• Tidak ada hasil yang ditemukan

Mengangkat jari telunjuk dan berisyarat dengan jari telunjuk ketika tasyahud, dengan menggerak-gerakkannya dari awal doa

SHIFAT SHALAT

B. Sunnah Perbuatan

13. Mengangkat jari telunjuk dan berisyarat dengan jari telunjuk ketika tasyahud, dengan menggerak-gerakkannya dari awal doa

sampai akhir doa, dan memfokuskan pandangan pada telunjuk tersebut

Cara mengangkat jari telunjuk pada saat tasyahud ada dua, yaitu : a. Dengan cara menggenggamkan semua jari tangan kanan kecuali jari

telunjuk, mengangkat jari telunjuk, lalu berisyarat (dengan menggerak-gerakkan) jari telunjuk tersebut.

b. Dengan cara menggenggamkan jari manis dan jari kelingking tangan kanan, sedangkan ibu jari dibentuk lingkaran dengan jari tengah, lalu jari telunjuk diangkat dan berisyarat dengan jari telunjuk (dengan menggerak-gerakkan) jari telunjuk tersebut.

405 Al-Umm, 1/117.

406 Duduk Tawarruk adalah duduk dengan menempatkan pinggul ke lantai, menjadikan kaki kiri berada di bawah betis kanan, dan menegakkan telapak kaki kanan. Namun terkadang boleh menghamparkan telapak kaki kanan.

407 HR. Bukhari Juz 1 : 794.

Diriwayatkan dari Ibnu „Umar p;

ِْٗ َ َ َ َضَّٚ ِر َلَ َصٌّث ِـ َسٍََؽ ثَ ِإ َْجَو ٍََُ َ َٚ ِْٗيٍََع ُ َللَّث ٍَٝ َص َ ِذٌَٕث ََْأ جَِٙد جَعَ َـ ََجَْٙدِ ْاث ٍَِص ْ ِضٌَث َُّْٕٝيٌْث َُٗعِذ ْصِإ َ َـَ َٚ ِْٗيَضَذْوُ ٍََٝع ََِٝ َٚ (

جَْٙيٌَِإ ِِٖرّ َصَّذِد جَْٙيٍََع جَُٙ ِ جَد َٜرّ ْسُيٌْث ِِٗضَذْوُ ٍََٝع َٜرّ ْسُيٌْث َُٖ َ َٚ )

.

“Sesungguhnya Rasulullah a ketika duduk (tasyahud) di dalam shalat meletakkan kedua tangannya pada kedua lutut, dan mengangkat jari kanan yang dekat dengan ibu jari (yaitu jari telunjuk), lalu dengannya beliau berdoa (dan memfokuskan pandangannya pada jari tersebut). Sedangkan tangan kirinya diletakkan pada lutut sebelah kiri dengan membentangkannya.”408

Adapun dalil tentang menggerak-gerakkan telunjuk adalah hadits yang diriwayatkan pula dari Wail bin Hujr y ia berkata, menceritakan shalat Rasulullah a;

جَِٙد ُْٛع ْ َ جَُٙوِرِّرَّقُ ُُٗضْ َأَرَّـ َُٗعَذ ْصِإ َ َـَ َُُع

“Kemudian Rasulullah a mengangkat jari (telunjuk)nya dan aku melihat beliau menggerak-gerakkannya dengan berdoa.”409

Berkata Syaikh Muhammad Nashiruddin Al-Albani 5;

“Hadits ini menunjukkan bahwa menurut Sunnah menggerakkan jari telunjuk berlangsung sampai salam.”410

Dan gerakan jari telunjuk ketika tasyahud lebih keras dirasakan oleh setan daripada pukulan besi. Rasulullah a bersabda;

ُزَدجَذ َسٌث ِْٕٝعَ ِ ْ ِ َقٌْث َِِٓ ِْجَ ْيَطٌث ٍََٝع ُ َضَأ َ ٌَِٙ

.

“(Gerakan) jari telunjuk lebih keras (dirasakan) setan daripada (pukulan) besi.”411

408 HR. Muslim Juz 1 : 580. Tambahan lafazh di dalam kurung adalah menurut riwayat Nasa‟i Juz 2 : 1160.

409 HR. HR. Nasa‟i Juz 2 : 889 dan Ibnu Khuzaimah Juz 1 : 714. Hadits ini dishahihkan oleh Syaikh Al-Albani 5 dalam Irwa‟ul Ghalil : 367.

410 Shifat Shalat.

Catatan :

 Beberapa riwayat lain bacaan doa istiftah, antara lain;

ِسث َٚجَّ َسٌث َرِّ جَـ ًَْيِـثَرّ ْ ِإَٚ ًَْيِةجَىيَِِٚ ًَْيِةثَرّْذَؽ َحَ ٌٍََُُٙث جَّْيِـ َنِاجَذِع َْٓيَد ُُُىْقَص َشَْٔأ ِرَاجََٙطٌثَٚ ِخْيَؽٌْث ٌَُِجَع ِ ْ َ ْاثَٚ

َهَِٔإ َهِْٔ ِئِد ِرِّكَقٌْث َِِٓ ِْٗيِـ َؿٍُِضْخث جٌَِّ ْ ِِٔ ِْ٘ث َُْْٛفٍَِضْخَ ِْٗيِـ ثُٛٔجَو ٍُْيِمَض ْسُِ ٍاثَرّ ِص ٌَِٝإ ُاج َطَص َِْٓ ْيِّ َْٙص

“Ya Allah, Rabb Jibril, Mikail, dan Israfil, Pencipta langit dan bumi, Yang Maha Mengetahui yang ghaib dan yang tampak. Engkau memutuskan perkara di antara hamba-hamba-Mu dalam masalah-masalah yang mereka perselisihkan. Berilah aku petunjuk dari kebenaran yang diperselisihkan dengan izin-Mu. Sesungguhnya Engkau memberikan petunjuk kepada orang yang Engkau kehendaki ke jalan yang lurus.”412

Atau membaca;

ٌََِٗإ َ َٚ َنُ َؽ ٌَٝجَعَصَٚ َهُّ ْ ث َنَ جَذَصَٚ َنِ َّْقِدَٚ ٌٍََُُٙث َهَٔجَقْذ ُ َنَرّْيَؼ

“Maha Suci Engkau, ya Allah. Engkau Maha Terpuji, Maha Suci Nama-Mu, Maha Tinggi Kerajaan-Mu dan tidak ada sesembahan (yang berhak untuk disembah) selain Engkau.”413

Atau membaca;

ًلَْي ِصَأَٚ ًرَرّْىُد َِللَّث َْجَقْذ ُ َٚ ثًرّْيِغَو َِِللَّ ُ َّْقٌْثَٚ ثًرّْيِذَو ُرَّذْوَأ ُ َللََّث

“Allah Maha Besar dengan sebesar-besarnya. Segala puji bagi Allah dengan sebanyak-banyaknya. Dan Maha Suci Allah pada pagi hari dan sore hari.”414

411 HR. Ahmad.

412 HR. Muslim Juz 1 : 770.

413 HR. HR. Muslim Juz 1 : 399, Tirmidzi Juz 2 : 243, dan Abu Dawud : 775.

Atau membaca;

ِْٗيِـ جًوَ جَذُِ جًذِرِّيَ ثًرّْيِغَو ثً َّْف َِِللَّ ُ َّْقٌَْث

“Segala puji bagi Allah dengan pujian yang banyak, yang baik, dan yang diberkahi.”415

 Sutrah Imam merupakan sutrah bagi makmum. Diriwayatkan dari Ibnu

‟Abbas y, ia berkata;

ُي ْٛ ُ َ َٚ ََ َلَِضْفِ ْ ث ُسْزَ٘جَٔ ْ َل ٍ ِتَِ َْٛ جََٔأَٚ ٍْجَصَأ ٍََٝع جًذِوثَ ُشٍَْذْلَأ ِيّ َ َ َْٓيَد ُسْ َرََّّـ ًِِّٕٝد ِاجٌَٕجِد ْ ِرٍِّ َصُّ ٍََُ َ َٚ ِْٗيٍََع َُللَّث ٍَٝ َص َِللَّث ٍََُْـ رِِّؿ َصٌّث ِـ ُشٍَْخَاَٚ ُ َصْرَّص َْجَصَ ْاث ُشٍْ َ ْ َ َـ ُشٌَْزََٕـ ِرِّؿ َصٌّث ٌ َفَأ َ ٍََع َهٌَِ ْرِّىُْٕ

.

“Aku datang dengan naik keledai betina, ketika itu aku sudah mendekati baligh dan Rasulullah a sedang mengimami manusia di Mina. Lalu aku lewat di depan shaf, kemudian aku turun dan melepaskan keledai (tersebut) mencari makanan. Lalu aku masuk di dalam shaf dan tidak ada seorangpun yang mengingkari perbuatanku itu.”416

 Mengangkat kedua tangan pada saat takbiratul ihram boleh bersamaan dengan takbir, boleh sebelum takbir, dan boleh pula sesudah takbir.

Berkata Syaikh Muhammad Nashiruddin Al-Albani 5;

“Rasulullah a kadang mengangkat kedua tangan bersamaan dengan takbir, terkadang sesudah ucapan takbir, dan terkadang sebelum ucapan takbir.”417

414 HR. Muslim Juz 1 : 601.

415 HR. Muslim Juz 1 : 600.

416 HR. Bukhari Juz 1 : 471 dan Muslim Juz 1 : 504, lafazh ini miliknya.

417 Shifat Shalat.

 Diperbolehkan terkadang membaca surat setelah Al-Fatihah pada raka‟at ketiga dan raka‟at keempat. Hal ini berdasarkan hadits yang diriwayatkan dari Abu Sa‟id Al-Khudri y;

ِـ ِرّ ُْٙظٌّث ِر َلَ َص ْ ِـ ُأَرّْمَ َْجَو ٍََُ َ َٚ ِْٗيٍََع َُللَّث ٍَٝ َص َ ِذٌِٕث ََْأ ِْٓيَ َرّْخُ ْاث ِـَٚ ًزَ آ َْٓيِع َلََع َ ْ َل ٍزَعْوَ ِرًُِّو ْ ِـ ِْٓيَيٌََْٚ ْاث ِْٓيَضَعْوَرٌّث ًزَ آ َرَرّ ْطَع َسَّْخ َ ْ َل

“Sesungguhnya Nabi a membaca surat (setelah Al-Fatihah) pada dua raka‟at pertama dalam Shalat Zhuhur kurang lebih (sebanyak) tiga puluh ayat. Dan pada dua raka‟at yang lain sekitar lima belas ayat.”418

 Diperbolehkan shalat diatas sesuatu yang dihamparkan diatas tanah.

Ini merupakan kesepakatan para ulama‟. Berkata Syaikh Muhammad Nashiruddin Al-Albani 5;

“Diperbolehkan shalat dan sujud diatas sesuatu yang dihamparkan diatas tanah. Tirmidzi menceritakan dari mayoritas ahli ilmu dari kalangan sahabat Rasulullah a dan yang datang setelah mereka, mereka berpendapat, bahwa tidak mengapa shalat diatas tikar dan permadani.”

 Diperbolehkan duduk diantara dua sujud dengan menegakkan kedua telapak kaki dan duduk diatas kedua tumit, inilah yang dinamakan dengan iq-a.‟ Hal ini berdasarkan hadits dari Thawus t, ia berkata;

جٍَُْٕمَـ ُزَٕ ُسٌث َ ِ٘ َيجَمَـ ِْٓيََِ َمٌْث ٍََٝع ِاجَعْلِ ْاث ِـ ٍاجَذَع ِْٓد ِ جٍََْٕل ٍَٝ َص َهِرِّيِذَٔ ُزَٕ ُ َ ِ٘ ًَْد ٍاجَذَع ُْٓد َيجَمَـ ًُِؽَرٌّجِد ًاجَفَؽ ُٖثَرٌََّٕ جَِٔإ ٌَُٗ

ٍََُ َ َٚ ِْٗيٍََع ُ َللَّث .

“Kami bertanya kepada Ibnu „Abbas p tentang iq-a‟ diatas kedua kaki, lalu ia berkata, “Itu adalah Sunnah.” Lalu kami bertanya kepadanya, “Sesungguhnya kami melihat bahwa keadaan itu tidak menjadikan nyaman bagi seseorang.” Lalu Ibnu „Abbas c berkata,

“Bahkan itu adalah Sunnah Nabimu a.”419

418 HR. Muslim Juz 1 : 452.

419 HR. Muslim Juz 1 : 536 dan Abu Dawud : 845.

 Tata cara shalat kaum wanita sama seperti tata cara shalat kaum laki-laki. Adapun hadits yang menerangkan bahwa sujud wanita berbeda dengan laki-laki haditsnya lemah, yang tidak dapat dijadikan sebagai hujjah. Hadits tersebut berbunyi;

ْش َسْيٌَ َرَأْرٌَّّْث َِْئَـ ِ ْ َ ْاث ٌَِٝإ ُِْقٌٍَث ُضْعَد جِّ َ َـ جَُّص ْ َؾ َ ثَ ِإ ًَِؽِرِّرٌّجَو َهٌَِ ْ ِـ .

“Jika kalian berdua sujud, maka sempitkanlah sebagian daging ke lantai. Karena sesungguhnya wanita dalam hal ini tidak seperti kaum laki-laki.”420

Hal-hal yang diperbolehkan Ketika shalat

Hal-hal yang diperbolehkan ketika shalat, antara lain : 1. Menggendong anak kecil

Sebagaimana diriwayatkan dari Abu Qatadah y, ia berkata;

َشِْٕد َزَِجَُِأ ًٌِِجَف ََُٛ٘ٚ ْ ِرٍِّ َصُّ َْجَو ٍََُ َ َٚ ِْٗيٍََع َُللَّث ٍَٝ َص َِللَّث َيْٛ ُ َ ََْأ ِ ْيِدَرٌّث ِْٓد ِظجَعٌْث ِدَ ِاَٚ ٍََُ َ َٚ ِْٗيٍََع ُ َللَّث ٍَٝ َص َِللَّث ِيْٛ ُ َ ِشِْٕد َخَْٕ َز جََٙع َضَّٚ َ َؾ َ ثَ ِإَٚ جٍََََّٙف ََجَل ثَ ِئَـ .

“Sesungguhnya Rasulullah a shalat dengan menggendong Umamah putri Zainab (putri Rasulullah a) dengan Abul Ash bin Ar-Rabi‟. Jika beliau berdiri, beliau menggendongnya dan jika beliau sujud beliau meletakkannya.”421