AKUNTABILITAS KINERJA
1. Meningkatkan Pemerataan Pelayanan Kesehatan Yang Berkualitas, yaitu :
No Sasaran
Strategis Indikator Kinerja
Satuan Target Realisasi
% Capaian 1. UTAMA : Meningkatkan cakupan Kepesertaan Masyarakat dalam JKN.
Prosentase pengadaan obat essensial
Cakupan pelayanan kesehatan rujukan pasien masyarakat miskin
Cakupan pelayanan persalinan oleh tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan
Cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani
Cakupan kunjungan bayi
Cakupan puskesmas Cakupan pembantu puskesmas Cakupan pelayanan kesehatan masyarakat % % % % % % % % 100 100 90,00 80,00 95,00 252,50 31,11 67,00 100 100 87,90 78,10 96,10 252,50 30,18 58,11 100,0 100,0 97,67 97,63 101,16 100,0 97,01 86,73
35
LK Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor Tahun 2015
No Sasaran
Strategis Indikator Kinerja
Satuan Target Realisasi
% Capaian 2. Meningkatkan Cakupan pelayanan Kesehatan dan Gizi Masyarakat serta PHBS Cakupan pengawasan terhadap obat dan makanan berbahaya
Cakupan desa siaga aktif
Presentase Balita gizi buruk
Cakupan Balita gizi buruk mendapat perawatan
Rasio Posyandu per Satuan Balita
Cakupan Rumah dengan bebas jentik
Persentase TTU yang memenuhi syarat
Persentase TPM yang memenuhi syarat
Cakupan JAGA yang memenuhi syarat
Cakupan SAB yang memenuhi syarat
Cakupan Penemuan dan penanganan penderita penyakit TBC BTA Cakupan penemuan dan penanganan pendrita penyakit DBD % % % % % % % % % % % % 100,0 80,00 0,019 100,0 11,67 95,00 78,22 90,21 71,13 71,07 82,00 100,0 100,0 63,36 0,019 100,0 8,91 96,07 78,26 90,40 71,26 72,61 83,61 100,0 100,0 79,20 100,0 100,0 76,35 101,13 100,05 100,21 100,18 102,17 101,96 100,0
36
LK Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor Tahun 2015
No Sasaran
Strategis Indikator Kinerja
Satuan Target Realisasi
% Capaian 3. Meningkatkan Puskesmas Terakreditasi dan mempersiap kan puskesmas BLUD Cakupan Desa/kelurahan Universal Child Immunisation (UCI)
Rasio puskesmas, poliklinik, pustu per satuan penduduk
Rasio rumah sakit per satuan penduduk
Rasio dokter per satuan penduduk
Rasio tenaga medis per satuan penduduk % Rasio Rasio Rasio Rasio 100,0 1 : 9.394 1 : 205.948 1 : 3.835 1 : 2.606 92,40 1 : 13.847 1 : 197.450 1 : 4.760 1 : 4.063 92,40 52,60 104,13 75,88 44,09 Rata – rata 92,42
Untuk mendukung pencapaian Misi ke-satu dan ke-tiga telah ditetapkan 3 (tiga) sasaran, 12 program dan 244 kegiatan, dengan realisasi pencapaian sasaran sebesar 92,42 % Rincian pencapaian dari 2 (dua) sasaran sebagai berikut :
1. Sasaran pertama, yaitu Meningkatkan Cakupan Kepesertaan Masyarakat dalam JKN
dengan indikator kinerjanya adalah :
a. Terpenuhinya kebutuhan obat masyarakat dengan indikator kinerja prosentase
pengadaan obat esensial dari target 100 % realisasi pencapaiannya 100 %, sehingga pencapaian kinerjanya sebesar 100 %, hal ini menunjukkan bahwa pencapaiannya termasuk dalam katagori baik. Dibandingkan dengan capaian pada tahun 2014 yang juga mencapai 100 % menunjukkan bahwa adanya konsistensi dalam pemenuhan kebutuhan obat esensial dalam rangka pelayanan kesehatan kepada masyarakat sesuai dengan standar yang ditentukan.
Indikator prosentase pengadaan obat essensial ditunjang oleh Program obat dan
perbekalan kesehatan. Program ini dibiayai dari APBD Kabupaten dan DAK +
pendamping APBD Kabupaten tahun 2015 sebesar Rp. 24.766.748.000,- dengan realisasi Rp. 21.254.916.886,- (85,82 %) pada program ini ada efisiensi anggaran dan kegiatan yang tidak diserap sebesar Rp. 2.262.533.000,- dari kegiatan pengadaan
37
LK Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor Tahun 2015
bahan habis pakai laboratorium puskesmas (Kapitasi JKN 2014) tidak diserap oleh karena gagal lelang sehingga tidak cukup waktu untuk dilaksanakan, program ini terdiri dari 8 kegiatan yaitu : pengadaan obat pelayanan kesehatan dasar (DAK), pengadaan bahan habis pakai laboratorium puskesmas, pengadaan alat kedokteran pakai habis, pengadaan perlengkapan medis pakai habis, pengadaan bahan pendukung obat dan perbekalan kesehatan, rapat kerja program obat dan perbekalan kesehatan, pembangunan perluasan gudang obat dinas kesehatan dan pengadaan
bahan habis pakai laboratorium puskesmas (Kapitasi JKN 2014).
b. Cakupan pelayanan kesehatan rujukan pasien masyarakat miskin dari target 100 %
realisasi pencapaiannya 100 % sehingga pencapaian kinerjanya sebesar 100 % berdasarkan standar yang dipakai maka pencapaiannya termasuk dalam katagori
baik. Bila dibandingkan dengan capaian tahun 2014 yang juga mencapai 100 % hal
ini dikarenakan sudah adanya anggaran khusus untuk program pelayanan kesehatan penduduk miskin sehingga rujukan bagi pasien masyarakat miskin terlayani.
Indikator cakupan pelayanan kesehatan rujukan pasien masyarakat miskin ditunjang oleh Program pelayanan kesehatan penduduk miskin. Program ini dibiayai dari APBD Kabupaten tahun 2015 sebesar Rp. 112.467.187.000,- dengan realisasi Rp. 67.600.236.989,- ( 60,11 % ) pada program ini ada efisiensi anggaran dan kegiatan yang tidak diserap sebesar Rp. 44.866.950.011,- diantaranya dari kegiatan Pelayanan operasi katarak Rp. 113.415.000,- Kegiatan Jaminan kesehatan pelayanan daerah Rp. 40.747.736.211,- dan Kegiatan Jaminan Kesehatan bagi penerima bantuan iuran (Banprop 2015) Rp. 4.105.798.800,- program ini terdiri dari 3 kegiatan yaitu : pelayanan operasi katarak, jaminan pelayanan kesehatan daerah
(Jamkesda) dan jaminan kesehatan bagi penerima bantuan iuran (Banprop 2015).
c. Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi
kebidanan dari target 90,00 % realisasi pencapaiannya sebesar 87,90 % sehingga capaian kinerjanya sebesar 97,67 % meskipun belum mencapai 100 % namun berdasarkan standar yang dipakai maka pencapaiannya termasuk dalam katagori baik. Bila dibandingkan dengan capaian pada tahun 2014 sebesar 97,33 % maka terdapat peningkatan sebesar 0,34 %. Belum tercapainya target cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan disebabkan oleh karena masih tingginya persalinan oleh paraji yang dirasakan lebih dekat secara kekeluargaan, dan masih banyak anggapan masyarakat apabila kehamilan tidak berisiko maka pemeriksaan kehamilan dan persalinan tidak perlu tenaga kesehatan. Tingginya minat masyarakat terhadap paraji ini juga ditunjukkan dengan melihat cakupan pemeriksaan ibu pada saat kehamilan dimana cakupannya cukup tinggi yaitu sebesar 99,5 % namun pada saat persalinan,
38
LK Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor Tahun 2015
ibu hamil dan keluarganya lebih memilih ditolong oleh paraji, sehingga cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan menurun ke angka 87,90 %. Salah satu upaya yang akan terus dikembangkan adalah kemitraan bidan dengan paraji, dimana paraji tetap membantu dalam tahapan pasca persalinan dan lebih difungsikan pada perawatan ibu dan bayi setelah persalinan, meningkatkan koordinasi dan kemitraan dengan organisasi profesi, pembentukan kelas ibu dan optimalisasi pelaksanaan kelas ibu hamil di desa dan pemberdayaan ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas dan keluarganya melalui program perencanaan persalinan daan pencegahan komplikasi (P4K).
d. Cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani dari target 80,00 % realisasi
pencapaiannya sebesar 78,10 % sehingga pencapaian kinerjanya sebesar 97,63 % berdasarkan standar yang dipakai maka pencapaiannya termasuk dalam katagori baik. Pencapaian cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani kurang dari 100 % hal ini karena belum seluruhnya ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas dan keluarganya mengetahui tentang tanda bahaya atau komplikasi dan segera mendapatkan tindakan/tatalaksana kegawatdaruratan oleh petugas kesehatan, salah satu upaya yang akan dilakukan yaitu pemberdayaan ibu hamil, ibu nifas dan ibu bersalin dan keluarganya melalui program perencanaan persalinan dan pencegahan komplikasi (P4K). Bila dibandingkan dengan capaian tahun 2014 yang mencapai 97,38 % maka terjadi peningkatan yaitu sebesar 0,25 %.
e. Cakupan kunjungan bayi dengan target 95,00 % realisasi pencapaiannya 96,10 %
sehingga pencapaian kinerjanya sebesar 101,16 % berdasarkan standar yang dipakai maka pencapaiannya termasuk dalam katagori baik. Keberhasilan capaian kinerja cakupan kunjungan bayi sebesar 101,16 % oleh karena kesadaran dan pengetahuan masyarakat terhadap pemeriksaan kesehatan bayi sudah mengalami peningkatan. Disamping itu petugas kesehatan yang aktif melakukan kunjungan rumah atau melalui kegiatan posyandu. Bila dibandingkan dengan capaian tahun 2014 yang sebesar 101,07 % maka terjadi peningkatan sebesar 0,09 %, menunjukan adanya kesadaran para ibu yang mempunyai bayi untuk membawa anaknya ke pelayanan
kesehatan.
Indikator cakupan pelayanan persalinan oleh tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan, cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani dan cakupan kunjungan bayi ditunjang oleh Program peningkatan kapasitas sumber daya
aparatur. Program ini dibiayai dari APBD Kabupaten tahun 2015 sebesar Rp.
2.005.700.000,- dengan realisasi Rp. 1.886.145.991,- (94,03 %) pada program ini ada efisiensi anggaran sebesar Rp. 119.554.009,- Program ini terdiri dari 13 kegiatan
39
LK Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor Tahun 2015
yaitu : pengiriman peserta bimtek asuhan persalinan normal (APN), pengiriman peserta bimtek penatalaksanaan asfixia bayi baru lahir, pengiriman bimtek peserta bimbingan teknis PPGDON, pengiriman peserta bimtek PONED, pengiriman peserta bimtek PPGD, pengiriman peserta bimtek Simulasi Deteksi Dini Intervensi Tumbuh Kembang (SDIDTK), pengiriman peserta bimtek konselor menyusui, pengiriman bimtek Manajemen Terpadu Balita Sakit/Manajemen Terpadu Bayi Muda MTBS/M, pengiriman bimtek Geriatri, pengiriman bimtek Tatalaksana Gizi Buruk, pengiriman bimtek Pengendalian Penyakit Tidak Menular Bagi Petugas Puskesmas, pengiriman Bimtek Manajemen Program Imunisasi dan pengiriman bimtek Microcopis Malaria.
Program peningkatan keselamatan ibu melahirkan dan anak. Program ini dibiayai
dari APBD Kabupaten tahun 2015 sebesar Rp. 1.285.627.000,- dengan realisasi Rp. 1.124.799.270,- (87,49 %) pada program ini ada efisiensi sebesar Rp. 160.827.730,- Program ini terdiri dari 4 kegiatan yaitu : peningkatan kemitraan puskesmas PONED dengan Rumah Sakit, belanja operasional call center/SMS Gatway program EMAS, rapat kerja program peningkatan pelayanan kesehatan ibu, anak dan remaja dan penyusunan naskah tentang kesehatan ibu, bayi baru lahir dan anak balita (KIBBLA),
Program Peningkatan Kesehatan Lansia. Program ini dibiayai dari APBD
Kabupaten Bogor Tahun 2015 sebesar Rp. 24.050.000,- dengan realisasi sebesar Rp. 24.050.000,- (100 %), program ini terdiri dari 1 kegiatan : Rapat kerja program peningkatan pelayanan kesewhatan, Program Peningkatan Pelayanan Kesehatan
Remaja. Program ini dibiayai dari APBD Kabupaten Bogor Tahun 2015 sebesar Rp.
25.325.000,- dengan realisasi sebesar Rp. 25.325.000,- (100 %). Program ini terdiri dari 2 kegiatan : rapat kerja program peningkatan pelayanan kesehatan remaja dan peningkatan kemampuan KKR/Peer Konselor.
f. Cakupan puskesmas dengan target 252,50 % realisasi pencapaiannya 252,50 %
sehingga pencapaian kinerjanya sebesar 100 % berdasarkan standar yang dipakai maka pencapaiannya termasuk dalam katagori baik. Keberhasilan capaian kinerja cakupan puskesmas sebesar 100 % bila dibandingkan dengan capaian pada tahun 2014 yang juga mencapai 100 % menandakan tidak adanya penambahan jumlah baik jumlah puksesmas maupun kecamatan.
g. Cakupan pembantu puskesmas dengan target 31,11 % realisasi pencapaiannya
30,18 % sehingga realisasi pencapaian kinerjanya sebesar 97,01 % berdasarkan standar yang dipakai maka pencapaiannya termasuk dalam katagori baik. Capaian kinerja cakupan puskesmas pembantu dibawah 100 % yaitu sebesar 97,01 %, bila dibandingkan dengan capaian kinerja tahun 2014 yang sebesar 98,47 % maka terjadi penurunan sebesar 1,46 %. Hal ini disebabkan tahun 2015 pemerintah Kabupaten
40
LK Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor Tahun 2015
Bogor tidak menambah jumlah pustu yang sudah ada sehingga tidak dapat mencapai target yang sudah ditetapkan upaya yang akan dilakukan yaitu meningkatkan pelayanan kesehatan dengan mengoptimalkan kegiatan puskesmas keliling (pusling) ke daerah-daerah yang sulit dijangkau/sulit pemenuhan pelayanan kesehatan.
h. Cakupan pelayanan kesehatan masyarakat dari target 67,00 % dengan realisasi
58,11 % sehingga pencapaian kinerjanya sebesar 86,73 % berdasarkan standar yang dipakai maka pencapaiannya termasuk dalam katagori baik. Cakupan pelayanan kesehatan masyarakat dengan capaian kinerja sebesar 86,60 % hal ini disebabkan karena masyarakat tidak hanya mencari pengobatan ke pelayanan kesehatan pemerintah (puskesmas) akan tetapi ke sarana dasar lainnya seperti balai pengobatan dan kilink swasta. Sehingga bila dibandingkan dengan capaian tahun 2014 yang sebesar 89,17 % maka terjadi penurunan yaitu sebesar 2,44 %. Salah satu upaya yang akan dilakukan meningkatkan promosi kesehatan di puskesmas dan masyarakat. Diharapkan masyarakat yang membutuhkan pelayanan kesehatan mengerti dan paham sehingga datang ke pelayanan kesehatan (puskesmas). Indikator cakupan pelayanan kesehatan kesehatan ditunjang oleh Program upaya
kesehatan. Program ini dibiayai dari APBD Kabupaten tahun 2015 sebesar Rp.
174.878.037.000,- dengan realisasi sebesar Rp. 107.111.570.108.000,- (61,25 %) pada prgram ini ada efisiensi atau kegiatan yang tidak diserap sebesar Rp. 67.766.466.892,- diantaranya dari kegiatan biaya penunjang pelayanan kesehatan jaminan kesehatan nasional FKTP di 101 puskesmas dimana sebagian besar pengadaan obat tidak dapat direalisasikan karena tidak mempunyai tenaga Apoteker sedangkan untuk merekrut tenaga tersebut belum ada payung hukum yang mendukung. Program ini terdiri dari 146 kegiatan yaitu : Operasional di UPT Puskesmas dan jaringannya sebanyak 40 UPT Puskesmas, Operasional UPT Kesja dan jaringannya (BKKM), Operasional UPT Labkesda, Rapat kerja program upaya kesehatan masyarakat, pelayanan kesehatan dalam rangka P3K dan biaya penunjang pelayanan kesehatan jaminan kesehatan nasional FKTP di 101 puskesmas.
Cakupan pengawasan terhadap obat dan makanan berbahaya dari target 100 % dengan realisasi 100,0 % maka pencapaian kinerjanya sebesar 100,0 % berdasarkan standar yang dipakai maka pencapaiannya termasuk dalam katagori baik. Jika
dibandingkan dengan tahun 2014 maka ada penurunan yaitu sebesar 2,00 % oleh
karena adanya pengadministrasian Apotik, IRTP dan Toko Obat sudah mulai tertib maka pembinaan yang dilaksanakan sesuai dengan target yang telah ditentukan sehingga capaian kinerja tidak melebihi dari target.
41
LK Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor Tahun 2015
Indikator cakupan pengawasan obat dan makanan berbahaya ditunjang oleh
Program pengawasan dan pengendalian kesehatan makanan, Program ini
dibiayai dari APBD Kabupaten tahun 2015 sebesar Rp. 121.099.000,- dengan realisasi Rp. 120.689.000,- (99,66 %) pada program ini ada efisiensi anggaran sebesar Rp. 410.000,- kegiatan ini terdiri dari 2 kegiatan yaitu : kegiatan pengawasan dan pengendalian kesehatan makanan hasil produksi rumah tangga dan penyuluhan keamanan pangan dalam rangka produk pangan (SPPIRT).
2. Sasaran kedua, yaitu : Meningkatkan Cakupan pelayanan Kesehatan dan Gizi
Masyarakat serta PHBS dengan indikator kinerjanya adalah :
a. Prosentase balita gizi buruk dari target 0,019 % terealisasi 0,019 % sehingga pencapaian kinerjanya sebesar 100,0 % berdasarkan standar yang dipakai maka pencapaiannya termasuk dalam katagori baik. Bila dibandingkan dengan tahun 2014, dimana prosentase pencapaian balita gizi buruk baru mencapai 0,0202 % dengan capaian kinerja 99,00 % maka telah terjadi penurunan kasus sebesar 0,0012 %. Bila dilihat dari target maka dikarenakan adanya kenaikan target dari 0.020 % menjadi 0,019 %. Akan tetapi hal ini dimungkinkan bila melihat cakupan keluarga yang telah sadar gizi (Kadarzi) dimana hal tersebut menunjukan adanya peningkatan kesadaran keluarga dalam memenuhi kebutuhan makanan bergizi terutama untuk balitanya. Disamping itu dengan adanya program dan kegiatan pemberian PMT bagi balita gizi buruk sehingga kasus balita gizi buruk mengalami penurunan.
b. Prosentase balita gizi buruk mendapat perawatan dari target 100 % terealisasi 100 % sehingga pencapaian kinerjanya sebesar 100 % berdasarkan standar yang dipakai maka pencapaiannya termasuk dalam katagori baik. Bila dibandingkan dengan tahun 2014, yang juga mencapai 100 % . Hal ini menunjukan adanya penanganan balita gizi buruk secara komprehensip melalui pengembangan pelayanan rujukan ke klinik gizi di puskesmas maupun Litbang gizi serta ke Rumah Sakit disamping pelaksanaan pemantauan secara terus menerus baik dalam proses penanganan kasus maupun pasca penanganan dan adanya program pemberian PMT bagi balita.
c. Rasio posyandu per satuan balita dari target 11,67 % terealisasi 8,91 % sehingga pencapaian kinerjanya sebesar 76,36 % berdasarkan standar yang dipakai maka pencapaiannya termasuk dalam katagori cukup. Capaian kinerja rasio posyandu per satuan balita belum mencapai 100 % hal ini disebabkan karena jumlah posyandu yang sedikit sehingga tidak sebanding dengan pertambahan jumlah balita di Kabupaten Bogor. Bila dibandingkan dengan tahun 2014 maka terjadi penurunan capaian sebesar 0,78 %. Salah satu upaya yang akan dilakukan menggerakan
42
LK Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor Tahun 2015
masyarakat untuk dapat berperan aktif dalam Usaha Kesehatan Berbasis Masyarakat (UKBM) yang ada di desanya, seperti ikut serta dalam kegiatan posyandu.
Indikator prosentase balita gizi buruk, cakupan balita gizi buruk yang mendapat perawatan dan Rasio posyandu per satuan balita ditunjang oleh Program perbaikan
gizi masyarakat, Program ini dibiayai dari APBD Kabupaten dan Bantuan Keuangan
Propinsi Jawa Barat tahun 2015 sebesar Rp. 5.015.688.000,- dengan realisasi Rp. 4.808.397.000,- (95,87 %) pada program ini ada efisiensi anggaran dan kegiatan yang tidak diserap sebesar Rp. 202.291.000,- Kegiatan yang tidak diserap yaitu penaggulangan balita gizi buruk dan balita kurang gizi oleh karena dana Banprop baru turun bulan Nopember 2015 sehingga tidak cukup waktu untuk pelaksanaan pemberian PMT, program ini terdiri dari 3 kegiatan yaitu : kegiatan pengadaan makanan tambahan dan vitamin, rapat kerja program perbaikan gizi masyarakat dan penanggulangan balita gizi buruk dan balita kurang gizi (Banprop 2015).
d. Cakupan penemuan dan penanganan penderita penyakit TBC BTA dari target 82,00 % dengan realisasi 83,61 % sehingga pencapaian kinerjanya sebesar 101,96 % berdasarkan standar yang dipakai maka pencapaiannya termasuk dalam katagori cukup. Target penemuan dan penanganan penderita penyakit TBC BTA nasional adalah masih sebesar 80,0 %, bila dibandingkan dengan target tersebut pencapaian Kabupaten Bogor telah melampaui target nasional sedangkan bila dibandingkan dengan capaian tahun 2014 yang sebesar 111,73 % maka capaian tahun 2015 mengalami penurunan yaitu sebesar 9,77 %. Hal ini disebabkan belum semua sarana kesehatan terutama Rumah Sakit Swasta, Balai Pengobatan/Klinik Swasta, dokter praktek ikut dalam pelaksanaan program P2TB dengan menggunakan strategi DOTS, maka pasien yg berobat tidak tercatat seluruhnya dan sistem pencacatan dan pelaporan program TB berubah dari sistem manual menjadi komputerais sehingga untuk puskesmas yang petugasnya belum mengusai komputer menjadi hambatan dalam pelaporan.
e. Cakupan penemuan dan penanganan penderita penyakit DBD dari target 100 % realisasi capaiannya 100 % sehingga pencapaian kinerjanya sebesar 100 % berdasarkan standar yang dipakai maka pencapaiannya termasuk dalam katagori baik. Keberhasilan pencapaian kinerja 100 % ini oleh karena DBD merupakan salah satu penyakit yang diamati dan dapat menimbulkan wabah sehingga sistem kewaspadaan dini (SKD) telah dilakukan dengan baik, selain itu penaganan kasus DBD sudah memiliki standar operasional prosedur (SOP) yang jelas sehingga bila ditemukan kasus secara langsung dapat ditangani mulai dari pelacakan kasus,
43
LK Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor Tahun 2015
pengamatan, penyemprotan titik dimana kasus ditemukan sampai dengan rujukan ke Rumah Sakit, sehingga semua kasus dapat ditangani.
f. Peningkatan cakupan universal child imunization (UCI) desa/kelurahan dari target 100
% dengan realisasi 92,40 % sehingga pencapaian kinerjanya sebesar 92,40 % berdasarkan standar yang dipakai maka pencapaiannya termasuk dalam katagori baik. Jika dibandingkan dengan capaian tahun 2014 dimana pencapaiannya sebesar 95,16 % maka ada penurunan sebesar 2,76 %. Capaian UCI belum mencapai 100 % hal ini disebabkan oleh karena masih adanya orangtua/sekelompok masyarakat yang menolak dengan alasan kehalalan vaksin, disamping itu juga dengan ditemukannya kasus KIPI (Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi) diwilayah Kabupaten Bogor, masyarakat menjadi resah dan enggan untuk mendapatkan imunisasi lengkap. Namun bila dibandingkan dengan target cakupan UCI Nasional maupun Propinsi sebenarnya hanya 80,00 % sehingga capaian kita telah melebihi target Nasional dan Propinsi. Salah satu upaya yang akan dilakukan yaitu meningkatkan penyuluhan kepada masyarakat mengenai pentingnya imunisasi dan dampak ikutan dari kasus imunisasi sehingga masyarakat lebih tenang untuk mendapatkan imunisasi lengkap. Indikator cakupan penemuan dan penanganan penderita penyakit TBC BTA, cakupan penemuan dan penanganan penderita penyakit DBD, cakupan desa/kelurahan Universal Child Immunization (UCI) ditunjang oleh Program Pencengahan dan
Penanggulangan Penyakit Menular, Program ini dibiayai dari APBD Kabupaten
tahun 2015 sebesar Rp. 6.396.168.000,- dengan realisasi Rp. 6.041.033.800,- (94,45 %) pada program ini ada efisiensi anggaran sebesar Rp. 382.134.200,- Program ini terdiri dari 11 kegiatan yaitu : penyemprotan/fogging sarang nyamuk, peningkatan survailance epidemiologi dan penanggulangan wabah, pemeriksaan calon jemaah haji, fasilitasi pelaksanaan kegiatan program P2TB, fasilitasi pelaksanaan kegiatan program P2 Diare ISPA, fasilitasi pelaksanaan kegiatan program P2 Kusta, pencegahan dan penanggulangan penyakit menular seksual (HIV/AIDS), survailans
acut flaccid paralisys (AFP), Penunjang program imunisasi BIAS ( Bulan Imunisasi
Anak Sekolh), rapat kerja program pencegahan pem,berantasan penyakit menular dan Pemberian obat masal pencegahan (POMP) Filariasis.
g. Rumah dengan bebas jentik di daerah endemis, dari target 95,00 % realisasi
pencapaiannya 96,07 % sehingga pencapaian kinerjanya sebesar 101,13 % berdasarkan standar yang dipakai maka pencapaiannya termasuk dalam katagori baik. Bila dibandingkan dengan capaian tahun 2014 yaitu sebesar 101,25 % maka capaian kinerja tahun 2015 mengalami penurunan sebesar 0,12 %, dikarenakan
44
LK Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor Tahun 2015
jumlah prosentase rumah yang diperiksa pada tahun 2015 lebih banyak jika dibandingkan dengan tahun 2014 sehingga prosentase pencapaian menurun dibanding dengan target yang sama.
h. Cakupan TTU yang memenuhi syarat dari target 78,22 % dengan realisasi 78,26 %
sehingga pencapaian kinerjanya sebesar 100,05 % berdasarkan standar yang dipakai maka pencapaiannya termasuk dalam katagori baik. Jika dibandingkan dengan capaian tahun 2015 sebesar 101,67 % maka capaian kinerja tahun 2015 mengalami penurunan sebesar 1,62 % karena adanya penurunan Tempat Tempat Umum (TTU) yang diperiksa dari tahun 2014 sebanyak 2.655 dibandingkan dengan tahun 2015 sebanyak 2.665 sehingga pencapaian menurun dengan target yang sama, jumlah TTU yang memenuhi syarat menurun berkaitan dengan adanya kesadaran PHBS pelaku usaha TTU yang rendah.
i. Cakupan TPM yang memenuhi syarat dari target 90,21 % dengan realisasi 90,40%
sehingga pencapaian kinerjanya sebesar 100,21 % berdasarkan standar yang dipakai maka pencapaiannya termasuk dalam katagori baik. Jika dibandingkan dengan capaian tahun 2014 sebesar 100,27 % maka capaian kinerja mengalami penurunan sebesar 0,06 %, menurunnya cakupan TPM yang memenuhi syarat dikarenakan adanya tingkat kesadaran PHBS yang rendah. Sedangkan cakupan TPM yang diperiksa menurun karena jumlah TPM yang ada semakin meningkat dibandingkan dengan tahun 2014 dengan target yang sama sehingga capaian menurun.
j. Cakupan Inspeksi Sanitasi untuk peningkatan sarana air bersih (SAB) yang
memenuhi syarat kesehatan dari target 71,07 % dengan realisasi 72,61 % sehingga pencapaian kinerjanya sebesar 102,17 % berdasarkan standar yang dipakai maka pencapaiannya termasuk dalam katagori baik. Jika dibandingkan dengan capaian realisasi pada tahun 2014 yaitu sebesar 70,68 % maka capaian realisasi tahun 2015 ada peningkatan yaitu sebesar 1,93 %.
k. Cakupan Inspeksi Sanitasi untuk peningkatan Jamban Keluarga (JAGA) dari target
71,13 % dengan realisasi 71,26 % sehingga pencapaian kinerjanya sebesar 100,18 % berdasarkan standar yang dipakai maka pencapaiannya termasuk dalam katagori baik. Jika dibandingkan dengan capaian realisasi pada tahun 2014 yaitu sebesar 71,07 % maka capaian tahun 2015 mengalami peningkatan yaitu sebesar 0,19 %. Cakupan Inspeksi Sanitasi Jamban Keluarga (JAGA) dengan capaian kinerja lebih dari 100 %, dikarenakan keberhasilan petugas dalam pembinaan kepada masyarakat akan pentingnya penyediaan sarana sanitasi yang memenuhi syarat kesehatan. Selain itu adanya koordinasi dengan SKPD yang terkait dalam pembangunan rumah
45
LK Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor Tahun 2015
sehat / layak huni yang juga meningkatkan jumlah sarana sanitasi yang memenuhi syarat kesehatan.
Indikator cakupan rumah dengan bebas jentik, prosentase TTU yang memenuhi syarat, prosentase TPM yang memenuhi syarat, cakupan JAGA yang memenuhi syarat dan cakupan SAB yang memenuhi syarat ditunjang oleh Program
pengembangan lingkungan sehat, Program ini dibiayai dari APBD Kabupaten
tahun 2015 sebesar Rp. 728.451.000,- dengan realisasi Rp. 677.584.750,- (93,02 %) pada program ini ada efisiensi anggaran sebesar Rp. 50.866.250,- program ini terdidiri dari 5 kegiatan yaitu : pengawasan hygiene sanitasi tempat-tempet umum, sanitasi total berbasis masyarakat (STBM), pengawasan hygiene dan sanitasi tempat pengelolaan makanan, rapat kerja program pengembangan lingkungan dan pengawasan kualitas lingkungan pemukiman.
Peningkatan cakupan desa siaga aktif, dari target yang ditetapkan yaitu 80 % terealisasi 63,36 % (275 desa siaga) sehingga capaiannya 79,20 %. Bila dibandingkan dengan tahun 2014 dimana capaiannya 100,23 % dari target 2014 desa siaga terealisasi 216 desa dan pada tahun 2015 meningkat lagi sebanyak 59 desa