005; 3). X adalah ayah seorang perem- puan bernama Y; 4). Dalam akad tersebut X mengucapkan “saya mengawinkan anda dengan anak perempuan saya bernama Y dengan maskawin berupa gelang emas 10 gram kontan”; 5). Pemohon menjawab “saya menerima kawin dengan anak perempuan bapak yang bernama Y dengan maskawin berupa gelang emas 10 gram kontan”; 6). Akad perkawinan tersebut disaksikan oleh dua orang saksi dewasa dan beragama Islam; 7). Akad tersebut tidak dicatat oleh Pegawai Pencatat Nikah yang berwenang. 8). Pemohon dan Y telah memperoleh dua orang anak. Setelah beberapa fakta peristiwa dan fakta hukum dalam gugatan tersebut dibuktikan kebenarannya dalam sidang pembuktian, diambil ke-

Perumusan fakta

hukum sangat penting

dilakukan oleh hakim

untuk melakukan

langkah lebih lanjut

yaitu menemukan dan

menerapkan hukum.

2). Pemohon melakukan akad dengan seorang bernama X pada tanggal 19 Oktober 2005; 3). X adalah ayah seorang perempuan bernama Y; 4). Dalam akad tersebut X mengucapkan “saya mengawinkan anda dengan anak perempuan saya bernama Y dengan mas kawin berupa gelang emas 10 gram kontan”; 5). Pemohon menjawab “saya menerima kawin dengan anak perempuan bapak yang bernama Y dengan maskawin berupa gelang emas 10 gram kontan”; 6). Akad tersebut disaksikan oleh dua orang saksi dewasa dan beragama Islam; 7). Akad tersebut tidak dicatat oleh Pejabat Pencatat

simpulan sebuah fakta hukum “Pemohon telah melangsung- kan per kawinan kedua (pol- igami) dengan perempuan Y menurut Hukum Islam setelah berlakunya UU No. 1 Tahun 1974, akan tetapi tidak mendapat persetujuan dari istri pertama, tidak mendapat izin poligami dari pengadilan dan tidak dicatat oleh Pegawai Pencatat Nikah yang berwenang, namun demikian Pemohon dan Y telah memperoleh dua orang anak”. 4. Pemohon mengajukan permohon- an pembatalan perkawinan, dengan mengajukan fakta peristiwa dan fakta hukum sebagai berikut: 1). Pemohon mempunyai anak perempuan bernama X; 2). Anak perempuan Pemohon telah melangsungkan akad perkawinan dengan lelaki Y menurut Hukum Islam pada tanggal 19 Oktober 2005 di kota Bogor; 3). Pemohon bertempat tinggal di kota Bogor pula; 3). Yang menjadi wali dalam perkawinan X dan Y adalah paman X dari pihak ibu; 4). Usia perkawinan X dan Y baru berlangsung dua bulan. Dalam sidang pembuktian semua dalil yang dikemukakan oleh Pemohon dapat dibuktikan. Dari fakta-fakta tersebut dapat diambil kesimpulan sebuah fakta hukum “X dan Y melangsungkan perkawinan menurut Hukum Islam setelah berlakunya UU No. 1 Tahun 1974 dengan wali nikah paman X dari pihak ibu, sedangkan ayah X masih hidup dan tinggal di kota di mana perkawinan dilangsungkan dan perkawinan tersebut baru berusia dua bulan”.

5. Pemohon mengajukan per- mohonan pembatalan perkawin- an, dengan mengajukan fakta per- istiwa dan fakta hukum sebagai

berikut: 1). X anak perempuan Pemohon telah melangsungkan akad perkawinan dengan lelaki Y menurut Hukum Islam pada tanggal 19 Oktober 2005 di kota Bogor; 2). Pemohon bertempat tinggal di kota Bogor pula; 3). Yang menjadi wali dalam perkawinan X dan Y adalah paman X dari pihak ibu. Dalam jawabannya X dan Y (Termohon 1 dan 2) mengajukan dalil: 1). Benar X dan Y telah melangsungkan perkawinan. 2). Wali dalam perkawinan tersebut adalah paman X dari pihak ibu. 3). X dan Y sekarang telah memperoleh seorang anak. Dalam sidang pembuktian semua dalil yang dikemukakan oleh Pemohon dan dalil yang dikemukakan oleh X dan Y (Termohon 1 dan 2) dapat dibuktikan dalam persidangan. Dari fakta-fakta tersebut dapat diambil kesimpulan sebuah fakta hukum “X dan Y melangsungkan perkawinan setelah berlakunya UU No. 1 Tahun 1974 dengan wali nikah paman X dari pihak ibu, sedangkan ayah X masih hidup dan tinggal di kota di mana perkawinan dilangsungkan, akan tetapi X dan Y telah memperoleh seorang anak”. 6. Pemohon mengajukan permohon-

an pembatalan perkawinan, dengan mengajukan dalil-dalil sebagai berikut: 1). X telah melangsungkan akad perkawinan dengan lelaki Y menurut Hukum Islam pada tanggal 19 Oktober 2005; 2). Perkawinan tersebut tercatat di KUA Kecamatan Cijeruk Kabupaten Bogor; 3). X sewaktu melangsungkan perkawinan dengan Y masih terikat perkawinan sah dengan Pemohon. Termohon I (X) dalam jawabannya membenarkan dalil-

dalil yang dikemukakan oleh Pemohon, akan tetapi sebetulnya X sebelum melangsungkan perkawinan telah mengajukan permohonan persetujuan kepada Pemohon untuk berpoligami tetapi Pemohon tidak memberi- kan persetujuan dan pengadilan telah menolak pernohonan izin poligami yang diajuan oleh X. Dalam sidang pembuktian semua dalil yang dikemukakan oleh Pemohon dan Termohon dapat dibuktikan. Dari fakta- fakta tersebut dapat diambil kesimpulan sebuah fakta hukum

X dan Y melangsungkan

pernikahan poligami menurut Hukum Islam setelah berlaku- nya UU No. 1 Tahun 1974 dan dicatat oleh PPN yang berwenang, akan tetapi X pada saat melangsungkan perkawinan tidak mendapat persetujuan istri pertama dan tidak mendapat izin poligami dari pengadilan”.

7. Pemohon mengajukan per- mohonan pembatalan perkawin- an, dengan mengajukan dalil- dalil sebagai berikut: 1). X telah melangsungkan akad perkawinan dengan lelaki Y menurut Hukum Islam pada tanggal 19 Oktober 2005 di kota Bogor; 2). Perkawinan tersebut tercatat di KUA Kecamatan Cijeruk Kabupaten Bogor; 3). Sewaktu melangsungkan perkawinan dengan Y, X masih terikat perkawinan sah dengan Pemohon. Y (Termohon II) dalam jawaban mengemukakan dalil bahwa sewaktu melangsung perkawinan X berstatus duda berdasarkan surat kematian istri X yang dikeluarkan oleh Pejabat Catatan Sipil Kabupaten Bogor. Dalam pembuktian semua dalil yang dikemukakan

oleh Pemohon dan Termohon II dapat dibuktikan, dan akta kematian yang dijadikan dasar perkawinan X dengan Y adalah akta kematian istri pertama X yang bernama B sebelum menikah dengan Pemohon. Oleh karena itu, dari fakta- fakta tersebut dapat diambil kesimpulan sebuah fakta hukum

X dan Y melangsungkan

perkawinan poligami menurut Hukum Islam setelah berlakunya UU No. 1 Tahun 1974, dicatat oleh PPN yang berwenang tanpa mendapat persetujuan istri sah (Pemohon) dan tanpa mendapat izin poligami dari pengadilan, akan tetapi Y pada saat perkawinan beriktikad baik karena sepengetahuan Y, X berstatus duda mati”.

8. Pemohon mengajukan permohon - an izin talak, dengan mengaju- kan dalil-dalil sebagai berikut: 1). Pemohon terikat perkawinan sah dengan Termohon; 2). Perkawinan pemohon sudah berlangsung lima tahun; 3). Rumah tangga Pemo- hon dan Termohon sudah tidak harmonis disebabkan Termohon menjalin hubungan cinta den g- -an laki-laki lain bernama X; 4). Pemohon dan Termohon sudah

pisah tempat tinggal selama enam bulan; 5). Termohon tinggal ber- sama orang tuanya dan Pemohon tinggal di tempat tinggal ber sama. Dalam jawabannya Termohon mengajukan dalil-dalil sebag ai berikut: Tidak benar rumah tangga Pemohon dan Termohon sudah tidak harmonis, rumah tangga Pemohon dan Termohon tetap harmonis, perpisahan tempat ting- gal hanya disebabkan Termohon harus mengurus orang tua Ter- mohon yang dalam keadaan sakit keras dan atas izin dari Pemo- hon. Dalam pembuktian dalil- dalil Pemohon dapat dibuktikan, sedangkan dalil Termohon bahwa ia merawat orang tuanya yang sakit keras tidak terbukti karena orang tua Termohon hanya sakit ringan. Dari fakta-fakta tersebut dapat diambil kesimpulan sebuah fakta hukum “Rumah tangga Pemohon dan Termohon sudah tidak harmonis dan sudah sulit untuk dirukunkan disebabkan Termohon memiliki Pria Idaman Lain”.

9. Pemohon mengajukan permohon- an izin talak, dengan mengaju- kan dalil-dalil sebagai berikut: 1).Pemohon terikat perkawinan sah dengan Termohon; 2).Perkawinan Pemohon sudah berlangsung lima tahun; 3). Rumah tangga Pemo- hon dan Termohon sudah tidak harmonis disebabkan Termohon sering marah-marah, tidak mau mendengar nasihat Pemohon; 4). Pemohon dan Termohon sudah pisah tempat tinggal selama satu bulan, 5). Termohon tinggal ber- sama orang tuanya dan Pemohon tinggal di tempat tinggal bersama. Dalam jawabannya Termohon mengajukan dalil-dalil sebagai berikut: 1). Benar Termohon tinggal bersama orang tua sudah satu bulan; 2). disebabkan Pemohon

menjalin hubungan cinta dengan wanita lain;. 3). Termohon tidak tahan melihat kelakuan Pemohon sehingga Termohon sering marah karena emosi. Dalam sidang pembuktian dalil-dalil Pemohon dan Termohon dapat dibuktikan kebenarannya. Dari fakta-fakta tersebut dapat diambil kesimpul- an “Pemohon dan Termohon cekcok terus-menerus sudah sulit untuk dirukunkan di- sebabkan Pemohon menjalin hubungan cinta dengan wanita lain, dan mereka sudah pisah rumah selama satu bulan”. 10. Penggugat mengajukan nafkah

idah dengan mengajukan dalil- dalil sebagai berikut: 1). Peng- gugat telah bercerai dengan Tergugat; 2). Perceraian tersebut diajukan ke pengadilan agama oleh Penggugat; 3). Bahwa dalam putusan perceraian pengadilan tidak menetapkan nafkah idah; 4). Selama masa idah Tegugat tidak pernah membayar nafkah idah. Dalam jawabannya Tergugat meng ajukan dalil-dalil sebagai berikut: “Bahwa tidak harmonis- nya rumah tangga tersebut disebabkan Penggugat menjalin hubung an cinta dengan bekas kekasih lamanya”. Dalam sidang pem buktian dalil Penggugat dan Tergugat dapat dibuktikan. Dari dalil-dalil tersebut dapat diambil kesimpulan sebuah fakta hukum “Tegugat tidak memberi nafkah idah kepada Penggugat, per- ceraian Penggugat dan Tergugat disebabkan Penggugat menjalin hubungan cinta dengan kekasih lamanya”.

11. Penggugat (mantan istri) meng- ajukan gugatan harta bersama dengan mengajukan dalil-dalil sebagai berikut: 1). Penggugat telah bercerai dengan Tergugat; 2).Selama berumah tangga Peng-

Putusan yang disusun

Dalam dokumen 1. Majalah PA Edisi 1 Mei 2013 (Halaman 41-43)

Dokumen terkait