• Tidak ada hasil yang ditemukan

Mengoperasikan alat tangkap pancing (Hook and line)

Dalam dokumen SMK. D. Bambang Setiono Adi Indra Kusna Djaja (Halaman 147-153)

Kapal Tanker yang lain

C. Beam Trawl

14.1.5. Mengoperasikan alat tangkap pancing (Hook and line)

Pancing adalah salah salah satu alat tangkap yang umum dikenal oleh masyarakat ramai terlebih dikalangan nelayan. Pada prinsipnya pancing ini terdiri dari dua komponen utama yaitu tali (line) dan mata pancing (hook).

Banyak ragam dari pancing, mulai dari bentuk yang sederhana yang digunakan untuk pemenuhan kebutuhan hidup sehari-hari untuk kesenangan semata-mata (game fish) sampai dalam bentuk ukuran skala besar yang digunakan untuk perikanan industri.

Pancing rawai (Long line)

Pancing rawai atau long line adalah suatu pancing yang terdiri dari tali panjang (tali utama atau main line) kemudian pada tali tersebut secara berderet pada jarak tertentu digantungkan tali pendek (tali cabang atau branch line) yang ujungnya diberi mata pancing (hook). Panjang rentangan tali main line dapat mencapai ratusan meter bahkan puluhan kilometer.

Sebelum kegiatan penangkapan dimulai perlu diperhatikan tentang umpan yang akan digunakan. Ikan yang dapat digunakan sebagai ikan umpan antara lain Ikan umpan yang memiliki kwalitas ikan segar. :

¾ Ikan lemuru (Sardinella longicep) ¾ Belanak (Mullet)

¾ Layang (Decapterus spp.) ¾ Kembung Rastrelliger spp.) ¾ Bandeng (Chanos-chanos)

Kemudian menyediakan jumlah ikan umpan sesuai dengan jumlah mata pancing yang akan digunakan. Anak buah kapal mengambil posisi masing-masingsesuai dengan tugasnya sementara kapal dijalankan dengan kecepatan antara 3 – 4 knots selanjutnya dilakukan pelepasan pancing. Mula-mula pelampung dan tiang bendera dilepas beserta tali pelampungnya, kemudian disusul lepas tali utama akhirnya tali cabang yang diikuti mata pancing yang telah diberi umpan, begitu seterusnya secara bergantian antara tali utama dengan branch line disambungkan di lempar ke laut (antara satu rawai dengan rawai yang lain disambung melalui satu tali penyambung).

Penarikan rawai dilakukan 5 – 6 jam kemudian setelah pelepasan pancing. Biasanya dimulai pada pukul 12.00 dan selesai menjelang matahari terbenam. Penarikan pancing dilakukan di bagian depan kapal dengan bantuan alat penarik (Line hauler). Penarikan pancing (hauling) secara berurut dimulai dari tiang bendera – pelampung – tali pelampung serta pemberat diangkat keatas deck kapal – tali utama – berikut tali cabang beserta mata pancingnya dan begitu terus sampai keseluruhan satuan mata pancing terangkat ke atas geladak kapal.

Hasil tangkapan ikan antara lain jenis-jenis tuna tetapi banyak jenis-jenis ikan lain yang tertangkap sebagai hasil sampingan. Jenis ikan tuna yang tertangkap seperti :

¾ Madidihang (Thunnus albacares) ¾ Cakalang (Katsuwonus pelamis) ¾ Tuna mata besar (Thunnus obesus) ¾ Tuna sirip biru (Thunnus maccoyii) ¾ Albakora (Thunnus alalunga)

Sedangkan hasil tangkapan sampingannya adalah : ¾ Layaran (Isthiophorus orientalis)

¾ Setuhuk putih (Makaira mazara) ¾ Ikan pedang (Xiphias gladius) ¾ Setuhuk hitam (Makaira india)

¾ Setuhuk loreng (Tetrapturus mitsukurii)

Konstruksi alat tangkap pole and line terdiri dari bagian-bagian bambu (bamboe’s pole), tali pancing dan mata pancing. Mata pancing untuk huhate (pole and line) ada dua macam yaitu mata pancing yang tidak berkait dan yang berkait.

Bentuk kapal cakalang mempunyai beberapa kekhususan antara lain : ¾ Dibagian atas deck kapal bagian depan (haluan) terdapat

pelataran digunakan sebagai tempat pemancing untuk melakukan pemancingan

¾ Dalam kapal harus tersedia bak-bak untuk menyimpan umpan hidup

¾ Dilengkapi dengan sistem semprotan air (water splinkers system)yang dihubungkan dengan suatu pompa

¾ Dilengkapi dengan system semprotan air (water splinkers system yang dihubungkan dengan suatu pompa

Kapal cakalang yang umum digunakan mempunyai ukuran 20 GT dengan kekuatan 40 – 60 HP. Sedangkan tenaga pemancing berjumlah antara 22 – 26 orang. Di kapal pole and line susunan ABK antara lain terdiri dari : 1 orang sebagai Nakhoda, 1 orang motoris, 1 – 2 orang pelempar umpan (boi-boi), 1 orang sebagai juru masak dan sisanya sebagai pemancing. Sebelum penangkapan ikan dengan pole and line dimulai terlebih dahulu mencari gerombolan ikan cakalang. Dengan melihat tanda-tanda adanya burung-burung yang menyambar-nyambar atau datang ke tempat rumpon yang telah dipasang sebelumnya. Setelah diketemukan gerombolan ikan cakalang pelemparan umpan dilakukan untuk merangsang ikan cakalang dekat dengan kapal, dinyalakan semprotan air, pelemparan umpan terus dilakukan, pemancingan segera dilakukan sampai ikan cakalang hilang (menjauhi kapal).

Troll line (Pancing tarik atau tonda)

Pada prinsipnya pancing ini terdiri dari tali panjang, mata pancing, tanpa pemberat, menggunakan umpan tiruan, umpan palsu (imitation bait). Umpan tiruan dapat terbuat dari bulu ayam, bulu domba, kain-kain berwarna menarik, bahan dari plastik dibuat berbentuk sesuai dengan aslinya seperti cumi-cumi, ikan dan lain-lain.

Cara penangkapannya dengan menarik/menonda pancing tersebut baik dengan perahu layar maupun dengan kapal motor secara horisontal menelusuri perairan. Penangkapan dilakukan pada pagi hari sampai menjelang sore hari.

Hasil tangkapan ikan terutama tongkol, cakalang, tenggiri, madidihang, setuhuk dll.

Hand line (Pancing ulur)

Yang dimaksud dengan hand line (pancing ulur) ialah suatu bentuk pancing yang digunakan hanya satu tali utama tetapi bisa menggunakan pancing. Alat tangkap ini banyak digunakan oleh nelayan khususnya nelayan skala kecil (small scale fishery).

Konstruksi alat tangkap hand line terdiri dari beberapa komponen yaitu : ¾ Tali pancing (line)

¾ Mata pancing (hook) dan ¾ Pemberat (sinkers)

Lokasi pemancingan dapat dilakukan di sembarang tempat (di karang, tempat dangkal maupun dalam) atau ditempat-tempat rumpon. Dalam satu unit hand line ada yang memakai banyak mata pancing yang disambung diikat sepanjang tali utama pada jarak satu sama lain yang telah ditentukan (rawai tegak atau vertical long line). Prinsip pemancingan dilakukan yaitu setelah pancing diturunkan ke dalam air sampai menyentuh dasar perairan kemudian diangkat.

Gambar. 14.13. Kedudukan Alat tangkap Tonda (troll line) di dalam

laut

14.2. Menerapkan penanganan dan penyimpanan hasil tangkap 14.2.1. Menerapkan penanganan dan penyimpanan hasil tangkap

secara benar dan higienis

Penanganan ikan segar adalah semua pekerjaan yang dilakukan terhadap ikan segar sejak ditangkap sampai saat diterima oleh konsumen dan pekerjaan tersebut dilakukan oleh nelayan, pedagang, penolah, penyalur, pengecer dan seterusnya hingga konsumen.

Dalam dokumen SMK. D. Bambang Setiono Adi Indra Kusna Djaja (Halaman 147-153)