• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.4 Analisis Metode Fast Track

4.4.1 Menghitung Waktu/Durasi Dengan Metode Fast Track

Pada penjadwalan awal diketahui bahwa durasi proyek adalah 287 hari dari tanggal 27 Juli sampai 15

April 2015. Dari penjadwalan tersebut selanjutnya dianalisis menggunakan bantuan Microsoft Project 2013 sehingga diketahui aktivitas-aktivitas pada lintasan kritis seperti pada tabel 4.1. Setelah itu aktivitas-aktivitas pada lintasan kritis dapat dimodifikasi dengan menggunakan ketentuan-ketentuan metode fast track (Tjaturono,2004).

Adapun contoh penerapan ketentuan-ketentuan metode fast track pada lintasan kritis dapat ditulis sebagai berikut :

Contoh :

Gambar 4. 2Contoh Aktivitas Kritis

Sumber : Hasil Pengolahan Data (2016)

- Pekerjaan i ( Pek persiapan jalan masuk, gudang, bedeng, direksikit) - Pekerjaan j ( Pek Galian Tanah)

Pada ketentuan metode fast track, item pekerjaan yang dilihat hanya yang berada pada lintasan kritis.

 Durasi dipercepat selayaknya kurang dari 50% (Tjaturono, 2004), maka dari itu untuk memudahkan perhitungan diasumsikan terlebih dahulu percepatan durasi sebesar 50%.

i = 28 hari, j = 7 hari i = 50% x 28 hari = 14 hari

i = 28 hari

j = 7 hari

34

 Setelah itu percepatan yang dilakukan hanya diperbolehkan selama 13 hari karena harus kurang

dari 50% durasi pekerjaan awal.

 Dari perhitungan diatas dapat diartikan bahwa pekerjaan i sudah mencapai 15 hari baru pekerjaan j dapat dimulai.

Gambar 4. 3Fast Tracking Pada Aktivitas Kritis

Sumber : Hasil Pengolahan Data (2016)

Pada metode fast track tidak diperbolehkan pekerjaan j mendahului selesai daripada aktivitas i, maka dari itu kondisi pekerjaan j dijadikan selesai secara bersama-sama.

 Maka dari itu, pekerjaan j dimulai setelah pekerjaan i berdurasi 21 hari dan akan selesai secara bersama-sama setelah durasi 28 hari (iSS+21days).

Gambar 4. 4 Hasil Dari Metode Fast Track

Sumber : Hasil Pengolahan Data (2016)

Pelaksanaan percepatan waktu pada aktivitas-aktivitas di lintasan kritis selanjutnya ditabelkan sebagai berikut :

Tabel 4.3 Percepatan waktu pada pelaksanaan aktivitas-aktivitas di lintasan kritis

Tabel 4.3 (Lanjutan) No. Aktivitas pada Lintasan

Kritis (ID) Predecessors Percepatan

Total Percepatan 1 2 - - - 2 8 2SS+21days 7 7 3 9 8SS+5days 2 9 4 16 9SS+5days 2 11 5 21 16SS+19days 16 27 6 24 - - - 7 28 24SS+33days 30 57 8 32 21SS+33days 16 73 9 33 - - - 10 34 - - - 11 35 24SS+33days 30 103 i = 28 hari j = 7 hari i = 21hari i = 7 hari j = 7 hari

35

Sumber : Hasil Pengolahan Data (2016)

*Catatan : a) 2SS+21days artinya : aktivitas awal (ID no.2) sudah dilaksanakan 21 hari, baru aktivitas berikutnya (ID no.8) dimulai

b) 51SS+33days artinya : aktivitas awal (ID no.51) sudah dilaksanakan 33 hari, baru aktivitas berikutnya (ID no.52) dimulai

Dari tabel 4.3 dijelaskan bahwa hanya beberapa aktivitas pada lintasan kritis saja yang dapat dimodifikasi atau dipercepat dengan menggunakan metode fast track. Hal ini disebabkan karena aktivitas lainnya sudah dalam kategori jenuh. Artinya bahwa aktivitas tersebut sudah mencapai batas maksimum untuk dilakukan percepatan serta tidak adanya float atau tenggang waktu yang memenuhi syarat. Setelah dilakukannya percepatan, ternyata memunculkan lintasan kritis baru (Lampiran C). Untuk mencapai tujuan durasi yang minimum maka dilanjutkan kembali menerapkan metode fast track pada lintasan kritis baru. Kegiatan kritis baru akibat fast track I dapat dilihat pada tabel 4.4 berikut :

Tabel 4.4 Kegiatan kritis baru akibat fast track I

12 45 - - - 13 50 - - - 14 51 - - - 15 52 51SS+33days 30 133 16 56 - - - 17 57 - - -

36

Penjadwalan dengan menerapkan metode fast track dapat dilanjutkan pada aktivitas-aktivitas kritis yang baru. Percepatan waktu pada pelaksanaan aktivitas-aktivitas di lintasan kritis baru akibat fast track I dapat dilihat pada tabel 4.5 berikut :

Tabel 4.5 Percepatan waktu pada pelaksanaan aktivitas-aktivitas di lintasan kritis baru akibat fast track I

No. Aktivitas pada

Lintasan Kritis (ID) Predecessors Percepatan

Total Percepatan 1 2 - - - 2 8 - - - 3 10 - - - 4 167 10SS+35days 14 14 5 239 167SS+8days 6 20 6 240 241SS+15days 13 33 7 241 - - - 8 247 - - - 9 250 - - - 10 253 - - - Durasi (hari) 2 28 1.00 Ls

8 Pek Galian Tanah (Struktur Lt 1 Office, Shope & Storage) 7 468.98 m3 10 Pek Anti Rayap (Struktur Lt 1 Office, Shope & Storage) 49 905.50 m2 167 Pek Urugan Kembali (Struktur Bale) 14 1.47 m3 239 Pek Galian Tanah (Struktur Landscape Area) 28 24.75 m3 240 Pek Urugan Tanah Kembali (Struktur Landscape Area) 21 5.75 m3 241 Pek Urugan Pasir (Struktur Landscape Area) 28 4.60 m3 247 Pek beton drainage, plat beton, steping (Landscape Area) 70 1.00 Ls 250 Pek pasangan dinding bata (Landscape Area) 84 39.89 m3 253 Pek pasang grass blok di parkir area (Landscape Area) 105 412.24 m2 254 Pas kobalt stone (Landscape Area) 175 778.78 m2 261 Pek Lain-Lain (Landscape Area) 119 1.00 Ls 263 Instalasi Air Bersih (Landscape Area) 84 1.00 Ls 268 Additional Plumbing (Landscape Area) 119 1.00 Ls Sumber : Hasil Pengolahan Data (2016)

ID Nama Pekerjaan Volume Satuan

37

Tabel 4.5 (Lanjutan) 11 254 - - - 12 261 - - - 13 263 - - - 14 268 - - -

Sumber : Hasil Pengolahan Data (2016)

*Catatan : a) 10SS+35days artinya : aktivitas awal (ID no.10) sudah dilaksanakan 35 hari, baru aktivitas berikutnya (ID no.167) dimulai

b) 241SS+15days artinya : aktivitas awal (ID no.241) sudah dilaksanakan 15 hari, baru aktivitas berikutnya (ID no.240) dimulai

Dari percepatan waktu yang dilakukan pada lintasan kritis baru akibat fast track II ternyata kembali menyebabkan bergesernya lintasan kritis dan memunculkan lintasan kritis baru (Lampiran D). Kegiatan kritis baru akibat fast track II dapat dilihat pada tabel 4.6.

Tabel 4.6 Kegiatan kritis baru akibat fast track II

Karena lintasan kritis bergeser, maka perlunya melakukan percepatan waktu kembali pada kegiatan-kegiatan di lintasan kritis baru akibat fast track II. Pada tabel 4.7 dijelaskan percepatan waktu yang akan dilakukan pada aktivitas di lintasan kritis baru akibat fast track II. Penerapan metode fast track akan dihentikan pada saat lintasan kritis kembali pada lintasan kritis awal atau dapat diartikan bahwa semua aktivitas-aktivitas kritis sudah tidak memenuhi syarat dalam penerapan metode fast track. Adapun percepatan waktu yang ketiga dilakukan dapat dilihat pada tabel 4.7.

Durasi (hari)

2 28 1.00 Ls

8 Pek Galian Tanah (Struktur Lt 1 Office, Shope & Storage) 7 468.98 m3 9 Pek Urugan Pasir (Struktur Lt 1 Office, Shope & Storage) 7 94.49 m3 11 Pek Urugan Tanah Kembali (Struktur Lt 1 Office, Shope) 28 114.86 m3 120 Instalasi Air Bersih Pipa PPR Pn10 d 63mm (Plumbing Office) 63 1.00 Ls 125 Instalasi Air Panas Pipa PPR Pn 20 d 20mm (Plumbing Office) 35 1.00 Ls 126 Instalasi Air Panas Pipa PPR Pn 20 d 25mm (Plumbing Office) 63 1.00 Ls 129 Instalasi Air Kotor Pipa PVC class AW d 100 mm (Plumbing) 98 1.00 Ls 134 Instalasi Drain AC Pipa PVC class D d 100mm (Plumbing) 84 1.00 Ls 267 Additional Civil (Plumbing Landscape Area) 189 1.00 Ls Sumber : Hasil Pengolahan Data (2016)

ID Nama Pekerjaan Volume Satuan

38

Tabel 4.7 Percepatan waktu pada pelaksanaan aktivitas-aktivitas di lintasan kritis baru akibat fast track II

No. Aktivitas pada

Lintasan Kritis (ID) Predecessors Percepatan

Total Percepatan 1 2 - - - 2 8 - - - 3 9 - - - 4 11 9SS+4days 3 3 5 120 - - - 6 125 - - - 7 126 125SS+19days 16 19 8 129 - - - 9 134 - - - 10 267 - - -

Sumber : Hasil Pengolahan Data (2016)

*Catatan : a) 9SS+4days artinya : aktivitas awal (ID no.9) sudah dilaksanakan 4 hari, baru aktivitas berikutnya (ID no.11) dimulai

b) 125SS+19days artinya : aktivitas awal (ID no.125) sudah dilaksanakan 19 hari, baru aktivitas berikutnya (ID no.126) dimulai.

Setelah dilakukan percepatan waktu untuk ketiga kalinya, lintasan kritis mulai bergeser kembali ke lintasan kritis awal pada fast track I (Lampiran E). Kegiatan kritis akhir dapat dilihat pada tabel 4.8.

Tabel 4.8 Kegiatan kritis kembali ke awal akibat fast track III

Dari tabel 4.8 dapat disimpulkan bahwa penerapan metode fast track ini sudah mencapai tahap maksimum. Setelah bergesernya lintasan kritis kembali ke awal maka dapat dihitung percepatan waktu atau durasi maksimum dengan melihat pengurangan durasi pelaksanaan proyek pada analisis di Microsoft Project 2013. Dari analisis yang dilakukan, metode fast track yang diterapkan pada penjadwalan proyek

Durasi (hari)

2 28 1.00 Ls

8 Pek Galian Tanah (Struktur Lt 1 Office, Shope & Storage) 7 468.98 m3 10 Pek Anti Rayap (Struktur Lt 1 Office, Shope & Storage) 49 905.50 m2 167 Pek Urugan Kembali (Struktur Bale) 14 1.47 m3 239 Pek Galian Tanah (Struktur Landscape Area) 28 24.75 m3 241 Pek Urugan Pasir (Struktur Landscape Area) 28 4.60 m3 254 Pas kobalt stone (Landscape Area) 175 778.78 m2 Sumber : Hasil Pengolahan Data (2016)

No. Nama Pekerjaan Volume Satuan

39

D’Sri Saren Bali dapat mereduksi waktu hingga 34 hari dari umur proyek 287 hari menjadi 253 hari, dapat dilihat pada rujukan lampiran B hal 81 dan lampiran E hal 102 yang menyatakan bahwa pada penjadwalan proyek D’sri saren awal yang berakhir tanggal 15 April 2016 menjadi 5 Mei 2016. Hal ini berarti waktu pelaksanaan proyek konstruksi mengalami percepatan sekitar 12% dari penjadwalan awal.

Dokumen terkait