• Tidak ada hasil yang ditemukan

Buka Microsoft Excel lalu buat 5 kolom dengan format sebagai berikut:

Tahun : diisi dengan tahun yang akan diproyeksikan yaitu 2018 – 2025 t : diisi dengan jarak tahun proyeksi dengan tahun awal (SDKI 2012) rt : adalah hasil pengkalian nilai “r” dengan jarak tahun “t”

e^rt : adalah hasil dari nilai Eksponensial (2,718282) pangkat hasil “rt”

P0*e^rt: adalah hasil dari pengkalian P0 (IMR 2012) dengan hasil e^rt, yang mana ini adalah hasil proyeksi tahun yang dicari.

Untuk lebih jelasnya dalam pengerjaan dalam Microsoft Excel dapat dilihat gambar dibawah ini:

Gambar 17. Hasil proyeksi dalam perangkat lunak komputer dengan Eksponensial (3 titik)

Berdasarkan hasil analisis, angka proyeksi IMR secara rumus Eksponensial maupun secara perangkat lunak komputer menunjukan hasil yang sama. Dari hasil tersebut bahwa IMR Provinsi Sumatera Utara pada Tahun 2018

adalah 38,84 anak per 1000 kelahiran hidup dan akan mencapai IMR 37,53 bayi per 1000 kelahiran hidup pada Tahun 2025.

Tren IMR. Setelah hasil penelitian sebelumnya telah ditemukan berapa nilai “r” lalu kemudian diproyeksikan secara manual dan secara perangkat lunak komputer, langkah selanjutnya adalah membuat tren dalam bentuk diagram garis.

Tren diperlukan untuk lebih memudahkan dalam melihat perbedaan antara setiap metode. Tren IMR Provinsi Sumatera Utara dapat dilihat seperti gambar dibawah ini:

Gambar 18. Tren IMR Sumatera Utara hasil proyeksi 2018 – 2025

Dari hasil tren diatas dapat dilihat bahwa proyeksi IMR secara metode Eksponensial 2 titik turun lebih signifikan dari kedua proyeksi metode lainnya, ini disebabkan karena perbedaan nilai “r” atau tingkat pertumbuhannya yang sangat berpengaruh dalam metode perhitungan ini. Kemudian untuk metode Eksponensial 3 titik dengan Geometri 3 titik hanya menunjukan perbedaan yang sangat tipis.

Pembahasan

Tingkat Pertumbuhan TFR

Tingkat pertumbuhan atau laju pertumbuhan atau bisa disebut “r” adalah syarat utama untuk menentukan proyeksi kedepannya, perhitungan nilai “r” secara metode Eksponensial maupun secara metode Geometri hanya selisih nilai koma saja. Dalam perbandingan 2 titik menggunakan SDKI 2012 dengan SDKI 2017, nilai “r” secara metode Eksponensial menunjukan penurunan TFR sebesar 0,67%

setiap tahunnya sedangkan dalam metode Geometri menunjukan penurunan sebesar 0,68%. Dalam perbandingan 3 titik dengan tambahan SDKI yang sebelumnya yaitu SDKI 2007, juga menunjukkan hal yang serupa, nilai “r” secara metode Eksponensial menunjukan penurunan sebesar 2,7% setiap tahunnya sedangkan secara metode Geometri menunjukkan penurunan angka kelahiran total sebesar 2,6%.

Proyeksi dan Tren TFR

Tren ferilitas di masa lalu akan berpengaruh terhadap tren fertilias di masa mendatang. Berdasarkan gambar 15, hasil tren menunjukkan bahwa penurunan secara metode 3 titik lebih cepat dari pada metode 2 titik. Dalam proyeksinya, metode dengan 2 titik menunjukkan TFR Provinsi Sumatera Utara pada tahun 2018 adalah sebesar 2,88 anak per wanita dan pada tahun 2025 turun menjadi 2,74 anak per wanita. Berbeda jauh dengan proyeksi 3 titik yaitu 2,82 anak per wanita pada tahun 2018 dan akan turun menjadi 2,33 anak per wanita pada tahun 2025.

Tren fertilitas di masa mendatang merupakan salah satu faktor penentu dari jumlah, struktur dan pertumbuhan penduduk Indonesia. Penduduk tumbuh

seimbang merupakan salah satu prasyarat untuk meningkatkan kualitas hidup manusia dan masyarakat. Hal ini dapat diwujudkan melalui pengendalian kuantitas yaitu dicapai dengan menurunkan TFR sampai pada tingkat replacement level yaitu 2,1 (Bappenas, 2019).

NRR merupakan salah satu hasil proyeksi pendudukan yang sering diinterpretasikan sebagai banyaknya anak perempuan yang dilahirkan oleh setiap perempuan dalam masa reproduksinya, yaitu saat dimana satu ibu diganti oleh satu bayi perempuan bisa dikatakan juga "replacement level". Pada saat itu bukan berarti laju pertumbuhan sama dengan nol atau penduduk tanpa pertumbuhan tetapi penduduk akan tetap bertambah dengan laju pertumbuhan yang relatif stabil. Apabila provinsi telah mencapai situasi NRR=1 atau setara TFR= 2,1 maka kecenderungan TFR akan ditahan pada angka 2,1 tersebut (BPS, 2003). Untuk Provinsi yang telah mencapai "replacement level", TFR akan dibuat konstan atau tidak dilanjutkan penurunannya. Beberapa provinsi yang sudah mencapai TFR = 2,1 adalah Jawa Timur, DI Yogyakarta, dan Bali. (SDKI, 2017).

Jika dilihat dari akuratan, metode Eksponensial 3 titik, menunjukkan angka yang sama pada tahun 2020 dengan proyeksi penduduk Indonesia 2010 – 2035 yang dikeluarkan oleh Badan Perencanaan Pembangunan Nasional [Bappenas] yaitu TFR sebesar 2,67 anak per wanita. Namun jika dilihat dari trennya, TFR Sumatera Utara tidak akan mencapai target Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020 – 2024 yaitu 2,1 anak per wanita pada Tahun 2024. Meskipun penambahan peserta KB baru cukup besar, namun tidak mampu meningkatkan jumlah CPR (Contraceptive Prevalence Rate), hal ini bisa terjadi karena sasaran yang salah dalam melaksanakan program, banyak perserta

KB baru yang memang sudah memiliki anak lebih dari 2 sebelum menggunakan KB, sudah terlanjur memiliki banyak anak dan juga masih banyak peserta KB yang menggunakan non MKJP (Metode KB Jangka Panjang) terutama suntik dan pil. Menurut proyeksi secara metode Eksponensial 3 titik, Provinsi Sumatera Utara akan mencapai TFR 2,1 pada Tahun 2029.

Dari hasil tren ini dapat dilihat angka TFR di Sumatera Utara masih tinggi, pertumbuhan penduduk yang tinggi dianggap sebagai salah satu hambatan dalam mencapai tujuan pembangunan secara luas. Jumlah penduduk akan mempengaruhi demand yang kemudian harus dipenuhi oleh sektor lainnya, misalnya penyediaan kebutuhan dasar manusia, papan, pangan dan pakaian. Persoalan ketimpangan distribusi penduduk pada dasarnya erat kaitannya dengan persoalan ekonomi, pendidikan, kesehatan dan lingkungan. Kebutuhan akan sumber daya alam seperti halnya oksigen juga sangat mempengaruhi kesehatan masyarakat (GDPK Sumut, 2011). Semakin banyak jumlah penduduk, resiko terkena penyakit juga akan semakin tinggi karena banyak sumber daya alam yang telah rusak dan tidak cukup untuk mencukupi semua kebutuhan manusia.

Untuk menanggulangi masalah ini, perlu adanya optimalisasi dalam program Keluarga Berencana dan juga perlu adanya program percepatan agar target bisa tercapai. Peningkatan dalam penggunakan kontrasepsi jangka panjang juga sangat membantu dalam menurunkan TFR di Sumatera Utara. Program Keluarga Berencana bertujuan untuk membantu keluarga merencanakan kehidupan berkeluarga yang baik sehingga dapat mencapai keluarga berkualitas.

Dengan terbentuknya keluarga berkualitas maka generasi mendatang sebagai sumber daya manusia yang berkualitas akan dapat melanjutkan pembangunan.

program Keluarga Berencana dalam pembangunan berkelanjutan yang berwawasan kependudukan dapat memberikan kontribusi dalam hal mengendalikan jumlah dan pertumbuhan penduduk juga diikuti dengan peningkatan kualitas penduduk.

Tingkat Pertumbuhan IMR

Sama halnya dengan tingkat pertumbuhan TFR, tingkat pertumbuhan IMR secara metode Eksponensial dengan metode Geometri hanya berbeda nilai koma.

Dalam perhitungan 2 titik, nilai “r” secara Eksponensial menunjukan penurunan 2,79% setiap tahunnya, sedangkan untuk metode Geometri hasil perhitungan menunjukan bahwa terjadi penurunan sebesar 2,75% setiap tahunnya. Begitu juga dengan 3 titik, penurunan angka IMR Sumatera Utara hanya berbeda koma antara Eksponensial sebesar 0,49 dengan Geometri sebesar 0,46 yang mana tidak akan jelas terlihat dalam diagram garis.

Proyeksi dan Tren IMR

Tren angka kematian bayi di masa lampau mempengaruhi tren untuk masa yang akan datang. Dalam perhitungan “r” 2 titik IMR terjadi penurunan antara titik pertama dengan titik kedua, berbeda dengan perhitungan “r” 3 titik, yang mana pada titik pertama dengan kedua terjadi peningkatan IMR namun dari titik kedua ke titik ketika terjadi penurunan, rata – rata dari kedua nilai “r” tersebut menghasilkan proyeksi dengan metode Eksponensial 3 titik menjadi semakin kecil, karena tren nya berubah, tidak selalu turun seperti TFR. Dari hasil proyeksi metode Eksponensial 2 titik, IMR Provinsi Sumatera Utara pada tahun 2025 adalah 27,8/100 KH sedangkan jika diproyeksikan dengan metode Eksponensial 3 titik adalah 37,53/1000 KH. Perbedaan dari kedua metode tersebut cukup jauh yaitu selisih 10 bayi.

Berdasarkan proyeksi yang dilakukan, hasil secara metode Eksponensial 2 titik yang paling mendekati proyeksi penduduk Indonesia 2010 – 2035, dapat dilihat pada gambar 19, metode ini menunjukkan IMR Provinsi Sumatera Utara pada tahun 2025 sebesar 27,8/1000 KH yang mana hanya berbeda nilai koma dengan buku Bappenas yaitu sebesar 27/1000 KH.

Angkat kematian bayi merupakan salah satu indikator Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB) atau biasa disebut Suistainable Development Goals yang tahun 2030 diharapkan menjadi 12 per 1000 kelahiran hidup (Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara, 2018), dari capaian ini dijabarkan lagi strategi setiap 5 tahunnya dalam RPJMN. Sama halnya dengan TFR, IMR Provinsi Sumatera Utara menurut hasil proyeksi ini juga tidak akan mencapai target pada Tahun 2024 sesuai RPJMN yaitu sebesar 16 kematian bayi per 1000 kelahiran hidup.

Angka kematian bayi memang cenderung menurun, namun penurunan ini bergerak lambat. Berbagai faktor yang perlu ditingkatkan lagi untuk mendorong penurunan IMR adalah meningkatkan pemerataan pelayanan kesehatan, meningkatkan pengetahuan dan kesadaran hidup sehat masyarakat serta meningkatkan akses terhadap kesehatan ibu dan anak. Selain itu, perbaikan dari segi ekonomi juga mendorong penurunan IMR, karena pendapatan masyarakat berbanding lurus dengan perbaikan gizi bayi dan berdampak positif pada daya tahan bayi terhadap serangan penyakit infeksi.

Walaupun pada sumber data IMR yaitu 2012 berbeda jauh dengan tahun proyeksi awal yaitu 2018, tetapi ini tidak menyebabkan bias karena dalam rumus manual maupun program komputer sudah dibedakan dengan TFR yang mana

dalam IMR jarak tahunnya adalah 6 sedangkan dalam TFR jarak tahunnya adalah 1. Hal yang paling mempengaruhi dalam metode ini adalah tren data sebelumnya.

Berbeda dengan data TFR yang selalu turun, data IMR mengalami kenaikan pada Tahun 2002 ke Tahun 2007 dan mengalami penurunan dari Tahun 2007 ke Tahun 2012, tren ini sangat mempengaruhi hasil proyeksi yang di dapat.

Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini masih banyak memiliki keterbatasan yang dapat dijadikan acuan atau saran guna perbaikan penelitian berikutnya yaitu penelitian ini menggunakan Microsoft Excel, yang dimana dalam memperoleh hasil yang lebih akurat dan tepat karena penelitian ini tidak diambil data primer tetapi data sekunder sehingga hasil yang didapat kurang bisa dijadi pedoman untuk masa yang akan datang karena keakuratan dan ketepatan hasil penelitian sangat tergantung dari kevalitan data yang tersedia.

Kesimpulan dan Saran

Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan pada bab sebelumnya maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Perhitungan secara metode Eksponensial dan Geometri memiliki selisih hasil nilai “r” yang tidak jauh, hanya perbedaan nilai koma yaitu 0,67 dengan -0,68 untuk TFR 2 titik dan -2,7 dengan -2,6 untuk TFR 3 titik.

2. Perbandingan metode Eksponensial dengan Geometri dalam perhitungan nilai

“r” IMR juga hanya selisih nilai koma yaitu -2,79 dengan -2,75 untuk IMR 2 titik, kemudian -0,49 dengan -0,46 untuk IMR dengan 3 titik.

3. Dari perhitungan ini didapat bahwa TFR Provinsi Sumatera Utara mengalami penurunan sebesar 2,7% setiap tahunnya menggunakan metode Eksponensial 3 titik.

4. IMR di Provinsi Sumatera Utara mengalami penurun sebesar 2,79% setiap tahunnya menggunakan metode Eksponensial 2 titik.

5. Dari analisa menggunakan metode Eksponensial 3 titik diperoleh hasil proyeksi angka kelahiran total (TFR) di Provinsi Sumatera Utara untuk Tahun 2024 sebesar 2,4 bayi per wanita.

6. Hasil proyeksi menunjukan IMR di Provinsi Sumatera Utara pada Tahun 2024 menggunakan metode Eksponensial 2 titik adalah sebesar 28,6 bayi, yang berarti terdapat 29 bayi yang mati dari 1000 kelahiran hidup.

Saran

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, ada beberapa saran yang dapat disampaikan:

1. Dari hasil proyeksi, Provinsi Sumatera Utara tidak akan mencapai target RPJMN 2,1 pada Tahun 2024 maka dari itu perlu adanya program percepatan, diharapkan bagi Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Sumatera Utara dapat melakukan program – program percepatan, agar TFR dapat mencapai 2,1 pada Tahun 2024.

2. Kelahiran yang tidak ditangani dengan segera akan menyebabkan permasalahan penduduk salah satunya adalah over population sedangkan angka kematian bayi merupakan salah satu indikator yang dapat menggambarkan kondisi sebuah daerah dalam hal kuantitas penduduk dan kualitas penduduk dalam faktor kesehatan, pendidikan dan ekonomi, diharapkan penentu kebijakan kependudukan dapat menggunakan hasil penelitian menjadi bahan pertimbangan untuk merumuskan kebijakan yang dapat mengendalikan kuantitas penduduk dan meningkatkan kualitas penduduk khususnya Provinsi Sumatera Utara.

3. Metode secara matematik hanya dapat menggambarkan akurat untuk rentang waktu yang relatif singkat, diharapkan bagi peneliti selanjutnya dapat melakukan penelitian dan proyeksi TFR, IMR dengan metode lainnya seperti metode tingkat lanjutan fitting.

Daftar Pustaka

Assauri, S. (1984). Teknik dan metoda peramalan penerapannya dalam ekonomi

& dunia usaha. Jakarta: Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi Univesitas Indonesia.

Badan Perencanaan Pembangunan Nasional. (2019). Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2020 2024. Diakses dari https://www.bappenas.go.id/files/rpjmn/Narasi%20RPJMN%20IV%20202 0-2024_Revisi%2028%20Juni%202019.pdf

Badan Pusat Statistik. (2013). Proyeksi Penduduk Indonesia 2010 – 2035. Diakses dari https://www.bappenas.go.id/files/5413/9148/4109/Proyeksi_Penduduk _Indonesia_2010-2035.pdf

Badan Pusat Statistik. (2018). Angka Kelahiran Kasar. Diakses dari https://sirusa.

bps.go.id/sirusa/index.php/indikator/33

Badan Pusat Statistik. (2018). Angka Reproduksi Kasar. Diakses dari https://sirusa.bps.go.id/sirusa/index.php/indikator/37

Badan Pusat Statistik. (2018). Angka Reproduksi Neto. Diakses dari https://sirusa.bps.go.id/sirusa/index.php/indikator/36

Badan Pusat Statistik. (2018). Mortalitas. Diakses dari daps.bps.go.id/file_

artikel/70/MORTALITAS.pdf

Christiani, C., Tedjo, P., & Martono, B. (2013). Analisis dampak kepadatan penduduk terhadap kualitas hidup masyarakat Provinsi Jawa Tengah.

Jurnal Ilmiah UNTAG Semarang, 3(1), 102-104. Diakses pada https://jurnal.untagsmg.ac.id/index.php/sa/article/download/125/182

Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara. (2018). Profil Kesehatan Provinsi Sumatera Utara Tahun 2017. Diakses dari http://www.depkes.go.id/

resources/download/profil/profil_kes_provinsi_2017/02_Sumut_2017.pdf FEUI. (2007). Dasar-dasar demografi. Jakarta: Lembaga Demografi Fakultas

Ekonomi Univesitas Indonesia.

Nurhayati, F. (2012). Analisis laju pertumbuhan penduduk dengan ketersediaan lahan pertanian di Kecamatan Kembaran (Skripsi, Universitas Muhammadiyah Purwokerto). Diakses dari http://repository.ump.ac.id /view/subjects/L1.html

Mantra, I. B. (2015). Demografi umum (2nd ed). Yogyakarta: Pustaka Belajar.

Mardiani, I., & Purnomo, N. H. (2018, 20 Februari). Fertilitas dan Mortalitas.

Diakses 22 Januari 2019, dari http://ppg.spada.ristekdikti.go.id/pluginfile.

php/21138/mod_resource/content/1/MP%2021%20%20FERTILITAS%20 DAN%20 MORTALITAS.pdf

United States Census. (2019). U.S. and World Population Clock. Diakses dari https://www.census.gov/popclock/world

Pemerintah Provinsi Sumatera Utara. (2011). Grand Design Pembangunan Kependudukan Sumatera Utara 2011 – 2035. Diakses dari http://gdpk.sumutprov.go.id/file/download?id=62

Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia. (2017). Total Fertility Rate di Indonesia. Diakses dari http://sdki.bkkbn.go.id/?lang=id

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 52 Tahun 2009 tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga

Lampiran 1. Surat Permohonan Izin Penelitian

Lampiran 2. Surat Izin Penelitian dari BKKBN Provinsi Sumatera Utara

Lampiran 3. Hasil Tren TFR Provinsi Sumatera Utara Tahun 2018 - 2025

Gambar. Hasil Tren TFR Provinsi Sumatera Utara Tahun 2018 - 2025

Lampiran 4. Hasil Tren IMR Provinsi Sumatera Utara Tahun 2018 – 2025

Gambar. Hasil Tren IMR Provinsi Sumatera Utara Tahun 2018 – 2025

Dokumen terkait