• Tidak ada hasil yang ditemukan

Menganalisa Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pelayanan Air

BAB I PENDAHULUAN

4.2. Analisis dan Pembahasan

4.2.3. Menganalisa Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pelayanan Air

Gambar 4. 2 sumber air bersih yang digunakan masyarakat Kecamatan Kebomas

Sumber: Survey Primer, 2017

Berdasarkan hasil pengamatan lapangan yang dilakukan, Masyarakat Kecamatan Kebomas menggunakan air yang bersumber dari PDAM, membeli air tangki dan menggunakan sumur yang digunakan oleh perorangan.

4.2.3. Menganalisa Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pelayanan Air Bersih Kota

Gresik.

Dalam penentuan variabel-variabel yang dapat dijadikan faktor yang mempengaruhi pelayanan air bersih di Kota Gresik, dilakukan dengan menggunakan analisis regresi linier

85

berganda. Analisis regresi linier berganda ini dilakukan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel-variabel tersebut terhadap variabel dependen. Terdapat 3 variabel dependen yang digunakan dalam mengukur tingkat pelayanan air bersih per KK di wilayah penelitian, yaitu kualitas, kuantitas, dan kontinuitas.

 Y = pelayanan air bersih

 Y1 = Kualitas (Y1)

 Y2 = Kuantitas (Y2)

 Y3 = Kontinuitas (Y3)

Dalam analisis regresi, variabel independen yang digunakan untuk menentukan faktor yang mempengaruhi pelayanan air bersih di Kota Gresik adalah jarak perpipaan, pendapatan bulanan rumah tangga, jumlah pengeluaran bulanan keluarga untuk air bersih, dan jumlah orang dalam KK.

X1 = Jarak Perpipaan

X2 = Pendapatan bulanan rumah tangga

X3 = Jumlah pengeluaran bulanan keluarga untuk air bersih X4 = Jumlah orang dalam KK

Seluruh variabel tersebut memiliki nilai dan satuan yang berbeda, sehingga dari hasil survey kuisioner yang ada, dilakukan penyetaraan dalam bentuk skala dengan menggunakan metode likert. Pembagian skala variabel dilakukan dengan pembagian kuatil. Pembagian Kuartil adalah pengukuran yang dilakukan untuk menentukan nilai batas jika distribusi frekuensi dibagi menjadi 4 bagian. Berikut adalah tabel skala variabel faktor pelayanan air bersih di Kota Gresik.

Tabel 4. 13 Skala Variabel Faktor Pelayanan Air Bersih Kota Gresik

Skala 1 2 3 4

Y1 Kualitas Berbau dan

berwarna (keruh) Berwarna (keruh) dan Berasa (asin) Tidak Berwarna dan Berasa (asin) Tidak berbau, tidak berwarna, tidak berasa.

Y2 Kuantitas Menetes Mengalir

lancar dengan bantuan pompa Mengalir tidak lancar (tersendat) tanpa pompa Mengalir lancar tanpa pompa Y3 Kontinuitas (Waktu Mendapatkan Air)

0-5 jam 6-11 jam 12-17 jam 18-24 jam X1 Jumlah Pendapatan <1000000 1000001- 1500001-

2500001-86

Skala 1 2 3 4

Bulanan RT 1500000 2500000 3500001

X2 Jumlah Orang Dalam KK 2-3 4-5 6-7 8-9 X3 Jumlah Penggunaan Air

Perbulan (PDAM+Sumur)

<20000 20001-40000 40001-60000

>60000 X4 Jarak Perpipaan Sumur/

membeli air dari penjual keliling

Sumur/

membeli air dari penjual keliling +Pdam Pdam Nyalur Langsung Pdam

Sumber: Hasil Analisis, 2017

Berikut akan dijelaskan masing-masing hasil analisis regresi untuk tiap kecamatan di Kota Gresik.

4.2.3.1. Analisis Regresi Linier Berganda di Kecamatan Gresik a. Kualitas Air Bersih

Tujuan dari dilakukannya analisis regresi linier berganda ini adalah untuk melihat bagaimana pengaruh variabel independen Jarak Perpipaan (X1), Pendapatan Rumah Tangga (X2), jumlah pengeluaran bulanan untuk air bersih (X3), jumlah orang dalam KK (X4), terhadap variabel dependen yaitu Kualitas Air Bersih (Y1). Hasil model pelayanan air bersih di Kecamatan Gresik ditinjau dari segi kualitas adalah sebagai berikut:

Keterangan: Y1 = Kualitas

X1 = Jarak Perpipaan

X2 = Pendapatan bulanan rumah tangga X4 = Jumlah orang dalam KK

Dari model persamaan regresi di atas, diketahui bahwa kualitas pelayanan air bersih di Kecamatan Gresik dipengaruhi oleh jarak perpipaan, pendapatan bulanan rumah tangga, dan jumlah orang dalam KK.

Kemudian untuk mengetahui bagaimana besarnya pengaruh dari setiap variabel prediktor dilakukan simulasi dengan mengasumsikan bahwa terjadi peningkatan satu satuan pada tiap satu variabel sedangkan yang lainnya tidak. Dari asumsi ini berarti akan memunculkan 3 kondisi pemisalan dengan ketiga obyek variabel prediktor yang

87

mengalami peningkatan saling berbeda. Untuk lebih jelasnya berikut ini hasil simulasi tersebut.

 Koefisien regresi X1 sebesar 0,347 menyatakan bahwa setiap penambahan jarak perpipaan sebesar 1 satuan akan berpengaruh pada kualitas air bersih sebesar 0,347 satuan. Koefisien bernilai positif artinya terjadi hubungan positif antara jarak perpipaan dengan kualitas air bersih.

 Koefisien regresi X2 sebesar 0,352 menyatakan bahwa setiap penambahan pendapatan bulanan rumah tangga sebesar 1 satuan akan berpengaruh pada kualitas air bersih sebesar 0,352 satuan. Koefisien bernilai negatif artinya terjadi hubungan terbalik antara pendapatan bulanan rumah tangga dengan kualitas air bersih.

 Koefisien regresi X4 sebesar 0,241 menyatakan bahwa setiap penambahan jumlah orang dalam KK sebesar 1 satuan akan berpengaruh pada kualitas air bersih sebesar 0,241 satuan. Koefisien bernilai positif artinya terjadi hubungan positif atau searah antara penambahan jumlah orang dalam KK dengan kualitas air bersih.

b. Kuantitas Air Bersih

Analisis regresi linier berganda pada tahap ini bertujuan untuk melihat bagaimana pengaruh variabel independen Jarak Perpipaan (X1), Pendapatan Rumah Tangga (X2), jumlah pengeluaran bulanan untuk air bersih (X3), jumlah orang dalam KK (X4), terhadap variabel dependen yaitu Kuantitas Air Bersih (Y2).

Berdasarkan hasil analisis regresi linier berganda (Lampiran B) nilai signifikansi model yang dihasilkan adalah 0,157, sedangkan model dikatakan signifikan apabila nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05. Sehingga dapat disimpulkan untuk pelayanan air bersih di Kecamatan Gresik tidak dapat diukur berdasarkan kualitas air bersih.

c. Kontinuitas

Analisis regresi linier berganda pada tahap ini bertujuan untuk melihat bagaimana pengaruh variabel independen Jarak Perpipaan (X1), Pendapatan Rumah Tangga (X2), jumlah pengeluaran bulanan untuk air bersih (X3), jumlah orang dalam KK (X4), terhadap variabel dependen yaitu kontinuitas (Y3). Hasil model pelayanan air bersih di Kecamatan Gresik ditinjau dari segi kontinuitas adalah sebagai berikut:

88 Keterangan:

Y3 = Kontinuitas X1 = Jarak Perpipaan

Dari model persamaan regresi di atas, diketahui bahwa pelayanan air bersih di Kecamatan Gresik dari segi kontinuitas dipengaruhi oleh jarak perpipaan.

Kemudian untuk mengetahui bagaimana besarnya pengaruh dari variabel prediktor dilakukan simulasi dengan mengasumsikan bahwa terjadi peningkatan satu satuan pada tiap satu variabel sedangkan yang lainnya tidak. Dari asumsi ini berarti akan memunculkan 1 kondisi pemisalan dengan satu obyek variabel prediktor yang mengalami peningkatan saling berbeda. Untuk lebih jelasnya berikut ini hasil simulasi tersebut.

 Koefisien regresi X1 sebesar 0,314 menyatakan bahwa setiap penambahan jarak perpipaan sebesar 1 satuan akan berpengaruh pada kontinuitas air bersih sebesar 0,314 satuan. Koefisien bernilai positif artinya terjadi hubungan positif antara jarak perpipaan dengan kontinuitas air bersih.

4.2.3.2. Analisis Regresi Linier Berganda di Kecamatan Kebomas

a. Kualitas Air Bersih

Tujuan dari dilakukannya analisis regresi linier berganda ini adalah untuk melihat bagaimana pengaruh variabel independen Jarak Perpipaan (X1), Pendapatan Rumah Tangga (X2), jumlah pengeluaran bulanan untuk air bersih (X3), jumlah orang dalam KK (X4), terhadap variabel dependen yaitu Kualitas Air Bersih (Y1). Hasil model pelayanan air bersih di Kecamatan Kebomas ditinjau dari segi kualitas adalah sebagai berikut:

Keterangan: Y1 = Kualitas

X1 = Jarak Perpipaan

Dari model persamaan regresi di atas, diketahui bahwa pelayanan air bersih di Kecamatan Kebomas dari segi kualitas dipengaruhi oleh jarak perpipaan.

Y3 = 1,522 + 0,314X1

89

Untuk mengetahui bagaimana besarnya pengaruh dari variabel prediktor dilakukan simulasi dengan mengasumsikan bahwa terjadi peningkatan satu satuan pada tiap satu variabel sedangkan yang lainnya tidak. Dari asumsi ini berarti akan memunculkan 1 kondisi pemisalan dengan satu obyek variabel prediktor yang mengalami peningkatan saling berbeda. Untuk lebih jelasnya berikut ini hasil simulasi tersebut.

 Koefisien regresi X1 sebesar 0,04 menyatakan bahwa setiap penambahan jarak perpipaan sebesar 1 satuan akan berpengaruh pada kualitas air bersih sebesar 0,04 satuan. Koefisien bernilai positif artinya terjadi hubungan positif antara jarak perpipaan dengan kualitas air bersih.

b. Kuantitas Air Bersih

Analisis regresi linier berganda pada tahap ini bertujuan untuk melihat bagaimana pengaruh variabel independen Jarak Perpipaan (X1), Pendapatan Rumah Tangga (X2), jumlah pengeluaran bulanan untuk air bersih (X3), jumlah orang dalam KK (X4), terhadap variabel dependen yaitu Kuantitas Air Bersih (Y2). Hasil model pelayanan air bersih di Kecamatan Kebomas ditinjau dari segi kuantitas adalah sebagai berikut:

Keterangan: Y2 = Kuantitas

X3 = Jumlah pengeluaran bulanan keluarga untuk air bersih

Dari model persamaan regresi di atas, diketahui bahwa pelayanan air bersih di Kecamatan Kebomas dari segi kuantitas dipengaruhi oleh jumlah pengeluaran bulanan keluarga untuk air bersih.

Untuk mengetahui bagaimana besarnya pengaruh dari variabel prediktor dilakukan simulasi dengan mengasumsikan bahwa terjadi peningkatan satu satuan pada tiap satu variabel sedangkan yang lainnya tidak. Dari asumsi ini berarti akan memunculkan 1 kondisi pemisalan dengan satu obyek variabel prediktor yang mengalami peningkatan saling berbeda. Untuk lebih jelasnya berikut ini hasil simulasi tersebut.

90

 Koefisien regresi X3 sebesar 0,822 menyatakan bahwa setiap penambahan jumlah pengeluaran bulanan keluarga untuk air bersih sebesar 1 satuan akan berpengaruh pada kuantitas air bersih sebesar 0,822 satuan. Koefisien bernilai negatif artinya terjadi hubungan terbalik antara jumlah pengeluaran bulanan keluarga untuk air bersih dengan kuantitas air bersih.

c. Kontinuitas

Analisis regresi linier berganda pada tahap ini bertujuan untuk melihat bagaimana pengaruh variabel independen Jarak Perpipaan (X1), Pendapatan Rumah Tangga (X2), jumlah pengeluaran bulanan untuk air bersih (X3), jumlah orang dalam KK (X4), terhadap variabel dependen yaitu kontinuitas (Y3). Hasil model pelayanan air bersih di Kecamatan Kebomas ditinjau dari segi kontinuitas adalah sebagai berikut:

Keterangan:

Y3 = Kontinuitas X1 = Jarak Perpipaan

Dari model persamaan regresi di atas, diketahui bahwa pelayanan air bersih di Kecamatan Kebomas dari segi kontinuitas dipengaruhi oleh jarak perpipaan.

Kemudian untuk mengetahui bagaimana besarnya pengaruh dari variabel prediktor dilakukan simulasi dengan mengasumsikan bahwa terjadi peningkatan satu satuan pada tiap satu variabel sedangkan yang lainnya tidak. Dari asumsi ini berarti akan memunculkan 1 kondisi pemisalan dengan satu obyek variabel prediktor yang mengalami peningkatan saling berbeda. Untuk lebih jelasnya berikut ini hasil simulasi tersebut.

 Koefisien regresi X1 sebesar 0,552 menyatakan bahwa setiap penambahan jarak perpipaan sebesar 1 satuan akan berpengaruh pada kontinuitas air bersih sebesar 0,552 satuan. Koefisien bernilai negatif artinya terjadi hubungan terbalik antara jarak perpipaan dengan kontinuitas air bersih.

92

93

Dokumen terkait