• Tidak ada hasil yang ditemukan

Menggiring Bola

Dalam dokumen SKRIPSI. Oleh: Jabidi NIM (Halaman 44-59)

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

1. Menggiring Bola

a) Posisi kaki menggiring bola sama dengan posisi kaki dalam menendang bola dengan kura-kura kaki bagian dalam.

b) Kaki yang digunakan untuk menggiring bola tidak diayunkan seperti teknik menendang bola, tetapi tiap langkah secara teratur menyentuh atau mendorong bola bergulir ke depan dan bola harus selalu dekat dengan kaki. Dengan demikian bola mudah dikuasai dan tidak mudah direbut lawan.

c) Pada saat menggiring bola lutut kedua kaki harus selalu ditekuk, dan pada waktu kaki menyentuh bola, mata melihat pada bola, selanjutnya melihat situasi di lapangan.

2) Menggiring bola dengan kura-kura kaki penuh

a) Posisi kaki sama dengan posisi kaki dalam menendang bola dengan kura-kura kaki penuh.

b) Kaki yang digunakan untuk menggiring bola sesuai dengan irama langkah lari tiap langkah dengan kura-kura kaki penuh bola didorong di depan dekat kaki.

3) Menggiring bola dengan kura-kura kaki bagian luar

a) Posisi kaki menggiring bola sama dengan posisi kaki dalam menendang bola dengan kura-kura kaki bagian luar.

b) Setiap langkah secara teratur dengan kura-kura kaki bagian luar kaki kanan atau kaki kiri mendorong bola bergulir ke depan, dan bola harus selalu dekat dengan kaki.

c) Pada saat menggiring bola kedua lutut selalu sedikit ditekuk, waktu kaki menyentuh bola pandangan pada bola, dan selanjutnya melihat situasi lapangan.

Menggiring bola bertujuan antara lain untuk mendekati jarak ke sasaran, melewati lawan, dan menghambat permainan. Cara melakukan dribbling yang dikutip dari Herwin (2004: 36) adalah sebagai berikut:

1) Dribbling menghadapi tekanan lawan, bola harus dekat dengan kaki ayun atau kaki yang akan melakukan dribbling, artinya sentuhan terhadap bola sesering mungkin atau banyak sentuhan.

2) Sedangkan bila di daerah bebas tanpa ada tekanan lawan, maka sentuhan bola sedikit dengan diikuti gerakan lari yang cepat. Hal-hal yang perlu diperhatikan pada saat menggiring bola di antaranya: (1) bola harus selalu terkontrol, dekat dengan kaki, (2) bola harus dalam perlindungan (dengan kaki yang tepat sesuai keadaan dan

p b G d b a b b d y 1 posisi lawan bola dan (4) Gambar 2. T ( Menu dasar dalam berdiri, atau Menu dalah men bagian kaki bertujuan an dan mengha yaitu: ) Menggirin Pa digunakan bola deng 2000: 19) n), (3) panda dibiasakan Teknik Men (Remmy Mu urut Danny m sepakbola bersiap me urut Sucipto nendang ter yang diperg ntara lain un ambat perm ng bola den ada dasarny n untuk me gan kaki ba ): angan luas, dengan kak nggiring Bo uchtar, 1992 Mielke (20 a karena se elakukan op o dkk, (200 rputus-putu gunakan un ntuk mende mainan. Ma ngan kaki ba ya menggir elewati atau gian dalam artinya ma ki kanan dan ola Menggu 2: 4) 007: 1) Dri emua pema eran atau te 00: 28) pada s atau pel ntuk menend ekati jarak k acam-macam agian dalam ring bola d u mengcoh l adalah seb

ata tidak han n kiri. unakan Pung ibbling adal in harus m embakan. a dasarnya lan-pelan, o dang bola. M ke sasaran, m teknik m m dengan kak lawan. Ana bagai beriku nya terpaku ggung Kaki lah keteram mampu berg menggiring oleh karen Menggiring melewati la menggiring ki bagian d alisis mengg ut (Sucipto, u pada mpilan gerak, g bola na itu g bola awan, bola, dalam giring dkk.,

a) Posisi kaki menggiring bola sama dengan posisi menendang bola.

b) Kaki yang digunakan untuk menggiring bola tidak ditarik kebelakang hanya diayunkan ke depan.

c) Diupayakan setiap melangkah, secara teratur bola disentuh atau didorong bergulir ke depan.

d) Bola bergulir harus selalu dekat dengan kaki dengan demikian bola dapat dikuasai.

e) Pada waktu menggiring bola kedua lutut sedikit ditekuk untuk mempermudah penguasaan bola.

f) Pada saat kaki menyentuh bola, pandangan ke arah bola dan selanjutnya melihat situasi lapangan.

g) Kedua lengan menjaga keseimbangan di samping badan. 2) Menggiring bola dengan kaki bagian luar

Pada dasarnya menggiring bola dengan kaki bagian luar digunakan untuk melewati atau mengcoh lawan. Analisis menggiring bola dengan kaki bagian luar adalah sebagai berikut (Sucipto, dkk., 2000: 20):

a) Posisi kaki menggiring bola sama dengan posisi menendang dengan punggung kaki bagian luar

b) Kaki yang digunakan menggiring bola hanya menyentuh atau mendorong bola bergulir ke depan

c) Tiap melangkah secara teratur kaki menyentuh bola tetap dikuasai.

d) Kedua lutut sedikit ditekuk agar mudah untuk menguasai bola.

e) Pada saat kaki menyentuh bola pandangan ke arah bola, selanjutnya melihat situasi.

f) Kedua lengan menjaga keseimbangan di samping badan. 3) Menggiring bola dengan punggung kaki

Menggiring bola dengan punggung kaki pada umumnya digunakan untuk mendekati jarak dan paling cepat dibandingkan dengan bagian kaki lainya. Analisis menggiring bola dengan punggung kaki adalah sebagai berikut (Sucipto, dkk., 2000: 21):

a) Posisi kaki menggiring bola sama dengan posisi menendang dengan punggung kaki.

b) Kaki yang digunakan menggiring bola hanya menyentuh atau mendorong bola tanpa terlebih dahulu ditarik ke belakang dan diayun ke depan

c) Tiap melangkah secara teratur kaki menyentuh bola.

d) Bola bergulir harus selalu dekat dengan demikian bola tetap dikuasai

e) Kedua lutut sedikit ditekuk agar mudah menguasai bola. f) Pandangan melihat bola pada saat kaki menyentuh,

kemudian lihat situasi dan kedua lengan menjaga keseimbangan di samping badan.

4. Pengertian Ekstrakurikuler

Menurut Moh. Uzer Usman (1993: 22) ekstrakurikuler adalah kegiatan yang dilakukan di luar jam pelajaran (tatap muka) baik dilaksanakan di sekolah maupun di luar sekolah dengan maksud untuk lebih memperkaya dan memperluas wawasan pengetahuan dan kemampuan yang telah dimilikinya dari berbagai bidang studi.

Rumusan tentang pengertian ekstrakurikuler juga terdapat dalam SK Dirjen Dikdasmen Nomor 226/C/Kep1992 yang menyatakan bahwa ekstrakurikuler adalah kegiatan di luar jam pelajaran biasa dan pada waktu libur sekolah yang dilakukan baik di sekolah maupun di luar sekolah.

Menurut Sugiyono (2004: 54) kegiatan ekstrakurikuler merupakan kegiatan pembelajaran di luar kegiatan intrakurikuler yang diselenggarakan secara kontekstual dengan keadaan dan kebutuhan lingkungan untuk memenuhi tuntutan penguasaan kompetensi pelajaran, pembentukan karakter dasar dan peningkatan kecakapan hidup yang alokasi waktunya diatur tersendiri berdasarkan pada kebutuhan dan kondisi sekolah.

Kegiatan ekstrakurikuler adalah kegiatan pendidikan di luar mata pelajaran dan pelayanan konseling untuk membantu pengembangan peserta didik sesuai dengan kebutuhan, potensi, bakat, dan minat mereka melalui kegiatan yang secara khusus diselenggarakan oleh pendidik dan atau tenaga kependidikan yang berkemampuan dan berkewenangan di sekolah atau madrasah.

Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa ekstrakurikuler adalah tempat atau wahana kegiatan bagi siswa untuk menampung, menyalurkan dan pembinaan minat, bakat serta kegemaran yang berkaitan dengan program kurikulum, dan dilaksanakan di luar jam sekolah.

5. Karakteristik Anak Sekolah Dasar

Masa usia sekolah dasar sebagai masa kanak-kanak akhir yang berlangsung dari usia enam tahun hingga usia dua belas tahun. Karakteristik utama siswa sekolah dasar adalah mereka menampilkan perbedaan-perbedaan individual dalam banyak segi dan bidang, di antaranya, perbedaan dalam intelegensi, kemampuan dalam kognitif dan bahasa, perkembangan kepribadian dan perkembangan fisik anak (http://evie4210.blogspot.com: 1).

Pada usia sekolah dasar (6 - 12 tahun) anak sudah dapat mereaksi rangsangan intelektual atau melaksanakan tugas belajar yang menuntut kemampuan intelektual atau kemampuan kognitif. Pada masa prasekolah daya pikir anak masih bersifat imajinasi, sedangkan pada usia sekolah dasar

daya pikir anak sudah mulai berkembang ke arah berpikir yang konkrit dan rasional. Kepada anak usia ini sudah cukup untuk diberikan berbagai kecakapan yang dapak mengembangkan pola pikir atau daya nalar anak. Untuk mengembangkan daya nalar dengan melatih anak untuk mengungkapkan pendapat, gagasan, atau penilaian terhadap berbagai hal yang dialami anak.

Anak pada masa usia perkembangan sosial dapat menyesuaikan diri dengan teman maupun lingkungan. Dalam proses belajar disekolah, kematangan perkembangan sosial dapat dimanfaatkan dengan memberikan tugas kelompok, baik yang membutuhkan tenaga fisik maupun tugas yang membutuhkan pikiran. Dengan melaksanakan tugas kelompok peserta didik juga dapat belajar tentang sikap dan kebiasaan dalam bekerjasama, saling menghormati, bertenggang rasa, dan bertanggung jawab.

Menginjak usia sekolah anak mulai menyadari bahwa pengungkapan emosi secara kasar tidaklah diterima dimasyarakat. Kemampuan mengontrol emosi diperoleh melalui meniru dan kebiasaan anak. Emosi merupakan faktor dominan yang mempengaruhi tingkahlaku individu. Emosi yang positif seperti perasaan senang, bergairah, bersemangat atau rasa ingin tahu akan mempengaruhi individu untuk mengkonsentrasikan dirinya terhadap aktivitas belajar.

Pada usia sekolah dasar anak sudah dapat mengikuti pertautan atau tuntutan dari orangtua atau lingkungan sosial. Pada akhir usia ini anak sudah dapat mensosialisasikan setiap bentuk perilaku dengan konsep benar-salah

buruk. Anak pertama kali mengenal konsep moral benar-salah baik-buruk pertama kali di lingkungan keluarga.

Seiring dengan perkembangan fisiknya, maka perkembangan motorik anak dapat terkoordinasi dengan baik. Setiap gerakan sudah selaras dengan kebutuhan atau minatnya. Pada usia ini merupakan masa yang paling baik untuk belajar keterampilan yang berkaitan dengan motorik, seperti menulis, menggambar, mengetik komputer, berenang, atletik dan bermain bola. Perkembangan motorik sangat menunjang keberhasilan belajar pada masa usia sekolah dasar, karena itu sudah siap menerima pelajaran keterampilan khususnya dalam bidang olahraga (Syamsu Yusuf, 2004: 178 - 184).

6. Profil Ekstrakurikuler Sekolah Dasar Negeri Gendengan

Sekolah Dasar Negeri Gendengan, Kecamatan Seyegan, Kabupaten Sleman adalah sebuah sekolah yang terletak di Desa Margodadi, Kecamatan Seyegan, Kabupaten Sleman, Provinsi DIY. Sesuai SK Kepala Sekolah SD N Gendengan nomor 45/SD.G/SY/2013 menerangkan bahwa di SDN Gendengan, Margodadi, Seyegan Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Sleman melaksanakan kegiatan Ekstrakurikuler : Sepakbola, TIK, Pramuka, dan Iqro’. Peserta ekstrakurikuler sepakbola terdiri dari kelas IV dan V. Untuk tahun ini jumlah peserta ekstrakulikuler berjumlah 24 orang. Terdiri dari kelas IV berjumlah 10 siswa dan kelas V berjumlah 14 siswa. Ekstrakurikuler sepakbola dilaksanakan setiap seminggu sekali, yaitu hari Senin pada pukul 14.00 – 16.00 WIB yang diampu oleh bapak

Eko Widodo, S.Pd Dengan diadakannya Ekstrakurikuler sepakbola dapat menyalurkan bakat siswanya selain itu juga menghasilkan kesegaran jasmani, maka perlu adanya penekanan pada teknik-teknik dasar sepakbola. B. Penelitian yang Relevan

Manfaat dari penelitian yang relevan yaitu sebagai acuan agar penelitian yang sedang dilakukan menjadi lebih jelas. Beberapa penelitian yang relevan dengan penelitian ini yaitu sebagai berikut:

1. Penelitian yang berkaitan dengan peneltian ini adalah penelitian oleh Suhartono (2012), yang berjudul “Kemampuan Dasar Dribbling dan Short Passed Sepakbola Kelas Atas Sekolah Dasar Negeri Wates Kecamatan Dukun Kabupaten Magelang Tahun Ajaran 2011/2012”. Penelitian ini membahas masalah keterampilan dasar bermain sepakbola siswa kelas atas SD Negeri Wates Kecamatan Dukun Kabupaten Magelang. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui tingkat keterampilan dasar bermain sepakbola, khususnya dalam melakukan dribbling dan short Passed siswa kelas atas SD Negeri Wates Kecamatan Dukun Kabupaten Magelang. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif. Desain penelitian ini berkenaan dengan sebuah metode yaitu suatu cara yang berkenaan dengan bagaimana data atau informasi yang diperlukan dalam penelitian tersebut dapat diperoleh. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survei dengan teknik tes dan pengukuran. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa putra kelas atas Sekolah Dasar Negeri Wates Kecamatan Dukun Kabupaten Magelang yang berjumlah 25 siswa.

Instrumen yang digunakan yaitu tes keterampilan bermain sepakbola untuk anak usia 10-12 tahun dari Daral Fauzi R tahun 2009. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan analisis statistik deskriptif kuantitatif dengan persentase. Hasil kemampuan dribbling dan short passed siswa putra kelas atas Sekolah Dasar Negeri Wates Kecamatan Dukun Kabupaten Magelang yang masuk dalam kategori baik sekali sebanyak 2 siswa atau sebesar 8%, kategori baik sebanyak 9 siswa atau sebesar 36%, kategori sedang sebanyak 9 siswa atau sebesar 36%, kategori kurang sebanyak 4 siswa atau sebesar 16% dan kategori kurang sekali sebanyak 1 siswa atau sebesar 4%.

2. Penelitian oleh Nurridwan Yuli Prihatoro (2011), yang berjudul “Tingkat Keterampilan Bermain Sepakbola Siswa Peserta Ekstrakurikuler Sepakbola SMP N 3 Sleman”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat keterampilan dasar sepakola siswa SMP Negeri 3 Sleman yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler sepakbola. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif. Metode yang digunakan adalah survai dan pengukuran. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa peserta kegiatan ekstrakurikuler sepakbola di SMP Negeri 3 Sleman sebanyak 35 orang. Sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling yaitu siswa peserta kegiatan ekstrakurikuler yang berumur 14-15 tahun. Dalam penelitian instrumen yang digunakan yaitu tes pengembangan kecakapan “David lee” oleh Subgyo Irianto di antaranya menggiring, keeping, kontrol bawah, kontrol bola atas, dan cara menggulirkan bola. Secara operasional keterampilan

bermain sepakbola adalah waktu yang ditempuh atau dibutuhkan untuk melakukan kontrol bola udara, menggiring bola zig-zag, keeping, passing bola rendah, passing bola melambung, dribbling lurus cepat dan mengontrol bola rendah. Hasil penelitian menujukkan bahwa siswa SMP N 3 Sleman yang mengikuti ekstrakurikuler sepakbola memiliki keterampilan teknik dasar sepakola dengan kategori sangat baik sebanyak 0 siswa (0%), kategori baik 3 siswa (15%), kategori cukup 8 siswa (40%), kategori kurang (25%) dan kategori kurang (25%) dan Kategori kurang sekali 4 siswa (20%). 3. Penelitian oleh Havid Firmansyah Pramudya. 2011. “Tingkat Keteramilan

Dasar Bermain Sepakbola Siswa Putra Kelas Atas SD Sawit Sewon Bantul Yogyakarta”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat keterampilan dasar bermain sepakbola siswa putra kelas atas SD Sawit sewon Bantul Yogyakarta. Penelitian ini menggunakan desain penelitian deskriptif kuantitatif. Metode yang digunakan adalah metode survei dengan cara tes dan pengukuran. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa putra kelas atas SD Sawit Sewon Bantul yang berusia 10-12 tahun yang berjumlah 44 siswa. Dalam penelitian instrumen yang digunakan tes dribbling, passing bawah, lemparan ke dalam, berlari dengan bola, heading dengan bola dan tendangan ke gawang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa siswa putra kelas atas SD Sewon Bantul memiliki tingkat keterampilan dasar bermain sepakbola dengan kategori kurang 30 siswa (69,57%), kategori kurang sekali 6 siswa (13,04%), kategori sedang 8 siswa (17,39%), dan kategori baik sekali maupun baik 0 siswa (0%).

C. Kerangka Berpikir

Sekolah dasar merupakan tempat dimana anak mendapatkan transfer disiplin ilmu yang pertama, pengarahan, serta bimbingan dari dunia pendidikan. Sekolah dasar juga merupakan gudang bibit olahragawan yang memiliki potensi besar untuk dibina. Langkah awal yang dapat dilakukan adalah mengadakan kegiatan ekstrakurikuler, karena kegiatan tersebut merupakan wadah untuk mengembangkan bakat olahraga khususnya sepakbola.  

Dari hasil observasi dapat dilihat dalam permainan atau game dari jumlah menggiring bola 38 kali, tingkat kegagalan menggiring sebanyak 21 kali dan keberhasilan menggiring sebanyak 17 kali. Kemudian Teknik menendang bola dari jumlah passing sebanyak 54 kali, tingkat kegagalan passing sebanyak 24 kali dan keberhasilan passing sebanyak 20 kali. Dapat disimpulkan teknik menggiring bola masih kurang, teknik menggiring bola yang dimiliki oleh siswa masih kurang luwes, sehingga pada saat menggiring bola akan mudah direbut oleh lawan. Teknik menendang siswa juga juga masih sangat kurang, misal teknik yang digunakan untuk menendang bola belum begitu dikuasai oleh siswa, sehingga arah bola hasil tendangan masih lemah dan akurasinya tidak tepat.

Penelitian terhadap menggiring bola dan menendang bola peserta ekstrakurikuler sepakbola di SD Gendengan Kecamatan Seyegan karena yang paling utama dapat sebagai masukan bagi guru Penjasorkes di SD Gendengan Kecamatan Seyegan untuk dapat melakukan perbaikan dalam proses

pembelajaran sepakbola ke depan, selain itu hasil tes ini juga dapat menjadi masukan bagi pihak sekolah untuk kepentingan pembinaan prestasi cabang olahraga sepakbola dan pembentukan tim sepakbola sekolah melalui jalur prestasi di sekolah dasar.

Menggiring bola adalah salah satu teknik dasar sepakbola yang pertama diperkenalkan kepada para pemula, karena keterampilan ini sangat penting bagi setiap pemain yang terlibat dalam pertandingan sepakbola. Setiap peserta olahraga sepakbola bisa menjadi penggiring bola yang terampil karena keterampilan menggiring bola bisa dilatih kapanpun dan dimanapun. Tidak diperlukan pemain atau peralatan lain: hanya bola sepak. Tetapi pemain tidak bisa menjadi penggiring yang terampil dalam satu malam. Untuk meningkatkan keterampilan menggiring hingga taraf mahir, dibutuhkan latihan yang fokus dan keikutsertaan yang aktif dalam setiap pertandingan. Pemain akan tahu bahwa pemain telah menjadi seorang penggiring bola yang berbakat jika pemain mampu menggiring bola dengan kaki kanan maupun kaki kiri.

Menendang bola merupakan salah satu karakteristik permainan sepakbola yang paling dominan. Pemain yang memiliki teknik menendang dengan baik, akan dapat bermain secara efisien. Tujuan menendang bola adalah untuk mengumpan (passing), menembak ke gawang (shooting at the goal), dan menyapu untuk menggagalkan serangan lawan (sweeping).

Setiap individu mempunyai tingkatan teknik yang berbeda-beda, ada yang baik ada pula yang kurang baik. Untuk dapat bermain sepakbola yang baik, siswa harus menguasai teknik-teknik dasar sepakbola dengan benar.

Melihat kenyataan, peneliti melihat adanya permasalahan dalam pembinaan sepakbola di SD N Gendengan, Kecamatan Seyegan, Kabupaten Sleman, yaitu latihan yang kurang bervariatif, metode yang digunakan oleh pelatih dan kurang optimal.

Oleh karena itu perlu diadakan penelitian untuk mengetahui sejauh mana tingkat keterampilan menggiring bola dan menendang bola sepakbola siswa yang mengikuti ekstrakurikuler sepakbola di SD N Gendengan, Kecamatan Seyegan, Kabupaten Sleman Tahun 2013. Diharapkan dengan adanya penelitian tentang kemampuan dasar sepakbola, dapat dibuat program untuk lebih meningkatkan keterampilan menggiring bola dan menendang bola sepakbola bagi siswa yang mengikuti kegiatan ekstrkurikuler. Sehingga dapat meningkatkan prestasi dalam bidang olahraga khususnya sepakbola di SD N Gendengan, Kecamatan Seyegan, Kabupaten Sleman.

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan metode survei

menggunakan teknik pengambilan data dengan tes dan pengukuran. Menurut

Suharsimi Arikunto (2006: 239) penelitian deskriptif merupakan penelitian non

hipotesis tetapi hanya menggambarkan seperti apa adanya tentang suatu

varibel, gejala, atau keadaan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini

yaitu survei dan teknik pengumpulan data menggunakan tes dan pengukuran.

Sehingga dalam langkah penelitiannya tidak perlu merumuskan

hipotesis. Karena tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui keadaan suatu

objek yaitu tingkat keterampilan menggiring bola dan menendang bola

peserta ekstrakurikuler sepakbola di SD Gendengan Kecamatan Seyegan

Kabupaten Sleman Tahun 2013.

B. Definisi Operasional Variabel Penelitian

Menurut Suharsimi Arikunto (2006: 118) variabel adalah objek

penelitian atau apa saja yang menjadi titik perhatian dari suatu penelitian.

Dalam penelitian ini yang menjadi variabelnya adalah menggiring bola dan

menendang bola . Untuk menghindari salah pengertian, maka perlu dijabarkan

definisi operasional variabel penelitian sebagai berikut:

1. Menggiring bola (Dribbling) adalah kemampuan kecepatan peserta

ekstrakurikuler sepakbola di SD Gendengan Kecamatan Seyegan ketika

sedang menggiring bola (dribble) pada permainan sepakbola. Menggiring

bola diartikan dengan gerakan lari menggunakan kaki mendorong bola agar

bergulir terus menerus di atas tanah, yang diukur adalah waktu (detik) yang

dicapai subjek dalam menggiring bola secepat mungkin melewati 6 buah

rintangan secara zig-zag dengan sebuah bola dari garis start sampai garis

finish. Tujuannya untuk mengetahui kemampuan dan keterampilan peserta

tes dalam menggiring bola dari Daral Fauzi Tes Keterampilan Sepakbola

Usia 10 – 12 Tahun (2009).

2. Menendang bola (Short Passing) adalah kemampuan menendang bola

Dalam dokumen SKRIPSI. Oleh: Jabidi NIM (Halaman 44-59)

Dokumen terkait