• Tidak ada hasil yang ditemukan

Mengikuti Pelatihan Atau Sertifikasi

BAB IV MEKANISME ADAPTASI BURUH KORBAN PHK

4.2 Mekanisme Adaptasi Buruh Korban Pemutusan Hubungan Kerja

4.2.6 Mengikuti Pelatihan Atau Sertifikasi

Buruh yang menjadi korban PHK harus dengan cepat mencari pekerjaan lain untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Namun dalam mencari pekerjaan kembali sangat tidak mudah. Salah satu faktor yang menghambat adalah riwayat pendidikan pendidikan. Perusahaan yang sedang mencari pekerjaan terkadang melihat pendidikan terakhir yang telah dijalani pelamar pekerjaan. Hal ini untuk mengukur kapasitas pengetahuan yang dimilikinya. Selain itu adalah faktor keahlian yang nantinya akan dimanfaatkan perusahaan untuk membantu proses produksi.

Berikut penuturan dari beberapa informan mengenai usaha yang dilakukan untuk mencari kerja. Selama bekerja di PT. Pakabaya informan pertama yang bekerja sebagai operator mesin puyek ini tidak

pernah mengikuti pelatihan apapun. Ketika ditanya mengenai usaha untuk mencari pekerjaan, informan menyatakan tidak pernah ikut pelatihan. “Gak pernah ikut pelatihan mas” ujar Bu Sahriyati. Pekerjaan di pabrik yang tidak membutuhkan skill yang lebih membuat Bu Sahriyati tidak ada kebutuhan untuk melatih kemampuannya. Bu Sahriyati yang tidak akan mencari pekerjaan lagi juga menyebabkannya tidak menambah kemampuan pada dirinya.

Kalo pelatihan-pelatihan itu gak tau mas saya, wong dulu cuma kerja di pabrik terus jadi untuk mengikuti pelatihan ya gak ada waktu. (Bu Sriatun, 53 Tahun)

Informan kedua pun juga sama dengan informan pertama yang tidak menambah ketrampilan untuk menunjang pekerjaan. Pekerjaan di pabrik yang sangat padat membuat tidak ada waktu bagi Bu Sriatun untuk mengikuti pelatihan untuk menambah kemampuan diri. Pekerjaan yang tidak menuntut memiliki banyak kemampuan pun juga mempengaruhi Bu Sriatun untuk tidak mengikuti pelatihan-pelatihan.

Sekolah laginya baru-baru saja 2010 itu saya putuskan untuk sekolah lagi karena kebutuhan ilmu saya tidak sekedar teknik akhirnya saya mengambil fakultas hukum di universitas merdeka terus S2 nya di universitas merdeka malang. Untuk kelengkapan kita berkembang, seperti kita ini sekarang di kontraktor ini bahwa kebutuhan teknik aja kurang mangkanya kita butuh dari hukum untuk kontrak atau kesepakatan kerja yang kita dapatkan kalo sekedar teknik kita kalah di kontraknya kan untuk menambah kebutuhan ilmu, disiplin ilmu bisa memberi banyak tambahan. (Pak Tulus, 46 Tahun)

Berbeda dengan kedua informan sebelumnya yang tidak ada kebutuhan untuk menambah kemampuan dirinya sebagai penunjang pekerjaan. Pak Tulus setelah keluar dari PT. PAL langsung memutuskan untuk sekolah lagi karena kebutuhan ilmu yang dimiliki hanya teknik saja dan hanya lulusan SMK. Kebutuhan disiplin ilmu yang lebih banyak disadari Pak Tulus akan berguna dalam pekerjaan.

105

Tahun 2010, Pak Tulus memilih kuliah di jurusan hukum Universitas Merdeka. Setelah itu meneruskan jenjang S2 nya di jurusan yang sama. Pengusaan disiplin ilmu yang banyak diyakini Pak Tulus akan berguna untuk pekerjaan yang akan dikerjakannya. Pak Tulus mencontohkan bahwa di bidang kontraktor saja tidak hanya membutuhkan ilmu teknik saja, tetapi juga dibutuhkan ilmu hukum untuk menilai dan membuat kontrak dan kesepakatan kerja dengan perusahaan lain.

Jika dari segi hukum kalah maka perusahaan akan merugi dan akan dimanfaatkan oleh perusahaan lain. Pak Tulus mengangggap dengan menambah disiplin ilmu yang dikuasai dapat memberi banyak tambahan sebagai kelengkapan untuk seseorang berkembang. Jadi dalam bekerja harus memiliki kemampuan yang lebih agar menghasilkan keuntungan yang maksimal.

Pelatihan pernah kalo dari PT. PAL resmi dari program restrukturisasi itu program agribisnis di agrowisata sesudah keluar ada program itu terus dipanggil bisnis agrowisata. Terus ada pelathan di UNITOMO tentang IT, itu pengenalan komputer ya servis itu saya ikut sendiri. Itu juga pernah ikut pelatihan bisnis online trainingnya sampai 6 bulan sampai 1 tahun. (Pak Amin, 58 Tahun)

Pada informan keempat ini juga banyak melakukan pelatihan mengenai beberapa hal sebagai penunjang pekerjaannya. Pak Amin setelah keluar dari PT. PAL mendapat pelatihan dengan program agribisnis sebagai program restrukturisasi yang dilakukan oleh PT. PAL. Jadi untuk membekali pekerjanya PT. PAL membuat program ini agar pekerja siap dan lebih mudah untuk mendapat kerja maupun membuka usaha baru.

Setelah itu Pak Amin mengikuti pelatihan mengenai IT di Universitas Dr. Soetomo Surabaya. Pelatihan ini meliputi penegnalan komputer dan servis. Hal ini dilakukan Pak Amin sebagai pembekalan

dirinya. Selain itu Pak Amin juga pernah mengikuti pelatihan bisnis online yang dilakukan selama 6 bulan sampai 1 tahun.

Pelatihan ini diikuti Pak Amin untuk beradaptasi terhadap kebutuhan pasar sekarang dan mencoba mengikuti strategi usaha jaman sekarang. Mengingat Pak Amin belum pernah bekerja di luar sehingga membutuhkan pelatihan untuk mendapat pengetahuan baru. Pelatihan yang dilakukan ini sebenarnya untuk membangun bisnis usaha Pak Amin. Namun kondisi usaha yang tidak kunjung menampakkan peningkatan membuat Pak Amin memilih bekerja di dunia teknik. Dengan bertemu teman lamanya Pak Amin bekerja di PT. Prima Duta Karya sampai sekarang.

Enggak pernah, kalo pelatihan dari perusahaan itu ada kalo setelah keluar dari PT. PAL gak ada. Basic dari PT. PAL ini yang saya gunakan untuk bekerja. Tapi ketika ada problem yang saya tidak bisa selesaikan, saya belajar sendiri dari teman kalo enggak ya dari internet. (Pak Nafiq, 41 tahun)

Setelah keluar dari PT. PAL, Pak Nafiq tidak pernah melakukan pelatihan untuk menambah pengetahuan dan skill dalam bekerja. Terakhir mengikuti pelatihan adalah ketika masih bekerja di PT. PAL. Setelah keluar, informan tidak pernah lagi untuk melakukan pelatihan. Dalam mencari pekerjaan baru, informan hanya memanfaatkan kemampuan yang dimilikinya selama di PT. PAL. Namun informan membekali dirinya dengan belajar ke teman dan mencari ilmu di internet. Biasanya hal ini dilakukan oleh informan ketika terjadi masalah yang tidak bisa ia selesaikan. Oleh sebab itu informan belajar dari teman bagaimana untuk mengatasi hal tersebut. Selain itu informan juga belajar melalui internet ketika sedang mendesain. Biasanya software yang digunakan untuk mendesain terjadi pembaruan sehingga informan harus belajar kembali dengan pengaturan software yang baru tersebut.

107