BAB III METODE PENELITIAN
3.6 Metode Analisis Data
3.6.1 Menganalisis Faktor-Faktor Yang Mendukung Pengembangan
Mojokerto
Untuk mengetahui faktor-faktor yang mendukung perkembangan kampung sepatu sebagai kawasan wisata industri kreatif akan menggunakan alat analisis faktor dengan bantuan software SPSS 16. Analisis faktor merupakan suatu teknik untuk menganalisis tentang saling ketergantungan dari beberapa variabel secara simultan dengan tujuan untuk menyederhanakan dari bentuk hubungan antara beberapa variabel yang diteliti menjadi sejumlah faktor yang lebih sedikit dari pada variabel yang diteliti. Hal ini berarti, analisis faktor dapat juga menggambarkan tentang struktur data dari suatu penelitian (Suliyanto, 2005).
Analisis faktor yang digunakan dalam penelitian ini adalah Analisis faktor ekspolatori/ Exploratory Factor Analysis. Menurut Cudeck (2000), Analisis faktor ekspolatori/ Exploratory Factor Analysis merupakan metode statistik untuk menyelidiki pengaruh dari sebuah kumpulan variabel. Tujuannya adalah untuk meringkas pola rumit korelasi antara variabel menjadi kerangka penjelasan sederhana. Penstrukturan data dilakukan dengan cara mengelompokkan data asli berdasarkan keeratan hubungan masing-masing variabel dalam kelompok yang sama. Keeratan hubungan ditentukan berdasarkan besarnya korelasi antar variabel. Setiap kelompok variabel disebut faktor. Setiap faktor mewakili variabel yang ada didalamnya.
Willian dan Onsman (2010) menyatakan bahwa terdapat beberapa 5 tahap dalam melakukan Analisis faktor ekspolatori/ Exploratory Factor Analysis yaitu 1. Data yang cocok untuk analisis faktor. Tes harus digunakan untuk menilai
kesesuaian data responden yaitu dengan Kaiser-Meyer-Olkin (KMO) Measure of Sampling Adequacy dan Uji Bartlett Sphericity Indeks. Nilai KMO berkisar dari 0 sampai 1, dengan 0,50 dianggap cocok untuk analisis faktor. Uji Bartlett Sphericity harus signifikan (p <0,05) data dianggap cocok untuk analisis faktor;
2. Ektraksi faktor. Tujuan rotasi adalah untuk menyederhanakan struktur faktor dari kelompok item. Ada banyak cara untuk mengekstrak faktor: Principal
50
components analysis (PCA), principal axis factoring (PAF), image factoring, maximum likelihood, alpha factoring, and canonical
3. Kriteria menentukan ekstraksi faktor. Tujuan dari ekstraksi data mengurangi sejumlah item besar ke sebuah kelompok faktor. Banyak aturan dan pendekatan ekstraksi ada termasuk: kriteria Kaiser (eigenvalue> 1 aturan), screen test dan the cumulative percent of variance extracted
4. Pemilihan metode rotasi. Pertimbangan lain ketika memutuskan berapa banyak faktor yang akan menganalisis data Anda adalah apakah variabel mungkin berhubungan dengan lebih dari satu faktor. Ada tiga macam metode dalam rotasi orthogonal seperti varimax, quartimax, dan equamax.
5. Interpretasi dan pelabelan. Interpretasi dan pelabelan melibatkan peneliti dalam memberikan nama terhadap faktor yang terbentuk yang dapat dilihat berdasarkan nama atau tema sejumlah item yang masuk dalam faktor tersebut. 3.6.2 Menentukan Kawasan Kampung Sepatu yang Berpotensi Untuk Dikembangkan Sebagai Kawasan Wisata Industri Kreatif Berdasarkan Faktor-Faktor yang Mendukung Pengembangan
Analisa yang digunakan untuk menentukan kawasan kampung sepatu yang dapat dikembangkan sebagai kawasan wisata industri kreatif adalah menggunakan analisa AHP. Analisa ini digunakan untuk menentukan besarnya bobot dari tiap-tiap faktor.
Analytical Hierarchy Process (AHP) adalah analisa yang digunakan untuk
meyederhanakan suatu permasalahan yang kompleks yang tidak terstruktur, strategis dan dinamik menjadi bagian-bagiannya serta menata dalam suatu hierarki (Marimin dalam Yogiswara, 2011). AHP juga memungkinkan pengguna untuk memberikan nilai bobot relatif dari suatu kriteria majemuk (atau alternatif majemum terhadap suatu kriteria) secara intuitif. Model AHP memakai persepsi manusia yang dianggap expert sebagai input utamanya. Kriteria expert lebih mengacu pada orang yang mengerti benar permasalahan yang sedang terjadi, merasakan akibat dari suatu masalah atau mempunyai kepentingan terhadap masalah tersebut. Tahapan-tahapan dalam Analytical Hierarchy Process (AHP).
51 1. Penyusunan hierarki
Berdasarkan hasil analisis sebelumnya dapatkan faktor sebagai berikut: (1) Kebutuhan Dasar Industri Kreatif (tersedianya tenaga kerja yang mampu membuat alas kaki yang berkualitas dan berciri khas1.1, terdapatnya kegiatan pelatihan yang meningkatkan talenta tenaga kerja dalam pengembangan alas kaki baru yang berciri khas1.2, peningkatkan penguasaan keterampilan tenaga kerja dalam dalam bidang enterpreneur1.3, tersedianya skema penyediaan modal yang mampu menurunkan beban harga bahan baku alas kaki1.4, tersedianya teknologi/peralatan produksi yang berbasis pada IT untuk mendukung produksi alas kaki yang lebih bervariasi1.5, terdapatnya kebijakan pemerintah yang mendukung pengembangan industri alas kaki yang berbasis pada tradisi masyarakat1.6, layanan jaringan listrik yang mampu menyuplai seluruh kawasan kampung sepatu1.7, dan kualitas layanan telekomunikasi bagi seluruh penduduk di kawasan kampung sepatu1.8);
(2) Daya Tarik Wisata (terdapatnya promosi yang mampu menghadirkan pengunjung yang memiliki motivasi untuk belajar desain alas kaki2.1, tersedianya kegiatan eksplorasi kreatifitas dalam mendesain alas kaki yang sesuai dengan kemampuan pengunjung2.2, tersedianya space dalam bengkel kerja pada masing-masing industri alas kaki yang mampu menampung wisatawan dalam berkegiatan mendesain alas kaki2.3 dan peningkatan pengetahuan masyarakat terkait dengan wisata berbasis industri kreatif sehingga mampu mendukung pengembangan kawasan kampung sepatu2.4); (3) Aksesibilitas dan Mobilitas (pemeliharaan jaringan jalan penghubung di kawasan kampung sepatu3.1, kualitas layanan trayek angkutan umum yang melintasi kawasan kampung sepatu3.2, pemeliharaan kondisi perkerasan jalan3.3, kedekatan jarak kampung sepatu dengan pusat Kota Mojokerto3.4 dan terdapatnya moda transportasi yang mampu menjangkau seluruh lokasi industri alas kaki di Kawasan kampung sepatu3.5);
(4) Pengembangan Produk (pengembangan produk alas kaki baru yang memiliki desain berciri khas Mojokerto4.1 dan produk memiliki kualitas setara produk alas kaki import yang didukung dengan pemahaman tenaga kerja mengenai standar kualitas alas kaki4.2).
52
Faktor-faktor yang didapat kemudian disusun menjadi suatu hierarki. Diagram berikut mempresentasikan keputusan untuk memilih prioritas kampung sepatu mana (dari tiga kampung sepatu) yang berpotensi untuk dikembangkan sebagai kawasan wisata industri kreatif.
2. Penyebaran kuisoner
Kuisioner AHP berisikan perbandingan tingkat faktor dan variabel dalam fakyor yang telah disebutkan sebelumnya. Kuesioner terdiri dari dua level pertanyaan, level pertama yaitu perbandingan kepentingan antar faktor, dan level kedua yaitu perbandingan kepentingan antar variabel dalam faktor. Perbandingan antar faktor dan variabel dalam kuesioner AHP menggunakan skala pembobotan dengan mengkuantitatifkan pendapat atau preferensi seseorang seperti yang terlihat pada tabel 3.5. Perbandingan antara dua kriteria diatas dapat dilihat pada lampiran F.
Tabel 3.5 Skala Preferensi Dari Perbandingan Dua Kriteria
Tingkat/Nilai Preferensi Kepentingan
Kedudukan/Perbandingan
antar dua elemen Keterangan
1 Preferensi A=B Kedua elemen sama pentingnya 3 Preferensi A > B dengan
derajat moderat
Elemen yang satu sedikit lebih penting daripada elemen lainnya
5 Preferensi A > B dengan derajat kuat
Elemen yang satu lebih penting daripada elemen lainnya
7 Preferensi A > B dengan derajat sangat kuat
Satu elemen lebih mutlak penting dari elemen lainnya
9 Preferensi A > B dengan derajat ekstrim kuat
Satu elemen mutlak penting daripada elemen lainnya
2,4,6,8 Nilai-nilai pertengahan (intermediate values)
Nilai-nilai antara dua nilai petimbangan yang berdekatan
Sumber: Saaty (1993)
3. Pengolahan matrik berpasangan
Pengolahan matriks berpasangan (pairwise comparison) merupakan tahapan setelah penyebaran kuesioner. Sebelumnya nilai perbandingan kuesioner tersebut diolah kedalam pairwise individual pada Expert Choice, dimana dimasukkan nilai bobot dari hasil kuesioner pada masing-masing preferensi individu.
4. Perhitungan bobot dan uji konsistensi
Perhitungan bobot dilakukan dengan menggunakan tools AHP (Expert
53
(pairwase comparison) yang dipilih berdasarkan pendapat dan pengalaman
masing-masing responden, maka nilai bobot diketahui dari masing-masing nilai bobot maka dapat diketahui prioritas (priorities derived) faktor dengan nilai inkosistensinya. (Apabila nilai inkonsistensinya < 0,1 maka dianggap faktor dan variabel dalam faktor signifikan).
3.6.3 Menganalisis Keterkaitan Antar Kawasan Kampung Sepatu Di Kota