• Tidak ada hasil yang ditemukan

AKUNTABILITAS KINERJA

5 Meningkatnya Kinerja

Research Hospital Penetapan RS Sebagai RS Riset Nasional MoU - Triwulan I 0 0 0 Triwulan II 1 0 0 Triwulan III 1 0 0 Triwulan IV 1 0 0

27 | L A K I P R S U D A W . S J A H R A N I E 2 0 1 7 C. ANALISIS CAPAIAN KINERJA

Persasaran dan Analisis per Indikator

Sasaran 1 : Meningkatkan Kompetensi SDM

1. Membandingkan antara target dan realisasi kinerja tahun ini :

Tabel Pengukuran Sasaran Strategis 1

No INDIKATOR

KINERJA SATUAN

TAHUN 2017

Target Realisasi % Capaian

1 2 3 4 5 6

1 Index Patient Safety % 90 86 95

2. Membandingkan antara realisasi kinerja serta capaian kinerja tahun ini dengan tahun lalu dan beberapa tahun terakhir

Tabel Realisasi Kinerja Tahun 2014 s.d 2017

No Indikator Satuan Realisasi Tahun Peningkatan/ Penurunan 2014 2015 2016 2017 1 2 3 4 5 6 7 8 = (7-6)/6*100

1 Index Patient Safety % 55 72 85 86 1,18%

Indikator index patient safety diukur dari hasil survey yang dilakukan terhadap pasien di rawat inap dan IGD. Di tabel ini kita dapat melihat dan membandingkan Realisasi kinerja dari tahun 2014 sampai dengan tahun 2018, dengan hasil dari tahun ke tahun mencapai target yaitu :

- tahun 2014 target 50 % dengan realisasi kinerja 55 % - tahun 2015 target 70 % dengan realisasi kinerja 72 % - tahun 2016 target 80 % dengan realisasi kinerja 85 %, - tahun 2017 dengan target 90 % namun realisasi hanya 86 %.

Pada tahun 2017 ini realisasi kinerja masih belum mencapai target yang ditentukan, dikarenakan untuk pada tahun ini target yang diletakkan perlu adanya capaian yang dilaksanakan lebih baik lagi semisal pada pemenuhan sarana prasarana untuk memenuhi standar pasien safety. Untuk indikator tersebut dibutuhkan sarana tempat tidur yang dilengkapi dengan pemasangan pagar tempat tidur dan juga bel untuk memanggil perawat pada setiap ruangan

28 | L A K I P R S U D A W . S J A H R A N I E 2 0 1 7

kelas rawat inap. Untuk pelayanan medis, Clinical pathway sampai saat ini belum berjalan semua dan sebagian masih dalam proses penyusunan setiap SMF Medis.

3. Membandingkan realisasi kinerja sampai dengan tahun ini dengan target jangka menengah yang terdapat dalam dokumen perencanaan strategis organisasi;

Tabel Tingkat Kemajuan Realisasi Kinerja thd RPJMD

No Indikator Kinerja Satuan RPJMD/ RENSTRA Target Akhir Realisasi Tingkat Kemajuan

1 2 3 4 5 6 = 5/4*100%

1 Index Patient Safety

% 90 86 95%

4. Membandingkan realisasi kinerja tahun ini dengan standar nasional;

No Indikator Kinerja Satuan Realisasi 2017 Realisasi Nasional Ket (+/-)

1 2 3 4 5 6

1 Index Patient Safety

% 86 - -

5. Analisis Penyebab Keberhasilan/Kegagalan atau peningkatan/penurunan kinerja serta alternative solusi yang telah dilakukan :

 Keberhasilan:

Sasaran untuk meningkatkan Kompetensi SDM, dengan indikator Index patient Safety yaitu adalah salah satu syarat dalam pemenuhan akreditasi Paripurna dan akreditasi Tingkat Internasional JCI (Joint Commission International), dimana tindakan medik menyimpan potensi resiko, sehingga diperlukan tenaga SDM medis dan non medis yang terlatih dan pengetahuan dengan daya ungkit yang luas terhadap keselamatan pasien. Pelatihan untuk tenaga SDM di RS ini terhadap pelatihan terhadap sasaran keselamatan pasien ini mencapai 86% dibandingkan di tahun sebelumnya terdapat peningkatan. Pemenuhan sarana dan prasarana yang dilakukan guna pemenuhan untuk mencapai indikator sasarannya.

29 | L A K I P R S U D A W . S J A H R A N I E 2 0 1 7

 Kegagalan:

1. Pada indikator pasien safety ini tidak terdapat kegagalan tetapi perlu adanya komitmen setiap SDM dalam menjalankan SOP yang sudah dibuat untuk diterapkan dan merupakan bagian kewajiban pemenuhan akreditasi dalam pelayanan secara rutin dan juga perlunya pemenuhan sarana bagian dari keselamatan pasien juga mempunyai kaitan erat antara SDM dan Sarana yang menunjang, dan selalu dimonitor terhadap pelaksanaan dilapangan secara teknis.

2. Jumlah tenaga SDM yang berbagai profesi di Rumah Sakit sehingga membutuhkan sosialisasi dan bimbingan yang kontinyu dan berkesinambungan.

3. Diperlukan dana anggaran untuk mengakomodir kebutuhan terhadap terlaksananya indikator pasien safety sarana gedung, peralatan, dan SDM yang memberikan pelayanan untuk kelancaran kegiatan

Peningkatan/Penurunan :

Pada Indikator pasien safety ini hasil survey menggambarkan peningkatan dimana pemenuhan pada indikator ini telah dipenuhi yang pada tahun sebelumnya terdapat masalah ini sudah di lakukan perbaikan guna memenuhi standar yang ada. Ini dibuktikan dengan mendapatkan kelulusan akreditasi Paripurna pada bulan Januari 2017.

 Alternatif solusi :

1. Dilakukan sosialisasi dan bimbingan dengan melibatkan seluruh instalasi dan unit – unit di Rumah Sakit oleh bagian yang terkait untuk pelaksanaan kegiatan yang harus berdasarkan SOP yang sudah ditetapkan.

2. Melakukan Pengajuan dana anggaran ke pemerintah pusat yang lebih intesif terhadap permintaan Dana Anggaran Khusus (DAK) karena rumah sakit sebagai rumah sakit type A dan pusat rujukan Nasional dan Regional, guna memenuhi kebutuhan sarana dan prasarana rumah sakit karena pada saat sekarang dana APBD yang di berikan ke rumah sakit sangat terbatas dan hampir semua kegiatan di bantu oleh Dana BLUD rumah sakit.

30 | L A K I P R S U D A W . S J A H R A N I E 2 0 1 7

6. Analisis Program/Kegiatan yang Menunjang keberhasilan/kegagalan  Program peningkatan kapasitas sumber daya aparatur

Kegiatan yang dilakukan dalam program ini antara lain pelatihan untuk menunjang kemampuan tenaga medis dan paramedic, pada program ini pelatihan yang telah dilakukan yaitu: In house Link PPI, Asesor perawat, Penggunaan Spil Kit, Pemantauan Terapi Obat Pasien di ruang Perawatan, BLS untuk SDM RSAWS. Dilakukan juga bimtek terhadap akreditasi RSUD AWS yang mendapatkan sertifikat kelulusan Akreditasi Paripurna dan Sertifikat RS Pendidikan. Tingkat penyerapan dana sebanyak 71,57% dari total dana yang dianggarkan dengan Output Terlatihnya Tenaga SDM yang bersertifikat.

 Program Standar Pelayanan Patient Safety

Pada program ini dilaksanakan kegiatan telusur dengan melakukan survey pada Instalasi Rawat Inap sebanyak 24 (dua puluh empat) ruangan kelas dan VIP, dan Instalasi Gawat Darurat (IGD) dengan jumlah quisioner sebanyak 266 (dua ratus enam puluh enam) orang pasien.

Untuk melihat unit pelayanan yang memberikan pelayanan terhadap pasien apakah telah memenuhi standar keselamatan pasien, setiap tindakan pelayanan yang diberikan kepada pasien memberikan dampak positif.

Hasil survey pasien safety yang dilakukan yaitu rata-rata hasil mencapai 87%, untuk seluruh 17 elemen dengan target yang ditetapkan sebesar 90%, sehingga menghasilkan capaian sebesar 96%. Keberhasilan dalam pemenuhan standar merupakan salah satu syarat mendapat kelulusan akreditasi Paripurna pada tahun 2017, sebagai Rumah sakit dengan klasifikasi A dan selanjutnya akan di laksanakan akreditasi Internasional kembali pada tahun 2018. Penyerapan anggaran pada Program Standar Pelayanan Patient Safety sebesar 92,03% dan output yang dihasilkan dokumen hasil telusur.

 Program Kemitraan Peningkatan Pelayanan Kesehatan.

Kegiatan yang dilakukan meliputi pengembangan pelayanan medis, salah satunya kerjasama dengan Rumah Sakit Harapan Kita Jakarta untuk Bedah

31 | L A K I P R S U D A W . S J A H R A N I E 2 0 1 7

Jantung, dimana di kasus tertentu kita masih melakukan kerja sama dengan Dokter Spesialis Bedah Jantung sebagai dokter tamu yang akan berkolaborasi dengan Dokter spesialis Bedah Jantung RSUD A.W.Sjahranie Samarinda. Untuk tahun 2017 telah dikembangkan Pusat Layanan Jantung atau Cardiac Centre dimana layanan Jantung dari assesmen, terapi dan tindakan seperti Catheterisasi Jantung hingga bedah (Open Heart) dilaksanakan disebuah unit terpadu untuk pasien dewasa maupun anak, dengan tindakan dilakukan oleh Dokter spesilais Jantung maupun kolaborasi dengan dokter Spesialis bedah thoraks dan kardiovaskuler.

Pengembangan di tahun 2017 juga dikembangkan sebagai Rs rujukan kasus Aritmis Jantung wilayah Timur dan Tengah.

Kerjasama untuk kemitraan ini bukan hanya pada unit jantung saja tetapi sebagai rumah sakit rujukan Bedah Urologi dengan alat berteknologi canggih terbaik di Indonesia dan Asia.

Teknologi laser Holmium dengan mesin Lumenis 100 w untuk kasus batu dan prostat merupakan mesin laser terkuat dan terbaik di dunia, dan hanya ada dua di Indonesia, dengan metode Retrograde Intrarenal Surgery (RIrs) digunakan untuk menghancurkan batu dalam ginjal dengan keunggulan teknik tanpa irisan dengan pasien bisa langsung pulang jika tidak ada masalah. Penyerapan anggaran pada program ini sebesar 55,67% dari dana yang dianggarkan dan output yang dihasilkan ialah kerjasama dalam pelayanan medis dengan tenaga sub spesialis dan tenaga SDM yang bersertifikat.

7. Analisis Atas Efisiensi penggunaan sumber daya

TabelAnalisis Atas Efisiensi Penggunaan Sumber Daya

No Sasaran Strategis Indikator %

Capaian % Penyerapan Anggaran Tingkat Efisiensi 1 2 3 4 5 6=4-5 1 Meningkatkan Kompetensi SDM Index Patient Safety 95 92.03 2,97

32 | L A K I P R S U D A W . S J A H R A N I E 2 0 1 7

Sasaran 2 : Meningkatkan Kapasitas Sarana Prasarana

1. Membandingkan antara target dan realisasi kinerja tahun ini :

Tabel . Pengukuran Sasaran Strategis 2

No INDIKATOR

KINERJA SATUAN

TAHUN 2017

Target Realisasi % Capaian

1 2 3 4 5 6

1 Persentase unit pelayanan yang memiliki respon time sesuai standard.

% 95 88 92

2. Membandingkan antara realisasi kinerja serta capaian kinerja tahun ini dengan tahun lalu dan beberapa tahun terakhir

Tabel. Realisasi Kinerja Tahun 2014 s.d. 2017

No Indikator Satuan Realisasi Tahun Peningkatan/ Penurunan 2014 2015 2016 2017 1 2 3 4 5 6 7 8 = (7-6)/6*100 1 Persentase unit pelayanan yang memiliki respon time sesuai standard.

% 225 75 87 88 1,15%

Hasil dari indikator ini didapat dari rata-rata capaian waktu tunggu pasien di IGD dan poli rawat Jalan, juga waktu tanggap di rawat inap. Dapat dilihat dari tabel realisasi kinerja diatas, dari tahun 2014 sampai dengan tahun 2017 terdapat kemajuan yang sangat pesat untuk waktu tanggap dokter di Instalasi gawat Darurat. Sudah dilakukan perubahan sesuai dengan pengembangkan organisasi yaitu sekarang ada ruang triase untuk memilah pasien yang datang ke unit Gawat darurat sesuai dengan tingkat kegawatannya. Untuk waktu pelayanan pada unit rawat Inap sudah mendapatkan hasil yang bagus, sedangkan untuk waktu tunggu rawat jalan

33 | L A K I P R S U D A W . S J A H R A N I E 2 0 1 7

sampai saat ini masih perlu perbaikan secara kontinyu terkait dengan jam tunggu di poli dokter spesialis dan juga sistem informasi yang belum terintegrasi.

3. Membandingkan realisasi kinerja sampai dengan tahun ini dengan target jangka menengah yang terdapat dalam dokumen perencanaan strategis organisasi;

Tabel Tingkat Kemajuan Realisasi Kinerja thd RPJMD

No Indikator Kinerja Satuan Target Akhir

RPJMD/ RENSTRA Realisasi Tingkat Kemajuan

1 2 3 4 5 6 = 5/4*100% 1 Persentase unit pelayanan yang memiliki respon time sesuai standard % 95 88 93%

4. Membandingkan realisasi kinerja tahun ini dengan standar nasional;

No Indikator Kinerja Satuan Realisasi 2017 Realisasi Nasional Ket (+/-)

1 2 3 4 5 6 1 Persentase unit pelayanan yang memiliki respon time sesuai standard % 88 - -

5. Analisis Penyebab Keberhasilan/Kegagalan serta alternatif solusi

Keberhasilan:

a. Waktu Tanggap pelayanan dokter di Instalasi Gawat Darurat, dengan hasil respon time kurang dari 5 menit, karena pada ruang IGD ini pasien datang akan diterima langsung dibagian Triase (tempat memilah kegawat darurat pasien) secara langsung dokter langsung menentukan kondisi pasien yang termasuk gawat darurat atau tidak, pada tahun ini realiasinya dibanding tahun lalu lebih baik terjadi peningkatan dengan realisasi sebesar 88% di tahun ini.

Untuk terjadinya kegagalan tidak ada tetapi dibutuhkan tetap monitoring terhadap pelaksanaan yang sudah berjalan.

34 | L A K I P R S U D A W . S J A H R A N I E 2 0 1 7

b. Waktu penyediaan dokumen rekam medik rawat jalan 4,6 menit dari hasil survey dilakukan rata rata pencarian data ini menit dibandingkan standar maka waktu yang dihasilkan lebih cepat terhadap pelayanan data pasien. c. Waktu penyediaan dokumen rekam medik rawat inap pada bagian ini rata

rata 5,32 menit sudah bagus karna standar dari kementerian kurang dari 15 menit hal ini bisa menghasilkan kinerja yang bagus dimana Bidang rekam medik berusaha mengarsipkan data dan menyiapkan petugas khusus.

 Kegagalan :

Waktu Tunggu Rawat jalan pada penerimaan Poli Rawat Jalan dibandingkan tahun sebelumnya sudah terjadi peningkatan yaitu 88 % tetapi dilihat dari kondisi yang ada masih belum optimal, karena waktu tunggu yang seharusnya adalah kurang dari 2 jam, namun waktu tunggu pasien masih teralu lama dan lebih dari 2 jam. Hal ini dikarenakan, dokter tidak tepat waktu, dan juga sistem informasi pada rawat jalan belum ada di bagian Poli – poli. Sistem Billing hanya berjalan di bagian rekam medik sedangkan di Poli belum input langsung ke sistem IT, hal ini menyebabkan juga waktu tunggu yang lama karena masih memerlukan waktu untuk prosesnya secara manual.

 Alternative Solusi :

1) Konsistensi terhadap jam buka pelayanan poli spesialis yang harus dilaksanakan.

2) Mengintegrasikan Sistem informasi rumah sakit ecara online ke semua unit baik rawat jalan maupun rawat inap.

6. Analisis Program/Kegiatan yang menunjang Keberhasilan/Kegagalan  Program pengadaan, peningkatan sarana dan prasarana rumah sakit

Pada tahun 2017 ini kita mendapat dana bantuan DAK (Dana Alokasi Khusus) dari pemerintah Pusat sebesar Rp. 150.477.830.000,- dengan penyerapan anggaran sebesar 119.838.374.076,50 dengan tingkat pencapaian hanya 79,64 %. Hal tersebut dikarenakan kegiatan pengadaan ambulance 5 unit, sinkronisasi genset 1 paket dan pengadaan alat IPAL 1 paket batal lelang karena proses waktu. Untuk Pembangunan gedung IGD selesai 90% di akhir

35 | L A K I P R S U D A W . S J A H R A N I E 2 0 1 7

Desember dan juga pembangunan Bunker PET SCAN hanya 30% sehingga menggunakan adendum optimalisasi dengan menggunakan regulasi pergub 71 tahun 2013. Sedangkan alat PET SCAN belum siap untuk dipasang karena belum selesainya dibangunnya gedung bunker tersebut sehingga perlakuannya sama yakni perpanjangan waktu.

 Program pemeliharaan sarana dan prasarana rumah sakit

Pada program pemeliharaan dengan menggunakan dana APBD dan BLUD yang tadinya dialokasikan sebesar 22.187.870.731 namun penyerapan anggarannya melebihi anggaran yang disiapkan dengan capaian 101,35 % Oleh karena itu untuk kekurangan kita menggunakan dana BLUD untuk memperlancar proses kegiatan pemeliharaan sarana dan prasarana rumah sakit yang luas ini. Kegiatan yang dilakukan meliputi pemeliharaan rutin berkala alat-alat kesehatan rumah sakit dan juga perbaikan alat-alat kedokteran. Dengan terlaksananya kegiatan tersebut maka alat-alat kesehatan rumah sakit dapat berfungsi dengan baik sehingga pelayanan rumah sakit pun akan meningkat.

 Program peningkatan sarana dan prasarana aparatur

Program ini untuk mengakomodir kendaraan dinas, operasional pelayanan medis kemudian untuk peralatan alat-alat di gedung kantor dengan penyerapan dana anggaran sebesar 97,91%.

 Program peningkatan disiplin aparatur

Pada program ini hanya tercapai penyerapan sebesar 19,01% dari dana yang dianggarkan, karena dana hanya digunakan untuk kegiatan belanja pakaian pasien, pakaian cs dan juga petugas parkir

 Program administrasi perkantoran

Pada program ini kegiatan yang dilakukan meliputi pengadaan fotocopy, biaya cetak, pengadaan peralatan administrasi perkantoran dan juga untuk penyediaan makanan dan minuman dengan Penyerapan anggaran sebesar 116,36%

36 | L A K I P R S U D A W . S J A H R A N I E 2 0 1 7

 Program jaminan kesehatan nasional dan provinsi

Dana anggaran pada program ini disiapkan untuk pasien-pasien terlantar yang datang ke Rumah sakit A. Wahab Sjahranie. Penyerapan anggaran pada program ini sebesar 73,94% dari total dana Rp. 1.795.218.304,- yang diambil dari dana BLUD.

 Program obat dan perbekalan kesehatan

Kegiatan pada program ini meliputi pengadaan obat dan perbekalan kesehatan. Pada program ini disiapkan alokasi anggaran sebesar Rp. 90.059.047.925 namun penyerapannya melebihi dari alokasi yang disiapkan yakni sebesar Rp. 144.415.664.320 dengan penyerapan anggaran sebesar 160,36%. Hal ini dikarenakan banyaknya obat yang dibutuhkan untuk pasien-pasien dengan kasus yang spesialistik.

7. Analisis Atas Efisiensi penggunaan sumber daya

Tabel. Analisis Atas Efisiensi Penggunaan Sumber Daya

No Sasaran Strategis Indikator Capaian %

% Penyerapan Anggaran Tingkat Efisiensi 1 2 3 4 5 6=4-5 1 Meningkatkan Kapasitas Sarana Prasarana Persentase unit pelayanan yang memiliki respon time sesuai standard. 88 80,52 8,48

Sasaran 3 : Meningkatkan Sistem Manajemen Administrasi & Keuangan

1. Membandingkan antara target dan realisasi kinerja tahun ini :

Tabel . Pengukuran Sasaran Strategis 3

No INDIKATOR

KINERJA SATUAN

TAHUN 2017

Target Realisasi % Capaian

1 2 3 4 5 6

1 Persentase pelayanan yang menggunakan sistem

37 | L A K I P R S U D A W . S J A H R A N I E 2 0 1 7 rujukan

2 Respon Time administrasi dan manajemen

jam ≤ 2 20 menit 100

2. Membandingkan antara realisasi kinerja serta capaian kinerja tahun ini dengan tahun lalu dan beberapa tahun terakhir

Tabel. Realisasi Kinerja 2014 s.d. 2017

No Indikator Satuan Realisasi Tahun Peningkatan/ Penurunan 2014 2015 2016 2017 1 2 3 4 5 6 7 8 = (7-6)/6*100 1 Persentase pelayanan yang menggunakan sistem rujukan % 87,5 100 100 100 0% 2 Respon Time administrasi dan manajemen jam 3 jam 38 menit 22 menit 20 menit 20 menit 0%

Pada indikator pertama untuk rumah sakit menerima rujukan dari rumah sakit kelas C dan B , untuk penyakit-penyakit yang subspesialis dengan jumlah setiap tahunnya peningkatan karena rumah sakit umum adalah rumah sakit yang ditetapkan sebagai Rumah Sakit Rujukan Nasional dan Regional, untuk saat sekarang sudah berdatangan pasien rujukan dari kabupaten dan Provinsi luar seperti dari Provinsi Kalimantan Selatan, Ujung Pandang dan daerah Jawa yang membutuhkan pelayanan medis untuk pemeriksaan unggulan yang ada di RSUD A.W.Sjahranie. Untuk indikator ke 2 diukur dari hasil survey pemberian info tagihan yang dilakukan oleh admin di tiap ruangan. Hasil tersebut kemudian di rekap dan dihitung rata-ratanya yang menjadi nilai indikator Respon time administrasi dan manajemen.

3. Membandingkan realisasi kinerja sampai dengan tahun ini dengan target jangka menengah yang terdapat dalam dokumen perencanaan strategis organisasi;

Tabel Tingkat Kemajuan Realisasi Kinerja thd RPJMD

No Indikator Kinerja Satuan Target Akhir

RPJMD/ RENSTRA Realisasi Tingkat Kemajuan

1 2 3 4 5 6 = 5/4*100%

1 Persentase pelayanan yang menggunakan

38 | L A K I P R S U D A W . S J A H R A N I E 2 0 1 7 sistem rujukan

Respon Time administrasi dan manajemen

Jam 20 menit 20 menit 1

4. Membandingkan realisasi kinerja tahun ini dengan standar nasional;

No Indikator Kinerja Satuan Realisasi 2017 Realisasi Nasional Ket (+/-)

1 2 3 4 5 6 1 Persentase pelayanan yang menggunakan sistem rujukan % 100 100 + Respon Time administrasi dan manajemen

Jam 22 menit <2 jam +

5. Analisis Penyebab Keberhasilan/Kegagalan serta alternatif solusi

 Keberhasilan

- RSUD.A.W.Sjahranie sebagai salah satu rumah sakit Pusat Rujukan Nasional dan Regional dengan kelas type A, dan mempunyai pelayanan unggulan yang ada hanya satu di Kalimantan dengan pelayanan Kardiologi (jantung), Bedah Jantung Terbuka, Kedokteran Nuklir,Radioteraphy, Stroke Center Awang Farouk, ERCP (Erndoscopic Retrograde cholangio-Pancreatography) didukung oleh tenaga dokter subspesialis yang berkompetensi.

- Diberikannya bantuan alat kesehatan dan pembangunan gedung Instalasi Gawat Darurat (IGD) dari dana Anggaran DAK (Dana Anggaran Khusus) oleh pemerintah Pusat, untuk tahun 2017, ini dengan anggaran Rp. 149.889.910.000,- dengan serapan anggaran Rp. 119.580.241.882,-

- Perkembangan dibukanya pelayanan Sub spesialis seperti saat ini center pelayanan kedokteran nuklir yang hanya ada di Jakarta, bandung, dan Semarang, yang merupakan satu satunya center kedokteran nuklir di luar jawa dan menjadi pilihan bagi masyarakat di wilayah Indonesia bagian Timur dan Tengah.

- Pengembangan pusat layanan jantung atau Cardiac centre dimana layanan dari assemen, terapi tindakan seperti Catheterisasi Jantung hingga (Open

39 | L A K I P R S U D A W . S J A H R A N I E 2 0 1 7

heart) yang dilaksanakan disebuah unit terpadu dan Asia, dan pelayana untuk apsien kanker selain kemoterapi adalah dengan menggunakan Radioterapi yang sebelumnya dirujuk ke jawa atau Sulawesi untuk sekarang tidak lagi, serta pelayanan kedokteran Nuklir yang saat ini telah memiliki Ijin bapeten dan dilengkapi peralatan yang canggih akan segera dioperasionalkan.

- Sebagai Rumah sakit rujukan Bedah Urologi dengan alat berteknologi canggih terbaik di Indonesia.

- Pada sasaran sasaran ini dengan indikator persentase pelayanan dengan menggunakan sistem rujukan ini berjalan dengan baik karena berdasarkan regulasi dimana rumah sakit AWS adalah Rumah sakit tipe A yang hanya menerima pasien-pasien rujukan dari Rumah Sakit dari tipe B dengan kasus spesialistik dan untuk respon time dengan dukungan sistem IT untuk pelayan pasien dapat berjalan dengan baik.

 Alternative Solusi :

- Meningkatkan kualitas pelayanan dengan menambah ilmu pengetahuan dan teknologi kedokteran yang begitu berkembangnya bagi pelayanan yang sudah berjalan, untuk seluruh tenaga SDM medis dan paramedis. - Selalu mengembangkan kembali untuk pelayanan medis yang sampai saat

ini masih belum ada dan terus dikembangkan dengan pengadaan peralatan medis yang canggih dan di barengi tenaga Medis yang berkompetensi.

6. Analisis Program/Kegiatan yang menunjang keberhasilan/kegagalan

 Program peningkatan pengembangan sistem pelaporan capaian kinerja dan keuangan

Pada program ini diperuntukkan untuk evaluasi terhadap penyerapan anggaran yang dilaksanakan, dengan menggunakan audit kinerja, audit independen yang menggunakan pihak ke 2. Penyerapan anggaran pada program ini sebesar 84,92%.

40 | L A K I P R S U D A W . S J A H R A N I E 2 0 1 7

 Program peningkatan dan pengembangan pengelolaan keuangan daerah Pada program ini dilaksanakan untuk membayar honor pejabat keuangan dengan penyerapan sebesar 100%

 Program pengembangan pelayanan MDGs

Dana dianggarkan pada program ini namun masih belum ada penyerapan karena masih kerja sama dengan dinas kesehatan.

7. Analisis Atas Efisiensi penggunaan sumber daya

Tabel. Analisis Atas Efisiensi Penggunaan Sumber Daya

No Sasaran Strategis Indikator Capaian %

% Penyerapan Anggaran Tingkat Efisiensi 1 2 3 4 5 6=4-5 1 Persentase pelayanan yang menggunakan sistem rujukan % 100 70,47 29,53 2 Respon Time administrasi dan manajemen jam 100 101,81 -1,81

Sasaran 4 : Meningkatkan Sistem manajemen Pelayanan Medik & Keperawatan

1. Membandingkan antara target dan realisasi kinerja tahun ini :

Tabel . Pengukuran Sasaran Strategis 4

No INDIKATOR

KINERJA SATUAN

TAHUN 2017

Target Realisasi % Capaian

1 2 3 4 5 6

1 Indeks kepuasan masyarakat

41 | L A K I P R S U D A W . S J A H R A N I E 2 0 1 7

2. Membandingkan antara realisasi kinerja serta capaian kinerja tahun ini dengan tahun lalu dan beberapa tahun terakhir

Tabel. Realisasi Kinerja 2015 s.d 2017

No Indikator Satuan Realisasi Tahun Peningkatan/ Penurunan 2014 2015 2016 2017 1 2 3 4 5 6 7 8 = (7-6)/6*100 1 Indeks kepuasan masyarakat % 70 85 85 86 1.17

Hasil Survey Kepuasan Masyarakat (IKM) dari tahun ke tahun mengalami kenaikan dan telah dilakukan perbaikan terus menerus. Hasil IKM didapat dari survey yang dilakukan oleh tim ke pasien-pasien di unit rawat jalan, rawat inap dan IGD. Perkembangan organisasi dengan dilaksanakannya akreditasi dan mendapat sertifikat tersebut secara otomatis memperbaiki dan meningkatkan kinerja disegala unit pelayanan dengan melaksanakan pekerjaan berdasarkan standar. Pada tahun 2017, masyarakat merasa cukup puas terhadap pelayanan rumah sakit atau dapat dikatakan bahwa pelayanan di RSUD.AW.Sjahranie Samarinda adalah Baik (B) , hal ini dibuktikan dengan nilai IKM mengalami kenaikan dari 3,73 di semester 1 dan di semester 2 menjadi 3,79.

3. Membandingkan realisasi kinerja sampai dengan tahun ini dengan target jangka menengah yang terdapat dalam dokumen perencanaan strategis organisasi;

Tabel Tingkat Kemajuan Realisasi Kinerja thd RPJMD

No Indikator Kinerja Satuan Target Akhir

RPJMD/ RENSTRA Realisasi Tingkat Kemajuan

1 2 3 4 5 6 = 5/4*100

1 Indeks kepuasan masyarakat

% 90 86 95%

4. Membandingkan realisasi kinerja tahun ini dengan standar nasional;

No Indikator Kinerja Satuan Realisasi 2017 Realisasi Nasional Ket (+/-)

1 2 3 4 5 6

42 | L A K I P R S U D A W . S J A H R A N I E 2 0 1 7 kepuasan

masyarakat

5. Analisis Keberhasilan dan Kegagalan Serta Alternatif Solusi

- Secara keseluruhan pada tahun 2017 masyarakat merasa cukup puas terhadap pelayanan rumah sakit atau dapat dikatakan bahwa pelayanan di RSUD AW Sjahranie Samarinda adalah Baik (B), hal ini dibuktikan dengan nilai IKM RSUD AW Sjahranie Samarinda sebesar 3.74. Nilai IKM tahun 2071 mengalami peningkatan. Peningkatan indeks kepuasan, tidak hanya terjadi pada IKM total, tetapi pada masing-masing secara keseluruhan juga mengalami peningkatan nilai. Angka tertinggi terdapat pada Sarana,

Dokumen terkait