• Tidak ada hasil yang ditemukan

Upaya Mengatasi Kendala-Kendala Yang Dihadapi Badan Pengawas Daerah Daerah Daerah Daerah

BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN

PERANAN INSPEKTORAT DALAM PELAKSANAAN OTONOMI DAERAH DI KABUPATEN KARO

D. Upaya Mengatasi Kendala-Kendala Yang Dihadapi Badan Pengawas Daerah Daerah Daerah Daerah

objek pemeriksaan itu di dalamnya ada teman aparatur Inspektorat itu sendiri atau juga adanya pegawai yang pangkat (golongannya) lebih tinggi dari yang melakukan tugas pengawasan. Faktor psikologis ini juga menjadi kendala yang dihadapi oleh petugas Inspektorat Kabupaten karo dalam melakukan pengawasannya di lingkup Pemerintahan Kabupaten Karo saat ini.

D. Upaya Mengatasi Kendala-Kendala Yang Dihadapi Badan Pengawas Daerah

Untuk dapat mencapai hasil yang maksimal dalam melaksanakan tugasnya, maka sudah tentu seharusnya segala macam kendala dan masalah dalam pelaksanaan tugas dari suatu organisasi seharusnya dapat dihilangkan atau paling tidak dapat diminimalisir, sehingga dalam pencapaian tujuan organisasi itu khususnya lembaga/badan yang memiliki tugas khusus di bidang pengawasan seperti Inspektorat Kabupaten Karo dapat tercapai. Seharusnya misi yang diemban oleh aparatur Inspektorat Kabupaten Karo adalah:

2. Meningkatkan sarana dan prasarana pengawasan; dan

3. Meningkatkan mutu hasil pengawasan dalam pelaksanaan pengawasan. Tetapi sampai saat ini SDM yang ada pada Inspektorat kabupaten Karo sebagaimana dipaparkan di atas, masih belum memadai dalam arti masih kurang meratanya spesifikasi keilmuan yang dibutuhkan pada Inspektorat Kabupaten Karo, hal ini dirasa perlu untuk ditingkatkan lagi dengan cara mengikutsertakan aparatur pengawas melalui pendidikan dan pelatihan keterampilan khusus teknis pengawasan agar dapat lebih profesional dalam melaksanakan tugas-tugas pengawasan.

Sejalan dengan upaya pemerintah dan amanat undang-undang untuk pemerintahan yang bersih, bebas dari Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme dimulai dari pemerintah Pusat hingga pada pemerintahan di daerah-daerah maka di lingkungan Inspektorat Kabupaten Karo dituntut untuk juga dapat melaksanakan upaya tersebut. Dengan demikian, maka pengembangan SDM (pegawai) juga merupakan suatu proses berkelanjutan dan yang harus dilaksanakan dari sejak dini secara terus-menerus pula. Oleh karenanya, pengembangan SDM pada hal ini merupakan pra kondisi. Hal ini dimaksudkan agar seluruh kegiatan yang menyangkut tugas-tugas pengawasan harus dilandasi dengan ketersediaan SDM yang berkualitas di bidang keilmuannya.

Tersedianya SDM pengawasan yang berkualitas, khususnya SDM petugas pengawasan Inspektorat Kabupaten karo guna pencapaian tujuan organisasi atau lembaga inspektorat. Dengan demikian peningkatan kualitas SDM Inspektorat Kabupaten Karo merupakan kebutuhan nyata agar tercapai pengawasan yang

optimal dan hasilnya dapat dipergunakan oleh berbagai pihak untuk perbaikan-perbaikan dalam rangka pencapaian tujuan. Di samping itu, indikasi penyimpangan dapat terdeteksi sedini mungkin. Sehingga dapat dikatakan bahwa peningkatan sumber daya pengawasan yang profesional sehingga tercapai pemerintahan yang baik. Peningkatan sumber daya pengawasan ini hanya memadukan SDM dengan sumber daya lainnya yang tersedia, sehingga tercapai peningkatan aparat pengawas dari Inspektorat Kabupaten Karo yang berkualitas.

Maka untuk mengatasi kendala-kendala dan masalah yang dihadapi seperti kendala SDM di atas tadi, Inspektorat Kabupaten Karo telah melakukan merumuskan upaya strategi peningkatan SDM pegawai dalam rangka peningkatan pengawasan dilakukan melalui:39

a. Untuk meningkatkan mutu SDM aparatur pengawas, Inspektorat Kabupaten Karo telah membuat Pelatihan Kantor Sendiri yang tidak membutuhkan dana yang banyak dengan memakai narasumber dari aparatur pengawas Kabupaten Karo itu sendiri yang telah terampil atau juga mengundang narasumber dari instansi teknis seperti Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP).

b. Memperbaiki komposisi SDM pengawai yang selama ini masih kurang meratanya spesifikasi keilmuan melalui cara mengajukan permohonan perekrutan pegawai kepada Bupati Karo yang berlatar belakang pendidikan sesuai dengan bidang tugasnya dalam ati luas baik untuk tingkat sarjana (S-1) maupun Ahli Madya (D-3);

39

c. Memperbaiki sistem pengawasan yang objektif dan sesuai dengan tata waktu yang ditentukan sehingga dengan sistem pengawasan yang objektif maka dapat mengurangi rasa sungkan dari aparatur pengawas ketika melakukan pemeriksaan terhadap objek pemeriksaan yang berada dalam lingkup Kabupaten Karo.

d. Meningkatkan pendidikan dan pelatihan secara terus-menerus, dengan mengirim aparatur pengawas yang telah dipilih untuk mengikuti pelatihan dan setelah kembalinya dari pelatihan itu kemudian dapat memberikan pelatihan juga di lingkungan internal Inspektorat Kabupaten Karo.

Dengan mengikuti dan menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan yang diikuti para aparatur Inspektorat Kabupaten Karo maka besar kemungkinan atau sekurang-kurangnya dapat diminimalisasi dalam mengatasi kurang meratanya spesifikasi disiplin ilmu yang diperlukan oleh Inspektorat Kabupaten karo sehingga nantinya dapat mendukung dalam pencapaian tujuan dan sasaran dimaksud dalam organisasi.

Untuk tercapainya pengawasan yang profesional juga tidak dapat terlepas dari tersedianya sarana dan prasarana yang cukup dan memadai. Kemampuan menyiapkan sarana dan prasarana guna memenuhi kebutuhan akan pelaksanaan pengawasan sangat berdampak positif terhadap tercapainya pengawasan yang handal, terpadu, transparan sesuai dengan kebijakan pengawasan.

Tanpa adanya sarana dan prasarana yang cukup dan memadai ini dapat mengurangi kemampuan aparatur pengawas dalam melaksanakan operasional tugasnya serta dikhawatirkan terjadinya penurunan kemampuan untuk

mengembangkan diri yang tentunya akan berdampak kepada penurunan kualitas hasil pengawasan itu sendiri.

Beberapa upaya yang dilakukan Inspektorat Kabupaten Karo dalam mengatasi minimnya sarana dan prasarana termasuk juga dana operasional tugas antara lain sebagai berikut:40

a. Pembuatan Program Kerja Pengawasan Tahunan (PKPT), yang isinya memuat jumlah objek pengawasan setiap tahunnya;

b. Pada PKPT juga dicantumkan dana operasional yang dibutuhkan untuk melakukan operasional pengawasan sehingga dapat dikendalikan pengeluaran dana operasional dengan mengingat pada keterbatasan dana operasional tersebut;

c. Untuk mengatasi minimnya alat transportasi, maka dipergunakan juga kendaraan pribadi dari aparatur pengawas Inspektorat Kabupaten Karo dengan memberikan uang akomodasinya dan terkadang juga menggunakan kendaraan dari bagian atau unit lain di Kantor Pemerintahan Kabupaten Karo dengan meminta izin dari unit atau bagian itu apabila ada kendaraan yang tidak terpakai;

d. Pada setiap tahunnya Inspektorat Kabupaten Karo juga menyusun program penyediaan anggaran sarana dan prasarana yang diajukan kepada Kepala Daerah.

Oleh karena kendala-kendala itu selalu dihadapi Inspektorat kabupaten Karo, maka perlu untuk kedepannya baik itu mengenai jumlah, disiplin ilmu yang

40

kurang merata atau sarana dan prasarana yang kurang memadai harus segara dipenuhi agar tugas pengawasan fungsional yang dilakukan dapat menghasilkan hasil pengawasan yang optimal dan dapat mencegah sedini mungkin pelanggaran yang terjadi atau juga dapat segera merespon segala pengaduan yang masuk ke dalam lembaga Inspektorat Kabupaten Karo di lingkungan Pemerintahan Kabupaten Karo.

Kemudian hal lain yang tidak kalah pentingnya untuk mendukung tingkat kepercayaan publik, maka Pemerintah Kabupaten Karo juga seyogiyanya membangun kerja sama yang baik dengan pihak BPKP dan Kejaksaan atau aparatur hukum yang lain, terutama untuk mempercepat proses penyelidikan terhadap dugaan KKN yang secara nyata dapat merugikan keuangan negara. Kerja sama tersebut pada intinya memberikan ruang bagi pihak Inspektorat Kabupaten Karo untuk meneruskan kasus yang ditemukan kepada pihak atau pejabat yang berwenang. Dengan demikian, kedudukan dan peranan Inspektorat Kabupaten Karo akan bekerja lebih efektif. Karena masalah yang dihadapi selama ini apabila hendak melakukan tindak lanjut dari hasil penemuannya kepada jalur hukum, maka hal itu juga harus mendapat persetujuan dari Bupati Karo sebagai Kepala Daerah Kabupaten Karo, karena hal ini mengingat kedudukan Inspektorat Kabupaten Karo bertanggung jawab kepada Kepala Daerah.

BAB V